Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI FORMULA KRIM MINYAK BIJI DELIMA (PUNICA GRANATUM L.

)
DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE β-CAROTENE
BLEACHING

Nur Mita1,*, Sasanti Tarini D.2, Sophi Damayanti3


1
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
2
Kelompok Keilmuan Farmasetika, Sekolah Farmasi ITB
3
Kelompok Keilmuan Farmakokimia, Sekolah Farmasi ITB
*email : mithafarma@gmail.com

ABSTRAK

Minyak biji delima memiliki aktivitas antioksidan kuat, sehingga berpotensi untuk diformulasi
menjadi sediaan antioksidan topikal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi formula
sediaan krim minyak biji delima dan menguji aktivitas antioksidan dari sediaan tersebut. Krim
a/m diformulasi menggunakan emulgator Tween 80- Span 80. Evaluasi sediaan meliputi
pemeriksaan pH dan viskositas sediaan yang disimpan selama 4 minggu pada suhu kamar,
stabilitas fisik dengan metode Freeze Thaw sebanyak 4 siklus dimana 1 siklus terdiri dari 48
jam pada suhu 4°C dan 48 jam pada suhu 40°C. Potensi antioksidan diuji dengan metode β-
Carotene Bleaching. Formula krim yang mengandung minyak biji delima 1% stabil secara
fisik. Hasil uji efek antioksidan menunjukkan persen penghambatan minyak biji delima murni
dan minyak biji delima dalam bentuk krim terhadap penurunan warna β-Carotene berturut-
turut adalah 73,41% dan 52,80%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
aktivitas antioksidan minyak biji delima dalam bentuk krim mengalami penurunan 0,3 kali.
Kata kunci: krim, minyak biji delima, antioksidan, β-Carotene Bleaching

ABSTRACT

Pomegranate seed oil has a potent antioxidant activity that is potential to be formulate into
topical antioxidant dosage form. The purpose of this study is to formulate cream of
pomegranate seed oil that physically stable, however have antioxidant activity. Cream w/o
was formulated using Tween 80 - Span 80 as emulsifier. Evaluation of cream products
includes determining pH and viscosity of the preparations stored for 4 weeks at room
temperature, physical stability test by Freeze Thaw method which was carried out for 4 cycles
in where 1 cycle consists of 48 hours at 4°C and 48 hours at 40°C. Antioxidant activity was
tested by β-carotene bleaching method. The results of the research showed that all cream
formulas containing pomegranate seed oil 1% were physically stable and can increase the
comfortness in use on the skin. The antioxidant test results showed antioxidant activity of pure
pomegranate seed oil and pomegranate seed oil as formulated in creams have antioxidant
capacity with inhibition percentage of 73.41% and 52.80%, respectively. Based on these

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 109


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

results it can be concluded that the antioxidant activity of pomegranate seed oil in cream
decreased 0,3 times.

Keywords: cream, pomegranate seed oil, antioxidant, β-Carotene Bleaching

PENDAHULUAN sebagai antioksidan dari minyak biji delima


Radikal bebas yang merupakan [4].
produk samping dari metabolisme normal Pada penelitian ini minyak biji
seluler dapat mempercepat proses penuaan delima juga dibuat dalam bentuk sediaan
alami tubuh. Radikal bebas dapat juga krim. Krim merupakan sistem emulsi yang
terbentuk oleh faktor-faktor lingkungan memiliki konsistensi semisolida yang
eksternal seperti paparan sinar UV, asap merupakan sistem dispersi cair-cair yang
rokok dan polusi udara. Terpapar radiasi tidak bercampur dan secara termodinamika
UV dalam waktu lama akan menyebabkan tidak stabil sehingga diperlukan stabilisator
kerusakan kulit, sunburn, photoaging, dan yang disebut emulgator. Tipe krim a/m
dapat menimbulkan kanker kulit [1]. dipilih karena kandungan minyak biji
Radikal bebas dapat dinetralisir delima bersifat lipofilik, sehingga
melalui mekanisme pertahanan alami tubuh pelepasan zat aktif akan lebih mudah ketika
dengan menggunakan antioksidan. berada dalam fasa eksternal dalam bentuk
Antioksidan ditemukan dalam dua bentuk minyak. Pada penelitian ini diharapkan
yaitu antioksidan enzimatik dan non- dapat dihasilkan sediaan topikal krim
enzimatik. Superokside dismutase (SOD), minyak biji delima yang stabil secara fisik
katalase, dan glutathione peroksidase dan memiliki khasiat antioksidan.
adalah beberapa dari antioksidan enzimatik
alami yang digunakan oleh tubuh. Adapun ALAT DAN BAHAN
antioksidan non-enzimatik antara lain Alat-alat yang digunakan yaitu
polifenol, Vitamin E (tokoferol), Vitamin Ultra Turax T 25 (Janke& Kunkel IKA
C (asam askorbat), vitamin A (beta Labortechnik), spektrofotometri UV-Vis
karoten) dan lainnya [1]. (Beckman DU-7500i), Φ 50 pHmeter
Minyak biji delima menunjukkan (Beckman), Viskometer Brookfield (DV
aktivitas antioksidan dengan kekuatan yang I+), timbangan gram (Santorius),
sebanding dengan butylated timbangan miligram (AG204), oven, lemari
hydroxyanisole (BHA) dan teh hijau, serta es, penangas air, dan seperangkat alat
secara signifikan daya antioksidan minyak gelas.
biji delima lebih tinggi dibandingkan Bahan yang digunakan antara lain
anggur merah. Minyak biji delima air suling, aquabides (PT. Ipha
mengandung polifenol dan beberapa asam Laboratories), asam linoleat (Sigma), β-
lemak antara lain asam palmitat, asam carotene (Calbiochem), etanol
stearat, asam oleat, asam linoleat, dan (Bratachem), kloroform, metil paraben,
terutama punicid acid. Aktivitas minyak biji delima (Aksuvital, Turki),
antioksidan minyak biji delima ditentukan propilen glikol (Bratachem), propil
dengan mengukur oksidasi berpasangan paraben, setostearil alkohol (Bratachem),
dari asam linoleat dan β-carotene [2]. Span 80 (Bratachem), Tween 40
Selain itu, ditemukan pula kandungan (Bratachem), Tween 80 (Bratachem),
tinggi α-tokoferol dan -tokoferol pada Virgin Coconut Oil (VCO) (SITH ITB).
minyak biji delima [3]. Tokoferol yang
teridentifikasi diperkirakan berperan utama

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 110


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

METODE PENELITIAN Formulasi Sediaan Krim Minyak Biji


Delima
Karakterisasi Minyak Biji Delima Krim dibuat dengan cara
Karakterisasi minyak biji delima memanaskan fase minyak dan fase air
meliputi bentuk, warna, bau, kelarutan, masing-masing sampai suhu 70oC di atas
bilangan asam, bilangan iodine, bilangan penangas air. Fase minyak terdiri atas
penyabunan dan kadar air. Beberapa VCO, setostearil alkohol, Span 80, propil
pengujian dilakukan di laboratorium PT. paraben. Fase air dibuat dengan melarutkan
Sucofindo, Jakarta. metil paraben dalam air yang telah
dipanaskan hingga 70oC kemudian
Uji Potensi Antioksidan dengan Metode ditambahkan propilen glikol dan Tween 80.
Beta-Carotene Bleaching (BCB) Kedua fase dicampurkan dan diaduk dalam
Sebanyak 1 mg β-carotene keadaan panas menggunakan Ultra Turax
dilarutkan dengan kloroform hingga 10 dengan kecepatan pengadukan 8000 rpm
mL, kemudian 200 µL larutan β-carotene selama 2 menit. Bahan aktif minyak biji
ditambahkan dengan 20 µL asam linoleat delima ditambahkan ke dalam basis pada
dan 200 µL Tween 40. Setelah penguapan suhu 50oC dan diaduk dengan kecepatan
hingga kering dalam vakum pada 50oC 8000 rpm selama 2 menit.
selama 5 menit dengan rotary evaporator,
50 mL aquabides ditambahkan dan Evaluasi Stabilitas Fisik Krim
campuran tersebut diemulsifikasi selama 2 Evaluasi meliputi organoleptik,
menit untuk membentuk emulsi A. viskositas, pH, dan stabilitas fisik krim
Sebanyak 2 mL larutan stok minyak biji dengan freeze thaw. Evalausi organoleptik
delima sebagai antioksidan (konsentrasi ditentukan dengan mengamati perubahan
larutan stok adalah 100 ppm dalam etanol) bau, warna, dan adanya pertumbuhan
dicampurkan dengan 5 mL emulsi A dan jamur pada sediaan selama penyimpanan.
dimasukkan dalam kuvet untuk diukur Sediaan krim (100 gram) ditempatkan
absorbansinya. Disiapkan pula kontrol dalam suhu kamar selama 4 minggu.
yang terdiri dari 2 mL etanol dan 5 mL Viskositas dan pH diamati setiap minggu
emulsi A. Pembacaan seluruh sampel selama 4 minggu dengan pengamatan awal
dilakukan secepatnya (t=0) dan pada pada 48 jam pertama.
interval 15 menit selama 90 menit dengan Evaluasi stabilitas fisik dengan
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang metode freeze thaw ditentukan dengan
gelombang 460 nm. Kuvet-kuvet menyimpan sediaan selama 2 hari pada
ditermostat pada suhu 50oC diantara suhu 4oC kemudian disimpan pada suhu 40
o
pengukuran (2). Persen penghambatan C selama 2 hari. Pengujian dilakukan
dihitung dari data dengan rumus: selama 4 siklus.
( − )
% ℎ = 100%
− Uji Aktivitas Antioksidan Krim Minyak
Dimana S90 adalah absorbansi dari Biji Delima
antioksidan pada t = 90 menit, A90 adalah Sampel uji terdiri dari KM yaitu
absorbansi dari kontrol pada t = 90 menit, formula krim minyak biji delima, K1 yaitu
dan A0 adalah absorbansi dari kontrol pada formula basis krim dan D1 yaitu larutan
t = 0 menit [5]. minyak biji delima dalam etanol 100 ppm.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan
konsentrasi sebesar 100 ppm.

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 111


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

Formula KM dan K1 masing- campuran tersebut diemulsifikasi selama 2


masing ditimbang 0,5 g (mengandung 5 mg menit untuk membentuk emulsi A. Masing-
minyak biji delima) kemudian diencerkan masing 2 mL larutan KM, K1 dan D1
dengan etanol dalam labu ukur 50 mL dicampurkan dengan 5 mL emulsi A dan
(setara dengan 100 ppm minyak biji dimasukkan dalam kuvet untuk diukur
delima). D1 dibuat dengan cara minyak biji absorbansinya. Disiapkan pula kontrol
delima ditimbang sebanyak 100 mg (tanpa antioksidan) yang terdiri dari
kemudian diencerkan dengan etanol dalam masing 2 mL etanol (D0 untuk kontrol dari
labu ukur 50 mL (setara dengan 2000 ppm D1 dan K0 untuk krim) dengan 5 mL emulsi
minyak biji delima), kemudian dipipet 5 A. Pembacaan seluruh sampel dilakukan
mL dan diencerkan lagi dengan etanol secepatnya (t=0) dan pada interval 15
dengan labu ukur 10 mL (setara dengan menit selama 90 menit dengan
1000 ppm), lalu dipipet 1 mL dan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
diencerkan lagi dengan etanol gelombang 460 nm. Kuvet-kuvet
menggunakan labu ukur 10 mL (setara ditermostat pada suhu 50oC diantara
dengan 100 ppm minyak biji delima). pengukuran.
Sebanyak 1 mg β-carotene
dilarutkan dengan kloroform hingga 10 HASIL DAN PEMBAHASAN
mL, kemudian 200 µL larutan β-carotene Penelitian ini diawali dengan
ditambahkan dengan 20 µL asam linoleat melakukan karakterisasi terhadap bahan
dan 200 µL Tween 40. Setelah penguapan aktif yaitu minyak biji delima. Hasil
hingga kering dalam vakum pada 50oC pemeriksaan karakteristik minyak biji
selama 5 menit dengan rotary evaporator, delima dapat dilihat pada Tabel 1.
50 mL aquabides ditambahkan dan

Tabel 1 Karakterisasi minyak biji Delima (Punica grantum L.)


Parameter Satuan Hasil
Bentuk Cairan agak kental
Warna Kuning transparan
Bau Khas (kurang menyenangkan)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sangat larut dalam
etanol (1:2), kloroform (1:2), VCO (1:1)
Bilangan asam sebagai oleic* % 0.99
Bilangan iodine* 143.01
Bilangan penyabunan* 207.84
Kadar air* % 0.06
*: dilakukan pengujian di PT. Sucofindo (Persero), Sertifikat No. 50787/BBBFAF

Selanjutnya dilakukan uji aktivitas sampel uji antioksidan dalam menghambat


antioksidan dari minyak biji delima dengan penurunan intensitas warna kuning dari β-
menggunakan metode β-Carotene karoten karena pengaruh radikal bebas
Bleaching (BCB). Metode ini dipilih (hidroperoksid) yang terbentuk dari
karena sangat baik digunakan untuk oksidasi asam linoleat akibat pemanasan.
senyawa yang bersifat lipofilik seperti Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan
essential oil, termasuk minyak biji delima. mencampurkan 2 mL minyak biji delima
Aktivitas antioksidan dengan metode BCB (yang telah diencerkan dengan etanol
ditentukan berdasarkan kemampuan hingga konsentrasi 100 ppm) dengan 5 mL

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 112


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

emulsi A (β-karoten, asam linoleat, Tween Spektrofotometer UV-Vis pada panjang


40, aquabides). Disiapkan pula kontrol gelombang 460 nm pada menit ke-0, 15,
yaitu dengan mencampurkan 2 mL etanol 30, 45, 60, 75, dan 90. Selama pengukuran,
dan 5 mL emulsi A. Masing-masing suhu kuvet dipertahankan pada 50°C.
kemudian diukur absorbansinya dengan

0.7
0.6
0.5
Absorbansi

0.4
0.3
0.2
D0 D1
0.1
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (menit)

Gambar 1 Kurva hasil uji potensi antioksidan minyak biji delima dengan metode β-Carotene
Bleaching
Keterangan : D0 : kontrol (etanol), dan D1 : minyak biji delima (100 ppm)

Dari hasil perhitungan potensi menunjukkan bahwa minyak biji delima


antioksidan minyak biji delima diperoleh memiliki aktivitas antioksidan kuat.
bahwa persen penghambatannya terhadap Kapasitas antioksidan dengan metode BCB
penurunan intensitas warna beta-karoten digolongkan menjadi tiga tingkat yaitu
adalah 73,14±0,693% pada konsentrasi 100 antioksidan kuat (>70%), intermediate (40-
ppm dalam etanol. Hasil tersebut 70%), dan lemah (<40%) [6].

Tabel 2 Orientasi basis krim dengan emulgator TEA-stearat


Komposisi/ % A1 A2 A3 A4
VCO 40 40 40 40
TEA 2 2 1 1
Asam Stearat 4 6 5 6
Air ad. 100 100 100 100
Pengamatan Agak encer Baik Baik Baik
pH 8.42 8.23 8.14 8.05
Keterangan:
A1 : Krim dengan perbandingan TEA- Asam sterat 1:2
A2 : Krim dengan perbandingan TEA- Asam sterat 1:3
A3 : Krim dengan perbandingan TEA- Asam sterat 1:5
A4 : Krim dengan perbandingan TEA- Asam sterat 1:6

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 113


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

Formulasi krim diawali dengan umumnya TEA ditambahkan secukupnya


orientasi basis yaitu emulgator kombinasi agar bereaksi dengan asam stearat. Dari
antara trietanolamin (TEA) dan asam hasil orientasi tersebut semua formula
stearat, yaitu pada Tabel 2. Asam stearat menunjukkan pH sediaan yang terbentuk
digunakan dalam krim sebagai zat adalah di atas pH 8 dan tidak memenuhi
pengemulsi untuk memperoleh konsistensi rentang pH kulit yaitu antara pH 4,5–6
krim tertentu serta untuk memperoleh efek sehingga orientasi dengan menggunakan
yang tidak menyilaukan mata. Jika stearat emulgator TEA-sterat tidak dilanjutkan.
digunakan sebagai pengemulsi, maka

Tabel 3 Orientasi basis krim dengan emulgator Tween 80- Span 80


Komposisi (%) H I J K1 K2 K3 K4
VCO 40 40 40 40 40 40 40
Tween 80 3 3 4 5 5 5 5
Span 80
Cetostearil Alkohol 4 5 5 5 6 7 8
Propilen glikol 10 10 10 10 10 10 10
Air ad. 100 100 100 100 100 100 100
Pengamatan encer memisah memisah baik Agak keras keras keras
pH 6.07 6.09 6.11 6.15 6.33 6.52 6.81

Orientasi basis krim selanjutnya Formula awal dibuat dengan


adalah dengan menggunakan emulgator menggunakan Tween 80-Span 80 3% dan
Tween 80– Span 80. Adapun hasil setostearil alkohol 4% yaitu formula H.
pengamatan dapat dilihat pada tabel 3. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa pH
Pada formula ini digunakan minyak kelapa sediaan krim pada formula H yaitu 6,05.
murni (VCO) karena kandungan asam pH tersebut masih masuk dalam interval
lemak (terutama asam laurat dan asam pH kulit.
oleat) dalam VCO bersifat melembutkan Pengembangan selanjutnya
kulit sehingga dapat digunakan sebagai dilakukan dengan memvariasikan
bahan pembawa sediaan obat. Selain itu, konsentrasi Tween 80-Span 80 sebagai
VCO juga berperan sebagai peningkat emulgator yaitu 3, 4, dan 5%. Dari hasil
penetrasi melalui mekanisme peningkatan pengamatan didapatkan bahwa pada
hidrasi kulit dengan cara berinteraksi formula dengan konsentrasi Tween 80-
dengan lipid (mortar) pada stratum Span 80 3% dan 4% mengalami pemisahan
korneum sehingga meningkatkan fase setelah disentrifugasi dengan
permeabilitas stratum korneum. Selain itu kecepatan 3750 rpm selama 30 menit
VCO digunakan sebanyak 40% sebagai sedangkan formula dengan Tween 80-Span
fase minyak karena diharapkan terbentuk 80 5% tetap stabil. Dengan demikian
krim tipe a/m. Setostearil alkohol dipilih konsentrasi emulgator 5% untuk
digunakan dalam formula karena berfungsi dikembangkan selanjutnya dalam formula
sebagai emolien dan peningkat konsistensi sediaan krim.
dalam sediaan krim. Sedangkan propilen Setelah itu dilakukan orientasi
glikol dalam formula krim berfungsi terhadap viskositas dari sediaan untuk
sebagai humektan. mendapatkan konsistensi yang baik,

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 114


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

sehingga nyaman dalam penggunaan. Pada menghasilkan krim dengan konsistensi


orientasi ini divariasikan konsentrasi dari yang keras. Dari hasil orientasi di atas
setostearil alkohol yaitu 5, 6, 7, dan 8%. maka dipilih formula K1 sebagai basis krim
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh untuk ditambahkan bahan aktif sebagai
bahwa konsistensi basis yang baik formula akhir. Formula akhir krim,
diperoleh pada konsentrasi setostearil sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4,
alkohol 5%, sedangkan formula dengan kemudian dievaluasi stabilitas dan diuji
konsentrasi setostearil alkohol 6, 7, dan 8% aktivitas antioksidannya.

Tabel 4 Formulasi akhir krim minyak biji Delima 1%


Komposisi / % K1 KM
Minyak biji delima - 1
VCO 40 40
Tween 80 5 5
Span 80
Setostearil alkohol 5 5
Propilen glikol 10 10
Metil paraben 0.18 0.18
Propil paraben 0.02 0.02
Air Ad. 100 Ad. 100
Pengamatan Baik Baik
pH 6.15 5.78
Keterangan:
K1 : Krim tanpa minyak biji delima (basis)
KM : Krim minyak biji delima 1%

36000
35500
Viskositas (cps)

35000
K1 KM
34500
34000
33500
33000
0 1 2 3 4 5
Waktu (minggu ke-)

Gambar 2 Profil viskositas sediaan selama 4 minggu

Viskositas dari formula K1 dan KM stabil selama evaluasi 4 minggu. Hasil


diukur pada kecepatan 2,5 rpm dengan evaluasi pH menunjukkan bahwa kedua
menggunakan spindel S28. Hasil sediaan memiliki pH sediaan sekitar 5 dan
pengukuran (Gambar 2) menunjukkan 6. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
bahwa viskositas semua formula tetap tambahan yang digunakan pada pembuatan

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 115


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

formula akan memberikan pH sekitar 5 s.d. secara kimia, tidak terjadi reaksi atau
7. Gambar 3 menunjukkan bahwa pH interaksi kimia antara bahan-bahan yang
sediaan tetap stabil selama 4 minggu. Hal terkandung dalam sediaan.
tersebut menunjukkan bahwa sediaan stabil

6
5.95
5.9
5.85 K1
pH

5.8 KM
5.75
5.7
5.65
5.6
0 1 2 3 4 5
Minggu ke-
Gambar 3 Profil pH sediaan selama 4 minggu

Tabel 5 Uji stabilitas fisik sediaan dengan metode Freeze-thaw selama 1 bulan
Formula Pengamatan siklus ke-
1 2 3 4
K1 - - - -
KM - - - -
- : sediaan tidak berubah dan tetap stabil

Stabilitas fisik sediaan krim sediaan krim KM dan K1 dilakukan dengan


dilakukan dengan metode freeze-thaw. mencampurkan 2 mL sediaan yang telah
Sediaan krim K1 dan KM tetap stabil diencerkan dengan etanol hingga
selama empat siklus freeze-thaw, konsentrasi minyak biji delima (KM)
sebagaimana ditunjukka pada Tabel 5. dalam etanol sebesar 100 ppm dengan 5
Sediaan tidak mengalami perubahan warna, mL emulsi A (β-karoten, asam linoleat,
tetap homogen, dan tidak mengalami Tween 40, dan aquabides) kemudian
pemisahan fasa. diukur absorbansinya. Setelah dilakukan
Berdasarkan hasil karakterisasi pengukuran kemudian dilakukan
sebelumnya, diketahui bahwa minyak biji pengenceran kembali pada sampel uji
delima memiliki bau khas yang kurang (KM) hingga diperoleh konsentrasi minyak
menyenangkan. Setelah minyak biji delima biji delima setara dengan 10 ppm dalam
diformulasi dalam bentuk sediaan krim, etanol. Hasil pengenceran ini kemudian
ternyata diperoleh bahwa bentuk sediaan diambil 2 mL dan dicampurkan dengan 5
krim mampu menutupi bau dari minyak biji mL emulsi A lalu diukur kembali
delima. Hal ini menunjukkan bahwa absorbansinya sehingga diperoleh hasil
formula mikroemulsi dan krim minyak biji seperti pada Gambar 4. Dari hasil
delima dapat meningkatkan kenyamanan pengukuran tersebut, kemudian dihitung
dalam penggunaan. aktivitas antioksidan dari K1 dan KM.
Penelitian dilanjutkan dengan uji Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
potensi antioksidan dari sediaan krim. persen penghambatan dari krim K1 adalah
Pemeriksaan aktivitas antioksidan terhadap 3.33± 0.043%. Adapun persen

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 116


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica
( granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β--Carotene Bleaching

penghambatan dari krim KM (setara diperoleh nilai persen penghambatan untuk


dengan 10 ppm minyak biji delima) adalah bahan aktif sediaan yaitu minyak biji
8.59±0.091% sehingga persen delima (setara 100 ppm) sebesar 52,80%.
penghambatan untuk krim KM agar setara Hasil tersebut menunjukkan bahwa
dengan 100 ppm minyak biji delima adalah aktivitas antioksidan minyak biji delima
85,90±0.169%, sedangkan persen pada sediaan krim lebih rend
rendah
penghambatan untuk krim K1 sebagai dibandingkan dengan hasil pengukuran
pembandingnya menjadi 33,10±0.151%. aktivitas antioksidan pada minyak biji
Hasil ini menunjukkan bahwa sediaan krim delima sebelumnya (D1) yaitu 73,41% pada
KM (basis krim + minyak biji delima) konsentrasi yang sama (100 ppm minyak
memiliki aktivitas antioksidan kuat (>70%) biji delima). Hal ini menunjukkan bahwa
dan krim K1 (basis krim saja) juga aktivitas antioksidan minyak biji delima
memiliki aktivitas antioksidan meskipun mengalami penurunan an setelah diformulasi
tergolong lemah (>40%). Adanya aktivitas dalam bentuk sediaan krim sebagaimana
antioksidan pada krim K1 disebabkan ditunjukkan melalui grafik pada Gambar 5.
karena adanya VCO hingga 40% dalam Penurunan tersebut disebabkan karena
basis krim yang digunakan. Setelah nilai bahan aktif (minyak biji delima) larut
persen penghambatan krim KM (basis krim dalam VCO pada basis krim dan
+ minyak biji delima) dikurangkan dengan terperangkap dalam matriks basis krim
nilai persen penghambatan dari krim K1 sehingga mempengaruhi pengukuran dalam
(basis pembandingnya) maka dapat uji aktivitas antioksidan yang dilakukan.

0.8
0.7 K0
K1
0.6
KM
Absorbansi

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (menit)
Gambar 4 Profil hasil uji aktivitas antioksidan krim minyak biji Delima dengan metode β-
carotene bleaching

85.88
100
73.41
% Penghambatan

80

60
33.1
40

20

0 D1 K1 KM
Gambar 5 Perbandingan
erbandingan potensi antioksidan dari minyak biji delima (D1) dan sediaan krim
(K1 dan KM) dengan metode β-carotene bleaching

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3.. No. 2 117


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica
( granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β--Carotene Bleaching

Tabel 6 Perbandingan potensi antioksidan dengan metode β-carotene


carotene bleaching
Sampel Uji Konsentrasi Minyak biji delima (ppm) % Penghambatan
D1 100 73.41 ± 0.693
K1 0 33.10 ± 0.314
KM 100 85.88 ± 0.169

73.41
80
70
52.8
60
% Penghambatan

50
40
30
20
10
0 D1 KM0
Gambar 6 Perbandingan
erbandingan aktivitas antioksidan minyak biji delima sebelum dibuat dalam
sediaan (D1) dan dalam sediaan krim (KM0)

KESIMPULAN 2. Schubert, S. Y, Lansky, E.P., Neeman,


Dari hasil penelitian dapat I. (1999): Antioxidant and Eucosanoid
disimpulkan bahwa formula krim minyak Enzyme Inhibition Properties of
biji delima 1% b/b stabil secara fisik, dapat Pomegranate Seed Oil and Fermented
meningkatkan kenyamanan dan menutupi Juice Flavonoid, Elsevier Journal of
bau dari minyak biji delima. Minyak biji Ethnopharmacology 66, 11 11-17, Israel
delima memiliki aktivitas antioksidan kuat Institut of Technology, Israel
dengan persen penghambatan sebesar 3. Pande G, Akoh CC (2009): Antioxidant
73,41%. Aktivitass antioksidan minyak biji Capacity and Lipid Characterization of
delima dalam sediaan krim mengalami Six Georgia-Grown
Grown Pomegranate
penurunan sebesar 0,3 kali. Cultivars. J. Agric. Food Chem.
57(20):9427–9436
DAFTAR PUSTAKA 4. Elfalleh W, Tlili N, Nasri N, Yahia Y,
1. Murad, M. (1999): Pomegranate Fruit Hannachi H, Chaira N, Ying M,
Extract Composition for Treating Ferchichi A (2011): Antioxidant
Dermatological Disorder, United States Capacitieses of Phenolic Compounds and
Patent, Patent No. US 6, 800, 292 BI,
BI Tocopherols from Tunisian
USA Punica granatum
Pomegranate (Punica granatum) Fruits.
J. Food Sci. 76:707-713
713

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3.. No. 2 118


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Evaluasi Formula Krim Minyak Biji Delima (Punica granatum L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode β-Carotene Bleaching

5. Kulisic, T., Radonic, A., Katalinic, V., 7. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Owen S.C.
Milos, M. (2004): Use of Different (2006): Handbook of Pharmaceutical
Methods for Testing Antioxidant Excipients, Fifth Edition,
Activity of Oregano Essential Oil, Pharmaceutical Press, London, 583
Elsevier Food Chemistry 85: 633-640,
Croatia
6. Hassimotto, N. M. A., Genovese, I. S.,
& Lajolo, F. M. (2005): Antioxidant
activity of dietary fruits, vegetables,
and commercial frozen fruit pulps.
Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 53(8), 2928–2935

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 2 119


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai