Penilaian, pengendalian, penyediaan, dan penggunaan obat adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang dinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan 1. Pengertian kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan obat. Penilaian pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat di puskesmas sebagai 2. Tujuan acuan penerapan langkah-langkah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Negeri Besar Nomor :400/ 3. Kebijakan /SK/PKM-NB/I/2019 tentang Penilaian, Pengendalian, Penyediaan, dan Penggunaan Obat UPT Puskesmas Rawat Inap Negeri Besar. 1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi 4. Referensi Faskes Tingkat Pertama; 4. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan kefarmasian; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas; 1. Persiapan alat a. Komputer b. Formularium 5. Prosedur dan c. Kartu Stok langkah- d. LPLPO Gudang Farmasi Kabupaten langkah e. LPLPO Sub unit f. SBBK (surat bukti barang keluar) Gudang Farmasi Kabupaten 2. Petugas yang melaksanakan a. Petugas Farmasi 3. Langkah-langkah a. Petugas farmasi memperkirakan / menghitung pemakaian obat rata – rata perbulan di puskesmas induk dan seluruh unit pelayanan untuk menyusun rencana kebutuhan obat selama satu tahun. b. Petugas farmasi mengajukan usulan obat ke gudang farmasi kabupaten (GFK) sesuai ketersediaan obat / alkes di Gudang Farmasi Kabupaten. c. Petugas farmasi menerima obat / alkes dari Gudang Farmasi Kabupaten berdasarkan permintaan yang diusulkan setiap 3 (tiga) bulan sekali. d. Petugas farmasi menyimpan obat/alkes yang datang dari Gudang Farmasi Kabupaten di logistik farmasi di Puskesmas. e. Petugas farmasi menginventaris obat dan menulis di penerimaan dan di kartu stok sebagai pengendali stok. f. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas medis tentang obat yang stok berlebih untuk menghindari obat kadaluarsa. g. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas medis tentang obat yang kosong stok untuk digantikan dengan obat pengganti lain dengan fungsi yang sama. h. Petugas farmasi mengevaluasi penggunaan obat di sub unit internal dengan melihat LPLPO untuk menghindari ketidaksesuaian pemakaian obat dan kelebihan obat. i. Petugas farmasi mengevaluasi stok obat, apotek dan logistik farmasi di puskesmas, jika terjadi kekurangan maka diusulkan permintaan bon obat tambahan ke Gudang Farmasi Kabupaten. 6. Bagan Alir - 7. Hal-hal yang 1. Ketelitian dalam perhitungan jumlah stok obat perlu 2. Ketelitian pengisian LPLPO diperhatikan 1. Gudang Obat Kabupaten 2. Gudang Obat Puskesmas 3. Apotek 8. Unit terkait 4. Unit Gawat Darurat 5. Ruang VK 6. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 7. Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa 1. Formularium 2. Kartu Stok 9. Dokumen 3. LPLPO Puskesmas terkait 4. LPLPO Sub unit 5. SBBK (surat bukti barang keluar) 10. Rekaman Tanggal Mulai No. Yang Diubah Isi Perubahan historis Diberlakukannya perubahan