METOPEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
HERMAN FELANI
1602030111
i
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun selalu
menunjukkan peningkatan, hal ini seiring dengan perkembangan pelaku dunia
bisnis syariah. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi
Islam di Indonesia semakin baik, sebagai salah satu kegiatan kemasyarakatan
telah menunjukkan keberhasilan dibidang ekonomi. Perkembangan ekonomi
Islam yang ada di Indonesia identik dengan berkembangnya lembaga
keuangan syariah. Bank syariah sebagai motor utama lembaga keuangan telah
menjadi lokomotif bagi berkembangnya teori dan praktik ekonomi Islam
secara mendalam, Karim (2004). Dilihat dari sisi jumlah pelaku usaha,
komposisi jumlah pelaku usaha perbankan syariah tercatat 13 (tiga belas) unit
Bank Umum Syariah, 21 (dua puluh satu) Unit Usaha Syariah dan 167
(seratus enam puluh tujuh) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (OJK, 2017).
Grafik 1.1
Jumlah kantor tahun 2013-2017
JUMLAH KANTOR
BUS UUS BPRS
2151
1998
1990
1869
1825
590
453
446
441
439
402
344
332
320
311
(OJK, 2017)
Dari data diatas, secara umum tercatat penambahan dan pengurangan
jaringan kantor masing-masing sejumlah 151 (seratus lima puluh satu) dan 42
(empat puluh dua) jaringan kantor. Secara rinci, jumlah kantor perbankan
syariah menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan peningkatan kantor
cabang baru sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) kantor dan jumlah bank yang
mengalami peningkatan jumlah kantor cabang sejumlah 12 (dua belas) bank.
2
Sementara itu jumlah jaringan kantor BUS sebanyak 1.825 (seribu delapan
ratus dua puluh lima), UUS sebanyak 344 (tiga ratus empat puluh empat) dan
BPRS sebanyak 441 (empat ratus empat puluh satu) (OJK, 2017).
Perkembangan bank syariah baik dalam bentuk Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan rakyat Syariah
(BPRS) meskipun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2016,
pertumbuhan aset, pembiayaan yang disalurkan (PYD), dan dana pihak ketiga
(DPK) masih terjaga angka yang cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar
adalah 18,97%, 15,24% dan 19,83%. Perkembangan bank syariah harus
diimbangi dengan sebuah kinerja dari bank tersebut agar dapat mewujudkan
kepercayaan dari stakeholder atau pihak yang berkepentingan terhadap
keberlangsungan kegiatan yang mereka laksanakan. Perwujudan kepercayaan
tersebut harus dilakukan melalui pengukuran kinerja bank syariah terhadap
laporan keuangannya yang dibangun atas dasar nilai Islam (OJK, 2017).
Perkembangan aset Bank Umum Syariah dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2017 mengalami perkembangan yang cukup signifikan, seperti data
yang diambil dari Otoritas Jasa Keuangan yang disajikan sebagai berikut:
Grafik 1.2
Total Aset BUS Tahun 2013-2017
(Dalam Miliar Rupiah)
356,504
296,262
272,343
242,276
(OJK,2017).
3
Dalam Prakteknya selama ini, pengukuran atas kinerja bank syariah hanya
mampu mempresentasikan atas kinerja keuangannya saja yang salah satunya
menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings,
Liquidity). Bank syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatannya
berdasarkan prinsip syariah selama ini belum dinilai dari index kinerja Islam.
Perkembangan berbagai perusahaan yang dikendalikan oleh informasi dan
pengetahuan, membawa sebuah peningkatan perhatian pada modal intelektual
atau intellectual capital (IC). Modal intelektual merupakan salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tak
berwujud yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik
manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi, Ulum dkk
(2008). Pada perusahaan yang sudah menerapkan manajemen berdasarkan
pengetahuan, modal seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan
aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang
berdasarkan pengetahuan dan inovasi teknologi. Ini disebabkan dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat menggunakan modal
lainnya secara efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Abidin (2000), Intellectual capital masih belum dikenal secara
luas di Indonesia. Ini disebabkan, perusahaan-perusahaan di Indonesia lebih
memilih menggunakan modal konvensional dalam membangun bisnisnya
sehingga produk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Di
Indonesia sendiri jika diamati banyak merek terkenal yang tidak memproduksi
sendiri produk yang dijualnya. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya
menjual merek, ini disebabkan karena masih sedikitnya perhatian perusahaan
terhadap Intellectual capital dengan ketiga komponennya yaitu human capital,
struktural capital, dan custormer capital.
Pengukuran intellectual capital memang belum ditetapkan secara pasti.
Akan tetapi, dalam forum Organisation For Economic Cooperation and
Development (OECD) pada bulan Juni 1999 disebutkan bahwa intellectual
capital merupakan aset yang penting bagi perusahaan dalam menciptakan nilai
dan memenangkan nilai. Di Indonesia, intellectual capital diatur dalam PSAK
5
No. 19 (revisi tahun 2000) tentang Aktiva Tak Berwujud. Walaupun begitu,
intellectual capital masih belum disebutkan secara jelas. Oleh karena itu,
masih banyak perbankan syariah yang belum memberikan perhatian terhadap
pengukuran intellectual capital.
Salah satu penelitian yang menguji hubungan IC dengan kinerja
perusahaan dilakukan oleh Firer dan Williams pada tahun 2003. Mereka
menguji hubungan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) dengan
kinerja perusahaan di Afrika Selatan. Hasilnya mengindikasikan bahwa
hubungan antara efisiensi dari VAIC dan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan
(profitabilitas, produktivitas, dan market valuation) secara umum adalah
terbatas dan mixed. VAIC merupakan pengukuran secara tidak langsung
dengan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil
dari kemampuan intelektual perusahaan. Komponen dalam VAIC yaitu
Physical capital (VACA), Human Capital (VAHU), dan Structural Capital
(STVA).
Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan dalam
pembentukan kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan
untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997). Semakin tinggi nilai intellectual
capital yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan untuk mencapai profitabilitas (Maheran dan Amin, 2009).
Selain menggunakan indikator kinerja konvensional, kinerja keuangan
syariah juga harus diukur dari segi tujuan syariah. Dengan demikian dapat
diketahui apakah kinerja atau aktivitas yang dijalankan sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Lembaga keuangan syariah tidak hanya memperhatikan
kebutuhan finansial berbagai macam stakeholder, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana suatu lembaga menjalankan bisnisnya dan mengukur
seluruh aktivitas mereka tetap dalam koridor syariah (Hameed et al, 2004).
Menurut Suyanto (2006) pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan
usaha perbankan syariah memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
perbankan syariah dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Falikhatun dan
Assegaf (2012) menyatakan bahwa implementasi prinsip-prinsip syariah pada
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan (ROA) bank umum syariah periode 2013-2018?
2. Apakah profit sharing ratio berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan (ROA) bank umum syariah periode 2013-2018?
10
C. Batasan Masalah
Guna memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dan agar penelitian
dilaksanakan secara fokus maka perlu adanya batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan aset bank syariah yang mana
semakin meningkat secara signifikan pada setiap tahunnya. Di suatu
perusahaan terdapat dua sumber aset yaitu aset berwujud (tangible asset)
dan aset tak berwujud (intangible asset). Dalam hal ini peneliti fokus
dalam penelitian aset tak berwujud pada bank umum syariah. Sebagian
peneliti menyebut bahwa intellectual capital aset tak berwujud adalah
sama dan seringkali saling menggantikan (Ulum, 2009).
2. Selain itu peneliti juga terfokuskan untuk melakukan penelitian terhadap
keenam rasio dalam islamicity performance index diantaranya profit
sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio,
directors-employees welfare ratio, islamic investment vs non islamic
investmen ratio dan islamic income vs non islamic income ratio.
3. Kinerja keuangan atau profitabilitas perusahaan sebagai variabel Y
(dependen) dalam penelitian ini di ukur melalui indikator Return On
Asset (ROA).
11
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dijelaskan pengaruh intellectual capital,, profit
sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, directors-
employees welfare ratio, islamic investment vs non-islamic investment ratio,
dan islamic income vs non islamic income ratio terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umum syariah periode 2013-2017.
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris dengan data,
Sugiyono (2012).
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Value Added Human Capital terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umu syariah periode 2013-2017.
24
jika aset bersih bank semakin tinggi, maka tentunya akan membayar
zakat yang semakin tinggi pula.
Penelitian Amirah dan Raharjo (2014) menyebutkan bahwa alokasi
zakat berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan
syariah. Rhamdhani (2016) menyebutkan juga bahwa Zakat memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Zakat Performance
Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, Dewanata
et al.(2016). Hasil tersebut menunjukkan bahwa bank umum syariah
dengan tingkat pembayaran zakat yang tinggi cenderung akan
memperoleh laba yang tinggi pula, sehingga akan meningkatkan kinerja
bank umum syariah.
H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan zakat performance
ratio terhadap kinerja keuangan bank umum syariah.
4. Pengaruh equitable distribution ratio terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umu syariah periode 2013-2017.
Equitable distribution ratio merupakan indikator pelaksanaan prinsip
syariah, dimana menekankan adanya keadilan dengan pemerataan
pendapatan. Rasio ini diketahui besar rata-rata distribusi pendapatan ke
sejumlah stakeholder yaitu, pemegang saham, masyarakat, karyawan,
dan perusahaan. Rasio ini dipresentasikan oleh jumlah qard dan dana
kebajikan, upah karyawan, dividen, dan laba bersih. Rata-rata distribusi
kepada setiap pemangku kepentingan kemudian dibandingkan dengan
total pendapatan setelah dikurangi zakat dan pajak (Khasanah, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Maisaroh (2015) menyebutkan
bahwa equitable distribution ratio secara parsial berpengaruh positif
terhadap ROA. Penelitian ini juga didukung oleh Sebtianita dan
Khasanah (2015) dan Dewanata et. al, (2016) yang menyebutkan bahwa
equitable distribution ratio berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Equitable Distribution
Ratio tidak menentukan dalam peningkatan kinerja bank umum syariah.
Ibrahim et. al. (2003) menyatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip
syariah akan meningkatkan kinerja keuangan bank syariah. Namun
27
ZPR = Zakat
Net Asset
d. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
42
b) Kriteria Pengujian
Jika thitung <ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak
c) Kriteria signifikan sebagai berikut :
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 95%. Dikatakan signifikan apabila α ≤ 0,05.
d) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
H0 : β3 ≤ 0 : zakat performance ratio tidak berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah.
Ha : β3 > 0 : zakat performance ratio berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah.
b) Kriteria Pengujian
Jika thitung <ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak
c) Kriteria signifikan sebagai berikut :
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 95%. Dikatakan signifikan apabila α ≤ 0,05.
d) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
4) Pengujian Hipotesis Keempat
a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
H0 : β4 ≤ 0 : Equitable Distribution Ratio tidak berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah.
Ha : β4 > 0 : Equitable Distribution Ratio berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah.
46
b) Kriteria Pengujian
Jika thitung <ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak
c) Kriteria signifikan sebagai berikut :
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 95%. Dikatakan signifikan apabila α ≤ 0,05.
d) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
5) Pengujian Hipotesis Kelima
a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
H0 : β5 ≤ 0 : Directors-Employees Welfare Ratio tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank
Umum Syariah.
Ha : β5 > 0 : Directors-Employees Welfare Ratio berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank Umum Syariah.
b) Kriteria Pengujian
Jika thitung <ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak
c) Kriteria signifikan sebagai berikut :
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 95%. Dikatakan signifikan apabila α ≤ 0,05.
d) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
6) Pengujian Hipotesis Keenam
a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
H0 : β6 ≤ 0 : Islamic Income Vs Non Islamic Income Ratio tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank
Umum Syariah.
47
DAFTAR PUSTAKA
A. C. Murti, Analisa Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).
Abidin (2000), Pelaporan MI:“Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”,
Media Akuntansi, Edisi 7, Thn. VIII, pp. 46-47
Aisjah, S., & Hadianto, A. E. 2013. Performance Based Islamic Performance
Index (Study on the Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah
Mandiri). Asia-Pacific Management and Business Application, 2(2), 98-
110.
Amirah dan raharjo, teguh budi. 2014. Pengaruh alokasi dana zakat terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah.Seminar nasional dan call for paper
program studi akuntansi-FEB UMS, 25 Juni 2014.
Bontis, N W.C.C. Keow, S. Richardson. 2000. “Intellectual capital and business
performance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual Capital.
Vol. 1 No. 1. pp. 85-100. available online: www.citeseerx.ist.psu.edu
(accessed January 2009)
Brigham, E.F. dan Houtson, J.F. (2001). Manajemen Keuangan. (Dodo Suharno
dan Hermawan Wibowo. Terjemahan). Jakarta: Erlangga
Brooking, A. (1996). Intellectual Capital: Core Assets for the Thirtd Mil-
Lennium, Enterprises Thomson Business Press, London, United
Kingdom.
Cahyani, R.I, S. Widiarti, Tara, Ferdiana, J.L. 2015. Pengaruh intellectua capital
terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal riset akuntansi dan perpajakan. Vol. 2, No.
1. Hal 1-18.
Dewanata, P., Hamidah, Ahmadm GN. 2016. The Effect Of Intellectual Capital
and Islamicity Performance Index to the Performance of Islamic Bank in
Indonesia 2010-2014 Periods. JRMSI. Vol.7.
Edvinsson, L. And Malone, M. (1997). Intellectual Capital: Realizing Your
Company’s True Value by Finding Its Hidden Brainpower.
HarperCollins. New York.
49
Maheran, Nik dan Amin, Khairu.2009. Intellectual Capital Efficiency and Firm’s
Performance: Study on Malaysian Financial Sectors. International
Journal of Economics and Finance August, Vol. 1, No.2.
Meilani, S. E. R., Andraeny, D., & Rahmayati, A. 2016. Analisis kinerja
perbankan syariah di Indonesia dengan menggunakan pendekatan
islamicity indices.
Meisaroh, Siti. 2015. “Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity Performance
Index terhadap Profitability Perbankan Syariah Indonesia”. Jurnal
Fakultas Ekonomi UIN Malang.
Mulyadi, “Akuntansi Pembiayaan Mudharabah dan Rekayasa:, Edisi ketiga, STIE
YKPN, Yogyakarta, 2001.
Pulic, A. (1998). Measuring the performance of intellectual potential in
knowledge economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word
Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the
Austrian Team for Intellectual Potential.
Purnasanti, A. M., et al. 2014. “Analisis Faktor– faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)” Simposium Nasional
Akuntansi XVII Lombok.
Puspitosari, I. 2016. Modal Intelektual dan Kinerja Keuangan dengan
Menggunakan Islamicity Performance Index pada Umum Syariah.
HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, Vol 13 No 2, 248-270.
Rosadi, Dedi. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
Eviews,(Yogyakarta: Andi Offset, 2012), h. 61.
Sangkala. Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya
Saing Perusahaan. Jakarta: YAPENSI. 2006.
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2002), h. 206.
Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005), h. 123
Sawarjuwono T dan Agustine Prihatin Kadir, Intellectual Capital: Perlakuan,
Pengukuran danPelaporan (Sebuah Library Research), Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol 5, No. 1, 2003, h.35-57.
51