Abstrak
Sosial media hadir sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan
orang berbagi informasi satu dengan yang lain tanpa batasan waktu dan jarak. Imbas negatif yang ada
dari sosial media ini adalah banyaknya kejahatan dan tindak kriminal (seperti penculikan,
pemerkosaan sampai dengan pembunuhan) yang muncul karena keserampangan perilaku
penggunanya, yang dalam hal ini adalah siswa sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
sosial media Facebook terhadap tingkat kepercayaan bergaul siswa-siswi sekolah menengah atas di
Jakarta. Teori yang digunakan adalah efek komunikasi, sosialisasi dan Looking Glass Self model
Charles Horton Cooley. Teori utama yang digunakan adalah pemahaman Boyd, Danah M, Ellison,
Nicole tentang sosial media digital. Penelitian menggunakan model survei kuantitatif berjenis
pengaruh asosiatif dengan metode survei dan diadakan di sebuah sekolah menengah atas di Jakarta
yang berjumlah 125 orang siswa-siswi kelas VIII. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tidak ada
pengaruh sosial media terhadap tingkat kepercayaan siswa-siswi sekolah dalam bergaul. Para siswa-
siswi sekolah menggunakan sosial media hanya untuk keperluan mengisi waktu luang saja. Dengan
demikian tidak perlu ada ketakutan berlebihan bagi semua pihak ketika siswa-siswi menggunakan
sosial media dalam pergaulan sehari-hari
Kata Kunci: Pendidikan, sosial media, sosialisasi, budi pekerti, Facebook, komunikasi
Abstract
Social media was one phenomena in digital era because people could share information each
other. No space and no time would be prevented people when they sharing information in social
media. Beside it social media gives bad impact for tenagers, like riping, kidnapping and the other
criminal acts. This research talk about impact social media (Facebook) for any studentson high
school in Jakarta. The research uses grand theory Boyd, Danah. M and Ellison, Nicole for using
social media in digital era. Quantitative survey was the model’s this research. Sample 125 student for
class VIII. Finding this research said that social media doesn’t impact to socialization student
especially for their believing to open self identifiaction. Student just uses social media for upload new
information report about any thing not use for reference their for socialization.
Keyword:Education, Social Media, Facebook, Effect.
menengah atas an sosial atau sosial media Jakarta pada kehidupan sehari-hari? Penelitian
(social media) yang semakin membuat orang ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
mudah berinteraksi dan berhubungan dengan sekolah menengah atas terhadap tingkat
orang lain satu dengan yang lain. kepercayaan bergaulsiswa-siswi sekolah dalam
Keberadaan sekolah menengah atas an kehidupan sehari-hari, pemahaman siswa-siswi
sosial sebagai wahana bersosialisasi dengan sekolah terhadap unsur apa yang paling
sahabat, keluarga, relasi, seolah-olah membuat diminati dalam bergaul dan menggunakan
orang semakin dekat dan akrab satu dengan media sosial (social media).
yang lain.Sudah banyak sekolah menengah Penelitian ini menggunakan kajian
atas an sosial yang digunakan oleh pengguna teoritik ilmu komunikasi dariWeaver,bahwa
(netters), seperti; Facebook, Twitter, semua prosedur dimana pikiran seseorang
Instagram, dan lain-lain. Dengan jelas, dapat mempengaruhi orang lain. Menurut
diketahui bahwa di Indonesia ini begitu banyak Hovland, Janis, dan Kelley, komunikasi adalah
pengguna sekolah menengah atas menggunaka suatu proses dimana individu (komunikator)
jejaring sosial Facebook dibandingkan yang menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk
lain. Hal ini semakin membenarkan, bahwa mengubah perilaku individu lain (khalayak)
memang penggunaan Facebook sudah yang dikutip dari (Ardianto dan Bambang,
mendunia dan merambah ke semua lapisan 2007:18).
termasuk siswa-siswi sekolah sekolah Tujuan penelitian ini adalah untuk
menengah atas. Memang di satu sisi Facebook mengetahui pengaruh penggunaan sosial media
bisa digunakan untuk sesuatu yang positif, terhadap tingkat kepercayaan diri siswa-siswi
tetapi di lain sisi ada nilai negatif dan sekolahmenengah atas di Jakarta. Penelitian ini
menakutkan dalam praktik tata pergaulan juga ingin melihat keseringan siswa-siswi
siswa-siswi sekolah. sekolahmenengah menggunakan media sosial
Di satu sisi Facebook bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga tingkat
untuk menambah teman dan jaringan dengan kepercayaan diri dalam bergaul.
orang lain, namun di lain sisi malah ada Penelitian ini diharapkan bisa
banyak kasus kejahatan yang disinyalir berasal memberikan kebaruan (up date) dan
dari Facebookini. Sebut saja kasus-kasus yang komparatif atas penelitian sejenis dan serupa
mencuat saat ini tentang kasus penculikan, saeputar tentang efek media massa. Dengan
pemerkosaan dan lain-lain, yang banyak demikian, maka akan diketahui taraf meniru
berasal dari keserampangan penggunaannya. dan kepercayaan diri para siswa-siswi sekolah
Namun pada kenyataannya, pengguna untuk bisa berinteraksi dengan sekitar.
Facebook bukan berkurang malah bertambah
dari waktu ke waktu untuk bersosialisasi, LANDASAN TEORI
terutama di kalangan remaja dan anak muda
Ada beberapa fungsi komunikasi,
saat ini. Pada banyak kasus sosial media
yakni;menyampaikan informasi (to inform),
banyak digunakan remaja saat ini untuk pamer
menginformasikan atau menyampaikan suatu
aurat dan perilaku tidak senonoh yang menuju
pesan yang mungkin belum diketahui
pergaulan bebas (Al Allamah as-Syaikh Abdul
seseorang. Dengan lengkap, maka fungsi
Aziz bin Abdullah bin Baz, 2009:23).
komunikasi adalah pertama mendidik (to
Penelitian ini akan mengkaji tentang
educate), maksudnya komunikasi berfungsi
pengaruh Facebook terhadap kepercayaan
untuk mendidik atau membuat seseorang
bergaul siswa-siswi sekolah, sehingga rumusan
memahami dan mengerti tentang sesuatu.
masalahnya apakah ada pengaruh sekolah
Kedua menghibur (to entertain),
menengah atas sosial (Social Media) terhadap
Komunikasi berfungsi untuk menghibur atau
tingkat kepercayaan bergaul siswa-siswi
membuat seseorang senang, suka, atau puas.
sekolah sebuah sekolah menengah atas di
102
Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat Kepercayaan Bergaul Siswa
Ilham Prisgunanto
Ketiga mempengaruhi (to influence), surat, telepon, radio, televisi, media cetak
Komunikasi berfungsi untuk mempengaruhi (surat kabar, majalah, selebaran).
orang dalam berpikir, bersikap dan bertindak Keempat, komunikan, yaitu orang
(Effendy, 2002 : 8). atau satuan orang-orang yang menjadi sasaran
Ketiga fungsi tersebut adalah fungsi komunikasi itu. Kepada komunikanlah amanat
dasar komunikasi. Entah disadari atau tidak disampaikan, dari mereka diharapkan adanya
oleh para pelaku komunikasi, setiap orang tanggapan dan dalam diri mereka proses
yang melakukan komunikasi mengharapkan komunikasi berakhir. Dalam proses
bahwa apa yang hendak disampaikan kepada komunikasi, komunikan merupakan unsur
pihak lain dapat dimengerti atau direspons oleh pasif, lawan komunikator menjadi unsur aktif.
lawan bicara. Dalam hal fungsi sangat biasa, Kelima adalah tanggapan (respons), inilah
terkadang para pelakunya kurang memberikan tujuan komunikator. Yang diharapkan adalah
perhatian yang sungguh-sungguh karena bahwa tanggapan komunikan sama dengan
dianggap lumrah. Padahal cara pandang yang maksud komunikator sehingga komunikasi
demikian dapat mengganggu proses bisa dikategorikan berhasil, efektivitas
berjalannya komunikasi. tercapai.
Ketika berbicara tentang sosialisasi Berbicara komunikasi sosial tidak
dan kepercayaan dalam bergaul maka ada berdiri sendiri begitu saja, melainkan ada
beberapa konsep dan teori yang digunakan, konteks budaya di dalamnya. Budaya adalah
yakni pemahaman tentang komunikasi sosial suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
itu sendiri. Komunikasi sosial adalah suatu kompleks, abstrak, dan luas.Komunikasi
proses interaksi dimana seseorang atau suatu antarbudaya adalah gaya hidup yang relatif
lembaga menyampaikan amanat kepada pihak khusus dari suatu kelompok masyarakat, yang
lain supaya pihak lain itu dapat menangkap terdiri atas nilai-nilai, kepercayaan, artefak,
maksud yang dikehendaki penyampai cara berperilaku, serta cara berkomunikasi,
(Sutaryo, 2005 : 23). yang ditularkan dari satu generasi ke generasi
Menurutnya jelas, bahwa unsur-unsur berikutnya.
komunikasi sosial adalah pertama; Komunikasi antarbudaya mengacu
komunikator yaitu pihak yang memulai pada komunikasi pada orang-orang dari kultur
komunikasi. Komunikator mungkin seseorang yang berbeda, antara orang-orang yang
atau suatu institusi. Dalam proses komunikasi, memiliki kepercayaan, nilai, atau cara
komunikator merupakan unsur yang aktif, berperilaku kultural yang berbeda. Dewasa ini,
yang mengambil prakarsa dalam bertindak. komunikasi antarbudaya telah menjadi
Kedua, amanat, yaitu hal yang disampaikan. semakin penting karena meningkatkan
Amanat dapat berupa perintah, kabar buah mobilitas orang di seluruh dunia saling
pikiran, pendapat, anjuran dan sebagainya. ketergantungan ekonomi di banyak negara,
Ketiga; media untuk penyampai kemajuan teknologi komunikasi, perubahan
amanat, yaitu daya upaya yang dipakai untuk pola imigrasi, dan politik membutuhkan
menyampaikan amanat kepada penerima. pemahaman atas kultur-kultur yang berbeda.
Media yang digunakan disebut dengan media (Mulyana dan Rakhmat, 2001: 24).
komunikasi sosial. Media komunikasi sosial Definisi Komunikasi Massa tidaklah
mengandung dua unsur, yaitu unsur pernyataan mudah melainkan meliputi beberapa tingkatan
(ungkapan) amanat itu sendiri, bisa berupa yang dilihat dari perilaku manusia yang
tanda kode, isyarat, gerak badan, perkataan terkenanya. Efek komunikasi massa itu
lisan atau tertulis, lambang-lambang yang meliputi; pertama; efek kehadiran media
dapat dimengerti dan alat yang dipakai untuk massa. Kehadiran media massa mempengaruhi
menyampaikan amanat tersebut, misalnya manusia. Kehadiran media massa
menggerakkan berbagai usaha seperti
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 19 No. 2, Agustus 2015: 101-112
produksi, distribusi, konsumsi ‖jasa‖ media dengan teori konsep diri. Konsep ini berjalan
massa. Kehadiran surat kabar berarti seperti saat kita memandang cermin, kita
menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas melihat apa yang cermin dipantulkan. Dengan
koran, menyuburkan pengusaha percetakan, itu, Cooley membentuk tiga prinsip
memberi pekerjaan pada wartawan, pencari pengembangan yang dihubungkan dengan
iklan, dan sebagainya. Kehadiran media massa cermin diri. Pertama kita membayangkan
bukan saja menghilangkan perasaan, ia pun bagaimana diri kita di mata orang lain atau di
menumbuhkan perasaan tertentu; kita memiliki sekitar kita. Kedua seorang anak merasa
perasaan positif atau negatif pada media dirinya sebagai anak yang paling hebat dan
tertentu. yang paling pintar karena sang anak memiliki
Kedua adalah efek kognitif media prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai
massa (penerimaan informasi), terjadi bila ada lomba. Ketiga kita membayangkan bagaimana
perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, orang lain menilai kita atau kita
atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan menginterpretasi reaksi orang lain.
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, Keempat dengan pandangan dari orang
kepercayaan, atau informasi. Ketiga adalah lain di diri anak bahwa si anak adalah anak
efek afektif media massa (pembentukan dan yang hebat, Ia merasa orang lain selalu
perubahan sikap). Timbul bila ada perubahan memuji dia, selalu percaya pada tindakannya.
pada apa yang dirasakan, disenangi, atau Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang
dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya terhadap dirinya. Misalnya, gurunya selalu
dengan emosi, sikap, atau nilai. Semua sikap mengikutsertakan dirinya dalam berbagai
bersumber pada organisasi kognitif – pada lomba atau orang tuanya selalu
informasi dan pengetahuan yang kita miliki. memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah
Keempat adalah efek behavioral media massa bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang
(perubahan perilaku). Merujuk pada perilaku anak mungkin merasa dirinya hebat padahal
nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola- bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak
pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi
berperilaku.(Rakhmat, 2000 : 48). menurun kalau sang anak memperoleh
Sosialisasi sering didefinisikan informasi dari orang lain bahwa ada anak yang
‖socialization is the process by which a child lebih hebat dari dia. Kelima bagaimana
learns to be a participant member of society,” perasaan kita sebagai akibat dari penilaian
Menurut definisi ini dideskripsikan, bahwa tersebut.Dengan adanya penilaian bahwa sang
sosialisasi merupakan proses dimana seorang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan
anak belajar menjadi seorang anggota suatu bangga dan penuh percaya diri (Pudjiastiti,
masyarakat. Mempelajari peranan-peranan 2007: 58).
yang terdapat di dalam masyarakat agar Sekolah menengah atas sosial adalah
mengerti apa yang seharusnya dilakukan struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen
dalam berinteraksi dengan sesama anggota individual atau organisasi. Sekolah menengah
masyarakat. atas ini menunjukan jalan dimana
Sementara sosialisasi adalah suatu berhubungan karena kesamaan sosialitas,
proses dimana seseorang menghayati mulai dari yang dikenal sehari-hari sampai
(mendarahdagingkan - internalize) norma- dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan
norma kelompok dimana dia hidup sehingga oleh. Barnes di tahun 1954, sekolah menengah
timbullah diri/self yang unik. Teori ini adalah atas sosial adalah suatu struktur sosial yang
buah pikiran Charles Horton Cooley yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya
berangkat dari pemahaman konsep diri adalah individu atau organisasi) yang diikat
seseorang yang berkembang melalui interaksi dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik
dengan orang lain, maka teori ini disebut
104
Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat Kepercayaan Bergaul Siswa
Ilham Prisgunanto
seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan beratnya beban pemikiran, misalnya melihat
lain-lain. film lucu, penemuan baru, permainan/game
Sekolah menengah atas sosial pada dan lain sebagainya (Boyddan Ellison, 2007).
umumnya memiliki fungsi yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna dalam beberapa METODE PENELITIAN
hal, seperti ; pertama Memperluas interaksi
Penelitian ini menggunakan model
berdasarkan kesamaan nilai yang dimiliki
pengolahan data kuantitatif dengan jenis
masing-masing individu, misalnya interaksi
penelitian pengaruh atau regresi dari dua
dalam hal kesukaan/hobby, kesamaan
variabel. Analisis kuantitatif menggunakan
karakteristik tertentu (orang kembar,
pendekatan berpikir deduktif dimana kerangka
bookaholic, indigo dan sebagainya) ataupun
analisis dimulai dari persoalan-persoalan
pernah berinteraksi dalam kurun waktu
umum ke persoalan-persoalan yang khusus.
tertentu dan dalam tempat tertentu, sehingga
Pendekatan deduktif menggunakan logika
melahirkan nostalgia yang bisa dirasakan
deduktif di mana silogisme dibangun pada alur
bersama.Kedua menambah wawasan dan atau
berpikir piramida terbalik (Bungin, 2006: 311).
pengetahuan dengan sarana information
Definisi populasi adalah keseluruhan
sharing dan comment, misalnya pencurahan
(universum) dari obyek penelitian yang dapat
ide yang bisa diedit secara bersama melalui
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
fasilitas commentdan atau jawaban dari
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
masing-masing catatan.
sebagainya, sehingga obyek-obyek ini dapat
Ketiga pencitraan atau memasarkan
menjadi sumber data penelitian.Populasi
diri secara artian positif, dalam hal ini juga
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
berkaitan dengan prestige dan kemauan untuk
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
update teknologi informasi, misalnya pada
karakteristik tertentu yang ditetapan oleh
perkembangan seseorang yang ingin
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
menemukan pasangan hidup dan atau unjuk
kesimpulannya.
kemampuan dalam hal teknologi informasi.
Populasi pada penelitian ini adalah
Hal ini berlaku juga sebagai media kampanye
125 orang dari siswa-siswi sekolahdi sebuah
politik kepada publik, masih ingat ketika
Sekolah menengah atas di Jakarta, sedangkan
Presiden Amerika Serikat yang baru, Barrack
sampel adalah bagian dari jumlah dan
Obama menggunakan Facebook untuk
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
kampanye kepada audiensnya? Keempat
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
media transaksi dan pemikiran dalam hal
mungkin mempelajari semua yang adapada
perdagangan, politik, budaya, bahkan
populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
dimungkinkan juga pendidikan, misalnya
tenaga dan waktu, maka dapat menggunakan
pengiriman draft harga barang, kesepakatan
sampel yang diambil dari populasi itu Semua
koalisi partai untuk publik, eksplorasi dan
populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini
orientasi adat daerah tertentu, dan e-learning
atau dapat dikatakan sensus dalam penarikan
untuk formal (universitas dan sebagainya) dan
sampel (Sugiyono, 2004 : 73).
nonformal (pengajian, profil dan motivator
Data primer adalah data yang
kewirausahaan).
diperoleh langsung dari sumbernya, diamati
Kelima dalam eskalasi lebih lanjut
dan dicatat untuk pertama kalinya. Data
bisa juga sarana ini sebagai media intelijen,
tersebut menjadi data sekunder kalau
pengungkapan berbagai kasus kejahatan/
dipergunakan orang yang tidak berhubungan
hukum, media pertolongan (mencari anak
langsung dengan penelitian yang
hilang) dan sarana Citizen Journalism.Keenam
bersangkutan. Data primer yang digunakan
mungkin yang terakhir adalah sebagai media
dalam penelitian ini kuesioner yang dilakukan
rekreatif atau ‖cuci mata‖ setelah ditempa oleh
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 19 No. 2, Agustus 2015: 101-112
106
Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat Kepercayaan Bergaul Siswa
Ilham Prisgunanto
rekan kampusnya bernama Facemash.com ketentuan yang ada bahwa nilai Alpha
yang terispirasi dari situs Hot or Not.Satu yang Cronbach harus berada di atas 0,6 dan ini
menakjubkan dalam waktu 24 jam, 1200 adalah ambang batas minimum yang bisa
mahasiswa-siswi sekolah Harvard sudah dicapai dalam penelitian. Oleh sebab itu
menjadi anggota. penelitian ini dari variabel sekolah menengah
Dalam 2 minggu saja, Lebih dari atas an sosial memiliki kualitas penelitian yang
separuh mahasiswa Harvard telah mendaftar sangat baik dan bisa diteruskan untuk
dan memiliki akun di Facebook. Bahkan melanjutkan penelitian yang ada.
beberapa kampus yang lain di sekitar Harvard
Tabel 3 Uji Reliabilitas Variabel Kepercayaan
juga ikut meminta untuk bisa bergabung ke Bergaul
dalam jaringan Facebook. Cronbach's Alpha
Dalam waktu 4 bulan setelah Cronbach's N of
Based on
Alpha Items
diluncurkan, 30 kampus telah masuk ke dalam Standardized Items
jaringan Facebook. Setiap pengguna yang .715 .746 20
sudah memiliki akun kemudian akan mengajak Sumber : Data diolah
teman yang dikenal untuk bergabung sehingga Dari tabel di atas terlihat bahwa
tidak aneh jika dengan tanpa berpromosi sosial memang nilai Alpha Cronbach untuk uji
media ini menjadi kian populer. Karena itu variabel kepercayaan bergaul sebesar 0, 715.
Zuckerburg dan dua orang temannya (Dustin Dengan demikian maka variabel kepercayaan
Moskovitz dan Chris Hughes) akhirnya bergaul siswa-siswi sekolah begitu baik dan
memutuskan untuk pindah ke Palo Alto dan bisa dilanjutkan karena memenuhi aspek
menyewa apartemen di sana. Beberapa obyektivitas internal dalam penelitian
minggu setelah tinggal di Palo Alto, kuantitatif.
Zuckerberg bertemu dengan co-founder
Napster, Sean Parker, yang kemudian bersedia 1. Frekuensi Responden Mengakses
on board ke apartemen untuk ikut Facebook
mengembangkan Facebook. Tabel 4 Akses FB
Guna membuktikan penelitian ini Valid Cumulative
memiliki kualitas yang baik, maka terlebih Percent Percent Percent
dahulu akan diuji dengan pengukuran nilai Valid > 1 bulan 3.6 3.6 3.6
reliabilitas penelitian secara internal. Beberapa
Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat 25.0 25.0 28.6
hari sekali
ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur Setiap hari 71.4 71.4 100.0
itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji
Total 100.0 100.0
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, Sumber : Data diolah
dengan pengambilan keputusan apabila nilai
Dari tabel di atas diketahui responden
Alpha Cronbach > daripada 0,60 maka
yang mengakses Facebook setiap hari ada
variabel tersebut reliabel.
71,4%, sedangkan mereka yang mengakses
Tabel 2 Uji Reliabilitas Sosial Media beberapa hari sekali adalah 25% dan mereka
Cronbach's Alpha yang mengakses lebih dari 1 bulan ada 3,6%.
Cronbach's
Based on N of Items Saat ini jaringan mempunyai peranan yang
Alpha
Standardized Items penting dalam informasi. Dalam mengakses
.801 .666 22 internet, segala macam informasi yang
Sumber : Data diolah
dibutuhkan dapat diperoleh. Beberapa contoh
Pada penelitian ini didapat nilai Alpha keuntungan dari sekolah menengah atas sosial
Cronbach sebesar 0,801. Sesuai dengan Facebook yaitu dapat memperluas interaksi,
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 19 No. 2, Agustus 2015: 101-112
Dari tabel 5 diketahui, bahwa hal yang Dari tabel di atas, diketahui hasil uji
paling sering diupload atau didownload oleh hipotesis penelitian ini dari nilai r yang
responden adalah musik ada 51,8%, foto ada ditunjukkan secara lugas. Diketahui beberapa
42,9%, perangkat lunak, buku dan lain-lain nilai r yang ada, yakni; karakteristik (0,154),
hanya 1,8%. informasi (0,268), prestige (0,310), anda yakin,
Memang sebelum adanya teknologi bahwa Facebook digunakan sebagai media
atau media cetak, musik sudah digunakan transaksi (0,394), citizen journalism (0,430),
untuk menyampaikan pesan dan untuk anda sebagian besar menggunakan Facebook
menghibur. Ternyata sampai sekarang musik untuk refreshing (0,467).
masih sangat diminati oleh masyarakat Dengan demikian jelas,diketahui
khususnya remaja, selain untuk sarana hiburan, bahwa faktor terkuat sosial media dalam hal
juga digunakan untuk alat penyampaian pesan. ini adalah Facebook hanya digunakan sebagai
sarana refreshing saja tidak lebih. Facebook
Pengujian Hipotesis digunakan sebagai pengisi waktu luang bagi
Uji hipotesis dalam penelitian ini ingin siswa-siswi sekolah, tidak sebagai panduan
melihat pengaruh sosial media terhadap atau referensi dalam bergaul.
kepercayaan bergaul (bersosialisasi) siswa-
siswi sekolahmenengah atas di Jakarta. Tabel 7 Uji ANOVA
Dengan demikian jelas, bahwa penelitian ini Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
akan menyebutkan dengan rigit temuan
Regression 4.410 1 4.410 1.312 .257a
penelitian dari hasil survei yang dilakukan 1 Residual 181.572 54 3.362
siswa-siswi sekolahmenengah atas pengguna
Total 185.982 55
sosial media Facebook.
Regression 13.400 2 6.700 2.058 .138b
Tabel 6 Model Summaryg 2 Residual 172.582 53 3.256
Mod R R Adjust Std. Durbin- Total 185.982 55
el Square ed R Error of Watson Regression 17.836 3 5.945 1.839 .152c
Square the 3 Residual 168.147 52 3.234
Estimate Total 185.982 55
1 .154a .024 .006 1.83370 Regression 28.868 4 7.217 2.343 .067d
4 Residual 157.115 51 3.081
2 .268b .072 .037 1.80451
Total 185.982 55
3 .310c .096 .044 1.79822 5 Regression 34.364 5 6.873 2.266 .062e
108
Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat Kepercayaan Bergaul Siswa
Ilham Prisgunanto
kedudukan guru dan pola didik di kelas adalah bahwa sosial media bukan patokan utama
variabel penganggu (intervening) yang tidak mereka dalam bergaul.
dijadikan fokus utama dalam penelitian ini.
Demikian juga dengan pendidikan di rumah Saran
atau keluarga yang dipahami turut Dari hasil penelitian di atas maka dapat
mempengaruhi siswa-siswi sekolah dalam diberikan saran-saran, sebagai berikut; Semua
menafsirkan kepercayaan mereka dalam pihak tidak terlalu berlebihan menganggap
bergaul di sosial media (Rusmanah, 2010: 44). bahwa biang permasalahan pergaulan
Dengan jelas, penelitian ini menyimpang pada siswa dan siswi di sekolah
menyebutkan bahwa sosial media bukanlah bukan disebabkan karena penggunaan sekolah
ancaman terbesar dalam merubah kepercayaan menengah atas sosial atau sosial media yang
dan bergaulnya siswa-siswi sekolah. Pada ada. Bahkan dari pendidik dan kalangan
kenyataannya pendidikan di mana saja budi sekolah ada yang sampai trauma dalam
pekertilah yang begitu kuat mengubah perilaku penggunaan sosial media alhasil banyak
dan bergaulnya para siswa-siswi sekolah. sekolah menjadi gaptek (Gagap teknologi)
Alhasil pada orang tua tidak perlu berlebihan dalam menyikapi tata pergaulan yang ada
bereaksi terhadap keberadaan sosial media di dalam kehidupan nyata.
dunia digital karena siswa-siswi sekolah Kesadaran pada melek sosial media di
bersekolah di sekolah menengah atas sekolah menengah atas an internet menjadi
kebanyakan tidak menganggap penting perlu dan kebanyakan masalah yang ada dalam
penggunaan media komunikasi tersebut adalah
sarana ini apalagi dijadikan sebagai
tidak bisanya siswa dan siswi memisahkan
rujukan atau patokan mereka bersosialisasi
antara kebenaran dan kepalsuan yang ada.
atau bergaul.
Oleh sebab siswa dan siswi tidak menjadikan
PENUTUP sosial patokan mereka bersikap, di sinilah titik
letak peran guru dan pendidik untuk dominan
Kesimpulan dalam memberikan arah dan panduan yang
Berdasarkan dari temuan penelitian ini jelas peserta didik dalam berperilaku.
tentang pengaruh sekolah menengah atas
sosial terhadap tingkat kepercayaan bergaul DAFTAR PUSTAKA
siswa-siswidi sebuah sekolah menengah atas di Abdul Aziz, Al Allamah as-Syaikh bin Abdullah bin Baz.
Jakarta, maka dapat disimpulkan, bahwa; Bahaya pamer aurat dan pergaulan Bebas bagi
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara wanita . Jakarta : Pustaka Sumayah, 2009.
penggunaan sosial media terhadap tingkat boyd, Danah M., Ellison, Nicole B. "Social Network
kepercayaan bergaul di kalangan siswa-siswi Sites : Definition, History, and Scholarship."
sekolahdisebuah sekolah menengah atas di Journal of Computer-Mediarted
Communicatiion, 2007: article 11.
Jakarta. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa hal ini menghilangkan dan Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
meruntuhkan anggapan bahwa sekolah Kencana, 2006.
menengah atas sosial bisa mengubah perilaku
—. Sosiologi Komunikasi . Jakarta: Kencana, 2007.
dan keterbukaan mereka dalam bergaul dan
bersosialisasi di masyarakat. Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi .
Sarana sosial media hanya digunakan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
sebagai wahana refreshing siswa-siswi —. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek . Bandung :
sekolah saja bukan menjadi rujukan dan Remaja Rosdakarya, 2004.
panduan mereka berperilaku. Perilaku siswa-
Hidayat, Taufik. Lebih Dekat Dengan Facebook. Jakarta:
siswidi sekolah menengah atas ternyata tidak
PT Elex Media Komputindo, 2009.
terbuka sepenuhnya karena mereka menyadari
110
Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat Kepercayaan Bergaul Siswa
Ilham Prisgunanto
Kaplan, Andreas, and Michael Haenlein. Collaborative Pudjiastiti, Pauline. Sosiologi SMA. Jakarta: PT
projects (social media application): About Grasindo, 2007.
Wikipedia, the free encyclopedia. Business
Horizons, 2014. Q-Anees, Ardianto Elvinaro dan Bambang. Filsafat Ilmu
Komunikasi . Bandung: Simbiosa Rekatama
Levy, Andreas. Toward a Self-referential Collective Media, 2007.
Intelligence: Some Philosophical Background
of the IEML Research Program, First Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi . Bandung:
International Conference, ICCCI 2009, Remaja Rosdakarya, 2000.
Wroclaw (Poland) 10. 2009, in N.N. Than, K.
Ryszard, C. Shyi-Ming (a cura di), Rosengren, Karl Erik dan Philip Palmgreen. Media
Computational Collect. Berlin-Heidelberg-NY, Gratification Research : Current Perspectives.
2009. Beverly Hills: Sage Publication, 1985.
Mardalis. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Ruslan, Rosady. Metode Penelitian : Public Relations
Proposal. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. dan Komunikasi . Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006.
Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: Penerbit
Ekonisia, 2005. Rusmanah. Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Grafindo Persada, 2010.
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi
Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan
dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Straubhaar, Joseph and Robert LaRose. Media Now :
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Understanding Media Culture, and
Rosdakarya, 2007. Technology. USA: Thomson Wadsworth, 2004.
Nasution. Metode Research : Peneltian Ilmiah. Jakarta: Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV
Bumi Aksara, 2007. Alfabeta, 2004.
Nurul, Zuriah. Metodologi Penelitian : Sosial dan Sutaryo. Sosiologi Komunikasi : Perspektif Teoritik.
Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara , 2005. Yogyakarta: Bumi Intaran, 2005.
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 19 No. 2, Agustus 2015: 101-112
112