BAB V
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018
No Karakteristik Responden f %
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 50 61,7
b. Perempuan 31 38,3
2. Pendidikan
a. SMP/ sederajat 5 6,1
b. SMA/ Sederajat 51 63
c. Perguruan Tinggi 25 30,9
3. Pekerjaan
a. Ibu Rumah Tangga 18 22,2
b. Petani/ Pedagang/ Buruh 33 40,7
c. PNS/ TNI/ Polri 11 13,6
d. Tidak bekerja 19 23,5
4. Status Pernikahan
a. Menikah 66 81,5
b. Janda/ Duda 15 18,5
5. Lama Menderita DM
a. < 1 tahun 12 14,8
b. 1 – 5 tahun 34 42
c. > 5 tahun 35 43,2
61
62
pasien yang menikah dan mayoritas (43,2%) responden adalah pasien yang
B. Analisis Univariat
Tabel 5.2
Rata-rata Pengetahuan Responden Tentang Diabetes Mellitus
Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi
Tahun 2018
Variabel Mean SD Min - Max N
dengan benar lebih kurang 76,25% dari total pernyataan yang diberikan.
63
Tabel 5.3
Rata-rata Pengetahuan Responden Tentang Diabetes Mellitus
Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi
Tahun 2018
Variabel Mean SD Min - Max N
adalah 33,6 + 7,37 dengan skor self care terendah adalah 22 dan tertinggi
masih kurang dimana responden hanya mampu mencapai 43,6% dari total
C. Analisis Bivariat
antara dua variabel atau lebih yang diduga saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dengan self care pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan dengan Self Care pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2018
Pearson
Variabel p-value N
correlation (r)
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 didapatkan nilai person correlation (r)
0,832 dan p-value = 0,000. Artinya terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pengetahuan dengan self care pada pasien diabetes mellitus
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
dengan benar lebih kurang 76,25% dari total pernyataan yang diberikan.
tipe 2.
sesuatu yang diketahui responden tentang diabetes mellitus dan hal ini
65
66
dalam domain kognitif terdiri atas 6 (enam) tingkat yaitu : tahu (Know),
tentang diabetes mellitus, hasil temuan penelitian ini terlihat bahwa adanya
peran faktor tingkat pendidikan responden yang juga ikut berperan dalam
pengetahuan responden cenderung juga terlihat lebih rendah. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan & Dewi (2010), yang
perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan
lebih matang pada diri individu. Teori lain juga menyebutkan bahwa
( Notoatmodjo, 2012).
dan Isnaeni (2017) tentang hubungan motivasi diri dan pengetahuan gizi
diabetes mellitus yaitu responden masih keliru tentang sekresi insulin yang
berperan penting dalam kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus,
lama menderita diabetes yang masih baru yaitu kurang dari 1 tahun.
mellitus.
responden adalah 33,6 + 7,37 dengan skor self care terendah adalah 22 dan
perilaku self care pasien diabetes mellitus di RSUD Dr. Achmad Mochtar
berbagai faktor (Sari, 2013). Self care pada diabetes mellitus merupakan
tindakan self care untuk mengontrol glukosa darah. Tindakan yang dapat
diabetes mellitus, menurut Putri (2016) perilaku self care pada pasien
diabetes mellitus dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, sosial
dan kesehatan. Jika ditinjau dari segi perilaku sehat, self care pada pasien
70
Sulistria (2013) tentang tingkat self care pasien rawat jalan diabetes
self care yang baik bagi penderita diabetes mellitus, khususnya diabetes
care responden terlihat rendah pada aspek mengontrol kadar glukosa darah
dalam hal ini yaitu pengukuran kadar gula darah, selain itu perilaku self
care responden juga terlihat rendah pada aspek perawatan kaki pada
memeriksa alas kaki atau sepatu untuk mencegah komplikasi luka kaki
diabetes dan yang terakhir perilaku self care responden juga terlihat
rendah pada aspek latihan atau aktifitas fisik dimana mayoritas perilaku
sehari-hari.
71
B. Analisis Bivariat
dan signifikan antara pengetahuan dengan self care pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 dengan kekuatan hubungan sangat kuat dimana diapatkan nilai
Perilaku self care pada pasien diabetes mellitus merupakan salah satu
bentuk perilaku sehat pada pasien diabetes mellitus, menurut Lawren Green
kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
menentukan arah perilaku self care pada pasien diabetes mellitus, dimana
(Notoatmodjo, 2012).
membutuhkan partisipasi aktif pasien dalam merubah prilaku yang tidak sehat
72
penciuman, rasa dan meraba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
semakin banyak dan semakin baik pasien DM mengetahui tentang self care
dengan kualitas hidup yang baik (Perdana, Ichsan, & Rosyidah, 2013).
dan Isnaeni (2017) tentang hubungan motivasi diri dan pengetahuan gizi
terhadap kepatuhan diet DM pada pasien diabetes mellitus tipe II rawat jalan
membentuk perilaku sehat pada pasien diabetes mellitus, dalam hal ini adalah
perilaku self care yang merupakan suatu keharusan bagi pasien diabetes
Pada penelitian ini terlihat bahwa adanya peningkatan perilaku self care
73
rendah.
dengan self care dan diabetes mellitus, sehingga dengan pengetahuan dan
pemahaman yang baik mampu membentuk perilaku sehat dalam hal ini self
care yang baik pada penderita diabetes mellitus, karena pengetahuan yang
baik akan memberikan pemahaman tentang pentingnya perilaku self care bagi
mencegah komplikasi dari diabetes mellitus dan hal ini bisa saja dilakukan
merupakan salah satu bentuk self care bagi pasien diabetes mellitus.
menunjukkan perilaku self care yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
selain faktor pengetahuan, perilaku self care pada pasien diabetes mellitus
juga dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya adalah faktor pendidika, lama
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengetahuan dengan self care pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD
2. Rata-rata self care responden diabetes mellitus tipe 2 adalah 33,6 dengan
care pada pasien diabetes mellitus dengan kekuatan hubungan sangat kuat,
B. Saran
74
75
3. Bagi Pasien
diabetes mellitus.
perilaku self care pada pasien diabetes mellitus, karena berdasarkan hasil
yang ikut berperan dalam mempengaruhi perilaku self care pada pasien