Anda di halaman 1dari 18

at, 06 Maret 2015

model konseptual keperawatan kesehatan jiwa

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing Lutiyah, S. Kep., Ns

Di susun oleh :

1. Fadhilah Rahmatia (13018)

2. Khazimatul Fadillah (13032)

3. Muiz Dwi Hartanto (13039)

4. Restu Putri A (13051)

5. Sischa Irawati (13061)

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis
sehinnga penyusunan makalah yang berjudul “Model Konseptual Keperawatan Kesehatan Jiwa” dapat
diselesaikan tanpa kesulitan yang besar.

Adapun penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Penulis dapat menyelesaikan ini dengan melakukan pencarian.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Wahyu Widodo, S.Kep., Ns . selaku Direktur Akademi Keperawatan Kabupaten Purworejo.

2. Ibu Luthiyah, S.Kep., Ns. selaku Dosen Pembimbing.

3. Teman-teman yang telah memberikan sumbangan saran dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan.
Untuk itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan
penyusunan makalah ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Semoga makalah ini bermanfaat.

Purworejo, 4 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pengertian Model konseptual keperawatan jiwa ......................................... 3

1. Model konseptual ............................................................................ 3

2. Model konseptual dalam keperawatan............................................. 3

3. Keperawatan jiwa ........................................................................... 4

B. Beberapa model konseptual keperawatan jiwa............................................ 8

1. Model psikoanalisa........................................................................... 8

2. Model perilaku................................................................................. 9

3. Model eksistensi............................................................................... 10

4. Model interpersonal....................................................................... .. 11

5. Model medikal................................................................................. 12

6. Model komunikasi............................................................................ 12

7. Model keperawatan.......................................................................... 13

8. Model sosial .................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...................................................................................................... 15

B. Saran............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat
harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide
dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata.
Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya.

Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai
keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan.

Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model prilaku.
Model prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanaya interaksi antara
stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini membahas tentang :

1. Bagaimana konsep model Psikoanalisa?

2. Bagaimana konsep model Perilaku?

3. Bagaimana konsep model Eksistensi?

4. Bagaimana konsep model Interpersonal?

5. Bagaimana konsep model Medikal?

6. Bagaimana konsep model Komunikasi?

7. Bagaimana konsep model Keperawatan?

8. Bagaimana konsep model Sosial?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu memahami model konseptual
keperawatan jiwa.

2. Tujuan Khusus

Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang :

a. Model Psikoanalisa

b. Model Perilaku
c. Model Eksistensi

d. Model Interpersonal

e. Model Medikal

f. Model Komunikasi

g. Model Keperawatan

h. Model Sosial

D. Manfaat

Untuk mengetahui konsep model keperawatan jiwa yang terdiri dari Model Psikoanalisa, Model Perilaku,
Model Eksistensi, Model Interpersonal, Modal Medikal, Modal Komunikasi, Modal Keperawatan, dan
Modal Sosial.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa

1. Model Konseptual

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan
teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma, dan Konsep adalah suatu
keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan
pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsepadalah
rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-
fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)

Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang
serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu
ilmu dan perkembangannya. Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi
dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan
untuk menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Christensen & Kenny,
2009, hal. 29).
2. Model Konseptual dalam Keperawatan

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan
yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada
suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan
(Brockopp, 1999, dalam Hidayati, 2009).

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang
melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber
pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang
kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau
meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien) (Marriner-Tomey, 2004, dalam Nurrachmah,
2010)

Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :

a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.

b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawatan.

c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim
keperawatan.

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang


berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara
pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama
lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer
(Marriner-Tomey , 2004, dalam Nurrachmah, 2010).

3. Keperawatan Jiwa

a. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa( Yosep, 2010, hal. 1-2 )

1) Menurut American Nurses Associations (ANA)


Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku
manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (American Nurses Associations).

2) Menurut WHO

Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian
yang bersangkutan.

3) Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966

Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang
dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu
keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang
maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui
pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).Keperawatan jiwa adalah proses
interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia (Sulistiawati dkk , 2005, hal. 5).

b. Komponen Paradigma Keperawatan Jiwa

Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan(Sulistiawati dkk, 2005, hal. 5-6)

1) Manusia

Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu
mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai
aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubahdan keinginan untuk mengejar
tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu
mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna
dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2) Lingkungan

Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar,
baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus
mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang
dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.

3) Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas
hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama
melalui perawatan yang adekuat.

4) Keperawatan

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri
secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya
dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang
sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar
cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah
kehidupan.

Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mememberian asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien, merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama
antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
(Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).

Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis,
siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien
berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak
mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana /
wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran
klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat
sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai
kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi. (Keliat, 2006, hal.1-3)

c. Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut (Yosep, 2010, hal.6)


1) Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa :
yang kompeten).

2) Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien).

3) Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).

4) Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan
jiwa).

5) Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa).

6) Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan


jiwa).

7) Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam


keperawatan jiwa).

8) Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam


keperawatan jiwa).

9) Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan
jiwa).

10) Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan :
dengan standar- standar perawatan).

11) Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi peran
keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).

B. Beberapa model konsep keperawatan jiwa:

1. Model Psikoanalisa

a. Konsep

Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa
penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase
perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak merupakan
simbul dari konflik.

b. Proses terapi

1) Memakan waktu yang lama


2) Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi” menginterpretasikan perilaku, menggunakan
transferens untuk memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.

c. Peran pasien dan terapis

1) Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi

2) Terapis:mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien


dalam kaitannya dengan konflik.

Kelebihan :

a) Dasar teori yang kuat

b) Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien

c) Dapat membuat klieen masalah apa yang selama ini tidak disadarinya

Kekurangan :

a) Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien

b) Memakan waktu yang lama

c) Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama

d) Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih

2. Model Perilaku

a. Konsep

Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan perilaku
akan merubah koognitif dan avektif.

b. Proses terapi

1) Desenlisasi / pengalihan

2) Teknik relaksasi

3) Asertif training

4) Reforcemen/memberikan penghargaan

5) Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self
reforcemen.
c. Peran pasien dan terapis

1) Pasien :

a) Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah

b) Penggalakan latihan

2) Terapis :

a) Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku

b) Membantu mengembangkan hirarki perilaku

c) Menguatkan perilaku yang diinginkan

Kekurangan :

a) Kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi

b) Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati

Kelebihan :

a) Tidak dianjurkan hukaman dalam proses terapi penyembuhan

3. Model Eksistensi

a. Konsep

Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya
dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu.
Individu merasa putus asa,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan
pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang
memberi arti pada eksistensinya.

b. Proses terapi

1) Rational emotive therapy

Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong menerima dirinya
sebagai mana adanya bukan karena apa yang dilakukan.

2) Terapi logo

Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti berarti eksis.
Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
3) Terapi realitas

Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien didasarkan akan
alternatif yang tersedia

c. Peran pasien perawat

1) Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman
berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya

2) Terapis :

a) Membantu pasien untuk mengenali diri

b) Mengklarifikasi realita dari suatu situasi

c) Mengenali pasien tentangperasaan tulus

d) Memperluas kesadaran diri pasien

Kelebihan :

a) Memiliki 3 proses terapi ( terapi rational emotive, terapi logo, terapi realitas )

Kekurangan :

a) Susah menerima masukan dari orang lain

b) Klien kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai nilai yang memberi arti eksetensi

4. Model Interpersonal

a. Konsep

Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau mengembangkan teori
interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan
interpersonal.

Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya , maksudnya
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat
sakit.

Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :


1) Orientasi

Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data

2) Identivikasi

Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep

3) Eksplorasi

Perawat memberi gambaran kondisi klien

4) Resolusi

Perawat memandirikan klien

b. Proses terapi

1) Mengeksplorasi proses perkembangan

2) Mengoreksi pengalaman interpersonal

3) Reduksi

4) Mengembangkan hubungan saling percaya

c. Peran pasien dengan terapis

1) pasien : menceritakan ansietas dan perasaan

2) terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan
hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.

Kelebihan :

a) Perawat memiliki wewenang untuk mengembangkan hubungan antara perawat dan klin dimana
perawat bertugas sebagai narasumber/SDM/konsultan/wali bagi klien

b) Klien mendapat keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya

Kekurangan :

a) Kritik yang berlebihan akan mengembangkan sistem diri yang negatif

5. Model Medikal

a. Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia
dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . faktor sosial dan
lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.

b. Proses terapi

1) Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek

2) Terapi suportif

3) Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor

c. Peran pasien dan terapis

1) Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi

2) Terapis :

a) Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal

b) Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ

c) Menentukan pendekatan terapeutis

Kekurangan :

a) Berfokus pada diagnosa penyakit sehingga pengobatan didasarkan pada diagnosa itu

Kelebihan :

a) Model medikal terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah

b) Fungsi model medikal mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik tidak menyalahkan
perilaku kliennya

6. Model Komunikasi

a. Konsep

Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas.
Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.

Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.

b. Proses terapi
1) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah

2) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif

3) Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif

4) Melakukan analisa proses interaksi

c. Peran pasien terapis

1) Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi


komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.

2) Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip komunikasi
yang baik.

Kelebihan :

a) Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak efektif

b) Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktifitas dalam pencegahan
penyakit

Kekurangan :

a) Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima

7. Model Keperawatan

a. Konsep

Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap masalah
kesehatan yang actual dan potensial dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem , teori
perkembangan , teori interaksi , pendekatan holistik dan teori keperawatan. Fokus pada :

1) Rentang sehat sakit

2) Teori dasar keperawatan

3) Tindakan keperawatan

4) Hasil tindakan

b. Proses terapi

1) Proses keperawatan
2) Terapi keperawatan : terapi modalitas

c. Peran pasien dan terapis

1) Pasien : mengemukakan masalah

2) Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan

Kelebihan :

a) Pendekatan yang dilakukan dapat didasarkan pada bermacam-macam teori

Kekurangan :

a) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

8. Model Social

a. Konsep

Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini mengemukakan pandangan
sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan
ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.

b. Proses terapi

1) Pencegahan primer

2) Manipulasi lingkungan

3) Intervensi krisis

c. Peran pasien dan terapis

1) Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk
menyelesaikan masalahnya

2) Terapis :

a) Menggali sistem sosial pasien

b) Membantu pasien menggali sumber yang tersedia

c) Menciptakan sumber baru

Kelebihan :

a) Perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa
b) Klien dapat membina hubungan baik dengan perawat sehingga lebih mudah dalam proses
pemulihan

c) Menggunakan sistem pendukung

Kekurangan :

a) Membutuhkan waktu yang lama

b) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian
yang bersangkutan.

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan
yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada
suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 8 model yang terdiri dariModel Psikoanalisa,
Model Perilaku, Model Eksistensi, Model Interpersonal, Model Medikal, Model Komunikasi, Model
Keperawatan, dan Model Sosial.

B. SARAN

1. Mahasiswa

Makalahinisangatbagusuntukdibacasebagaipedomankitadalammemahamiteoripeplau mengenai
konseptual model keperawatan jiwa interpersonal,
Sehinggakedepannantikitabisaberkerjadenganbaik,danhubungan interpersonal yang
kitalakukanbaik.Sehinggakita bisa memberikankeperawatan yangbaikkepadapasien.
2. Perawat

Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam model keperawatan jiwa yang
dapat diterapkan kepada pasien.

3. Pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami gangguan psikososial maupun
gangguan jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Stuart Gail. 2007 . buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC

Suliswati dkk. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC

Isaacs ann. 2005.panduan belajar keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatri edisi 3. Jakarta:EGC

Yosep Iyus. 2009.keperawatan jiwa.bandung:Refika aditama

Stuart dan sundeen’s.1998.principle practice of psychiatric nursing sixth edition. St Louis,


missour:mosby-year book

Stuart dan larai.2001.principles and practice of psychiatric nursing. St Louis mossour : westline industrial
drive

Budi Anna Keliat, dkk 1998. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC

Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. (2009), Proses keperawatan Aplikasi Model Konseptual, Ed.4, Jakarta,
EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Zaidin, Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai