Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH ERA MODERNISASI DAN GLOBALISASI

TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

MAKALAH

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia


pada semester genap tahun 2018/2019 yang diampu oleh Dr. Moh. Thamrin, M. Pd.

OLEH
MUHAMMAD REZA FARDANA
NIM 1832810038-1A

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG

APRIL 2019
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan empat hal, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah,
rumusan tujuan dan manfaat.

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada saat sumpah pemuda tahun 1928, lahir beberapa keputusan penting, di antaranya
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan lahirnya pernyataan ini, perbedaan-
perbedaan bahasa yang bersifat kedaerahan bias di hilangkan dengan penggunaan bahsa
Indonesia sebagai solusinya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bangsa Indonesia yang dalam
penentuannya sebagai bahasa nasional terdapat semangat bangsa Indonesia di dalamnya.
Selain itu bahasa Indonesia sendiri merupakan salah satu identitas Negara Indonesia
bersamaan dengan lagu nasional Indonesia Raya, bendara Negara sang merah putih, dan
identitas Negara lainnya. Sebagai warga Negara Indonesia, sudah sewajarnya kita
menjaga identitas Negara kita, termasuk bahasa Indonesia.
Satu hal terpenting yang perlu dipahami bahwa bahasa merupakan cerminan dari
identitas suatu bangsa. Identitas sangat erat kaitannya dengan suatu sikap dari karakter.
Karakter yang dimaksud ialah suatu kecerdasan berbahasa yang meliputi kemampuan
dalam memilah berbagai kata yang baik untuk digunakan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi sehari-hari di lingkungan masyarakat.
Seiringin dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang tidak bisa
dibendung, membuat bangsa Indonesia seakan terhipnotis dengan adanya perkembangan
tersebut. Hal ini dibuktikan dengan semakin sedikitnya orang-orang yang menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah yang telah diterapkan
Dengan berbagai perubahan terhadap masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat
sekarang ini, banyak orang yang lebih mengedepankan bahasa Asing khususnya bahasa
Inggris dan Mandarin dari pada bahasa Indonesia. Sebab bahasa Indonesia hanya
dianggap sebagai suatu bahasa yang tidak keren dan tidak dapat mengikuti perkembangan
zaman. Kenyataannya sekarang ini menunjukkan bahwa semangat generasi muda dalam
memiliki bahasa Indonesia tidak dapat disamakan dengan semangat generasi muda pada
tahun 1928, untuk memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Pada generasi muda sekarang ini, mendalami pelajaran bahasa Indonesia hanya
dianggap cukup, ketika berada di bangku sekolah SMA. Alasan yang sering mereka
ungkapkan adalah sebagai orang Indonesia tentu sudah pasti mampu untuk berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Hal ini jika kita amati secara seksama, pernyataan tersebut tidak dapat dibenarkan. Sebab
kenyataannya masih banyak anak muda yang tidak bisa membaca, gagap dalam berbicara,
dan sulit menulis untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan jika
kita amati nilai ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia selalu menduduki posisi
nilai terendah dibanding mata pelajaran lainnya. Dari sini dapat diambil kesimpulan
bahwa generasi muda sekarang cenderung menggampangkan dalam urusan berbahasa
Indonesia.
Jika hal ini terus bergulir dan dibarkan begitu saja, maka cepat atau lambat bahasa
Indonesia akan menjadi terpinggirkan dengan adanya berbagai bahasa Asing. Tidak
adanya filterisasi terhadap akulturasi budaya yang masuk ke Indonesia merupakan salah
satu dampak yang menjadikan maraknya penggunaan bahasa Asing di kalangan
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, makalah dengan judul pengaruh era mordernisasi dan
globalisasi terhadap eksistensi bahasa indonesia ini disusun.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut
1) Apakah pengertian modernisasi?
2) Apakah pengertian globalisasi?
3) Bagaimana pengaruh modernisasi dan globalisasi terhadap eksistensi bahasa
Indonesia?

1.3 Rumusan Tujuan


Berdasarakan rumusan masalah tersebut, makalah ini disusun berdasarakan rumusan
tujuan sebagai berikut.
1) Ingin mengetahui pengertian modernisasi.
2) Ingin mengetahui pengertian globalisasi.
3) Ingin mengetahui pengaruh modernisasi dan globalisasi terhadap eksistensi
bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat
DAMPAK POSITIF DARI MAKALAH

MENGERTI KOMUNIKASI APA MANFAATNYA

TUJUAN ANDA MEMBUAT MAKALAH NYA APA?

MANFAATNYA APA?

MUNCULKAN MANFAAT DARI SETIAP NOMOR DI RUMUSAN MASALAH

JIKA MANFAAT YANG PERTAMA TENTANG SEBAB AKIBAT, MAKA YANG


LAINNYA JUGA HARUS SEBAB AKIBAT
BAB II
PENGARUH ERA MODERNISASI DAN GLOBALISASI
TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

2.1 Pengertian Modernisasi


Sederhananya, modernisasi (modernization) adalah proses perubahan cara cara
tradisional ke cara cara baru yang lebih maju. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah
terencana.
Dalam buku Ensiklopedia Sosial karangan William Outhwaite bahwa pengertian
modernization [modernisasi] proses perubahan ekonomi, politik, sosial, dan kultural yang
terjadi di negara terbelakang saat mereka bergerak ke arah pola organisasi sosial dan
politik yang lebih maju dan kompleks.
Selama beberapa lama setelah perang dunia kedua, modernisasi telah dikaji dan
dicermati serta didefinisikan oleh para ahli dalam teori teori sosiologi.
Hal tersebut selalu dimulai dengan referensi implisit ataupun eksplisit pada
dikotomi antara dua tipe idela: masyarakat tradisional (yang dalam beberapa versi juga
disebut masyarakat “pedesaan”, “terbelakang”, atau “tertinggal” dan masyarakat modern
(masyarakat “urban”, maju, atau “industrial”).
Tipe struktur sosial ini secara historis terkait dengan proses evolusi terus-menerus
yang mengikuti kaidah tertentu.
Idenya adalah bahwa semua masyarakat mengikuti jalan sejarah dari satu tipe
polar ke tipe lainnya yang makin beragam dan kompleks. Setelah beberapa masyarakat
makin industrial, mereka menjadi basis untuk membangun paradigma dan proses transisi.
Ringkasan dan Bahasan teori tentang modernisasi
Beberapa teori tentang modernisasi menekankan sifat endogen dari proses
perubahan ini (Rostow, 1960; Hoselitz, 1965; Parsons, 1951), sedangkan yang lainnya
menekankan pada arti penting faktor-faktor eksogen seperti difusi nilai, teknologi,
keahlian, dan bentuk organisasi dari negara maju di Barat ke negara miskin di Dunia
Ketiga (Lerner, 1958).
Tetapi, setiap masyarakat tradisional diasumsikan mengikuti pola perubahan (pola
modernisasi) seperti yang pernah dialami oleh negara maju.Karenanya, teori modernisasi
berusaha mengidentifikasi variabel sosial dan faktor institusional di dalam organisasi
dan/atau sejarah negara industri, yang perubahannya adalah penting bagi proses
perkembangan untuk memfasilitasi proses ini di negara berkembang.
Klasifikasi teori modernisasi yang bagus adalah klasifikasi yang membedakan
versi sosiologis, ekonomi, dan psikologis. Versi sosiologis menegaskan peran berbagai
macam variabel sosal dan institusional dalam proses perubahan tersebut.
Germani (1965) mendeskripsikan proses dalam term perubahan dalam modernisasi dari
tindakan preskriptif ke tindakan elektif, dari institusionalisasi tradisional ke
institusionalisasi perubahan; dan dari konjungsi dari institusi yang relatif sama ke
diferensiasi dan spesialisasi.
Kebanyakan dari versi tersebut dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber melalui
interpretasi Talcott Parsons tentang ide-ide Weber, dan menggunakan Pattern variable
untuk mendeskripsikan struktur sosial ideal dari masyarakat “tradisional” dan “modern”:
Afektivitas versus netralitas afektif, askripsi versus pencapaian, difusi versus spesifisitas,
partikularisme versus universalisme, dan orientasi kepada kepentingan kolektif versus
orientasi ke kepentingan pribadi.
Versi psikologis modernisasi menekankan pada faktor internal dan motif
psikologis sebagai motor penggerak dari “kebutuhan untuk prestasi”, keinginan untuk
menjalankan sesuatu dengan baik, motivasi penting yang menimbulkan pertumbuhan
ekonomi melalui penyebaran motivasi ini ke kalangan pengusaha.
Motivasi tersebut tidak diwariskan dan dapat dikembangkan di suatu negara
dalam transisi ke modernitas melalui sarana pendidikan.
Versi ekonominya direpresentasikan dengan baik oleh Rostow (1960) dan teori
tahapan pertumbuhan ekonomi olehnya. Dia menunjukkan bahwa semua masyarakat
melalui lima tahap: masyarakat tradisional, prakondisi tinggal landas, tinggal landas,
menuju ke kedewasaan, dan era konsumsi adalah sama dengan tahap prakondisi tinggal
landas di masyarakat Barat abad ke-18 dan 19.
Tanggapan tentang teori modernisasi
Teori modernisasi telah banyak dkritik. Yang terpenting adalah tuduhan atas teori
modernisasi ini yang terlampau abstrak dan kurang perspektif terhadap sejarah.
Pertama, teori modernisasi keliru memperlakukan keterbelakangan sebagai situasi
universal, sebagai tahap kekurangan perkembangan umum, sebagai tahap yang telah
dilalui oleh semua negara yang maju.
Kedua, analisis modernisasi cenderung mengasumsikan karakter preskriptif dan
tidak mempelajari konteks struktur dari masyarakat tertinggal, tetapi hanya berusaha
mengetahui apakah ciri-ciri ini mengikuti atau menyimpang dari model Barat ideal.
Ketiga, dalam semua modernisasi terkandung ide bahwa negara berkembang
dewasa ini akan melalui tahap dan proses yang sama seperti yang pernah dilalui negara
maju. Bahkan ketika mereka mengakui adanya beberapa perbedaan sejarah(Germani,
1965, dan Rostow, 1960, mengakui perbedaan ini) mereka tidak mau menerima bahwa
perbedaan ini akan mengubah pola perubahannya.
Sejarah dapat berulang, negara berkembang dapat melakukan industrialisasi
dengan cara yang sama seperti yang ditempuh negara maju.
Sangat sedikit kita jumpai diskusi tentang tatanan intemasional sebagai sebuah
sistem yang didominasi dan dimanipulasi oleh negara industri tertentu yang memiliki
kepentingan sendiri. Teori modernisasi berasumsi bahwa proses modernisasi dan
industrialisasi adalah tak terelakkan dan bahwa negara berkembang mempunyai
kesempatan yang sama atau bahkan lebih baik untuk melakukan industrialisasi. Seperti
yang dikatakan Hoogvelt, teori ini mengubah sejarah perkembangan Eropa menjadi
logika (Hoogvelt, 1982, h. 116).
Kesimpulan artikel pengertian modernisasi:
Terdapat beberapa poin penting yang perlu kita catat tentang modernisasi diatas bahwa:
1) Modernisasi terjadi pada masyarakat yang tertinggal baik itu pedesaan dan
sejenisnya
2) Modernisasi menghasilkan masyarakat industrial
3) Kemajuan atau perubahan yang terjadi dalam modernisasi bersifat rasional dalam
segala bidang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
4) Modernisasi bukan berarti perbaikan moral masyarakat, akan tetapi sejalan
dengan perubahan yang terjadi dibidang lain, akan terjadi perbaikan moral
tersebut. Hal ini terlihat bahwa modernisasi terkadang (bahkan dibeberapa bidang
selalu) menyebabkan rusaknya moral, hampir sama halnya dengan westernisasi.

2.2 Pengertian Globalisasi

2.3 Pengaruh Modernisasi dan Globalisasi Terhadap Eksistensi


Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai