Anda di halaman 1dari 9

Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA PADA TERNAK


DAN DAMPAKNYA PADA KESEHATAN MANUSIA
SUSAN MAPHILINDAWATI NOOR dan MASNIARI POELOENGAN

Balai Penelitian Veteriner


Jl. RE. Martadinata No. 30, PO Box 151, Bogor 16114

ABSTRAK

Tingginya tingkat resistensi antibiotika terhadap foodborne bakteri merupakan masalah yang sangat
serius dalam bidang kesehatan di dunia. Antibiotika banyak digunakan pada hewan secara intensif untuk
pengobatan, pencegahan penyakit dan pemacu pertumbuhan. Pemakaian antibiotika pada hewan terbukti
memacu timbulnya resistensi antibiotika terhadap foodborne bakteri, sebagai contoh Campylobacter dan
Salmonella telah resisten terhadap antibiotika fluoroquinolon dan generasi ke tiga chepalosporin. Resistensi
beberapa antibiotika terhadap foodborne bakteri mengakibatkan kegagalan dalam pengobatan infeksi
gastrointestinal pada manusia. Foodborne bakteri yang resisten terhadap antibiotika dapat tansfer ke manusia
melalui rantai makanan atau secara kontak langsung. Adanya implikasi hubungan antara resistensi antibiotika
terhadap foodborne bakteri dengan terjadinya resistensi antibiotika pada manusia maka pemakaian antibiotika
pada industri peternakan harus dikontrol. Kerjasama antara peternak, dokter hewan, dokter umum dan
kesehatan masyarakat dibutuhkan untuk mengontrol resistensi foodborne bakteri.
Kata kunci: Antibiotika, resistensi, food-borne bakteri, kontrol

PENDAHULUAN 1995; WHO, 2003). Kejadian resistensi


antibiotika terhadap bakteri yang diisolasi dari
Resistensi antibiotika terhadap bakteri pasien penderita diare di beberapa rumah sakit
patogen pada manusia menjadi masalah di di Indonesia juga telah dilaporkan oleh
seluruh dunia. Terjadinyanya resistensi TJANIADI et al. (2003).
antibiotika ini disebabkan pemakaian Beberapa foodborne bakteri seperti
antibiotika yang tidak bijaksana untuk Salmonella, Campylobacter, Enterococci, dan
pengobatan pada manusia serta pemakaian Escherichia coli yang resisten terhadap
antibiotika pada hewan sebagai pemacu antibiotika telah terbukti dapat mentransfer gen
pertumbuhan (antibiotic growth promotors/ resisten ke manusia melalui rantai makanan
AGP) yang mempunyai kontribusi terjadinya atau secara kontak langsung (VAN DEN
resistensi antibiotika baik pada manusia BOGAARD et al., 2000 and STOBBERINGH,
maupun hewan (BARTON, 2000). 1999; BUTAYE et al., 2003; WHO, 1997). Oleh
Antibiotika banyak digunakan sebagai AGP karena itu di beberapa negara telah dibentuk
dalam pakan ternak di seluruh dunia untuk agensi untuk melakukan program surveilens
memacu pertumbuhan ternak agar dapat dalam hal memonitor resistensi antibiotika
tumbuh lebih besar dan dalam waktu yang pada foodborne patogen, sebagai contoh
lebih cepat serta untuk mencegah terjadinya NARMS (National Antimicrobial Resistance
infeksi (MITCHELL et al., 1998; VAN DEN Monitoring System) di USA yang dibentuk
BOGAARD et al., 2000; dan RADETSKY, 1998). pada tahun 1996. Beberapa agensi lainnya
Beberapa antibiotika yang banyak dipakai seperti Commicion on Antimicrobial Feed
sebagai AGP antara lain dari golongan Additives di UK dan JETACAR di Australia
tetracyclin, penicillin, macrolida, lincomysin juga telah melakukan surveilans untuk
dan virginiamycin (ANGULO et al., 2004). melakukan kontrol terhadap pemakaian
Resistensi antibiotika terhadap bakteri antibiotika pada hewan.
menyebabkan terjadinya penyakit yang sangat
serius pada manusia berupa kegagalan ANTIBIOTIKA PADA HEWAN
pengobatan terhadap infeksi gastrointestinal
yang disebabkan oleh Campylobacter dan Pemakaian antibiotika pada hewan untuk
Salmonella (NEIMAN et al., 2003; SMITH et al., pengobatan, pemacu pertumbuhan dan

56
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

meningkatkan efisiensi pakan dimulai pada Skema pemakaian antibiotika pada manusia
awal tahun 1950 (MELON et al., 2001). Sampai dan hewan tercantum pada Gambar berikut.
saat ini Centers Diseases Control (CDC) Antibiotika banyak digunakan dalam
memperkirakan sekitar 40% antibiotika di industri peternakan untuk mencegah infeksi E.
dunia digunakan sebagai imbuhan pakan ternak coli (WITTE, 1998 dan LEVY et al., 1987)
untuk memacu pertumbuhan (AGP) Sebagai karena walaupun E. coli merupakan bakteri
imbuhan pakan, antibiotika dapat memacu komensal namun dapat menjadi fatal bila
pertumbuhan ternak agar dapat tumbuh lebih terjadi septicemia yang dapat diikuti terjadinya
besar dan lebih cepat serta dapat mencegah infeksi mycoplasmosis atau infeksi virus
terjadinya infeksi bakteri (MITCHELL et al., seperti bronchitis pada ayam (BURCH, 2000).
1998; VAN DEN BOGAARD et al., 2000; dan Beberapa antibiotika yang banyak digunakan
RADETSKY, 1998). dalam bidang peternakan seperti tercantum
pada Tabel 1.

Sumber: FDA, 2001


AGP juga dapat meningkatkan konversi yang menjelaskan mekanisme kerja dari AGP
pakan dan pertumbuhan hewan serta yaitu: antibiotika membantu menjaga nutrisi
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas dari destruksi bakteri, antibiotika membantu
akibat infeksi bakteri. Penambahan AGP dalam meningkatkan absorpsi nutrisi karena membuat
pakan dapat meningkatan pertumbuhan hewan barier dinding dari usus halus menjadi tipis,
sampai dengan 4-8% dan meningkatkan antibiotika dapat menurunkan produksi toksin
konversi pakan dari 2 menjadi 5% (EWING dan dari bakteri saluran pencernaan dan
COLE, 1994). Konsentrasi antibiotika yang menurunkan kejadian infeksi saluran
ditambahkan dalam pakan ternak merupakan pencernaan subklinik (FEIHGNER dan
dosis rendah yaitu berkisar 2,5 – 12,5mg/kg DASHKEVICS, 1987).
(ppm) (WITTE, 1998 dan LEVY et al., 1987), Antibiotika ditambahkan dalam pakan
namun hal ini terbukti dapat memacu unggas untuk mencegah dan mengobati
terjadinya resistensi bakteri patogen dan colibacillosis and staphylococcosis. Antibiotika
bakteri komensal dalam saluran pencernaan pada sapi digunakan untuk mengobati mastitis
(BRADBURY dan MUNROE, 1985; COHEN dan dan penyakit saluran pernafasan. Pemakaian
TAUXE, 1986; dan HOLMBERG et al., 1987). AGP dapat meningkatkan prevalensi resistant
Mekanisme kerja AGP sebagai pemacu bakteria dan meninggalkan residu antibiotika
pertumbuhan masih belum diketahui secara pada produk asal ternak (LEVY et al., 1987;
pasti. Ada indikasi yang menunjukkan bahwa CORPET, 1996) yang dapat mengganggu
aktivitas dari AGP sebagai pemacu kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
pertumbuhan dipengaruhi oleh efek
antibakterial antibiotika. Ada beberapa teori

57
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

Tabel 1. Jenis-jenis antibiotika yang sering Table 2. Resistensi chloramphenicol, amoxicillin,


digunakan pada peternakan dan tetracycline terhadap bakteri
Salmonella enteritidis, Salmonella hadar
Jenis antibiotika Jenis hewan and Escherichia coli yang diisolasi dari
Bacitracin Ayam, kalkun, babi, sapi karkas ayam di area Jakarta
perah
Salmonella Salmonella Escheric
Bambermycin Ayam, kalkun, babi Antibiotics
enteritidis hadar hia coli
Chlortetracycline Ayam, kalkun, babi, sapi Chloramphenicol 14.28% 12.5% 0%
perah, kambing Amoxicillin 14.28% 50% 73%
Erytromycin Ayam, kalkun Tetracyclin 28.57% 75% 93%
Hygromycin Ayam, babi Jumlah Sampel 7 8 15
Lasalocid Ayam, babi
Monensin Ayam, kalkun, babi Resistensi antibiotika amoxicillin dan
Neomycin Ayam, kalkun, babi, sapi tetracyclin terhadap E. coli yang diisolasi dari
perah, kambing karkas ayam di Jakarta area terlihat cukup
Nystatin Ayam, kalkun tinggi yaitu mencapai 73% dan 93%, begitu
Olendomycin Ayam, kalkun, babi pula resistensi terhadap S. hadar. Walaupun
Oxytetracycline
terhadap chloramphenicol bakteri Salmonella
Ayam, kalkun, babi, sapi
perah, kambing dan E. coli masih tergolong sensitif namun
Penicilline Ayam, kalkun, babi
terlihat bahwa ada kecenderungan untuk
menjadi resisten. Jika dibandingkan hasil
Salinomycin Ayam, sapi perah
tersebut dengan hasil uji sensitivitas beberapa
Streptomycin Ayam, sapi perah
antibiotika terhadap E. coli di beberapa negara
Tylosin Ayam, babi, sapi perah seperti UK, Uni Eropa, Canada dan USA
Virginiamycin Ayam, kalkun, babi (Tabel 3) tingkat terjadinya resistensi hampir
Sulfanamides Ayam, kalkun, babi sama.
Sumber: PURNAMI (2000)
Tabel 3. Perbandingan sensitivitas (%) beberapa
antibiotika terhadap bakteri E. coli dari
STATUS RESISTENSI ANTIBIOTIKA yang diisolasi dari unggas di beberapa
TERHADAP FOODBORNE BAKTERI negara

Uni USA
Status resistensi antibiotika terhadap Antibiotika UK Canada
Eropa (kalkun)
foodborne bakteria baik pada manusia maupun Apramycin 98 - 97 -
hewan semakin meningkat, khususnya
Neomycin 83 94 50 13
resistensi terhadap bakteri Gram-negatip
Spectinomycin 88 - 38 54
(Salmonella spp. dan Escherichia coli). Di
Ampicillin 62 66 58 67
beberapa negara banyak data yang
menunjukkan bahwa bakteri E. coli yang Tetracyclin 52 55 11 -
berasal dari unggas telah resisten terhadap Trimeth/sulfa 76 97 78 87
beberapa antibiotika. Status resistensi Enrofloxacin 99 97 99 99
antibiotika terhadap foodborne bakteri di Jumlah sampel 484 1154 294 1204
Indonesia tidak mudah didapat karena jarang
Sumber: WRAY et al (1993), SCHEER et al (1997),
dipublikasikan. Salah satu hasil uji sensitivitas LAPERLE et al (1996), SALMON and
beberapa antibiotika terhadap bakteri WATTS (2000)
Salmonella dan Escherichia coli yang diisolasi
dari karkas ayam yang dijual di daerah Jakarta Resistensi antibiotika terhadap foodborne
menunjukkan adanya kecenderungan bakteri di dunia cukup mengkhawatirkan. Oleh
terjadinya resistensi ke dua bakteri tersebut karena itu WHO telah melarang pemakaian
terhadap beberapa antibiotika seperti tampak antibiotika yang dipakai manusia untuk
pada Tabel 2. digunakan pada ternak dan disarankan semua
negara melakukan surveilens terhadap
resistensi antibiotika baik pada manusia
maupun hewan (WHO, 1997; WHO, 1999).

58
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

TRANSFER RESISTEN BAKTERI DAN


RESISTEN GENETIK
DARI HEWAN KE MANUSIA

Banyak bukti dari beberapa studi kasus


yang mengindikasikan terjadinya penyebaran
secara langsung bakteri komensal enterobacter
yang resisten dari hewan ke manusia (LEVY et
Plasmid
al., 1976; HUNTER et al., 1994; BOGAARD,
1997, STOBBERRINGH et al., 1999). Namun
Plasmid dapat flit dari satu tipe bakteri ke
walaupun sangat mudah untuk menemukan
tipe bakteri lain. Sebuah plasmid singgel dapat
patrun yang sama antara bakteri yang resisten
membentuk bermacam-macam resistensi
dari hewan dengan dari manusia, hingga saat
bakteri. Plasmid mikroba dapat membawa
ini hanya beberapa bakteri yang dapat diisolasi
faktor resistensi terhadap 4 macam antibiotika
dari makanan (KLEIN et al., 1998, MANIE et
al., 1998, DUFFY et al., 1999).
Bakteri komensal yang resisten terhadap
antibiotik dapat mentransfer gen resisten
tersebut ke bakteri patogen (HUMMEL et al.,
1986; LESTER et al., 1990; BOGAARD, 2000).
Escherichia coli merupakan bakteri komensal
pada manusia dan hewan yang dilaporkan
mempunyai kemampuan mentransfer kode gen
resisten ke spesies lain termasuk bakteri Penelitian dengan teknik molekular juga
patogen (BERKOWITZ dan METCHOCK, 1995; membuktikan bahwa pemakaian antibiotika
CHASLUS-DANCLA et al., 1986; HUMMEL et al., berlebihan pada ternak menimbulkan resistensi
1986; NIKOLICH et al., 1994). bakteri pada manusia (MCEWEN dan FEDORKA-
Bakteri yang resisten terhadap antibiotika CRAY, 2002; SWARTZ, 2002). Terjadinya
dapat menurunkan gen yang resisten melalui 3 resistensi antibiotika apramycin terhadap strain
cara (LEWIS, 1995), yaitu: Salmonella dan E. coli yang diisolasi dari
manusia merupakan bukti nyata bahwa
organisme yang resisten dapat ditransfer dari
Mutasi DNA secara spontan hewan ke manusia, karena apramycin tidak
digunakan untuk pengobatan pada manusia
DNA bakteri (materi genetik) mungkin (WRAY et al., 1986, HUNTER et al., 1993).
mengalami mutasi atau perubahan secara Campylobacter jejuni merupakan food-
spontan, sebagai contoh bakteri Multi drug borne bakteri yang telah mengalami resistensi
resisten tuberculosis terhadap antibiotika fluoroquinolon setelah
enrofloxacin digunakan pada unggas di Eropa
(JACOBS-REITSMA et al., 1994; VELAZQUES et
al., 1995). Riset di USA mengindikasikan
bahwa strain bakteri dari ayam yang resisten
terhadap fluoroquinolon secara molekuler sub-
typing sama dengan strain bakteri yang resisten
terhadap fluoroquinolon pada manusia (SMITH
et al., 1998).
Transformasi
DAMPAK PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA
Salah satu bakteri mengambil DNA dari PADA HEWAN
bakteri lainnya, sebagai contoh Pencillin- TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
resistant gonorrhea.
Food-borne bakteri yang resisten terhadap
antibiotika dapat mengakibatkan terjadinya

59
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

resistensi antibiotika terhadap manusia. Food- Hasil isolasi bakteri dari pasien penderita diare
borne bakteri seperti E. coli dan Salmonella di beberapa rumah sakit di Indonesia telah
yang mencemari karkas dapat mengakibatkan resisten terhadap beberapa antibiotika. Sebagai
infeksi pada manusia yang mengkonsumsinya contoh, Shigella spp. dan Vibrio cholerae
dan jika bakteri tersebut resisten terhadap resisten terhadap ampicillin, trimethrophin-
antibiotika maka dapat mengakibatkan sulfamethoxazol, chloramphenicol and
penyakit yang serius akibat kegagalan tetracycline. Resistensi Salmonella spp.
pengobatan dengan antibiotika. Walaupun data terhadap antibiotika bervariasi tergantung dari
mengenai kegagalan pengobatan pada manusia spesies, sedangkan bakteri Campylobacter
akibat terjadinya resistensi antibiotika sangat jejuni menunjukkan kenaikan resistensi
terbatas banyak bukti yang menunjukkan terhadap cetriaxone, norfloxacin, dan
gangguan kesehatan pada manusia akibat ciprofloxacin (TJANIADI et al., 2003).
terjadinya resistensi organisme. Resistensi antibiotika terhadap 3 serovar
Di Indonesia tidak banyak data yang Salmonella juga mengalami peningkatan di
dipublikasikan tentang tingkat kejadian Perancis (Tabel 3).
reistensi antibiotika terhadap bakteri patogen.
Table 3. Presentase resistansi beberapa antibiotika terhadap 3 serovar Salmonella yang diisolasi dari manusia
di Perancis tahun 1994 dan 1997

Salmonella enteritidis Salmonella typhimurium Salmonella hadar


Antibiotika
1994 1997 1994 1997 1994 1997
Ampicillin 5 7 61 73 NA 72
CoAmoxiclav 3 5 48 66 NA 70
Gentamicin 0 1 0 2 NA 2
Amikacin 0 0 0 0 NA 3
Tetracycline 17 17 66 83 85
Nalidixic acid 2 4 3 5 92
Ofloxacin 1 0 0 2 15
Chloramphenicol 2 4 37 56 0
Trimethroprim–sulphamethoxazole 2 3 14 9 8

Dampak resistensi antibiotika terhadap terhadap antibiotika. Rasistensi antibiotika


gangguan kesehatan manusia dapat terhadap Salmonella berakibat tingginya
dikategorikan menjadi 2 yaitu: kejadian infeksi, rawat inap, dan kematian.
Dalam hal hubungannya dengan
“attributable fraction” di US lebih dari satu
Terjadinya infeksi yang seharusnya tidak juta infeksi Salmonella dan Campylobacter
terjadi setiap tahun terjadi (BARZA et al., 2002),
dengan estimasi sekitar 30.000 kasus infeksi
Pemakaian antibiotika pada manusia dan Salmonella menyebabkan 300 penderita
hewan mengganggu mikroflora usus yang menjalani rawat inap di rumah sakit dan 10
menempatkan seseorang tersebut mempunyai pasien mengalami kematian, sedangkan untuk
resiko terjadinya infeksi bakteri tertentu. 18.000 kasus infeksi Campylobacter jejuni
Seseorang yang membawa agen antimicrobial mengakibatkan 100 pasien dirawat inap.
mengakibatkan naiknya resiko menjadi
terinfeksi bakteri patogen yang resisten
terhadap antibiotika tersebut. Hal ini dapat Naiknya frekuensi kegagalan pengobatan
diekspresikan sebagai “attributable fraction”, dan naiknya infeksi yang berat
yang didefinisikan sebagai infeksi bakteri
sebagai contoh Salmonella tidak akan terjadi Naiknya frekuensi kegagalan pengobatan
jika Salmonella tidak mengalami resistensi dan naiknya infeksi yang berat

60
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

dimanifestasikan dengan lamanya waktu Mekanisme terjadinya resistensi bakteri


pengobatan, naiknya frekuensi sistemik infeksi, terhadap antibiotika dapat terjadi dengan
naiknya lama waktu rawat inap, atau tingginya berbagai cara, yaitu:
angka kematian. Lama waktu pengobatan telah
ditunjukkan pada 16 studi kasus dari kejadian Alteration target (gangguan pada target)
resistensi Campylobacter terhadap
fluoroquinolon. Pasien penderita Target utama diganggu sehingga antibiotika
campylobacteriosis yang resisten terhadap tidak mempunyai efek yang lama, sebagai
fluoroquinolon apabila diberi pengobatan rata- contoh penambahan kelompok methyl ke 23S
rata lamanya kejadian diare lebih lama ribosom dari RNA dapat mencegah
beberapa hari dibandingkan dengan pasien erythromycin untuk mengikat 23S rRNA
yang sensitiv terhadap fluoroquinolon. sehingga sel menjadi resisten.
Investigasi oleh CDC di USA pada tahun
1987 menunjukkan bahwa 28 outbreak Replacement target (target diganti)
Salmonella yang terjadi antara tahun 1971
sampai 1983 disebabkan oleh resistensi Target yang sensitif masih di dalam sel
antimikroba terhadap Salmonella yang tetapi adanya komponen yang dibuat dapat
berakibat pasien lebih lama di rawat inap di membentuk peranan yang sama untuk menjadi
rumah sakit. Kegagalan pengobatan terhadap resisten terhadap antibiotika, sebagai contoh
infeksi Salmonella yang berakibat kematian sulfonamid yang resisten dapat disebabkan
diduga karena tingginya prevalensi kejadian oleh enzym resisten baru yang dibuat dari gene
resistensi antibiotika terhadap Salmonella. yang dibawa oleh plasmid.
Rata-rata kematian pasien dengan multidrug
resistensi diestimasikan 10 kali lebih tinggi Perubahan transportasi sel
dibandingkan dengan pasien yang suseptibel
terhadap antibiotika (HELMS et al., 2002). Sel bakteri mungkin mengalami perubahan
sehingga antibiotika tidak dapat masuk ke
MEKANISME RESISTENSI BAKTERI dalam sel secara baik. Pada beberapa kasus
TERHADAP ANTIBIOTIKA antibiotika mungkin mengalami expelled
secara aktif. Tetracyclin adalah contoh
Resistensi sel bakteri adalah suatu sifat antibiotika yang secara aktif mengalami
tidak terganggunya kehidupan sel expelled oleh protein tetracyclin yang resisten.
mikroorganisme oleh antimikroba Gen protein reissten dibawa oleh kebanyakan
(GANISWARA et al., 1995). Sifat ini merupakan plasmid.
suatu mekanisme alamiah bakteri untuk
bertahan hidup. Resistensi antibiotika terhadap Inaktivasi antibiotika
bakteri dapat terjadi dengan berbagai alasan
seperti overcrowding yang memudahkan Sel bakteri menurunkan gen yang membuat
terjadinya transfer bakteri antar personal, enzym menghancurkan antibiotika. Sebagai
tingginya travelling dan perdagangan yang contoh, beta lactamase dapat menghancurkan
dapat menyebarkan strains resisten secara penicillin dan cephalosporin. Beberapa
global, penggunaan antibiotika yang berlebihan antibiotika seperti chloramphenicol dan
pada manusia dan hewan (SPACH dan BLACK, aminoglycosida dapat diinaktivasi dengan
1998; LEWIS, 1995). penambahan kelompok phosphat atau
Tipe resistensi bakteri terhadap antibiotika kelompok acetyl.
dapat bersifat non genetik yaitu bakteri dapat
mengalami resistensi intrinsik spesifik terhadap PENANGGULANGAN RESISTENSI
antibiotika, atau resistensi dapat terjadi genetik FOODBORNE BAKTERI
melalui mutasi atau transfer gen antara bakteri
(HAWKEY, 1998). Resistensi antibiotika mengakibatkan
tingginya mortalitas dan morbiditas karena
kegagalan pengobatan dan tingginya biaya

61
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

kesehatan. Oleh karena itu identifikasi sumber antimikroba dan tingkat resistensi,
terjadinya resistensi bakteri terhadap melakukan strategi implementasi risk
antibiotika dapat mengurangi berkembangnya assessment.
penyebaran resistensi dan multiresistensi 8. Melakukan risk management terhadap
bakteri. Di UK pemakaian antibiotika sebagai resistensi antimikroba pada area
pemacu pertumbuhan dibatasi dengan alasan internasional.
tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap
peningkatan produksi peternakan dan telah
direkomendasikan penggunaan penicillins, KESIMPULAN
tetracyclines, tylosin, dan sulfonamides sebagai
growth promoters dihentikan. Pemakaian antibiotika pada hewan baik
Untuk mengurangi resiko terjadinya sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit
resistensi antibiotika terhadap foodborne maupun sebagai pemacu pertumbuhan
bakteri di Uni Eropa telah berkontribusi untuk terjadinya resistensi
mengimplementasikan legislasi Directive foodborne bakteria baik pada manusia maupun
70/524 tentang penggunaan antibiotika sebagai hewan.
feed additive dengan dosis maksimum dan Beberapa foodborne bakteri seperti
minimum, periode withdrawal sampai Salmonella, Campylobacter, Enterococci, dan
penyembelihan. Pemakaian feed additive harus Escherichia coli yang resisten terhadap
mengikuti beberapa aturan yaitu harus antibiotika telah terbukti dapat mentransfer
mempunyai efek pada produksi ternak, tidak faktor genetik ke manusia melalui rantai
membahayakan kesehatan manusia dan hewan, makanan atau secara kontak langsung
level antibiotika dapat dikontrol, level Resistensi antibiotika terhadap bakteri
antibiotika tidak boleh melebihi dosis untuk patogen mengakibatkan terjadinya kegagalan
pengobatan dan pencegahan penyakit pada pengobatan terhadap infeksi pada manusia dan
hewan dan tidak boleh untuk tujuan sebagai meningkatkan biaya pengobatan.
pengobatan pada hewan. Pengendalian terjadinya resistensi
Untuk mengurangi tingkat kejadian antibiotika terhadap bakteri patogen dapat
resistensi antibiotika terhadap bakteri patogen dilakukan dengan melakukan program
perlu dilakukan: surveillens terhadap pemakaian antimikroba di
1. Program surveilans nasional terhadap peternakan dan surveilens terhadap tingkat
penggunaan antimikroba di luar terjadinya resistensi antibiotika.
pengobatan untuk manusia.
2. Program surveilans nasional terhadap DAFTAR PUSTAKA
resistensi antibiotika terhadap bakteri
pada makanan dan hewan. ANGULO, F.J., J.A. NUNNERY and H.D. BLAIR. 2004.
3. Strategi implementasi pencegahan Antimicrobial resistance in zoonotic enteric
transmisi resisten bakteria dari hewan ke pathogens. Rev. Sci. Tech. Off. Int. Epiz.
manusia melalui rantai makanan. 23(2): 485-496.
4. Implementasi WHO Global Principles BARTON, M.D. 2000. Antibiotic use in animal feed
untuk Containment Antimicrobial and its impact on human health. Nutrition
Resistance pada hewan yang Research Reviews. 13 (2): 1-19.
diperuntukan untk pangan mengikuti BARZA M, and K. TRAVERS. 2002. Excess infections
Guidelines OIE. due to antimicrobial resistance: the
5. Implementasi strategi managemen yang Attributable Fraction.. Clin Infect Dis.34
spesifik untuk mencegah emergence dan (Suppl 3):S126-30.
dissemination resisten bakteri.
BERKOWITZ F.E. and B. METCHOCK. 1995. Third
6. Implementasikan pendekatan risk generation chephalosporin-resistant gram-
assessment yang diperlukan untuk negative bacilli in the feces of hospitalized
mendukung risk management. children. Pediatr. Infect. Dis. J. 14(2): 97-100.
7. Memperluas kapasitas negara khususnya
di negara berkembang untuk melakukan BRADBURY, W.C. and D.L.G. MUNROE, 1985.
Occurrence of plasmids and antibiotic
surveillens terhadap penggunaan resistance among Campylobacter jejune and

62
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

Campylobacter coli isolated from healthy and HELMS M, P. VASTRUP, P GERNER-SMITCH, and K
diarrheic animals. J. Clin. Microbial. 22:339- MOLBAK. 2002. Excess mortality associated
346. with antimicrobial drug-resistant Salmonella
Typhimurium. Emerg Infect Dis. 8:490-5.
BREUIL, J., A. BRISABOIS, I.CASIN, L. ARMAND-
LEFEVRE, S. FREMY, and E. COLLATZ, 2000. HOLMBERG, S.D., S.L. SOLOMON, and P.A. BLAKE,
Antibiotic resistance in Salmonella isolated 1987. Health and economic impacts of
from human and animals in French: antimicrobial resistance. Rev. infect. Dis. 9
Comparative data from 1994 and 1997. J. (6): 1065-1078.
Antimicrob. Chemo. 46: 965-971.
HUMMEL R., H. TSCHAPE and W. WITTE. 1986.
BURCH, D.G.S. 2000. Antimicrobial sensitivity Spread of plasmid-mediated nourseothricin
pattern of UK chicken E. coli isolates. Paper resistance due to antibiotic use in animal
presented at the European Association of husbandry. J. Basic Microbiol. 26 (8): 461-
Veterinary Pharmacology and Toxicology 466.
Congress p.73c. Jerusalem, Israel.
JEACAR (JOINT EXPERT ADVISORY COMMITTEE on
BUTAYE, P., L.A. DEVIASE, and F. HASEBROUCK, ANTIBIOTIC RESISTANCE) AUSTRALIA. 1999.
2003. Antimicrobial Growth Promoters Used The use Antibiotic in Food Producing
in Animal Feed: Effects of Less Well Known Animals: Antibiotic resistance Bacteria in
Antibiotics on Gram-Positive Bacteria Clin. Animals and humans. Commonwealth of
Microbiol Rev. 16 (2):175-188. Australia.
CHASLUS-DANCLA, E., J.L. MARTEL, C. CARLIER, J.P KLEIN, G.A.P. and G. REUTER. 1998. Antibiotic
LAFONT and P. COURVALIN. 1986. Emergence resistance patterns of enterococci and the
of aminoglycoside 3-N-acetyltransferase IV in occurrence of vancomycin-resistant
Escherichia coli and Salmonella typhimurium enterococci in raw minced beef and pork in
isolated from animals. Antimicrob. Agents Germany. Appl. Environ. Microbiol. 64:1825-
Chemother. 29 (2): 239-243. 1830.
COHEN, M.L. and R.V. TAUXE, 1986. Drug-resistant LAPERLE, A., M. NADEAU, and M. CANTIN, 1996.
Salmonella in the United States: an Profil de sensibilite de bacteries d’origine
epidemiological perspective. Science. 234 bovine, porcine et aviaire envers certains
(4779): 964-969. agents antibacterienne. Le Medecin
Veterinaire du Quebec, 26, 1, 26-29
EWING, W.N., and D.J.A. COLE. 1994. The living
gut. An introduction to microorganisms in LESTER, S.C., M. DEL PILAR PLA, F. WANG. I.
nutrition. Context, Dungannon, Ireland. PEREZSCHAEL, H. JIANG and T.F. O, BRIEN.
1990. The carriage of Escherichia coli
FEIGHNER, S. D., and M. P. DASHKEVICZ. 1987.
resistant to antimicrobial agents by healthy
Subtherapeutic levels of antibiotics in poultry
children in Boston. In Caracas, Venezuela and
feeds and their effects on weight gain, feed
Qin Pu, China. N.Engl. J. Med. 323 (5): 285-
efficiency, and bacterial cholyltaurine
289.
hydrolase activity. Appl. Environ. Microbiol.
53:331-336. LEVY, S.B. 1998. The challenge of antibiotic
resistance. Scientific American:46-53.
GALLAND JC, D.R.HYATT, S.S. CRUPPER, and D.W.
ACHESON. 2001. Prevalence, Antibiotic LEWIS, R. 1995. The Rise of Antibiotic-Resistant
Susceptibility, and Diversity of Escherichia Infections. FDA Consumer Magazine
coli O157:H7 Isolates from a Longitudinal September.
Study of Beef Cattle Feedlots. Applied and
Environmental Microbiology. 67(4):1619- MCDONALD, L.C, M.J. KUEHNERT, F.C. TENOVER,
1627. and W.R. JARVIS. 1997. Vancomycin-resistant
enterococci outside the health-care setting:
GANISWARA, S.G., R. SETIABUDY, and F.D. prevalence, sources, and public health
SUYATNO, 1995. Farmakologi dan Terapi implications. Emerging Infectious Diseases. 3
Edisis IV. Editor Purwantiasrtuti dan (3):311-7.
Nafrialdi. Universitas Indonesia. Jakarta.
MCEWEN, S.A. and P.J. FEDORKA-CRAY, 2002.
HAWKEY P.M. 1998. The origins and molecular Antimicrobial Use and Resistance in Animals.
basis of antibiotic resistance. BMJ 1; Clin. Infect. Dis. 34(Suppl 3):S93-106.
317(7159):657-660.

63
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

MITCHELL, J., M.W. GRIFFITHS, S.A. MCEWEN, W.B. SIMMONS, G.C. and J CRAVEN. 1980. Antibiotic
MCNAB, and A.J. YEE. 1998. Antimicrobial Sensitivity Tests Using the Disc Methods. The
drug residues in milk and meat: causes, Australian Bureau of Animal Health:1-8.
concerns, prevalence, regulations, tests, and
test performance. Journal of Food Protection. TJANIADI P., M. LESMANA, D SUBEKTI, N MACHPUD,
61(6):742-56. S KOMALARINI, W. SANTOSA, C.H
SIAMNJUNTAK, N PUNJABI, JR CAMPBELL,
PURNAMI. 2000. Kumpulan makalah program W.K. ALEXANDER H.J BEECHAMAL CORWIN
pendidikan profesi dokter hewan and B.A OYOFO. 2003. Antimicrobial
Laboratorium kesmavet Fakultas kedokteran resistance of bacterial pathogens associated
Hewan Institut Pertanian Bogor. with diarrheal patients in Indonesia. Am. J.
Trop.Med.Hyg. 68(6): 666-670.
RADETSKY P. 1998. Last Days of the Wonder Drugs.
Discover November:76-85. VAN DEN BOGAARD, A.E, and E.E STOBBERINGH.
1999. Antibiotic usage in animals: impact on
RAHAL, J. 2000. Emerging Antibiotic Resistance: bacterial resistance and public health. Drugs.
2000 and Beyond. The University of Florida. 58(4):589-607.
http://www.medinfo.ufl.edu/cme/grounds/raha
l/intro.html VAN DEN BOGAARD, A.E., N. BRUINSMA, and E.E.
STOBBERINGH. 2000. The effect of banning
SALMON, S.A. and J.L.WATTS, 2000. Minimum avopracin on VRE carriage in the Netherlands
inhibitory concentration determinations for (five abattoirs) and Sweden. J. Antimicrob.
various antimicrobial agents against 1570 Chemother. 46 (1): 146-148.
bacterial isolates from turkey poults. Avian
Diseases, 44, 85-98 VAN DEN BOGAARD, A.E,, R. WILLEMS, N, TOP J.
LONDON, and E.E. STOBBERINGH. 2002.
SCHEER, M., R. FROYMAN, A. DE JONG, and P. Antibiotic resistance of faecal enterococci in
ALTREUTHER, 1997. Antibacterial sensitivity poultry, poultry farmers and poultry
monitoring of avian Escherichia coli isolates slaughterers. J. Antimicrob. Chemother.
over 5 years. Journal of veterinary 49(3):497-505.
Pharmacology and Therapeutics 20
(Supplement 1), 181-182 WHO. 1997. The medical impact of the use of
antimicrobials in food animals: report and
SPACH, D.H. and D. BLACK. 1998. Antibiotic proceedings of a WHO meeting. 13-17
resistance in community-acquired respiratory October. Berlin. WHO. Geneva. 28.
tract infections: current issues. Annals of
Allergy Asthma Immunology. 81:293-303. WRAY, C., I.M. MCLAREN, and P.J CARROLL,. 1993.
Escherichia coli from farm animals in England
SWARTZ, M.N. 2002. Human Diseases Caused by and Wales between 1986 and 1991. Veterinary
Food borne Pathogens of Animal Origin. Clin. Record, 133, 439-442.
Infect. Dis. 34 (Suppl 3):S11-122.

64

Anda mungkin juga menyukai