Oleh :
Kelompok 8 (2B)
2018
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan satu atau beberapa komponen dalam suatu
campuran larutan dengan menggunakan “immiscible solvent” yang akan melarutkan
komponen tertentu. Ekstraksi digunakan untuk campuran larutan yang memiliki titik
didih yang berdekatan sehingga sulit untuk dipisahkan secara distilasi atau untuk
komponen yang sensitif terhadap panas.
b. Tujuan
Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair dengan menggunakan
alat sederhana (corong pisah) dan pada kolom berpacking.
Memahami perpindahan masa yang terjadi dalam kolom ekstraksi dan menentukan
koefisien perpindahan massa.
Mempelajari pengaruh laju alir terhadap koefisien perpindahan massa.
II. DASAR TEORI
Ekstraksi merupakan suatu proses dimana satu atau lebih komponen dipisahkan secara
selektif dari suatu cairan atau campuran padat, umpan, dengan menggunakan pelarut yang larut
dalam fluida. (Zurich, 2014) Hasil dari ekstraksi ialah ekstrak atau bahan yang sengaja
dipisahkan dari umpan. Sedangkan residunya disebut rafinat atau sisa (ampas) bahan baku yang
telah diambil ekstraknya. Proses ekstraksi dilakukan di sebuah ekstraktor dengan media
ekstraksi yang disebut solvent. Solvent biasanya berupa cairan. Jenis ekstraksi berdasarkan
umpannya ada ekstraksi padat – cair dan ekstraksi cair – cair. Ekstraksi cair – cair merupakan
ekstraksi yang pelarut dan umpannya berfasa cair. (Setyawan, 2013)
Hal yang mendasari pemilihan ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:
Dalam proses ekstraksi, diperlukan pelarut untuk mengambil ekstrak dari suatu umpan.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pelarut ialah:
Berdasarkan sifat solven dan diluen, sistem ekstraksi dapat dibedakan menjadi 2 yakni
immiscible extraction dan partially miscible. Immiscible extraction ialah ekstraksi yang solven
dan diluennya tidak saling larut, sedangkan partially miscible ialah ekstraksi yang
memungkinkan solven dan diluennya saling larut sebagian. Namun keduanya tetap heterogen
sehingga dapat dipisahkan antara fase diluen dan solvennya.
(sumber: dikapmn.wordpress.com)
Prinsip ekstraksi cair – cair didasarkan pada pemisahan komponen dengan perbedaan
kelarutan. Ekstraksi cair – cair digunakan untuk memisahkan suatu senyawa atay lebih
menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur. Senyawa akan terdistribusi diantara
dua fase sesuai dengan derajat kelarutannya yang kemudian masing – masing jenuh dan
terjadi pemisahan. (kumala, 2011)
Keuntungan Kerugian
Pelarut sedikit namun perolehan substansi Tidak dapat menggunakan zat yang
cukup banyak termolabil
Peralatan sederhana, cepat dan selektif Dapat terbentuk emulsi pada saat
pengocokan sehingga pemisahannya tidak
jelas
Koefisien Distribusi
Diasumsikan bahwa kesetimbangan berada antara dua fasa. Pada konsentrasi rendah,
𝑦 = 𝑘𝑥
Neraca Massa
Efisiensi Ekstraksi
∆𝑥1 − ∆𝑥2
=
𝑙𝑛 (∆𝑥1 /∆𝑥2 )
Keterangan:
Gojog ± 5 menit
Jalankan pompa
TCE dan set Setelah tinggi air Jalankan pompa
bukaan pompa mencapai puncak unggun air dan isi kolom
TCE pada laju alir packing, kurangi laju alir laju alir tinggi.
0,2 liter/menit. sampai 0,2 liter/menit.
Volume Titran
No Laju Alir ( mL/menit) (mL)
Rafinat Ekstrak
1 2 11.5
2 2 1.5
3 200 1 2
4 0.5 0.5
5 2.1 0.2
Tabel 4.2 Hasil Titrasi Ekstraksi cair-cair secara kontinyu
Umpan 13.7
V. PENGOLAHAN DATA
Penentuan Koefisien Distribusi
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 16 mL x 0.1 M
16 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.16 M
10 𝑚𝐿
Fasa Ekstrak
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 22 mL x 0.1 M
22 𝑚𝐿 𝑥 0.1 𝑀
M1 = = 0.22 M
10 𝑚𝐿
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 15 mL x 0.1 M
15 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.15 M
10 𝑚𝐿
Fasa Ekstrak
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 21 mL x 0.1 M
21 𝑚𝐿 𝑥 0.1 𝑀
M1 = = 0.21 M
10 𝑚𝐿
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 9 mL x 0.1 M
9 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.009 M
10 𝑚𝐿
Fasa Ekstrak
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 14 mL x 0.1 M
14 𝑚𝐿 𝑥 0.1 𝑀
M1 = = 0.14 M
10 𝑚𝐿
4) Volume asam propionat = 2 ml
Fasa Rafinat
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 4 mL x 0.1 M
4 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.004 M
10 𝑚𝐿
Fasa Ekstrak
V1 x M1=V2 x M2
11.5 𝑚𝐿 𝑥 0.1 𝑀
M1 = = 0.115 M
10 𝑚𝐿
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 2 mL x 0.1 M
2 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.002 M
10 𝑚𝐿
Fasa Ekstrak
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 7 mL x 0.1 M
7 𝑚𝐿 𝑥0.1 𝑀
M1 = = 0.007 M
10 𝑚𝐿
0.2
y = 0.8662x + 0.0821
0.15
Ekstrak
R² = 0.6863
0.1
0.05
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Rafinat
Y = 0.8662x + 0.0821
30 𝑚𝐿 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑜𝑛𝑎𝑡
= 1%
3000 𝑚𝐿 𝑇𝐶𝐸
10
= 73 x 1 L
M= 0.14 𝑀
Titrasi Ekstrak
1) Ekstrak-1
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 11.5 mL x 0.1 M
11.5 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.115 M
10 𝑚𝐿
2) Ekstrak-2
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 16 mL x 0.1 M
1.5 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.015 M
10 𝑚𝐿
3) Ekstrak-3
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 2 mL x 0.1 M
2 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.02 M
10 𝑚𝐿
4) Ekstrak-4
V1 x M1=V2 x M2
0.5 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.005 M
10 𝑚𝐿
5) Ekstrak-5
V1 x M1=V2 x M2
0.2 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.002 M
10 𝑚𝐿
Titrasi Rafinat
1. Rafinat-1
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 2 mL x 0.1 M
2 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.02 M
10 𝑚𝐿
2. Rafinat-2
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 2 mL x 0.1 M
2 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.02 M
10 𝑚𝐿
3. Rafinat-3
V1 x M1=V2 x M2
10 mL x M1= 1 mL x 0.1 M
1 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.01 M
10 𝑚𝐿
4. Rafinat-4
V1 x M1=V2 x M2
0.5 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.005 M
10 𝑚𝐿
5. Rafinat-5
V1 x M1=V2 x M2
2.1 𝑚𝐿 𝑥 0.1𝑀
M1 = = 0.021 M
10 𝑚𝐿
\
Konsentrasi (M)
No
Umpan Rafinat Ekstrak
1 0.02 0.115
2 0.02 0.015
3 0.14 0.01 0.02
4 0.005 0.005
5 0.021 0.002
Tabel 5.2 Penentuan Konsentrasi dalam Rafinat dan Ekstrak
Vo (X1 – X2) = Vw (Y1 – 0) = Kecepatan Perpindahan Massa
Sampel-1
1) Ektrak-1
Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.115 – 0) mol/L
= 0.023 mol/menit
2) Rafinat - 1
Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.14– 0.02) mol/L
= 0.024 mol/menit
Sampel-2
3) Ektrak-2
Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.015 – 0) mol/L
= 0.003 mol/menit
4) Rafinat -2
Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.14 – 0.02) mol/L
= 0.024 mol/menit
Sampel-3
5) Ektrak-3
Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.02 – 0) mol/L
= 0.004 mol/menit
6) Rafinat-3
Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.14 – 0.01) mol/L
= 0.026 mol/menit
Sampel-4
7) Ektrak-4
Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.005– 0) mol/L
= 0.001 mol/menit
8) Rafinat -4
Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.14 – 0.005) mol/L
= 0.027 mol/menit
Sampel-5
9) Ektrak-5
Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.002 – 0) mol/L
= 0.004 mol/menit
10) Rafinat -5
Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.14 – 0.021) mol/L
= 0.024 mol/menit
= 20404.6149 cm3
= 20.40 L
Koefisien Perpindahan Massa
Sampel-1
Driving force rata-rata (DFav)
(∆𝑋1 − ∆𝑋2 )
log[𝐷𝐹𝑎𝑣 ] =
∆𝑋
ln( 1⁄∆𝑋 )
2
0.024
= = 1.039 x 10-3
20.40 × 1.132
Sampel-2
Driving force rata-rata (DFav)
(∆𝑋1 − ∆𝑋2 )
log[𝐷𝐹𝑎𝑣 ] =
∆𝑋
ln( 1⁄∆𝑋 )
2
0.014
= = 6.062x 10-4
20.40 × 1.151
Sampel-3
Driving force rata-rata (DFav)
(∆𝑋1 − ∆𝑋2 )
log[𝐷𝐹𝑎𝑣 ] =
∆𝑋
ln( 1⁄∆𝑋 )
2
0.015
= = 6.582 x 10-4
20.40 × 1.117
Sampel-4
Driving force rata-rata (DFav)
(∆𝑋1 − ∆𝑋2 )
log[𝐷𝐹𝑎𝑣 ] =
∆𝑋
ln( 1⁄∆𝑋 )
2
0.014
= = 6.256 x 10-4
20.40 × 1.097
Sampel-5
Driving force rata-rata (DFav)
(∆𝑋1 − ∆𝑋2 )
log[𝐷𝐹𝑎𝑣 ] =
∆𝑋
ln( 1⁄∆𝑋 )
2
0.014
= = 5.94 x 10-3
20.40 × 1.156
Ekstraksi cair – cair merupakan salah satu metode pemisahan zat yang
terdiri dari 2 atau lebih zat dengan fasa cair. Pada ekstraksi cair – cair, pelarut
harus memiliki kemampuan melarutkan salah satu zat saja dengan tujuan agar
terjadi pemisahan.
Pada praktikum ekstraksi cair – cair kali ini, campuran yang ingin
dipisahkan ialah TCE dan asam propionat. Untuk memeroleh asam propionat
sebaga ekstrak yang diinginkan digunakan pelarut berupa air untuk memisahkan
campuran asam propionat dengan TCE. Penggunaan air sebagai pelarut
didasarkan pada syarat dari pelarut yakni tidak beracun daan tidak berekasi
dengan zat maupun material alat. Selain itu penggunaan air sebagai pelarut karena
asam propionat memiliki kelarutan di dalam air lebih besar dibanding di dalam
TCE.
Proses ekstraksi cair – cair dilakukan secara batch dan kontinyu. Proses
secara batch dilakukan untuk memperoleh koefisien distribusi. Proses batch
dilakukan dengan membuat campuran di dalam corong pisah dengan komposisi
air 50 mL ditambah dengan TCE 50 mL dan dengan tambahan asam propionat
dengan variasi volume 1 sampai 4 mL. Setelah semua komposisi dimasukan ke
corong pisah dilakukan pengocokan selama 5 menit dan didiamkan selama 10
menit sehingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berupa ekstrak air dan asam
propionat sedangkan dibagian bawah berupa TCE. Hal ini didasarkan pada berat
jenis TCE yang lebih besar daripada asam propionat dan air juga seperti yang
sudah dipaparkan sebelumnya, kelarutan asam propionat lebih besar di dalam air
daripada di dalam TCE.
Selain proses ekstraksi cair – cair secara batch, dilakukan ekstraksi dengan
proses kontinyu menggunakan kolom berpacking setinggi 114 cm dan keliling
15.1 cm. Proses ini diawali dengan mengisi penuh kolom dengan air dengan
tujuan agar saat umpan masuk langsung terjadi kontak dengam air sehingga
langsung terjadi proses pemisahan. Air masuk dari kolom bagian bawah dan
umpan berupa campuran asam dan TCE dialirkan dari atas. Setelah terjadi kontak,
TCE terus mengalir melewati kolom menuju ke dasar kolom dan air dengan
campuran asam berada di puncak kolom. Tujuan penggunaan kolom berpacking
ialah untuk memperbanyak kontak antara umpan dengan pelarutnya sehingga
asam yang dipisahkan menjadi lebih banyak. Semakin panjang kolom semakin
besar pula kontak antara pelarut dan umpan membuat semakin banyak asam yang
mampu di ekstrak. Laju alir yang digunakan selama proses berlangsung baik air
maupun umpan ialah 200 cm3/menit. Proses dilakukan selama 50 menit dengan
pengambilan sampel setiap 10 menit.
Koefisien Perpeindahan
No
Massa
1 1,018 × 10-3
2 0,592 × 10-3
3 0,658 × 10-3
4 0,626 × 10-3
5 0,518 × 10-3
Dinda Nurhalizzah (171411041)
Kami melakukan dua jenis ekstraksi cair-cair, yaitu secara kontinyu dan
secara batch.
Secara Kontinyu
Hal yang pertama kali kami lakukan ialah manyalakan seperangkat alat
ekstraksi cair-cair dengan menyalakan tombol on. Setelah itu, kami menyalakan
dan membuka keran pompa air, kemudian air akan memenuhi kolom ekstraksi
berpacking dengan tinggi 114 cm dan diameter sebesar 15,1 cm hingga tanda
batas merah. Fungsi dari packing stainless-steel ini untuk memperluas kontak
feed dengan pelarutnya (air). Kami menggunakan bahan baku sebanyak 3 liter
TCE dan 30 mL asam propionat yang dicampurkan di dalam ember sebagai tangki
feed. Selang diletakkan di dalam tangki feed supaya feed yang merupakan
campuran TCE dan asam propionat dipompakan oleh pompa ke dalam kolom
ekstraksi. Selanjutnya, kami menghitung waktu dengan stopwatch dan
mengambil sampel sebanyak 10 mL rafinat dan 10 mL ekstrak sebanyak 5 kali
dengan selang waktu 10 menit, jadi total waktu percobaan yang kami lakukan
yakni 50 menit (5 run). Laju alir yang digunakan adalah sebesar 200 cm3/menit
(laju alir air dan feed sama) tanpa ada variasi laju alir, karena kami hanya
membuat variasi waktu (10, 20, 30, 40, dan 50 dalam satuan menit).
Beberapa sampel rafinat dan ekstrak yang kami dapatkan lalu dititrasi
dengan NaOH 0,1 M dan beberapa tetes indikator PP hingga berwarna merah
muda yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam. Setelah didapatkan
data volume titer NaOH lalu dilakukan pengolahan data untuk menentukan
koefisien perpindahan massa pada setiap variasi waktu. Berikut merupakan tabel
hasil perhitungan koefisien perpindahan massa :
Koefisien
Waktu
Run Perpindahan
(menit)
Massa
1 10 1,018 × 10-3
2 20 0,592 × 10-3
3 30 0,658 × 10-3
4 40 0,626 × 10-3
5 50 0,518 × 10-3
Berdasarkan teori, semakin besar laju alir yang digunakan, semakin kecil
pula koefisien perpindahan massanya serta berlaku juga sebaliknya. Hal ini
berarti belum tentu laju alir yang besar membuat perpindahan massa pada proses
ekstraksi cair-carir ini menjadi efektif. Hal ini disebabkan karena terdapat titik
banjir yang merupakan batas maksimum dari bahan yang dapat dimasukkan ke
dalam kolom yang menyebabkan salah satu fasa terbendung oleh fasa lainnya.
Secara Batch
Dalam percobaan ekstraksi secara batch ini kami membuat 5 variasi komposisi
asam propionat sebanyak 1-5 mL di dalam larutan dengan volume TCE sebanyak
50 mL dan pelarut air sebanyak 50 mL. Larutan yang akan diekstraksi
dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu digojog kurang lebih 5 menit tiap run-
nya serta didiamkan selama 10 menit. Kemudian, diambil sampel rafinat dan
ekstrak pada setiap run-nya. Berikut merupakan rincian komposisi asam
propionat dalam 50 mL air dan 50 mL TCE :
Y = 0.8662x + 0.0821
Dari persamaan garis di atas, didapatkan nilai slope yang berarti juga nilai
koefisien distribusi yaitu sebesar 0,8662.
Konsentrasi (M)
No
Umpan Rafinat Ekstrak
1 0.163 0.02 0.115
2 0.02 0.015
3 0.01 0.02
4 0.005 0.005
5 0.021 0.002
Selanjutnya, apabila sudah dilakukan proses ekstraksi secara batch
menggunakan corong pisah dengan variasi konsentrasi asam propionat, dilakukan
penggojogan selama 5 menit corong pisah berisi campuran asam propionate, air dengan
TCE .Hal ini dilakukan dengan tujuan agar homogenitas meningkat. Kemudian
didiamkam selama waktu tunggu 10 menit. Waktu tunggu ini merupakan waktu dimana
kedua komposisi dalam Corong pisah akan terekstraksi(terbentuk dua lapisan). Lalu,
dilakukan pengambilan sampel pada umpan serta untuk masing masing ekstrak dan
rafinat sebanyak 10 mL yang mana serta merta dihitung konsentrasinya. Berikut
perolehan konsentrasinya.
Yang mana kemudian dibuat kurva dan slope dari kurva tersebut merupakan
Koefisien Distribusi, didapat Koefisien Distribusi sebesar 0.8662.
Berdasarkan data pengamatan, volume titran NaOH yang dibutuhkan oleh ekstrak
selalu lebih banyak dibandingkan dengan rafinat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
asam propionat yang berpindah ke air sehingga konsentrasi asam propionate di ekstrak
akan semakin besar dibandingkan dengan konsentrasi asam propionat di rafinat.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum Ekstraksi cair-cair antara TCE-Asam propionat dan air ini didapat
hasil sebagai berikut :
1) Didapat persamaan garis y = 0.8662x + 0.0821 dengan Koefisien Distribusi
sebesar 0.8662
2) Driving force rata-rata, volume packing , dan nilai koefisien perpindahan massa
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Laju Alir Volume Packing Driving Force Koefisien
(mL/menit) (L) Rata-rata Perpindahan Massa
Mirwan, Agus. 2013. “Kerberlakuan Model HB-GFT Sistem n-Heksana – Mek – Air Pada
Ekstraksi Cair-Cair Kolom Isian” Jurnal Teknik Kima. Progam Studi Teknik Kimia Universitas
Lambung Mangkurat.
Robert E. Treybal, Mass Transfer Operations, Mc. Graw Hill Book Company, 1981.
Timothy, C Frank. 2008. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 8th edition. The McGraw
Hills Company,Inc.
Topandi, Abdussalam dkk. 2014. Laporan Praktikum Ekstraksi Cair-Cair. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.
Warren L.Mc.Cabe, Unit Operation of Chemical Engineering, Mc. Graw Hill Book Company,
1985.
Wibawa, Indra. 2010. Ekstraksi Cair-Cair. Jurnal Teknik Kimia. Program studi Teknik Kimia
Universitas Lampung.