Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang pendidikan tidak akan pernah ada habisnya, selama

manusia masih ada maka pendidikan akan terus ada dan akan terus berkembang,

Karena pendidikan adalah hal yang paling mendasar dalam seluruh aspek

kehidupan. Jika menginginkan sumber daya manusia yang berkualitas maka

pendidikanpun harus berkualitas. Pendidikan yang berkualitas harus

mendapatkan dukungan dari berbagai aspek, mulai dari masyarakat, sekolah, dan

pemerintah.

Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

1945, pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga

Negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu.

Proses pendidikan haruslah dilaksanakan sesuai dengan aturan dan

ketentuan yang sudah diatur oleh pemerintah. Pendidikan yang berkualitas tidak

akan tercapai jika masing-masing stacholder tidak saling mendukung satu sama

lainnnya. Masing-masing mata pelajaran memiliki tujuan dan karakteristiknya

masing-masing. Begitu juga dengan pelajaran seni budaya mempunyai

karakteristik unik dan tertentu yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran lain,

karena dalam pelajaran seni peserta didik diajarkan untuk bisa mengembangkan

diri dalam bentuk penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan

pelajaran seni peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kemampuan agar

dapat berkreasi dan menghargai cita rasa seni. Sebagai salah satu contohnya

peserta didik dapat beraktifitas dengan cara mengapresiasi dan


1
menumbuhkembangkan kecintaan mereka terhadap seni, termasuk juga seni

musik. Oleh karena itu, seni musik khususnya di SMA sudah seharusnya

diajarkan dengan menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik, namun

tetap berpedoman kepada kaidah musik.

Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting, salah satu

factor keberhasilan peserta didik tertelatk bagaimana guru mengajar dan

menyampaikan kepada peserta didik di dalam kelas. Diantara kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru sebelum mengajar adalah bagaimana guru

merancang suatu metode dan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan atau

kompetensi yang akan dicapai. Apalagi dalam pelaksanaan kurikulum 2013

peran guru dalam merancang dan menerapkan startegi sangatlah penting, guru

tidak hanya dituntut untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, lebih

jauh guru membuat strategi bagaimana peserta didik lebih kreatif dan

mengembangkan dirinya selama proses pembelajaran berlangsung.

Di SMA Negeri 12 Pekanbaru proses pembelajaran seni music selama ini

berjalan dengan baik, namun di beberapa kelas ada peserta didik yang masih

bahkan sama sekali tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran Seni Budaya

khusunya pada bidang seni musik. Namun walaupun demikian sebagai seorang

guru yang profesional, dengan kreatifitasnya yang mampu membuat suasana

pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.

Melalui makalah ini penulis ingin melihat bagaimana strategi yang

digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi seni budaya dalam bidang

materi seni musik, sehingga peserta didik antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran.

2
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah

“Bagaimana Strategi yang digunakan dalam pembelajaran seni musik di SMA

negeri 12 Pekanbaru?”.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan

strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran seni musik di SMA

Negeri 12 Pekanbaru.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan

(Bahri, 2006: 5).

Strategi pembelajaran menurut (Wena, 2010: 5-11) diklasifikasikan

sebagai berikut, yaitu persiapan pembelajaran merupakan kegiatan yang

berhubungan dengan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan konsep,

format dan sejenisnya.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu garis-garis

besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan.

Sedangkan strategi pembelajaran menurut kesimpulan penulis adalah

rangkaian kegiatan yang didesain terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belaajr yang digunakan guru

dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

B. Pendekatan Penelitian

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran seni

musik yang diterapkan di SMA Negeri 12 pekanbaru. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berasal dari studi kepustakaan. Studi kepustakaan

digunakan untuk mencari data atau informasi tertulis berkaitan dengan makalah.

4
C. Peranan Guru dalam Pendidikan Seni Musik

Guru memegang peranan penting dalam pendidikan seni. Setiap guru

seni perlu memahami kepemimpinan bagaimana dan tanggungjawab apa yang

dituntut para peserta didik serta bimbingan mana yang dapat memberi inspirasi

kepada mereka; apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dia lakukan. Di

ruangan kelas, setiap saat guru senantiasa diperlukan peserta didiknya.

D. Strategi Pembelajaran Seni Budaya pada Bidang Seni Musik di SMA

Negeri 12 Pekanbaru

1. Strategi Persiapan Pembelajaran

Langkah yang memegang peranan penting sebelum memulai

kegiatan pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan. Persiapan pembelajaran

dirancang guru sebelum semester atau tahun ajaran baru dimulai.

Di SMA Negeri 12 Pekanbaru selaku guru seni musik, pertama kali

penulis menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

tentunya mengacu pada silabus. Hal ini penulis lakukan karena stratgegi

pertama yang harus dipersiapkan adalah menyusun dan mempelajari RPP,

karena RPP telah mencakup seluruh komponen-komponen strategi

pembelajaran yang akan digunakan dan itulah yang akan diterapkan di dalam

kelas pada saat proses pembelajaran.

2. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel

metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pembelajaran

5
dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan

dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan

strategi penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran.

Paling sedikit ada empat klasifikasi variabel strategi pengelolaan

pembelajaran yang meliputi

(1) penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,

(2) pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik, dan

(3) pengelolaan motivasional,

(4) kontrol belajar.

Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran atau komponen suatu

strategi baik untuk strategi pengorganissian pembelajaran maupun strategi

penyampaian pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam

pengelolaan pembelajaran. Penjadwalan penggunaan strategi

pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan “kapan dan

berapa lama peserta didik menggunakan setiap komponen strategi

pengorganisasian”. Sedangkan penjadwalan penggunaan strategi

penyampaian melibatkan keputusan, misalnya “kapan dan untuk berapa

lama seorang peserta didik menggunakan suatu jenis media”.

Pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik penting sekali

bagi keperluan pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan

strategi pengelolaan. Hal ini berarti keputusan apapun yang dimabil haruslah

didasarkan pada informasi yang lengkap mengenai kemajuan belajar peserta

didik tentang suatu konsep, prosedur atau prinsip? Bila menggunakan

pengorganisasian dengan hierarki belajar, keputusan yang tepat mengenai

6
unsur-unsur mana saja yang ada dalam hierarki yang diajarkan perlu

diambil. Semua ini dilakukan hanya apabila ada catatan yang lengkap

mengenai kemajuan belajar peserta didik.

Pengelolaan motivasional merupakan bagian yang amat penting dari

pengelolaan inetraksi peserta didik dengan pembelajaran. Gunanya untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebagian besar bidang kajian

studi sebenarnya memiliki daya tarik untuk dipelajari, namun pembelajaran

gagal menggunakannya sebagai alat motivasional. Akibatnya, bidang studi

kehilangan daya tariknya dan yang tinggal hanya kumpulan fakta dan

konsep, prosedur atau prinsip yang tidak bermakna.

Guru seni musik menerapkan proses pengelolaan yang hampir sama

pada masing-masing kelas. Penulis sendiri dalam proses pembelajaran seni

musik menerapkan pengelolaan yang relatif sama antara kelas yang satu

dengan yang lainnya, namun kadang-kadang penulis juga menerapkan atau

memberikan tindakan pengelolaan yang berbeda pada setiap kelas dengan

alasan guru harus menyesuaikan karakteristik kelas yang tampak pada

perilaku peserta didik yang berbeda-beda yang diantaranya juga adanya

perbedaan latar belakang, kondisi dan kemampuan peserta didiknya.

Sebagai contoh di kelas IPS dan IPA penulis menerapkan

pengelolaan kelas yang sama saat membuka pelajaran, naun berbeda saat

menyampaikan pelajaran. Di kelas IPS peserta didik terlihat kurang aktif

dalam pembelajaran dan dalam permainan musik mereka terlihat masih

belum baik, diantara mereka masih ada yang belum menguasai materi

pembelajaran, maka melihat hal itu penulis mensiasati dengan cara bermain

7
gitar dan memainkan lagu yang terkenal dan disukai oleh peserta didik

waktu itu.

Penulis mengamati peserta didik bermain alat musik secara

bergantian dengan tujuan mengamati dan membantu proses belajar peserta

didik, dan sesekali peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar

materi pelajaran dan sesekali peserta didik meminta bantuan penulis dalam

memainkan alat musik.

3. Strategi Penggunaan Media Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang harus diterapkan guru dalam proses

pembelajaran yang perannya sebagai manager pengajaran juga meliputi

bagaimana guru harus menggunakan media atau sarana pembelajaran yang

menarik yang tentu saja harus mempermudah proses siswa dalam

menangkap informasi dari guru. Agar proses pembelajaran berjalan dengan

lancar guru mengatur ketersediaan sarana pendukung sesuai dengan

kebutuhan yang akan dimanfaatkan.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar

baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas1. Berdasarkan tempat

penggunaannya media pembelajaran ada dua pola, yaitu:

1
http://inaifatko2.blogspot.com/2014/01/strategi-penggunaan-d pengembangan.html diunduh
pada 20 Februari 2018

8
a) Penggunaan Media di Kelas

Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang

tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses

belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan

media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi

pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi

belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga

hal tersebut, ialah tujuan, materi dan strategi pembelajaran. Yang

terpenting dalam hal ini media tersebut disajikan di ruang kelas dimana

guru dan siswa hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung (face to

face).

Tentu saja media yang dapat digunakan di kelas adalah yang

memungkinkan dilihat dari sisi biaya, berat dan ukuran, kemampuan

siswa dan guru untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan bagi

penggunannya. Dalam kontesk ini media harus praktis, ekonomis, mudah

untuk digunakan (user friendly).

b) Penggunaan Media di Luar Kelas

Seperti yang telah disinggung di atas, terdapat media yang

penggunaannya di luar situasi kelas. Dalam hal ini media tidak secara

langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri

tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa.

Penggunaan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat dibedakan

9
dalam dua kelompok utama, yaitu penggunaan media tidak terprogram

dan penggunaan media secara terprogram

Dilihat dari variasi penggunaannya, Media dapat di gunakan baik

secara perorangan, kelompok atau siswa dalam jumlah yang sangat

banyak.2

a. Media dapat di gunakan secara perorangan (Individual Learning)

maka perlu dilengkapi tape Recorder, Proyektor Film Bingkai,

earphone, layar kecil dan sebagainya.

b. Media dapat digunakan secara berkelompok (Big Group) berupa

kelompok kecil dengan jumlah 2 sampai 8 atau kelompok besar

berjumlah 9 sampai 40 orang

c. Media yang digunakan secara Massal. Biasanya melalui Media

Pemancar seperti Radio, Televisi atau di gunakan dalam ruang yang

besar seperti film 35 mm.

4. Strategi Penerapan Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara merealisasikan suatu strategi

pembelajaran yang telah ditetapkan, meskipun strateginya sama, metodenya

sama, teknik - teknik implementasinya dapat berbeda menyesuaikan pada

karakteristik siswa yang berbeda-beda. Seperti yang penulis terapkan di

SMA Negeri 12 Pekanbaru dalam pembelajaran seni musik.

Adapun metode - metode yang penulis terapkan yaitu metode ceramah

dilakukan pada saat awal membuka pelajaran, diskusi dilakukan dalam


2
http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/strategi-pemanfaatan-media-dalam_08.html
diunduh pada 20 Februari 2018

10
memecahkan masalah seperti saat mendapati peserta didik yang kesusahan,

demonstrasi, kerja kelompok, dan juga drill yang dilakukan saat mendekati

evaluasi pembelajaran.

Mengelompokkan siswa pada saat belajar diterapkan dengan tujuan

agar siswa mendapat pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa, seperti

saling menghargai, saling berbagi, dan saling bertukar pendapat antar siswa,

wawasan siswa lebih terbuka karena siswa-siswa dihadapkan pada situasi

untuk berbagi pendapat, berbagi keterampilan misalanya tentang cara cara

menyanyikan dan cara memainkan alat musik.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

penerapan strategi pembelajaran tidak bisa hanya menggunakan satu metode

saja, metode merupakan alat atau cara yang digunakan untuk merubah suatu

keadaan yang diinginkan pada pembelajaran agar memperoleh hasil yang

maksimal.

Guru harus menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan

karena tidak semua peserta didik SMA Negeri 12 Pekanbaru memiliki

antusias dan kemampuan yang berbeda-beda dalam mengikuti pelajaran seni

musik, seperti contoh dalam memainkan sebuah alat musik, setiap peserta

didik memiliki kesulitan masing-masing. Guru tetap berpegang teguh

dengan prinsip bahwa dalam pembelajaran musik peserta didik tidak

diharuskan mahir dalam memainkan alat music.

Disinilah guru menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran

terutama pendekatan untuk pemecahan masalah kesulitan belajar peserta

didik, kesulitan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh

11
guru maupun kesulitan dalam praktek memainkan instrument musik. Selain

guru membantu dan mengarahkan peserta didik, guru juga

mengelompokkan peserta didik agar mereka bisa saling bekerja sama

sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah dan lebih cepat untuk dicapai.

Guru juga berlaku sebagai model dalam pembelajaran, saat

menyampaikan materi guru sering memainkan alat musik gitar atau

keyboard ataupun alat musik yang lainnya sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan untuk membantu mempermudah dalam penyampaian materi.

Selain itu guru juga sering memperlakukan beberapa siswa yang mahir

untuk memainkan alat musik di depan kelas saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung dimaksudkan agar peserta didik yang lain bisa lebih termotivasi

lagi untuk belajar.

5. Strategi Pendekatan Untuk Memotivasi Siswa

Dalam kegiatan belajar, motivasi peserta didik adalah salah satu

tolak ukur menetukan keberhasilan dalam pembelajaran. Peserta didik yang

tidak mempunyai motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Tidak adanya aktivitas belajar tentu akan berdampak terhadap tujuan

pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran tidak tercapai, mencerminkan

kegagalan yang dilakukan pendidik. Untuk itu, pendidik perlu menciptakan

strategi yang tepat dalam memotivasi belajar peserta didik.

Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sorby Sutikno (2010) bahwa

motivasi dapat dibagi dua. Pertama motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang

timbul dari dalam diri peserta didik tanpa ada paksaan dari dorongan orang

12
lain. Kedua motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat

pengaruh dari luar peserta didik. Hal ini bisa timbul karena ajakan, suruhan,

atau paksaan dari orang lain (pendidik) sehingga dengan keadaan tersebut

peserta didik mau melakukan sesuatu atau belajar.

Pendapat tersebut menegaskan bahwa dalam pembelajaran motivasi

ektrinsik sangat dibutuhkan oleh peserta didik, seperti hadiah (reward),

kompetensi sehat antarpeserta didik, pemberian nasehat, dan pemberian

hukuman (funishment). Adanya motivasi dari luar sebagai dorungan untuk

diri peserta didik merupakan sebuah kemutlakan harus dilkukan guru jika

menginginkan peserta didiknya mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

Lain halnya dengan peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik karena

mereka dengan kesadaran sendiri ingin belajar dan memperhatikan penjelasan

guru dalam pembelajaran, karena keingintahuannya dalam pembelajaran

tinggi sehingga sulit terpengaruh oleh gangguan yang ada di sekitarnya.

Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik berfungsi sebagai alat

pendorong terjadinya prilaku belajar peserta didik, alat untuk mempengaruhi

prestasi belajar peserta didik, alat untuk memberikan direksi terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran, dan alat untuk membangun sistem

pembelajaran yang bermakna. Oemar Hamalik (2002) secara umum

menyebutkan tiga fungsi motivasi, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat (sebagai penggerak) yang merupakan

langkah penggerak dari setiap kegiatan.

13
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

sehingga dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan-perbuatan yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa motivasi

berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak

prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga halnya dalam

pencapaian tujuan pembelajaran, guru merupakan faktor yang penting untuk

mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan strategi

yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

Strategi menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sangat

ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran. Dengan

strategi motivasi yang tepat akan mampu memberikan kesuksesan dalam

pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Wina Sanjaya (2006), bahwa

strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam

mencapai tujuan.

Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Suntikno (2010) menyatakan ada

beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yaitu:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang guru

menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

14
kepada siswa. Makin jelas tujuan yang akan dicapai peserta didik maka

makin besar juga motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.

2. Memberikan hadiah (reward)

Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi. Hal ini

akan memacu semangat peserta didik untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di

samping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk

bisa mengejar peserta didik yang berprestasi.

3. Memunculkan saingan atau kompetensi

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didik untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil

prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Memberikan pujian

Memberikan pujian atau penghargaan kepada peserta didik yang

berprestasi sudah sepantasnya dilakukan oleh guru yang bersifat

membangun.

5. Memberikan hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses

belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta

didik tersebut mau mengubah diri dan beruaha memacu motivasi

belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar

Kegiatan yang dilakukan guru adalah memberikan perhatian

maksimal kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

15
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

Guru menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin

yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang

kondusif.

8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun

komunal (kelompok)

9. Menggunakan metode yang bervariasi

Dalam pembelajaran, metode konvensional harus sudah ditinggalkan

guru karena peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda sehingga

dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan

kompetensi peserta didik.

10. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi

peserta didik dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi

peserta didik yang memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik

pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan

berbicaranya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang

dimiliki tiap peserta didik dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus

terhadap indera peserta didik.

Adanya strategi di atas, menuntut kesiapan guru sebagai perancang

pembelajaran untuk mampu mengimplementasikannya dalam kegiatan

proses belajar mengajar. Guru harus mampu meninggalkan kebiasaan-

16
kebiasaan pembelajaran yang dimonopoli oleh guru itu sendiri (teacher

sentre) . Karena guru dalam melaksanakan peranya sebagai pendidik,

pengajar pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik

yang dilandasi kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan

(discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga

memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik secara

optimal baik fisik maupun phisikis.

Perkembangan peserta didik secara optimal akan terlihat bagaiman

sang guru mampu menumbuhkan motivasi pada diri peserta didik dalam

pembelajaran. Guru yang tidak mampu menumbuhkan motivasi peserta

didik berarti sang guru kurang memahami strategi yang tepat dalam

pembelajaran.

6. Strategi Persiapan Pembelajaran

Guru melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui seberapa

jauh keberhasilan peserta didik dalam belajar, untuk mengetahui kekurangan

dan kelemahan peserta didik, dan juga untuk mengukur kesuksesan guru

dalam mengajar. Evaluasi hasil belajar disamping memperlihatkan

kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan guru pada saat

pembelajaran berlangsung juga dilakukan dengan mengadakan ulangan

harian dan praktek. Sebelum mengadakan evaluasi, Guru memberikan

informasi kepada peserta didik pada pertemuan. Sebagai bagian dari

pelaksanaan strategi evaluasi pembelajaran guru juga berperan melakukan

17
evaluasi pengajaran. Dalam kegiatan ini, guru seni musik 12 Pekanbaru

memberikan penilaian dalam teori dan praktek.

Strategi evaluasi pembelajaran ini merupakan langkah guru dalam

mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam belajar, untuk

mengetahui kekurangan dan kelemahan siswa, dan juga untuk mengukur

kesuksesan guru dalam mengajar, dengan demikian guru akan mengevaluasi

dirinya dalam hal memberi informasi kepada siswa, kemudian guru akan

memperbaiki strategi mengajarnya demi keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas tentang strategi pembelajaran seni

budaya bidang seni musik di SMA negeri 12 Pekanbaru, maka dapat penulis

simpulkan beberapa hal berikut :

Dalam proses pembelajaran strategi guru dalam menyampaikan materi

sangatlah penting, oleh karena itu paling tidak ada 6 strategi yang penulis

gunakan dalam proses pembelajaran, yaitu :

1. Strategi Persiapan Pembelajaran

2. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

3. Strategi Penggunaan Media Pembelajaran

4. Strategi Penerapan Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran

5. Strategi Pendekatan Untuk Memotivasi Siswa

6. Strategi Persiapan Pembelajaran

B. Saran-saran

Berdasarkan hal di atas penulis mengajukan beberapa saran untuk strategi

pembelajaran yaitu :

1. Bagi penulis dan guru lain hendaknya memaksimalkan pembelajaran tidak

hanya pada saat proses pembelajaran saja, tetapi juga pada saat kegiatan

ekstrakurikuler.

19
2. Sekolah hendaknya memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada

seluruh guru khususnya dalam masalah strategi pembelajaran.

3. Sebagai guru profesional guru dituntut untuk terus mengasa kemampuan

terutama dalam strategi pembelajaran, agar peserta didik lebih antusias dan

semangat dalam mengikuti pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. 1991. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Fathurrohman, P. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.


Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Scripta Cendikia

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media

Wena, Made. 2010. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer. Jakarta Timur: Bumi
Aksara

21

Anda mungkin juga menyukai