Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


HIPOGLIKEMI

NAMA KELOMPOK :
1. Cahyono Adi Saputro 201501134
2. Tutut Nurkhasanah 201501142
3. Lenny Puspita Sari 201501143
4. Rina Dwi Hartanti 201501155
5. Ria Indah Febriyanti 201501161
6. Devian Rezky Ida P 201501164
7. Bahar Auliya A 201501167
8. Mohamad Romli F.A 201501172

S1 KEPERAWATAN 4D

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI


KABUPATEN MOJOKERTO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
telah menyelesaikan makalah dengan judul “LAPORAN PENDAHULUAN
DAN ASUHAN KEPERAWATAN HIPOGLIKEMIA”. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Gadar program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes
Bina Sehat PPNI Mojokerto. Dalam penulisan makalah ini penulis telah
mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari dosen mata kuliah
kepribadian baik dalam materi maupun moril. Sehingga pada kesempatan ini
dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih.
Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 3
2.1 Definisi Hipoglikemia ................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi ..................................................................................................... 3
2.3 Etiologi .......................................................................................................... 4
2.4 Manifestasi .................................................................................................... 4
2.5 patofisiologi .................................................................................................. 4
2.6 Pathway ......................................................................................................... 7
2.7 Komplikasi .................................................................................................... 8
2.8 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 8
2.9 Penatalaksanaan ............................................................................................ 8
BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN .................................... 17
3.1 Kasus ............................................................................................................. 17
3.2 Asuhan Keperawatan .................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 23
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
4.2 Saran ............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular merupakan kelompok terbesar penyakit
penyebab kematian di indonesia. Salah satu penyakit tidak menular yang
menyebabkan kematian tinggi di Indonesia adalah diabetes mellitus.
Diabetes melitus utamanya diakibatkan karena pola hidup yang tidak sehat
(Eko, 2012).Federasi Diabetes Internasional dalam Hartono (2011),
menyatakan bahwa Tiap 10 detik satu orang meninggal dunia karena
diabetes dan World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam jumlah penderita
diabetes, tahun 2000 terdapat 5,6 juta penderita & 2006 menjadi 14 juta
& 21 juta jiwa tahun 2025. Diantara provinsi yang ada di Indonesia, jawa
tengah memiliki prevalensi diabetes yang cukup tinggi. prevalensi
diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2011 sebesar 0,09%, mengalami peningkatan bila dibandingkan
prevalensi tahun 2010 sebesar 0,08%.
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling sering muncul
pada penderita diabetes mellitus. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar
glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan metabolik yang diperlukan
oleh sistem saraf tidak cukup sehingga timbul berbagai keluhan dan gejala
klinik (Admin, 2012). Hipoglikemia berdampak serius pada morbiditas,
mortalitas dan kualitas hidup. The diabetes Control and Complication Trial
(DCCT) melaporkan diperkirakan 2-4% kematian orang dengan diabetes tipe 1
berkaitan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia juga umum terjadi pada
penderita diabetes tipe 2, dengan tingkat prevalensi 70-80% (Setyohadi,
2011). Hipoglikemia merupakan penyakit kegawatdaruratan yang
membutuhkan pertolongan segera, karena hipoglikemia yang berlangsung
lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga
dapat menyebabkan koma sampai dengan kematian (Kedia, 2011).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan banyaknya kasus dan pentingnya penanganan penyakit
hipoglikemia, rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien dengan Hipoglikemia?”

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipoglikemia sesuai standar keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian pada pasien dengan hipoglikemia beserta
keluarganya.
b. Mampu menganalisa data pada pasien dengan hipoglikemia.
c. Mampu menentukan diagnose keperawatan pada pasien hipoglikemia.
d. Mampu mengetahui penyusunan perencanaan keperawatan pada pasien
hipoglikemia.
e. Mampu melaksanakan implementasi pada pasien dengan hipoglikemia
f. Mengetahui evaluasi pada pasien dengan hipoglikemia.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Diharapkan agar penulis mempunyai tambahan wawasan dan pengetahuan
dalam penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit hipoglikemia dan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hipoglikemia.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan dan sebagai masukan dalam peningkatan pada
pasien hipoglikemia terutama dibidang dokumentasi asuhan keperawatan.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Pendahuluan


2.1.1 Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu kegagalan dalam mencapai batas
normal kadar glukosa darah (Kedia,2011).
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa
darah <60 mg/dl. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipoglikemia
merupakan kadar glukosa darah dibawah normal yaitu <60 mg/dl
(McNaughton,2011)
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan
dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi
karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan
obat-obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala
klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan
menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan
terkadang sampai hilang kesadaran (syok hipoglikemia) (Nabyl, 2009).
2.1.2 Klasifikasi
Hipoglikemia akut menunjukkan gejala Triad Whipple. Triad Whipple
meliputi:
1. Keluhan adanya kadar glukosa darah plasma yang rendah. Gejala
otonom seperti berkeringat, jantung berdebar-debar, tremor, lapar.
2. Kadar glukosa darah yang rendah (<3 mmol/L). Gejala
neuroglikopenik seperti bingung, mengantuk, sulit berbicara,
inkoordinasi, perilaku berbeda, gangguan visual, parestesi, mual sakit
kepala.
3. Hilangnya dengan cepat keluhan sesudah kelainan biokimia dikoreksi.
Hipoglikemia juga dapat dibedakan menjadi:
1. True hipoglikemi, ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu < 60
mg/dl

3
2. Koma hipoglikemi, ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu < 30
mg/dl
3. Reaksi hipoglikemi, yaitu bila kadar glukosa darah sebelumnya naik,
kemudian diberi obat hipoglikemi dan muncul tanda-tanda
hipoglikemia namun kadar glukosa darah normal.
4. Reaktif hipoglikemi, timbul tanda-tanda hipoglikemi 3-5 jam sesudah
makan. Biasanya merupakan tanda prediabetik atau terjadi pada
anggota keluarga yang terkena diabetes melitus.
2.1.3 Etiologi/Penyebab
Dosis pemberian insulin yang kurang tepat, kurangnya asupan
karbohidrat karena menunda atau melewatkan makan, konsumsi alkohol,
peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat
badan (Kedia, 2011).
Adapun penyebab hipoglikemia yaitu :
1. Dosis suntikan insulin terlalu banyak
2. Lupa makan atau makan terlalu sedikit
3. Aktifitas terlalu berat
4. Minum alcohol
5. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan
6. Gangguan hormonal
7. Riwayat hipoglikemia
2.1.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipoglikemia menurut Setyohadi (2012) antara lain:
1. Adrenergik seperti: pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar,
cemas, gelisah, sakit kepala, mengantuk.
2. Neuroglikopenia seperti bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap
perilaku, lemah, disorientasi, penurunan kesadaran, kejang, penurunan
terhadap stimulus bahaya.
2.1.5 Patofisiologi
Dalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat kelebihan insulin relative
ataupun absolute dan juga gangguan pertahanan fisiologis yaitu

4
penurunan plasma glukosa. Mekanisme pertahanan fisiologis dapat
menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, baik pada penderita diabetes
tipe I ataupun pada penderita diabetes tipe II. Glukosa sendiri merupakan
bahan bakar metabolisme yang harus ada untuk otak. Efek hipoglikemia
terutama berkaitan dengan sistem saraf pusat, sistem pencernaan dan
sistem peredaran darah (Kedia, 2011).
Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk
otak. Selain itu otak tidak dapat mensintesis glukosa dan hanya
menyimpan cadangan glukosa (dalam bentuk glikogen) dalam jumlah
yang sangat sedikit. Oleh karena itu, fungsi otak yang normal sangat
tergantung pada konsentrasi asupan glukosa dan sirkulasi. Gangguan
glukosa dapat menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga terjadi
penurunan suplai glukosa ke otak. Karena terjadi penurunan suplai
glukosa ke otak dapat menyebabkan terjadinya penurunan suplai oksigen
ke otak sehingga akan menyebabkan pusing, bingung, lemah (Kedia, 2011)
Konsentrasi glukosa darah normal, sekitar 70-110 mg/dL. Penurunan
konsentrasi glukosa darah akan memicu respon tubuh, yaitu penurunan
kosentrasi insulin secara fisiologis seiring dengan turunnya konsentrasi
glukosa darah, peningkatan konsentrasi glucagon dan epineprin sebagai
respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas
normal, dan timbulnya gejala- gejala neurologic (autonom) dan
penurunan kesadaran pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas
normal (Setyohadi, 2012). Penurunan kesadaran akan mengakibatkan
depresan pusat pernapasan sehingga akan mengakibatkan pola nafas tidak
efektif (Carpenito, 2007).
Batas kosentrasi glukosa darah berkaitan erat dengan system
hormonal, persyarafan dan pengaturan produksi glukosa endogen serta
penggunaan glukosa oleh organ perifer.Insulin memegang peranan utama
dalam pengaturan kosentrasi glukosa darah. Apabila konsentrasi glukosa
darah menurun melewati batas bawah konsentrasi normal, hormon-
hormon konstraregulasi akan melepaskan. Dalam hal ini, glucagon yang

5
diproduksi oleh sel α pankreas berperan penting sebagai pertahanan
utama terhadap hipoglikemia. Selanjutnya epinefrin, kortisol dan hormon
pertumbuhan juga berperan meningkatkan produksi dan mengurangi
penggunaan glukosa. Glukagon dan epinefrin merupakan dua hormon yang
disekresi pada kejadian hipoglikemia akut. Glukagon hanya bekerja
dalam hati. Glukagon mulamula meningkatkan glikogenolisis dan
kemudian glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan energi akan
menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa darah (Herdman, 2010).
Penurunan kadar glukosa darah juga menyebabkan terjadi penurunan
perfusi jaringan perifer, sehingga epineprin juga merangsang lipolisis di
jaringan lemak serta proteolisis di otot yang biasanya ditandai dengan
berkeringat, gemetaran, akral dingin, klien pingsan dan lemah (Setyohadi,
2012).
Pelepasan epinefrin, yang cenderung menyebabkan rasa lapar karena
rendahnya kadar glukosa darah akan menyebabkan suplai glukosa ke
jaringan menurun sehingga masalah keperawatan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dapat muncul.(Carpenito, 2007).

6
2.1.6 Pathway
1. kurangnya asupan karbohidrat
2. Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
3. Aktifitas terlalu berat
4. Minum alcohol
5. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan
6. Gangguan hormonal
7. Riwayat hipoglikemia

Hipoglikemi

Penurunan konsentrasi glukosa darah

Memicu Respon
respon tubuh Penurunan Jaringan otot
neuroendokrin perfusi
jaringan Pemecahan
Penurunan Peningkatan Penurunan perifer glucagon
konsentrasi konsentrasi Epineprin
insulin glucagon Sehingga epineprin
juga merangsang Metabolisme
secara anaerob
fisiologis lipolisis di jaringan
lemak serta
proteolisis di otot Nafas bau aseton
Penurunan kesadaran
ditandai dengan Mual
berkeringat, muntah
Depresan pusat pernafasan gemetaran, akral
dingin, klien
pingsan dan lemah Gangguan
Pola nafas tidak efektif
keseimban
Ketidakefektifan gan nutrisi
perfusi jaringan
perifer

7
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang
berubah selalu dapat menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu
hipoglikemia juga dapat mengakibatkan kerusakan otak akut. Hipoglikemia
berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis
sedang sampai dengan gangguan neuropsikologis berat karena efek
hipoglikemia berkaitan dengan sistem saraf pusat yang biasanya ditandai
oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) dan menurut
Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan
koma sampai kematian.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi
glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
2. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2
jam
3. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar
gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil
tes dalam waktu 2- 3 bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin
terglikosilasi yang pada orang normal antara 4- 6%. Semakin tinggi maka
akan menunjukkan bahwa orang tersebut menderita DM dan beresiko
terjadinya komplikasi.
4. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah
terganggu
5. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Menurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia tergantung pada
keparahan dari hipoglikemia. Hipoglikemia ringan mudah diobati dengan

8
asupan karbohidrat seperti minuman yang mengandung glukosa, tablet
glukosa, atau mengkonsumsi makanan rigan. Dalam Setyohadi (2011),
pada minuman yang mengandung glukosa, dapat diberikan larutan glukosa
murni 20- 30 gram (1 ½ - 2 sendok makan). Pada hipoglikemia berat
membutuhkan bantuan eksternal, antara lain (Kedia, 2011) :
1. Dekstrosa
Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosa oral karena
pingsan, kejang, atau perubahan status mental, pada keadaan darurat
dapat pemberian dekstrosa dalam air pada konsentrasi 50% adalah
dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa, sedangkan konsentrasi
25% biasanya diberikankepada anak-anak.
2. Glukagon
Sebagai hormon kontra-regulasi utama terhadap insulin, glucagon
adalah pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk hipoglikemia
berat. Tidak seperti dekstrosa, yang harus diberikan secara intravena
dengan perawatan kesehatan yang berkualitas profesional, glucagon
dapat diberikan oleh subkutan (SC) atau intramuskular (IM) injeksi
oleh orang tua atau pengasuh terlatih. Hal ini dapat mencegah
keterlambatan dalam memulai pengobatan yang dapat dilakukan secara
darurat.
2.2 Konsep Askep
2.2.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer Hipoglikemia
a. Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bernafas dengan
bebas,ataukah ada secret yang menghalangi jalan nafas. Jika ada
obstruksi, lakukan :
- Chin lift/ Jaw thrust
- Suction
- Guedel Airway
- Instubasi Trakea

9
b. Breathing
Bila jalan nafas tidak memadai, lakukan :
- Beri oksigen
- Posisikan semi Flower
c. Circulation
Menilai sirkulasi / peredaran darah
- Cek capillary refill
- Pemberian infuse
- Auskultasi adanya suara nafas tambahan
- Segera Berikan Bronkodilator, mukolitik.
- Cek Frekuensi Pernafasan
- Cek adanya tanda-tanda Sianosis, kegelisahan
- Cek tekanan darah
- Penilaian ulang ABC diperlukan bila kondisi pasien tidak stabil
d. Disability
Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya
respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat
mobilisasi pasien. Posisikan pasien posisi semi fowler, esktensikan
kepala, untuk memaksimalkan ventilasi.Segera berikan Oksigen sesuai
dengan kebutuhan, atau instruksi dokter.
2. Pengkajian Sekunder Hipoglikemia
Data dasar yang perlu dikaji adalah :
a. Keluhan utama
sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering
hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan
lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
b. Riwayat :
· ANC
· Perinatal
· Post natal
· Imunisasi

10
· Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
· Pemakaian parenteral nutrition
· Sepsis
· Enteral feeding
· Pemakaian Corticosteroid therapi
· Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
· Kanker
c. Data fokus
Data Subyektif:
· Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
· Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
· Rasa lapar (bayi sering nangis)
· Nyeri kepala
· Sering menguap
· Irritabel
Data obyektif:
· Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang,
kaku,
· Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas
cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak
makan dan koma
· Plasma glukosa < 50 gr
3. Pengkajian Head To Toe
1. Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma,
tidak adanyeri tekan
2. Rambut : warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan
3. Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera
ikterik,konjungtiva anemis, pupil isokor.
4. Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada
secret, terpasang O2 nasal 5 liter/menit

11
5. Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada
secret,tidak ada perdarahan.
6. Mulut dan gigi :mukosa kering, mulut bersih
7. Leher :tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba,
tidak adapembesaran limfoid
8. Thorax :
I : ekspansi dada tidak simetris, tidak ada luka, frekuensi nafas tidak
teratur
P : tidak ada udema pulmo
P : ada nyeri tekan dada kiri
A : bunyi jantung S1,S2 tunggal, bunyi paru ronchi
9. Abdomen :
I : tidak ada luka, tidak ada asites
A : bising usus normal 10 x/menit
P : suara timpani
P : ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan
10. Genitalia : terpasang DC, tidak ada darah
11. Eksteremitas : kekuatan otot 3 3
3 3
ROM : penuh, Akral hangat, tidak ada edema, terpasang infuse RL
di lengan kanan
12. Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson :
1. Pola oksigenasi
Sebelum sakit :pasien bernafas secara normal, tidak
menderita penyakit pernafasan
Saat dikaji :pasien sesak nafas, RR 22x/ menit
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit :pasien makan 3x sehari (nasi, sayur, dan
lauk)pasien suka makan yang
mengandung kolesterol tinggi, minum 6-8
gelas/hari

12
Saat dikaji :pasien makan sesuai diit yang telah
diberikan, minum 4-5 gelas/hari
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : pasien BAK 3-5x/hari dan BAB 1x/hari
4. Pola aktivitas/ bekerja
Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri,
bekerja sebagai wiraswasta
Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan
tidak dapat bekerja.
5. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hari
Saat dikaji : pasien istirahat/ tidur 7-9jam/hari
6. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit :pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai
keinginannya
Saat dikaji : pasien hanya melakukan gerak-gerak
terbatas karenasesak dan nyeri dada kiri
7. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat mengenakan pakaiannya
secara mandiri danmemakai pakaian
kesayangannya
Saat dikaji : pasien menggunakan pakaian seadaanya
dan dibantu keluarga saat mengganti
pakaiannya
8. Pola personal hygine
Sebelum sakit :pasien biasa mandi 2xsehari dengan air
bersih dan sabun mandi tanpa bantuan
keluarganya
Saat dikaji :pasien mandi dengan cara diseka dan
dibantu keluarganya

13
9. Pola komunikasi
Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai
bahasadaerah
Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai
bahasadaerah
10. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien terganggu dalam melakukan ibadah
(sholat)
11. Pola aman & nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup
bersama keluarga
Saat dikaji : pasien merasa gelisah dirawat di rumah sakit
2.2.2 Masalah Atau Diagnosa Keperawatan Hipoglikemia Yang Mungkin
Muncul
1. Pola nafas tidak efektif b/d adanya depresan pusat pernafasan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d Diabetes Melitus

2.2.3 RENCANA KEPERAWATAN HIPOGLIKEMIA


No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. 1. Pola nafas tidakN NOC Airway
efektif b/d- – respiratory status : Management
adanya depresan ventilation 1. Buka jalan nafas
pusat pernafasanJ - respiratory status : 2. Auskultasi suara
airway patency nafas
- - vital sign status 3. Tinggikan
Kriteria Hasil: kepala atau
1. Mendemonstrasikan tempat tidur

14
batuk efektif dan sesuai
suara nafas yang kebutuhan
bersih, tidak ada pasien.
sianosis dan dyspneu 4. Beri Oksigen 2
2. Menunjukkan jalan lpm
nafas yang paten 5. Mencatat
3. Tanda-tanda vital frekuensi nafas
dalam rentang 6. observasi
normal adanya tanda
sianosis

2. Ketidakseimbangan NOC 1. Monitor asupan


nutrisi kurang dari - Nutritional status : makanan harian
kebutuhan b/d food and fluid intake 2. Monitor mual dan
ketidakmampuan - Nutritional status : muntah.
mengabsorbsi nutrient intake 3. Kaji makanan
nutrisi - weight control kesukaan pasien
Kriteria Hasil: 4. Bantu pasien
1. Adanya peningkatan untuk makan
berat badan 5. Sajikan makanan
2. Mampu yang menarik
mengidentifikasi 6. Kolaborasi
kebutuhan nutrisi dengan ahli gizi
3. Tidak ada tanda- dalam
tanda malnutrisi menentukan
4. Menunjukkan asupn kalori
peningkatan fungsi 7. Kolaborasi
pengecapan dan dengan tim dokter
menelan dalam
) menentukan dosis

15
obat
3.
3. Ketidakefektifan NOC 1. Kaji tingkat
perfusi jaringan - Circulation status kesadaran klien
perifer b/d Diabetes - Tissue perfusion : 2. Kaji TTV
Melitus cerebral 3. Pertahankan
Kriteria Hasil: keefektifan jalan
1. Tekanan systole dan nafas
diastole dalam 4. Berikan informasi
rentang yang pada keluarga
diharapkan tentang penyakit
2. Tidak ada ortostatik dan
hipertensi penaganannya
3. Tidak ada tanda- 5. Kolaborasi
tanda peningkatan dengan tim dokter
intrakeanial dalam pemberian
obat vitamin
neurotropid dan
cairan infuse
Dextrose 10%

16
BAB III
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Ny S berusia 61 tahun pada tanggal 28 februari 2019 pukul 09.00 dibawah
keluarganya ke Rs Bina Sehat dalam keadaan tidak sadar. Klien merupakan
penyandang diabetes yang menjalani pengobatan dengan obat glibenklamid
yang diminum sejak 3 bulan yang lalu. Obat tidak diminum teratur oleh
pasien. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh mual dan
cepat lelah. Nafsu makan berkurang dan pasien tidak meminum obat
glibenklamid. Pada pagi saat hari masuk rumah sakit, pasien mual dan lemas.
Pasien lalu minum obat untuk gula dan hanya makan sedikit nasi beberapa
menit kemudian pasien bertambah lemas, keringat dingin, gemetar, lalu tak
sadarkan diri. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu,
tidak memiliki riwayat sakit jantung atau alergi obat. Terdapat anggota
keluarga yang menderita sakit diabetes. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 217/139 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,60 C, dengan penurunan
kesadaran. Ketika bernafas terlihat retraksi dinding dada dan pola nafas klien
tampak regular dengan RR 28X/menit, mukosa bibir kering,akral dingin,CRT
3 detik. Pemeriksaan GDS 40 mg/dl. Pasien di diagnose dokter hipoglikemia
pada penderita diabetes melitus.

3.2 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny S
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal MRS : 28 februari 2019
Penanggung jawab : suami
Jam masuk Rs : 09.00 WIB

17
2. Keluhan Utama
Klien dalam keadaan pingsan
3. Riwayat penyakit sekarang
pada tanggal 28 februari 2019 pukul 09.00 dibawah keluarganya
ke Rs Bina Sehat dalam keadaan tidak sadar. Sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien mengeluh mual dan cepat lelah. Nafsu
makan berkurang dan pasien tidak minum obat glibenklamid. Pada
pagi saat hari masuk rumah sakit, pasien mual dan lemas. Pasien
lalu minum obat untuk gula dan hanya makan sedikit nasi
beberapa menit kemudian pasien bertambah lemas, keringat
dingin, gemetar, lalu tak sadarkan diri
4. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3
tahun yang lalu, tidak memiliki riwayat sakit jantung atau alergi
obat
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan terdapat anggota keluarga yang menderita
sakit diabetes.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Samnolen
b. TTV : - TD 217/139 mmHg, Nadi 96x/menit, RR 28X/menit,
Suhu 36,60 C
c. Pemeriksaan fisik B1-B6
1. B1 (Breathing)
Ketika bernafas terlihat retraksi dinding dada dan pola
nafas klien tampak regular dengan RR 28X/menit
2. B2 (Blood)
TD 217/139 mmHg, Nadi 84x/menit
3. B3 (Brain)
-Kesadaran samnolen
-mukosa bibir kecil

18
4. B4 (Bladder)
-sering berkemih
5. B5 (Bowel)
-nyeri tekan pada abdomen
-tidak nafsu makan
6. B6 (Bone)
-Ekstermitas kanan terpasang infuse Dextrose 10%.
-kekuatan otot 3 3
3 3
7. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : - Pola nafas tidak
Do : efektif
-Ketika bernafas terlihat
retraksi dinding dada dan
pola nafas klien tampak
regular dengan RR:
28X/menit

2 Ds : keluarga klien Ketidakseimbangan


mengatakan sebelum nutrisi kurang dari
dibawa kerumah sakit kebutuhan tubuh.
klien tidak mau makan,
mual.
Do :
- nyeri tekan pada
abdomen.
- mukosa bibir kering
3 Ds : keluarga pasien Gangguan perfusi
mengatakan sebelum jaringan perifer

19
pinsan pasien berkeringat
dingin dan badannya
gemeteran.
Do :
-nadi teraba kuat dan
cepat N: 96x/mnt
-GDS :40 mg/dl
-klien tampak berkeringat
-akral dingin
-CRT : 3 detik

B. Diagnosa
1. pola nafas tidak efektif b/d adanya depresan pusat pernafasan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d Diabetes Melitus
C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
kriteria hasil
1 pola nafas tidak Tujuan : setelah 1. Tinggikan
efektif b/d adanya dilakukan tindakan kepala atau
depresan pusat asuhan tempat tidur
pernafasan keperawatan sesuai
selama 2x24 jam kebutuhan
diharapkan pola pasien.
nafas efektif 2. Beri Oksigen 2
dengan kriteria lpm
hasil : 3. auskultasi bunyi
1. RR dalam batas nafas
normal 18- 4. mencatat

20
20x/mnt. frekuensi nafas
2. tidak ada bunyi 5. observasi
nafas tambahan adanya tanda
3. tidak ada tanda- sianosis
tanda sianosis
2 Ketidakseimbangan Tujuan : setelah 8. Monitor asupan
nutrisi kurang dari dilakukan tindakan makanan harian
kebutuhan b/d asuhan 9. Kaji GDS klien
ketidakmampuan keperawatan sebelum dan
mengabsorbsi selama 2x24 jam sesudah 1 jam
nutrisi diharapkan pemberian
masalah nutrisi makan.
teratasi dengan 10. Kaji makanan
kriteria hasil : kesukaan pasien
1. Nafsu makan 11. Bantu pasien
meningkat untuk makan
2. Hasil GDS 12. Sajikan
normal makanan yang
<200mg/dl menarik
3. Mukosa bibir 13. Kolaborasi
lembab. dengan ahli gizi
dalam
menentukan
asupn kalori
14. Kolaborasi
dengan tim
dokter dalam
menentukan
dosis obat.
3 Ketidakefektifan Tujuan : setelah 6. Kaji tingkat

21
perfusi jaringan dilakukan tindakan kesadaran klien
perifer b/d Diabetes asuhan 7. Kaji TTV
Melitus keperawatan 8. Kaji GDS
selama 1x24 jam 9. Pertahankan
diharapkan keefektifan jalan
masalah nafas
ketidakefektifan 10. Ajarkan
perfusi jaringan klien senam
perifer teratasi diabet
dengan kriteria 11. Berikan
hasil : informasi pada
1. TTV dalam keluarga tentang
batas normal penyakit dan
2. Akral terabah penaganannya
hangat 12. Kolaborasi
3. Klien tidak dengan tim
gemetar / dokter dalam
tremor pemberian obat
4. GDS dalam vitamin
batas normal neurotropid dan
5. Kesadaran cairan infuse
compos metis Dextrose 10%

D. Implementasi

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan
dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi
karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan
obat-obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala
klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan
menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan
terkadang sampai hilang kesadaran (syok hipoglikemia)
4.2 Saran
1. Bagi klien/keluarga
Sebagai bahan acuan bagi klien agar lebih mengetahui tentang
hipoglikemia serta dapat mewaspadai apabila terdapat gejala-gejala klinis
yang menyebabkan terjadinya hipoglikemia.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan dan dapt dijadikan literature dalam
menangani pasien dengan hipoglikemia bagi institusi pendidikan sebagai
bahan acuan untuk menambah ilmu dan wawasan pengetahuan mahasiswa
terhadap penyakit hipoglikemia.
3. Bagi instansi pendidikan
Agar dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan,serta dapat
merencanakan kegatan pendidikan dalam konteks asuhan keperawatan
secara menyeluruh,khususnya pada pasien hipoglikemia.
4. Bagi mahasiswa
Menambah ilmu dan wawasan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipoglikemia sebagai syarat untuk memenuhi tugas sebagai
mahasiswa praktik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6. Jakarta : EGC


Eko, Wahyu. 2012. Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia.
diakses tanggal 12 Oktober 2012. Jam 19.30. http://www.kpindo.com/artikel
Herdman, Heather. 2010. Nanda International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2009- 2011. Jakarta: EGC
Jevon, Philip. 2010. Basic Guide To Medical Emergencies In The Dental
Practice. Inggris: Wiley Blackwell
Kedia, Nitil. 2011. Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon:
an Underutilized Therapeutic Approach. Dove Press Journal
McNaughton, Candace D. 2011. Diabetes in the Emergency Department:
Acute Care of Diabetes Patients. Clinical Diabetes
RA, Nabyl. 2009. Cara mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Mellitus.
Yogyakarta : Aulia Publishing
Setyohadi, Bambang. 2011. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

24

Anda mungkin juga menyukai