Anda di halaman 1dari 4

Pelajaran bahasa Indonesia bukan lagi pelajaran yang asing bagi pelajar maupun mahasiswa.

Sejak
bangku sekolah dasar kita sudah mempelajari bahasa Indonesia. Bahkan sampai kuliah kita masih
menemui pelajaran bahasa Indonesia, hanya saja substansi yang dibawakan berbeda dan semakin
kompleks. Dalam perkuliahan, materi pembelajaran bahasa Indonesia yang sudah diberikan antara
lain adalah Sejarah Bahasa Indonesia ,Penalaran dalam Bahasa ,dan Penulisan Karya Ilmiah.
Bahasa Indonesia juga memiliki peranan penting dalam bernegara karena merupakan Bahasa resmi
yang diakui oleh negara. Oleh karena itu, bahasa Indonesia selalu menjadi pelajaran wajib mulai
dari sekolah dasar bahkan sampai bangku kuliah. Bahkan kewajiban pelajaran bahasa Indonesia
diatur dalam UU nomor 2 tahun 1989; UU nomor 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan
Nasional”

Pelajaran bahasa Indonesia dimulai dengan memahami sejarah bahasa Indonesia itu sendiri.
Sejarah bahasa Indonesia dimulai sejak zaman dahulu tepatnya pada saat wilayah nusantara masih
diisi oleh kerajaan-kerajaan. Dari sekian banyaknya kerajaan yang ada, kerajaan yang berbahasa
Melayu merupakan kerajaan yang menguasai perdagangan dan sering berinteraksi dengan
kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Seiring perkembangan zaman bahasa Melayu semakin diakui
dan diterima oleh berbagai suku. Selain itu bahasa Melayu mudah dipahami, dan juga bahasa yang
demokratis dimana tidak ada pembedaan penggunaan bahsa terhadap kelas tertentu, serta memiliki
sifat reseptif, yaitu mudah menerima masukan dari bahasa lain baik bahasa daerah maupun bahasa
asing.

Maka pada tanggal 28 Oktober 1928, pemuda dari seluruh pelosok nusantara berkumpul dan
mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi bahwasannya bahasa Indonesia diakui dan dihormati
untuk kemudian menjadi bahasa pemersatu di wilayah Nusantara dan juga merupakan bahasa
nasional. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia menjadi bahasa Negara dan
diatur dalam UU 1945 Bab XV, pasal 36.

Dapat disimpulkan dari penjabaran diatas, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki
beberapa fungsi yaitu, sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat
pemersatu bangsa, dan alat penghubung antardaerah dan antarbudaya. Selain itu dalam fungsinya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut yaitu, bahasa resmi
negara, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat penghubung pada tingkat nasional,
serta alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Oleh karena itu, bahasa
Indonesia diajarkan terus menerus bahkan sampai bangku perkuliahan. Bahasa Indonesia
menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan dan juga nantinya saat bekerja bukan hanya lisan,
tetapi dalam hal penulisan juga harus diperhatikan.

Mengingat pentingnya peranan bahasa Indonesia maka bahasa Indonesia juga memiliki ragam
bahasa baku selain dari ragam bahasa sehari-hari. Pembakuan bahasa dilakukan untuk
memberikan dasar atau patokan bahasa yang benar, yang berlaku untuk suatu bahasa. Di
Indonesia, pembakuan bahasa dilaksanakan oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa (P3B). Tidak menutup kemungkinan pihak lain, seperti penerbit,
media massa, dan perguruan tinggi mempunyai gaya selingkung, tetapi tetap mengacu pada
pembakuan yang ditetapkan oleh P3B.

Fungsi utama pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi agar mahasiswa mampu
mneggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikan pendapatny secara
objektif dan berkarya. Salah satu ragam bahasa yang harus dikuasi oleh mahasiswa adalah ragam
bahasa ilmiah, yakni bahasa yang baku dan lugas agar pikiran yang disampaikan secara objektif
dalam segala bentuk tulisan ilmiah tidak bercampur dengan pikiran subjektif penulis. Untuk itu
mahasiswa dituntut beberapa kemampuan, yaitu pengetahuan tentang apa yang akan ditulis yang
menyangkut isi tulisan dan bagaimana menuliskannya, yang menyangkut aspek-aspek
kebahasaan dan teknik penulisan. Semua ini erat hubungannya dengan proses berpikir yang
menyangkut memilih topik, membatasi topik, mengembangkan pikiran, menyajikannya dalam
kalimat dan paragraf yang disusun secara logis dan sistematis.

Setelah materi sejarah bahasa Indonesia, dilanjutkan dengan materi penalaran dalam bahasa,
yang dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir sistematis untuk memperoleh kesimpulan.
Salah satu bentuk penalaran adalah dengan melakukan klasifikasi yang artinya memilah-milah
atau mengelompokan dan menghubungkan bahan-bahan penulisan, data, dan hasil kesimpulan.
Klasifikasi sendiri memiliki beberapa syarat ,yaitu logis dan konsisten, diterapkan secara
menyeluruh, dan lengkap yaitu data yang digunakan harus lengkap.

Penalaran dalam bahasa dikelompokan berdasarkan fungsi dan peruntukannya seperti penalaran
induktif dan deduktif. Selanjutnya, Penalaran induktif ( khusus-umum) dibagi lagi menjadi
Generalisasi, menjelaskan secara umum dan mencari kesamaan dari jenis yang disebutkan dan
mengenelarisirnya diakhir paragraf, Analogi, membandingkan suatu gagasan dengan gagasan
lain yang memiliki hubungan dan derajat yang sama, Kausalitas, penalaran dengan
menyebutkan dan menghubungkan hubungan sebab-akibat dan akibat-sebab terkait suatu hal.
Setelah itu kita masuk ke penalaran deduktif (umum-khusus) yang dibagi menjadi, Silogisme,
menyimpulkan dari umum ke khusus ke kesimpulan,dan Entimen, yang berarti meluaskan
kesimpulan silogisme beserta alasannya. Dalam praktiknya penalaran dalam berbahasa
digunakan untuk menentukan jenis dan kerangka paragraf agar isi paragraf lebih terarah dan
efisien serta mampu menerapkan pola pikir ilmiah kedalam bentuk kalimat dan tulisan. Untuk
mencapai penalaran bahasa yang baik, perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut,
memperhatikan kesalahan bernalar, menjunjung kebenaran sebagai dasar penelitian, dan
memenuhi syarat-syarat kebenaran ilmiah ( koherensi ,koresponden, pragmatis, serta kesimpulan
yang didasarkan dengan melakukan penelitian.

Setelah memahami esensi sejarah dan penalaran dalam berbahasa Indonesia, dilanjutkan dengan
materi penulisan karya ilmiah yang menjadi fokus utama pembelajaran bahasa Indonesia di
perguruan tinggi. Sebelum memulai materi karya tulis ilmiah terlebih dahulu mahasiswa harus
memahami penggunaan ragam bahasa baku, dan juga pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
(PUEBI). Selain itu penggunaan kalimat efektif juga harus sudah dikuasai oleh mahasiswa.

Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang bersifat keilmuan, yang disusun secara sistematis
berdasarkan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah dan metode ilmiah.
Penulisan karya tulis ilmiah menjadi tujuan akhir dari setiap akademisi. Karya tulis ilmiah bisa
berupa makalah, laporan penelitian, dan artikel/paper. Karya tulis ilmiah haruslah bersifat ilmiah
dan mampu dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ciri-ciri karya tulis ilmiah yaitu, objektif,
netral, logis, sistematis, dan menyajikan fakta.

Ada beberapa tahapan penelitian yang harus dilakukan sebelum membentuk karya tulis ilmiah
yaitu, tahap persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian, pemeriksaan atau penyuntingan,
dan penyajian. Hal pertama yang harus dilakukan adalah tahap persiapan. Pada tahap ini langkah
yang harus dilakukan adalah menentukan topik yang akan ditulis dan menentukan judul, serta
batasan-batasan permasalahan penelitian, dan kerangka tulisan. Pada tahap ini kita mulai
merancang hipotesis yang mungkin terjadi dan menjadikannnya suatu rumusan masalah
Kemudian kita masuk ke tahap pengumpulan data. Hal yang bisa dilakukan antara lain yaitu,
melalui inferen dan pengalaman , deduktif dari suatu teori, observasi , bisa langsung ataupun
melalui bedah sumber pustaka, menelaah kebijakan-kebijakan, dan membaca laporan penelitian.
Setelah tahap persiapan sudah dilakukan dilanjutkan dengan pengorganisasian. Pada tahap ini
kita harus bisa menyusun urutan karya tulis ilmiah seusai aturan yang berlaku serta melakukan
analisis data dan mulai menysun kesimpulan. Langkah selnajutnya adalah pemeriksaan atau
penyuntingan, yaitu melakukan pengecekan kembali apakah data-data, tahapan dan juga metode
yang digunakan sudah benar dan berjalan sesuai tujuan yang diinginkan tercapai atau belum.
Langkah yang terakhir adalah tahap penyajian, disini hasil dari penelitian dijadikan suatu karya
ilmiah yang sesuai dengan aturan dan siap dipublikasikan melalui jurnal ilmiah ataupun seminar.

Anda mungkin juga menyukai