Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua
Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara kita. Pertama kali
masuk ke Indonesia pada tahun 1848, ditanam di kebun raya bogor. Perkembangan
tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia dan menjadi
tanaman unggulan perkebunan. Hal ini dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman
perkebunan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu
tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki banyak kegunaan. Saat ini Indonesia
merupakan negara nomor satu penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah iklim tropis dengan curah hujan
2000mm/tahun dengan suhu sekitar 22-32o C. Tanaman kelapa sawit sudah mulai
menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama yang keluar masih
dinyatakan sebagai buah pasir. Artinya, belum dapat diolah oleh pabrik kelapa sawit
(PKS) karena kandungan minyaknya masih cukup rendah.

Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa
sawit atau biasa disebut Tandan Buah Segar (TBS). Setelah diolah TBS akan
menghasilkan minyak, yang mana minyak kelapa sawit tersebut terdiri dari dua macam,
yang pertama minyak yang berasal dari daging buah yang dihasilkan dari perebusan
dan pemerasan. Minyak sawit ini dikenal sebagai minyak sawit kasar atau Crude Palm
Oil (CPO). Dan yang kedua minyak yang berasal dari inti sawit, dikenal sebagai
minyak inti sawit atau Palm kernel Oil (PKO).

Pengolahan biji kelapa sawit bertujuan untuk mendapatkan inti sawit yang
sesuai persyaratan mutu. Jumlah dan mutu inti biji kelapa sawit yang dihasilkan
dipengaruhi oleh tahapan prosesnya, seperti perebusan, penebahan, pengadukan dan
pengepresan. Untuk mengelola bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit

1
sehingga mernperoleh inti sawit, memiliki beberapa tahapan proses atau stasiun
sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Station)


2. Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
3. Stasiun Perontokan (Thereshing Station)
4. Stasiun Press (Press Station)
5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)

Thresher adalah sebuah alat yang berfungsi meleraikan buah dari tandannya
dengan cara membanting SFB (Sterilized Fruit Bunch). Bentuk Thresher sangat
simpel, berupa sebuah drum silnder panjang yang berputar secarta horisontal dengan
kelajuan antara 20 hingga 24 rpm. Drum dirancang dengan kekisi untuk melepaskan
buah kebawah yang selanjutnya akan dihantar ke Press station.

Rumusan Masalah

1. Apa yang itu stasiun bantingan ?


2. Apa tujuan dari Thresher dalam pengolahan kelapa sawit ?
3. Apakah hasil dari proses stasiun bantingan dalam pengolahan kelapa sawit ?
4. Alat apa saja yang digunakan dalam stasiun ini ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara


membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher ini berupa
drum silinder panjang yang berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21 rpm.
Drum dirancang dengan kisi–kisi yang berfungsi untuk meloloskan berondolan.
Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.

Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses
pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari pada
stasiun ini adalah sebagai berikut :

 Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan.
 Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara kontinu agar kapasitas
pengolahan Tandan Buah Segar dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan
pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder maupun supervisi yang benar.
 Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah
target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.

Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas tanpa
kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun dukungan dari
stasiun-stasiun lainnya.

Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari
tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan (cook
fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit elevator maupun conveyor untuk
diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke lokasi
penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan
dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan sistem
yang sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani kelangsungan dan
keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit.

3
Thresher merupakan tujuan utama pada stasiun ini, yakni proses pembrondolan cook
fruit bunch. Secara bantingan, dimana cook fruitless dibawa ke stasiun press dan
janjangan kosongnya dibawa keluar Pabrik Kelapa Sawit (empty bunch area).

Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan
antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah
direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan
putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke
conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua
kalinya. Dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang
memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk tandan kosong sendiri
didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke penampungan
empty bunch.

Dalam stasiun bantingan terdiri dari :

Hoisting Crane adalah alat untuk mengangkat lorry yang berisi buah masak
yang dituangkan ke dalam hopper dan menurunkan lorry kosong ke nail track.
Kapasitas angkut beban pada hoisting crane adalah 5 Ton

Hopper merupakan tempat untuk menampung buah sebelum dijalankan dengan


automatik feeder. Kapasitas hopper kira - kira 7,5 Ton TBR (Tandan Buah Rebus) buah
masak. Pengisian hopper jangan terlalu penuh agar buah tidak terlalu padat dan
penurunan ke automatic feeder tidak tersendat.

Pengisian Otomatis (Automatic Feeder) Kemudian setelah di hopper buah akan


dijalankan ke alat Automatic feeder menuju kebantingan (Thresser). Kecepatan
penanganan dapat diatur dengan menyetel ratio gear box.

Perontokan (stripper) merupakan alat untuk melepaskan buah dan tandannya


umumnya digunakan berbentuk drum dengan cara memutar dengan kecepatan kira-kira
23- 25 rpm. Sehingga tandan terbanting dan buah lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi
drum buah brondolan jatuh dan masuk kedalam konveyor under thresser sedangkan
tandan kosong keluar dibawa empty bunch konveyor. Pengisian yang teratur, merata

4
dan jangan terlampau penuh agar brondolan terlepas sempurna dari tandannya.
Pengisian yang terlampau penuh mengakibatkan tidak lepas sempurna dan losses
minyak pada tandan kosong meningkat.

Fruit Conveyor Under Thresser ini digunakan untuk mengangkat biji buah
kelapa sawit ke fruit elevator. Kedudukan alat ini terletak di bawah thresser.

Fruit Elevator digunakan untuk mengangkut biji buah kelapa sawit masuk
kedalam distributing konveyor path stasiun ekstraksi. Alat ini menggunakan timba-
timba yang terikat pada rantai dan digunakan untuk mengangkut buah masak dan
brondolan masak, sedangkan janjangan kosong akan jatuh ke empty bunch konveyor
untuk di bawa ke incinerator.

Empty Bunch Conveyor digunakan untuk mengangkat tandan kosong dan hasil
bantingan berupa rantai yang di tambahkan screpper untuk membawa tandan kosong.

5
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Stasiun bantingan adalah proses yang secara menyusul setelah proses perebusan
dan bertujuan melepaskan / memisahkan semua buah dari tandannya.
2. Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari
tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher.
3. Tujuan dari thresher adalah :
 Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan.
 Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara kontinu agar kapasitas
pengolahan Tandan Buah Segar dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan
pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder maupun supervisi yang benar.
 Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah
target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.
4. Alat yang digunakan dalam stasiun ini adalah hosting crane, hopper, pengisian
otomatis (automatic feeder), perontokan (stripper), fruit conveyor under thresher,
fruit elevator, dan empty bunch conveyor.

6
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen PPHP. 2006. Pedoman Pengolahan Limbah Industri Kelapa Sawit. Subdit
Pengolahan Lingkungan Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta
Guritno, P., Darmoko, P.M. Naibaho dan W. Pratiwi. 2005. Produksi Pulp dan Kertas
Cetak dari Tandan Kosong Sawit Pada Sakal Pilot. Jurnal Penelitian
Kelapa Sawit, 3(l): 80-100
Mahyuni, E., L., Jumirsa, H., dan Halinda, S., L. 2015. Penerapan Manajemen Risiko
Pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Unit Usaha Pabatu.
Universitas Sumatera Utara. Medan
Nasution, B., A., M. 2006. Proses Pemurnian Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit di
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Rejosari Natar, Lampung
Selatan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Soeseno, A. 2012. Laporan Manajemen Perusahaan Tahunan PT Perkebunan
Nusantara XIV (Persero). PT. Perkebunan Nusantara XIV. Makassar

Anda mungkin juga menyukai