Anda di halaman 1dari 3

.2.1.

Diare dengan dehidrasi berat


Anak yang menderita dehidrasi berat memerlukan rehidrasi intravena secara cepat dengan
pengawasan yang ketat dan dilanjutkan dengan rehidrasi oral segera setelah anak
membaik. Pada daerah yang sedang mengalami KLB kolera, berikan pengobatan antibiotik

yang efektif terhadap kolera.


Diagnosis
Jika terdapat dua atau lebih tanda berikut, berarti anak menderita dehidrasi berat:

 Letargis atau tidak sadar


 Mata cekung
 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
 Tidak bisa minum atau malas minum.

Tatalaksana
Anak dengan dehidrasi berat harus diberi rehidrasi intravena secara cepat yang diikuti
dengan terapi rehidasi oral.

 Mulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan, beri larutan oralit
jika anak bisa minum

Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat (disebut pula larutan
Hartman untuk penyuntikan). Tersedia juga larutan Ringer Asetat. Jika larutan Ringer
Laktat tidak tersedia, larutan garam normal (NaCl 0.9%) dapat digunakan. Larutan glukosa
5% (dextrosa) tunggal tidak efektif dan jangan digunakan.

 Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai Tabel 18 berikut ini.

Tabel 18. Pemberian Cairan Intravena bagi anak dengan Dehidrasi Berat

Pertama, berikan Selanjutnya, berikan


30 ml/kg dalam: 70 ml/kg dalam:

Umur <12 bulan 1 jam 5 jam

Umur >12 bulan 30 menit 2,5 jam

Untuk informasi lebih lanjut, lihat Rencana Terapi C. Hal ini mencakup pedoman pemberian
larutan oralit menggunakan pipa nasogastrik atau melalui mulut bila pemasangan infus
tidak dapat dilakukan.
Kolera

 Curigai kolera pada anak umur di atas 2 tahun yang menderita diare cair akut dan
menunjukkan tanda dehidrasi berat, jika kolera berjangkit di daerah tempat tinggal
anak.
 Nilai dan tangani dehidrasi seperti penanganan diare akut lainnya. Beri pengobatan
antibiotik oral yang sensitif untuk strain Vibrio cholerae, di daerah tersebut. Pilihan
lainnya adalah: tetrasiklin, doksisiklin, kotrimoksazol, eritromisin dan kloramfenikol
(untuk dosis pemberian, lihat lampiran 2).
 Berikan zinc segera setelah anak tidak muntah lagi (lihat bagian 5.2.2).

Pemantauan
Nilai kembali anak setiap 15 – 30 menit hingga denyut nadi radial anak teraba. Jika hidrasi
tidak mengalami perbaikan, beri tetesan infus lebih cepat. Selanjutnya, nilai kembali anak
dengan memeriksa turgor, tingkat kesadaran dan kemampuan anak untuk minum,
sedikitnya setiap jam, untuk memastikan bahwa telah terjadi perbaikan hidrasi. Mata yang
cekung akan membaik lebih lambat dibanding tanda-tanda lainnya dan tidak begitu
bermanfaat dalam pemantauan.
Jika jumlah cairan intravena seluruhnya telah diberikan, nilai kembali status hidrasi anak,
menggunakan Bab 1 Pediatri Gawat Darurat bagan 7.

 Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang
telah diuraikan sebelumnya. Dehidrasi berat yang menetap (persisten) setelah
pemberian rehidrasi intravena jarang terjadi; hal ini biasanya terjadi hanya bila anak
terus menerus BAB cair selama dilakukan rehidrasi.
 Jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan,
hentikan infus dan berikan cairan oralit selama 3-4 jam (lihat bagian
5.2.2 dan Rencana Terapi B). Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati ibu
untuk lebih sering memberikan ASI pada anaknya.
 Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, ikuti pedoman pada bagian 5.2.3 dan Rencana
Terapi A. Jika bisa, anjurkan ibu untuk menyusui anaknya lebih sering. Lakukan
observasi pada anak setidaknya 6 jam sebelum pulang dari rumah sakit, untuk
memastikan bahwa ibu dapat meneruskan penanganan hidrasi anak dengan
memberi larutan oralit.

Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar 5ml/kgBB/jam) ketika anak bisa
minum tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 3–4 jam untuk bayi, atau 1–2 jam pada anak
yang lebih besar). Hal ini memberikan basa dan kalium, yang mungkin tidak cukup
disediakan melalui cairan infus. Ketika dehidrasi berat berhasil diatasi, beri tablet zinc

Anda mungkin juga menyukai