Anda di halaman 1dari 6

Dua jenis kesalahan penyajian yang pertama bisa terjadi karena kekeliruan atau karena

kecurangan, sedangkan jenis yang terakhir selalu disebabkan karena kecurangan. Konsekuensi
potensial dari ketiganya adalah signifikan karena hal-hal tersebut menimbulkan lebih saji aset
dan laba.

Lebih saji penjualan yang tidak disengaja biasanya lebih mudah ditemukan daripada
lebih saji yang berasal dari kecurangan yang disengaja. Suatu lebih saji tidak disengaja
biasanya juga mengakibatkan terjadinya lebih saji pada piutang usaha yang bisa dideteksi klien
melalui pengiriman laporan piutang bulanan. Kesalahan penyajian tidak disengaja akhir tahun
seringkali dapat ditemukan dengan mudah oleh auditor melalui prosedur konfirmasi. Dalam
hal kesalahan penyajian disengaja, pelaku berusaha untuk menutupi lebih saji, sehingga auditor
mengalami kesulitan untuk menemukannya. Pengujian substantif transaksi diperlukan untuk
dapat menemukan lebih saji penjualan semacam ini.

Pengujian substantif transaksi yang tepat untuk pengujian tujuan keberadaan tergantung
pada dugaan auditor dimana letaknya kesalahan penyajian. Banyak auditor melakukan
pengujian substantif transaksi untuk tujuan keberadaan hanya apabila ia meyakini adanya
defisiensi dalam pengendalian. Oleh karena itu, sifat pengujiannya akan tergantung pada sifat
kesalahan penyajian potensial sebagai berikut:

Penjualan Dicatat dalam Pembukuan Tanpa Pengiriman Barang. Auditor dapat memilih
suatu sampel ayat jurnal dalam jurnal penjualan dan mencocokannya ke dokumen pengiriman
barang serta dokumen pendukung lainnya (vouching) untuk memastikan bahwa penjualan
sungguh-sungguh terjadi. Apabila auditor mengkhawatirkan kemungkinan adanya duplikat
dokumen pengiriman barag fiktif, maka auditor perlu melakukan penelusuran jumlahnya ke
catatan persediaan perpetual untuk menguji apakah persediaan juga dikurangi.

Penjualan Dicatat Lebih dari Sekali. Pencatatan dobel penjualan dapat ditemukan dengan
mereview daftar penjualan yang telah dicatat dengan memperhatikan nomor dokumennya
untuk memastikan tidak ada nomor yang muncul dua kali. Auditor juga dapat menguji
kebenaran pembatalan dokumen pengiriman barang. Pembatalan yang benar bisa mengurangi
kemungkinan bahwa suatu dokumen pengiriman akan bisa digunakan untuk mencatat
penjualan lainnya.

Pengiriman Dilakukan pada Konsumen Fiktif. Kecurangan semacam ini biasanya terjadi
hanya apabila personil pencatatan penjualan juga berwenang melakukan pengiriman
barang.defisiensi pada pengendalian internal menyebabkan sulit untuk mendeteksi pengiriman
fiktif, seperti misalnya pengiriman ke lokasi lain perusahaan. Untuk menguji ada tidaknya
konsumen fiktif, auditor bisa menelusur informasi tentang konsumen dalam faktur penjualan
ke master file konsumen.

Pendekatan lain yang efektif untuk mendeteksi ketiga tipe kesalahan penyajian
transaksi penjualan tersebut adalah dengan menelusur pengkreditan dengan master file piutang
usaha ke sumbernya. Apabila piutang sungguh-sungguh mendatangkan kas atau barang
dikembalikan, maka itu berarti bahwa penjualan sungguh-sungguh terjadi. Apabila
pengkreditan disebabkan karena penghapusan piutang atau suatu memo kredit, atau apabila
akun masih belum dibayar pada saat audit berlangsung, maka hal ini bisa menjadi petunjuk
adanya pencatatan penjualan secara tidak benar. Auditor harus memeriksa dokumen
pengiriman barang dan pesanan dari pembeli untuk memastikan bahwa transaksi penjualan
sungguh-sungguh terjadi.

Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat. Lebih saji aset dan laba dari transaksi
penjualan lebih besar kemungkinan terjadinya dibandingkan dengan kurang saji, dan lebih saji
juga merupakan sumber risiko yang lebih besar. Apabila pengendalian tidak memadai, seperti
dari dokumen pengiriman ke jurnal penjualan, maka pengujian substantif diperlukan.

Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya, auditor bisa menelusur
suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman ke duplikat faktur
penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal penjualan. Agar pengujian dengan menggunakan
prosedur inimengjadi lebih bermanfaat, auditor harus yakin bahwa semua dokumen pengiriman
barang telah disimpan dalam arsip. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memeriksa keberurutan
dokumen.

Arah Pengujian. Auditor harus memahami perbedaan antara penelusuran (tracing) dari
dokumen sumber ke jurnal dengan vouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber.
Pengujian dengan penelusuran dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan adanya transaksi
yang hilang/tidak dicatat, sedangkan pengujian vouching dimaksudkan untuk memeriksa
kemungkinan dicatatnya transaksi yang sesungguhnya tidak terjadi.

Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti. Ketelitian pencatatan transaksi penjualan berkaitan
dengan hal-hal berikut:
 Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah yang dipesan.
 Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang dikirimkan.
 Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi.

Auditor biasanya melakukan pengujian substantif transaksi pada setiap audit, untuk
memastikan bahwa ketiga aspek ketelitiandi atas dilakukan dengan benar dengan melakukan
perhitungan ulang informasi yang tercantum dalam catatan akuntansi dan membandingkannya
dengan informasi yang tercantum dalam dokumen yang lain. Auditor biasanya
membandingkan harga dalam duplikat faktur penjualan dengan daftar harga yang telah
ditetapkan perusahaan, menghitung ulang perkalian dan penjumlahannya, dan embandingkan
detail dari faktur dengan deskripsi, jumlah, dan nama pembeli dalam catatan pengiriman
barang. Seringkali auditor juga memeriksa pesanan dari pembeli dan order penjualan dengan
membandingkan perihal yang sama.

Apablika faktur penjualan diproses secara otomatis dengan menggunakan komputer,


auditor bisa mengurangi pengujian substantif transaksi untuk tujuan ketelitian. Apabila auditor
mempunyai keyakinan bahwa program komputer berjalan baik dan harga dalam master file
telah diotorisasi dan benar, maka pemeriksaan kebenaran perhitungan dalam faktur dapat
dikurangi atau bahkan ditiadakan.

Transaksi Penjualan Telah Dimasukkan ke dalam Master File dan Diikhtisarkan dengan
Benar. Dimasukkannya semua transaksi penjualan ke dalam master file piutang usaha
merupakan hal yang sangat penting karena ketelitian catatan ini mempengaruhi kemampuan
klien untuk menagih semua piutang yang belum diterima pembayarannya. Demikian pula
jurnal penjualan harus diperiksa kebenaran penjumlahannya dan postingnya ke buku besar agar
laporan keuangan menunjukkan informasi yang benar. Pada audit tertentu, auditor melakukan
sejumlah pengujian ketelitian klerikal, seperti misalnya pemeriksaan kebenaran penjumlahan
pada kolom rupiah dalam jurnal (footing) dan kemudian menelusur (tracing) jumlah totalnya
ke buku besar dan detailnya ditelusur ke buku pembantu piutang, untuk memeriksa ada
tidaknya kesalahan atau penyimpangan dalam pengolahan transaksi penjualan.

Penelusuran dari jurnal penjualan ke master file biasanya dilakukan sebagai bagian ddai
pemenuhan tujuan audit transaksi yang lain, tetapi pemeriksaan kebenaran penjumlahan dalam
kolom-kolom rupiah jurnal dan pemeriksaan totalnya ke buku besar dilakukan sebagai prosedur
yang terpisah. Pengujian posting dan pengikhtisaran berbeda dari tujuan audit transaksi yang
lain karena meliputi pemeriksaan penjumlahan jurnal, catatan master file, dan buku besar, dan
penelusuran dari yang satu ke lainnya di antara ketiga catatan tersebut. Sebagai contoh, apabila
seorang auditor membandingkan suatu jumlah yang tercantum pada duplikat faktur penjualan
dengan jurnal penjualan atau entry di master file, maka hal itu merupakan prosedur tujuan audit
ketelitian. Apablia auditor menelusur suatu ayat jurnal dari jurnal penjualan ke master file, hal
itu merupakan prosedur posting dan pengikhtisaran.

Penjualan Dikelompokkan dengan Benar. Dalam hal transaksi penjualan tunai dan
penjualan kredit, pegawai perusahaan jarang melakukan kesalahan dengan mendebet piutang
usaha untuk transaksi penjualan tunai, atau mengkredit penjualan untuk transaksi pelunasan
piutang. Perusahaan juga jarang melakukan kesalahan berupa kesalahan mengklasifikasikan
penjualan aset tetap perusahaan (misalkan gedung) sebgaia penjualan. Pada perusahaan yang
menggunakan lebih dari satu klasifikasi penjualan, seperti dalam perusahaan yang membuat
laporan laba rugi per segmen, pengelompokan merupakan hal yang penting.

Auditor biasanya menguji kebenaran pengelompokan penjualan sebagai bagian dari


pengujian ketelitian. Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk memastikan ketelitian
pengelompokan dari suatu transaksi dan mmembandingkannya dengan akun yang
sesungguhnya digunakan dalam pencatatan.

Penjualan Dicatat pada Tanggal yang Benar. Ketepatan waktu pencatatan biasanya juga
akan menyebabkan berkurangnya kemungkinan kesalahan penyajian. Apabila auditor
melakukan prosedur pengujian substantif transaksi untuk ketelitian, auditor biasanya
membandingkan tanggal yang tercantum pada dokumen pengiriman barang yang dipilih
sebagai sampel dengan tanggal yang tercantum pada faktur penjualan yang bersangkutan,
jurnal penjualan, dan master file piutang usaha. Perbedaan yang signifikan menunjukkan
adanya kekeliruan potensial dalam penentuan pisah-batas pada pengujian saldo akhir tahun.

RINGKASAN METODOLOGI UNTUK PENJUALAN

Tujuan Audit Transaksi. Mencangkup enam tujuan audit transaksi. Tujuan umum adalah
sama bagi semua golongan transaksi, tetapi tujuan spesifikasinya berbeda untuk penjualan,
penerimaan kas, atau kelompok transaksi yang lain.

Pengendalian Kunci yang Ada. Memuat satu attau lebih contoh pengendalian internal untuk
setiap tujuan audit transaksi. Setiap pengendalian harus berhubungan dengan satu atau lebih
tujuan audit.
Pengujian Pengendalian. Meliputi satu pengujian pengendalian yang menguji pengendalian
internal pada Pengendalian Kunci yang Ada. Suatu pengujian pengendalian tidak ada artinya,
apabila pengujian itu tidak menguji suatu pengendalian spesifik.

Defisiensi. Defsiensi pengendalian internal yaitu tidak adanya pengendalian internal yang
efektif dan ditentukan dengan menggunakan pendekatan yang sama dengan yang digunakan
untuk mengidentifikasi pengendalian.

Pengujian Substantif Transaksi. Pengujian substantif transaksi yang lazim dilakukan untuk
mendukung tujuan audit transaksi spesifik. Pengujian substantif transaksi tidak berhubungan
langsung dengan pengendalian kunci atau kolom pengujian pengendalian, tetapi luas pengujian
substantif transaksi untuk sebagian bergantung pada ada tidaknya pengendalian kunci, hasil
pengujian pengendalian, dan ada tidaknya kekurangan pengendalian internal untuk tujuan audit
transaksi.

PROSEDUR-PROSEDUR AUDIT FORMAT RANCANGAN DAN FORMAT UNTUK


DILAKSANAKAN

Dalam mengubah drai program audit format rancangan menjadi dormat audit untuk
dilaksanakan, prosedur-prosedur digabung. Hal ini dilakukan dengan maksud:
 Menghilangkan pengulangan prosedur.
 Memastikan bahwa apabila suatu dokumen diperiksa, semua prosedur diterapkan atas
dokumen tersebut pada saay itu juga.
 Membuat auditor bisa melaksanakan prosedur dengan urutan yang paling efektif.
Sebagai contoh, dengan lebih dahulu memeriksa kebenaran penjumlahan dalam jurnal
dan mereview ada tidaknya ayat jurnal yang tidak lazim, auditor akan memperoleh
perspektif yang lebih baik dalam melakukan pengujian rinci.

RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJUALAN

Tujuan audit transaksi dan metoda yang digunakan klien untuk pengendalian kesalahan
penyajian pada dasarnya sama dalam pengolahan kredit memo seperti halnya untuk penjualan,
dengan dua perbedaan. Perbedaan pertama adalah tentang materialitasnya. Dalam banyak hal,
retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material sehingga dapat diabaikan oleh
auditor.
Perbedaan keduanya adalah dalam hal penekanan pada tujuan keberadaan. Untuk retur
dan pengurangan harga penjualan, auditor biasanya memberi penekanan pada pengujian atas
pencatatan transaksi untuk mengungkapkan pencurian kas yang berasal dari pengumpulan
piutang yang sebelumnya telah diciptakan transaksi retur dan pengurangan harga penjualan
fiktif.

METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS

Untuk penerimaan kas, auditor menggunakan metodologi perancangan pengujian dan


pengujian substantif transaksi yang sama

Anda mungkin juga menyukai