Anda di halaman 1dari 13

BAB III

ANALISIS KASUS

A. Permasalahan
Pada saat pelaksanaan praktik industri, penulis serta mekanik menerima
keluhan dari user atau pengguna kendaraaan tentang adanya gangguan pada
streering kendaraan Mitsubishi Strada Triton, yang penulis temukan pada saat
melaksanakan pratik di industri dilapangan yaitu:
1. User atau pengguna sering mengeluhkan steering yang sering terhentak atau
bergetar saat melintasi dijalan yang tidak rata.
2. Saat melewati jalanan berlubang steering tidak stabil, steering wheel tidak
kembali ke posisi tengah atau center.

Permasalahan pada sistem steering apabila ada gangguan pada sistem steering
yaitu:

1. Steering column rusak.


2. Kerusakan pada Gear box.
3. ketegangan V belt power steering pump.
4. kuantitas power steering fluid kurang.

B. Landasan Teori
1. Fungsi Sistem Kemudi
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara
membelokkan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi)
diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya
ke steering gear (roda gigi kemudi). Steering gear memperbesar tenaga putar ini
sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering
lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda
depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang

22
23

banyak digunakan adalah model recirculating ball dan pada kendaraan ringan
yang banyak digunakan adalah model rack dan pinion.
2. Syarat – Syarat Sistem Kemudi
Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi
persyaratan seperti berikut :
a. Kelincahan yang baik.
b. Usaha pengemudian yang baik.
c. Recovery ( pengembalian ) yang halus.
d. Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
3. Tipe Kemudi Pada Kendaraan
3.1 Recirculating Ball
Cara kerjanya : Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros
utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung
poros utama kerja dari gigi cacing da mur pada bak roda gigi kemudi
menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan
mundur maju lengan pitman (pitman arm).

Gambar 3.1. Konstruksi Sistem Kemudi Jenis Recirculating Ball (Mitsubishi)


Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (relay rod), tie
rod, lengan idler (idler arm) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung
pitman arm. Mereka memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan
dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas
24

untuk peredam kejut. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau
komersial.
Keuntungan :
1. Komponen gigi kemudi relatif besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran
sedang, mobil besar dan kendaraan komersial.
2. Keausan relatif kecil dan pemutaran roda kemudi relatif ringan.
Kerugian :
1. Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sektor dan gigi pinion tidak
langsung.
2. Biaya perbaikan lebih mahal.

3.2 Rack and Pinion


Cara kerja : Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar.
Gerakan iniakan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan
melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan
didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda
berputar pada arah yang sama.

Gambar 3.2. Konstruksi Sistem Kemudi Jenis Rack & Pinion (Mitsubishi)
25

Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk
mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros
utama kemudi melalui poros intermediate, berkaitan dengan rack.
Keuntungan :
1. Konstruksi ringan dan sederhana.
2. Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung.
3. Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan.
Kerugian :
1. Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang
ukuran kecil atau sedang.
2. Lebih cepat aus.
3. Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan.

4. Komponen Sistem Kemudi


4.1 Steering Wheel
Steering wheel atau roda kemudi berfungsi untuk membelokkan roda depan
dengan cara diputar
4.2 Kolom Kemudi (Steering Column)
Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama.
Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke
steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas
dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan
ditempat tersebut dengan sebuah mur. Steering column juga merupakan
mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada
saat tabrakan. Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran
roda kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat main shaft
ke body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergigi. Fungsinya
adalah untuk menyalurkan putaran steering wheel / roda kemudi ke steering gear
melalui shaft. Di ujung inilah roda kemudi diikat dengan sebuah mur.
26

Gambar 3.3. Konstruksi Steering Column (Mitsubishi)


Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap
gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.
4.3 Steering Gear
Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu
yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan
momen agar kemudi menjadi ringan. Steering gear ada beberapa tipe dan yang
banyak di gunakan adalah tipe recirculating ball dan rack and pinion.Berat
ringannya kemudi ditentukan oleh besar kecilnya perbandingan steering
gear dan umumnya berkisar antara 18 sampai 20:1. Perbandingan steering gear
yang semakin besar akan menyebabkan kemudi semakin ringan akan tetapi
jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut belok yang sama. Selain untuk
mengarahkan roda depan, steering gear juga berfungsi sebagai gigi reduksi
untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan
perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, Perbandingan
yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi
jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama. Ada
beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah
27

Gambar 3.4. Steering gear tipe recirculating ball


(http://febri-akatzhuki09.blogspot.co.id/2013/11/sistem-kemudi.html)

Gambar 3.5. Steering Gear tipe rack and pinion


(http://febri-akatzhuki09.blogspot.co.id/2013/11/sistem-kemudi.html)

C. Diagnosis dan Tindakan


Untuk mengetahui gangguan pada kasus perawatan dan perbaikan sistem
steering Mitsubishi Strada Triton ini yaitu dengan melakukan pemeriksan secara
langsung dan menganalisis gejala-gejala kerusakan pada sistem steering terutama
pada bagian yang dikeluhkan oleh pengguna. Maka dari itu untuk menindak
lanjuti keluhan pengguna service advisor mengambil langkah untuk mencoba
mengendarai terlebih dahalu kendaraan tersebut untuk memastikan apakah ada
28

kerusakan, dalam kasus perawatan dan perbaikan sistem steering Mistsubishi


Strada Triton ini ada beberapa hal yang dilakukan untuk memastikan kerja dari
sistem steering masih berfungsi baika atau tidak yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Play Bebas Steering Wheel
 Dengan menghidupkan engine atau (hidrolik bekerja), set roda depan dengan
posisi lurus
 Mengukur play pada lingkaran steering wheel sebelum roda mulai bergerak
saat steering wheel digerakan sedikin pada kedua arah ke kanan dan ke kiri.
Maksimum limit : 30 mm.
 Ketika play melebihi batas, periksa apakah ada play pada steering shaft dan
hubungan steering lingkage. perbaiki atau ganti.
 Jika free play masih melebihi nilai limit, luruskan steering wheel kedepan dan
engine dimatikan. berikan beban 5kg terhadap lingkaran steering wheel dan
periksa playnya. Nilai standar ( steering wheel play dengan engine
dimatikan ): 10mm atau kurang
Jika play melebihi nilai standar, lepaskan steering gear periksa total pinion
torque.

Gambar 3.6 Play Bebas Steering Wheel (Mitsubishi)


2. Memeriksa steering angel.
3. Memeriksa starting torque tie rod and ball joint.
4. Memeriksa Power steering saat posisi kendaraan diam.
5. Memeriksa pengembalian steering wheel ke center (tengah).
 Membuat putaran besar dan kecil dan lakukan feeling check untuk
memastikan bahwa tidak ada perbedaan dalam tenaga steering dan self-
29

centering effect antara putaran kanan dan kiri. Operasikan kendaraan pada
kecepatan 3 km/H, putar steering wheel 900, tahan posisi tersebut selama 2
detik, dan lalu lepaskan steering wheel itu. Jika steering wheel kembali 700
atau lebih, dapat dianggap baik.
 Jika terlihat self-centering effect lemah, periksa dan setel semua front wheel
alignment, steering gear dan steering linkagse

Gambar 3.7 pengembalian steering wheel ke tengah (Mitsubishi)


6. Memeriksa tegangan drive belt
7. Memeriksa level fluid
 Memarkirkan kendaraan pada tempat datar, dan permukaan rata.
 Menghidupkan engine, kemudian putarkan steering wheel beberapa kali
untuk menaikan temperatur fluid menjadi sekitar 50-60OC. dengan engine
hidup, putarlah sepenuhnya steering wheel kearah kiri dan kanan beberapa
kali.
 Memeriksa fluid pada oil reservoir apakah berbusa atau berwarna susu.
periksa perbedaan level fluid antara ketika engine hidup dan dalam keadaan
dimatikan. jika perbedaan level fluid adalah 5mm atau lebih, harus dilakukan
air bleding atau buang angin.
8. Mengganti fluid
9. Melakukan Air bleding power steering system
10. Memeriksa oil pump pressure
11. Memeriksa power steering pressure switch
12. Memeriksa tie rod dan ball joint dust cover
30

13. Memeriksa mekanisme penyerap hentakan atau (shock absorber) steering


column shaft assembly.

Setelah melakukan pemeriksaan pada unit Mitsubishi Strada Triton penulis


beserta mekanik menemukan kerusakan pada steering shaft support brecket dapat
dilihat pada gambar 3.10. hal ini dapat dipastikan karena setelah melakukan tes
dijalan, steering tidak kembali ke posisi tengah, play bebas steering wheel yang
melebihi nilai standar.

Gambar. 3.8. kerusakan pada steering shaft support brecket (Dokumentasi


Pribadi)

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan tersebut jika ditemukan kerusakan disalah


satu bagian steering shaft assembly maka harus dilakukan pergantian secara total
pada steering shaft assembly. karena kendaraan tetap dijalankan makan
mekanisme penyerap hentakan tidak akan bisa bekerja dan mekanisme tilt steering
tidak bisa digunakan dengan baik. Pada buku panduan reparasi tidak dianjurkan
untuk memperbaiki bagian steering column shaft assembly yang rusak. berikut
adalah langkah prosedur pelepasan dan pemasangan steering column shaft
assembly :

1. Melepaskan steering wheel dengan urutan sebagai berikut:


a. cover
b. air bag module assembly
c. steering wheel pad assembly
d. steering wheel mounting nut
31

e. steering wheel

Gambar. 3.9. prosedur pelepasan dan pemasangan steering wheel


(Mitsubishi)

2. Melepaskan lower dan upper panel beserta steering column shaft dengan
urutan sebagai berikut:
a. Lower column cover
b. upper column cover
c. column switch assembly
d. nut
e. bolt
f. bolt
g. steering column shaft assembly
h. shaft assembly
i. Steering lock bracket
32

Gambar. 3.10. prosedur pelepasan lower dan upper panel beserta steering
column shaft (Mitsubishi)
3. Pembongkaran dan perakitan steering column shaft
a. Special bolt
b. Steering lock bracket
c. Steering lock silinder asssembly
d. steering column shaft assembly

Yang harus diperhatian oleh mekanik saat melakukan pembongkaran steering


column shaft.

 Memastikan tilt lever pada posisi terkunci, dan pasang steering


column
 Mengencangkan 3 bolt(1 sampai 3) dengan urutan yang ditunjukan
dan mengencangkan bolt(4) dengan torque tertentu. kencangkan 3
bolt (1 sampai 3) ke torque tertentu dengan urutan yang ditunjkukan.
torque pengencangan: 2,2±0,4kg m
33

Gambar 3.11. Prosedur pengencangan bolt (Mitsubishi)

Gambar 3.12. Pembongkaran dan perakitan steering column shaft


(Mitsubishi)

4. Pemasangan steering lock braket


 Saat memasang steering lock assembly dan steering lock braket ke kolom
tube, pasang sementara (temporary) steering lock lurus column boss
 Setelah memeriksa bahwa penguncian bekerja dengan baik, kencangkan
spesial bolt sampai kepalanya putus.

Gambar 3.13. Pemasangan steering lock braket (Mitsubishi)

5. Pelepasan dan pemasangan power steering gear box dan linkage


a. pelepasan
34

 pembuangan power steering fluid


 pelepasan front differential dan propeller shaft <4WD>
 pelepasan wheel speed sensor harness bracket, free weel actuator
conector dan hose <4WD>
 pelepasan bolt pengencangan differential mount bracket front <4WD>

b. Cara pemasangan Steering Column Shaft Assembly


 Pemasangan bolt pengencangan differential mount bracket front
<4WD>
 wheel speed sensor harness bracket, free wheel actuator
 hubungan connector dan house <4WD>
 hubungan front differential dan propeller shaft <4WD>
 memeriksa dust cover untuk retak atau rusak dengan menekan
menggunakan jari.
 memeriksa steering angle

Gambar 3.14. Pelepasan dan Pemasangan steering column shaft assembly


(Mitsubishi)
c. Cara melepaskan Steering Column Shaft Assembly
 split pin
 tie rod end and knuckle connetion
 tie rod end (RH)
 shaft assembly
 return tube connection
 O-ring
 pressure tube connection
 O-ring
 clamt
 power steering gear box assembly

Anda mungkin juga menyukai