Anda di halaman 1dari 8

 HUKUM

o Ilmu Hukum
o Administrasi
o Hukum Islam
o Syariah
 EKONOMI
o Manajemen
o Akuntansi
o Pemasaran
o Perbankan
 TEKNIK
o Arsitektur
o Elektronika
o Informatika
o Listrik
o Mekatronika
o Teknik Sipil
 PENDIDIKAN
o Pembelajaran
o Penelitian
o Statistik
 KESEHATAN
o Keperawatan
o Kebidanan
o Psikologi
o Penyakit
o Olahraga
 SOSIAL
o Ilmu Sosial
o Transportasi
o Politik
o Lingkungan Hidup
o Komunikasi
 MIPA
o Biologi
o Fisika
o Kimia
×
Cari Cari
Beranda › Psikologi

Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Asas


Bimbingan dan Konseling
Ditulis oleh Muchlisin Riadi Rabu, 07 Februari 2018 4 Komentar

Apa itu Bimbingan dan Konseling?


Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada anak
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal. Tujuan bimbingan dan konseling agar
anak dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab dan mendapatkan hal
yang berharga dari keputusan yang diambilnya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29/1990 tentang Pendidikan Menengah Pasal 27 Ayat
1, bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Sedangkan menurut Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, menyebutkan bahwa Bimbingan dan Konseling
(BK) adalah layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Berikut ini beberapa definisi dan pengertian bimbingan dan konseling dari beberapa sumber
buku:

 Menurut Azzet (2013:11), bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada
anak didik agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertindak
dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya. Upaya ini dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.

 Menurut Prayetno, dkk (2004:2), bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi,bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti
kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar
belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya (Prayetno dkk, 2009:114).

Secara khusus layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan sebagai berikut (Balitbang,
2006:16):

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan


peserta didik di masa yang akan datang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh peserta didik
seoptimal mungkin.

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.

4. Mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat.

Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar
masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang
utuh dan mandiri. Adapun fungsi-fungsi bimbingan dan konseling dijelaskan sebagai berikut
(Hallen, 2003:60):

a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik.

b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul
yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

c. Fungsi Pengentasan

Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.

Baca Juga

 Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency)


 Pengertian, Aspek dan Penyebab Kesepian (Loneliness)
 Pengungkapan Diri (Self Disclosure)

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif
peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.

e. Fungsi Advokasi

Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi
atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi
secara optimal.

Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-
asas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini
guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa
atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah
akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
3. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam
suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan
ini bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam
hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri
untuk kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang
dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami
masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak
boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien
dari pada yang lain.
5. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu
menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang
dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
6. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang
tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya
tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang
lebih maju.
8. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek
individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki
berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah.
9. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini
diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan
dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para konselor perlu
mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan.
11. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien belum
dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan
klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.

Daftar Pustaka
 Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan & Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
 Prayetno dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.
 Prayetno dan Emti, Erman. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rieneka
Cipta.
 Balitbang. 2006. Panduan dan Pengembangan Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidika Dasar
dan Menengah. Jakarta: BSNP dan PUSBANGKURANDIK.
 Hallen, A. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.
BAGIKAN ARTIKEL INI

Berlangganan update artikel terbaru via email:


Berlangganan

4 Komentar untuk "Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Asas Bimbingan dan Konseling"

1.
olehkitaRabu, 21 Februari, 2018

Ini merupakan materi yang sedang saya cari, terima kasih atas pemaparannya.

Balas

2.
UnknownKamis, 26 Juli, 2018

Terima kasih

Balas

3.
UnknownSenin, 10 September, 2018

Terima kasih atas bantuan nya saya senang karena nilai saya bagus

Balas

4.
AlGhifaryMinggu, 20 Januari, 2019

Makasih Infonya, sangat bermanfaat

Balas

Posting Lebih BaruPosting Lama

 Proposal Penelitian
 Pemilihan Judul Penelitian
 Menemukan Masalah Penelitian
 Menyusun Hipotesis Penelitian
 Metode Penelitian Kualitatif
 Menghitung Reabilitas
 Menghitung Validitas

ADMINISTRASIAKUNTANSIBAHASABIOLOGIEKONOMIELEKTRONIKAFISIKAHUKUMINFORMATIKAKESEHAT
ANKIMIAKOMUNIKASILINGKUNGANLISTRIKMANAJEMENMATEMATIKAMETODE
PEMBELAJARANOLAHRAGAPEMASARANPENDIDIKANPENELITIANPENYAKITPERBANKANPERTANIANPOLITI
KPSIKOLOGISENISOSIALSYARIAHTEKNIK SIPIL

Pengertian, Teknik dan Peraturan Lari Jarak Pendek


Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Kemasan


Pengertian, Fungsi, Jenis dan Ketentuan Label Produk


Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Manfaat SOP


Pengertian, Jenis dan Penyusunan Distribusi Frekuensi

 About

 Contact

 Pemasangan Iklan

 Privacy Policy

 Disclaimer

 Table of Contents
Copyright 2019 KajianPustaka.com

Anda mungkin juga menyukai