Anda di halaman 1dari 5

ISSN 2337­6686

ISSN­L 2338­3321

PENCEGAHAN GANGGUAN KECEMASAN DENGAN INTERVENSI


BERBASIS WEB

Septirina Rahayu
Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Email: rahayuseptirina@yahoo.co.id
Abstrak: Generalized Anxiety Disorder (GAD) merupakan penyakit atau gangguan kronis yang umum dan sering terjadi di masyarakat
dengan prevalensi cukup tinggi. Proses berubah dan peristiwa akut dapat menjadi stimulus yang menyebabkan seseorang mengalami
ansietas. Ansietas dapat terjadi pada semua kelompok usia, hampir 50 % terjadi pada orang dewasa dengan gejala seperti kesulitan tidur,
distrakbiliti, iritabilitas serta agitasi. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan informatika perawat
terhadap dokumentasi keperawatan (2) mengetahui pentingnya penggunaan tehnologi dalam asuhan keperawatan (3) membangun
kepercayaan diri perawat yang secara langsung mempengaruhi keselamatan pasien, kualitas perawatan serta dokumentasi keperawatan.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka dan data lainnya. Dapat disimpulkan bahwa: (1) Kecemasan
merupakan suatu keadaan perasaan yang komplek berkaitan dengan perasaan takut (2) Penatalaksanaan kecemasan tidak hanya cukup
dengan pengobatan psikofarmaka tetapi dapat juga dengan psikoterapi Cognitif Behavior Terapi ( CBT) (3) Psikoterapi CBT dapat
dilakukan melalui intervensi berbasis web.
Kata kunci: Generalized Anxiety Disorder, Intervensi berbasis web, terapi CBT (Cognitif Behavior Therapy)
Abstract: Generalized Anxiety Disorder (GAD) is a chronic disease or disorder are common and often occur in people with relatively
high prevalence. The process of change and acute events can be a stimulus that causes a person to experience anxiety. Anxiety can occur
in any age group, nearly 50% occur in adults with symptoms such as difficulty sleeping, distrakbiliti, irritability and agitation. The
method used in this paper is to study literature and other data . The purpose of scientific writing is (1) to increase knowledge of
informatics nurses to nursing documentation (2) recognize the importance of the use of technology in nursing care (3) build confidence
nurses that directly affect patient safety, quality of care and nursing documentation. It can be concluded that: (1) Anxiety is an emotional
state that complex associated with feelings of fear (2) Management of anxiety not only enough medication psikofarmaka but can also
psychotherapy cognitive Behavior Therapy (CBT) (3) Psychotherapy CBT can be done through interventions based web
Keywords: Generalized Anxiety Disorder, web­based interventions, therapy CBT (cognitive Behavior Therapy)

PENDAHULUAN tumpukan kertas inilah yang akan didapatkan saat


Latar belakang penulisan ilmiah ini adalah membeli suatu tehnologi dalam bentuk paten.
bahwa kemajuan perkembangan komputer dan tele­ World Wide Web atau internet penggunaannya
komunikasi telah membawa dunia era globalisasi berawal di negara Amerika Serikat melalui lembaga
dengan begitu pesatnya. Penggunaan sistem infor­ pendidikan dan penelitian, sedangkan penggunaan
masi dibidang kesehatan tidak kalah bersaingnya web untuk kepentingan bisnis baru dilakukan sejak
dengan kemajuan tehnologi informasi dibidang lain, tahun 1995. Di Indonesia sendiri internet lebih
penggunaan internet ini salah satunya dapat juga diasosiasikan untuk kepentingan bisnis dan enter­
digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan tainment. Keunggulan menggunakan internet selain
keperawatan sehingga proses perencanaan, pelaksa­ dapat menjadi sumber informasi dalam bidang apa­
naan serta pemantauan kinerja kesehatan menjadi pun, jalur atau akses dalam informasipun dapat
lebih berkualitas. Salah satu con­toh penatalaksanaan menjadi lebih mudah dan murah.
klien dengan kecemasan tidak hanya diberikan Tidak berbeda dengan penggunaan sistem
melalui pengobatan psikofarmaka saja, namun juga informasi dibidang kesehatan, sistem informasi dan
dapat dilakukan dengan pendekatan psikoterapi kesehatan juga tidak kalah bersaingnya dengan ke­
Cognitif Behavioral Therapy (CBT). majuan tehnologi informasi dibidang lain, penggu­
Penggunaan komputer dalam perkembangannya naan internet ini salah satunya dapat juga digunakan
saat ini, merupakan suatu peralatan yang canggih dan untuk mendukung pelaksanaan tindakan keperawatan
dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan dan sehingga proses perencanaan, pelaksanaan serta
pembelajaran Rahman, dkk (2014, 2). Sudah saatnya pemantauan kinerja kesehatan menjadi lebih berkua­
kini bangsa Indonesia bangkit dan berkembang dalam litas. Salah satu contoh penatalaksanaan klien dengan
bidang tehnologi informasi. Bentuk dari tehnologi itu kecemasan tidak hanya diberikan pengobatan psiko­
sendiri merupakan kumpulan pengetahuan yang di­ farmaka saja, namun juga dilakukan dengan pende­
tuangkan melalui kumpulan tumpukan kertas dan katan psikoterapi CBT.
Jurnal Ilmiah Widya 1 Volume 3 Nomor 3 Agustus ­ Desember 2016
Septirina Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan
Rahayu, 1 ­ 5 Intervensi Berbasis Web

Permasalahan dalam pelaksanaan CBT yang keperluan seperti keperluan pribadi, pendidikan,
seringkali ditemukan adalah ketersediaan pengobatan, bisnis dan pemerintahan serta merupakan informasi
akses, biaya dan kurangnya praktisi yang terlatih yang strategis untuk pengambilan keputusan.
untuk melakukan CBT, sehingga memberikan dam­ Penggunaan internet selain telah dirasakan sangat
pak pada kurangnya layanan kesehatan jiwa yang banyak manfaatnya, namun ada juga tantangan dalam
optimal. Hasil penelitian Tranaeus (2007) menyata­ tehnologi informasi ini. Salah satu tantangan baru
kan klien dengan kecemasan yang diberikan terapi dari kemajuan tehnologi informasi ini terletak pada
CBT berbasis komputerisasi lebih baik dibandingkan penyedia informasi sendiri yaitu bagaimana suatu
dengan diberikan CBT melalui tatap muka. Dengan informasi dapat diakses dengan mudah, cepat, tepat
sistem informasi klinis komputerisasi sebagai du­ dan global. Keberhasilan persaingan penggunaan
kungan layanan online, diharapkan gangguan kece­ internet tergantung pada banyaknya tanggapan ma­
masan dapat memberikan efektifitas dan pengaruh syarakat pengguna internet, yang perlu diingat dalam
yang lebih baik. hal ini adalah bahwa internet merupakan homepage
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah: (1) untuk pemajangan data­data produk, informasi serta
meningkatkan pengetahuan informatika perawat ter­ pelayanan dan e­mail untuk melakukan interaksi.
hadap dokumentasi keperawatan (2) mengetahui Kecemasan
pentingnya penggunaan tehnologi dalam asuhan Kecemasan merupakan salah satu bentuk dari
keperawatan (3) membangun kepercayaan diri pera­ gangguan kejiwaan yang sering terjadi dan dialami
wat yang secara langsung mempengaruhi keselama­ oleh masyarakat. Kecemasan adalah suatu keadaan
tan pasien, kualitas perawatan serta dokumentasi perasaan yang komplek berkaitan dengan perasaan
keperawatan. Metode yang digunakan dalam penu­ takut, sering disertai oleh sensasi fisik seperti jantung
lisan ini adalah studi pustaka dan data lainnya. berdebar, nafas pendek atau nyeri dada (Keliat,
2012;15). Sekitar 85% individu yang mengalami
PEMBAHASAN depresi, memiliki kecemasan yang signifikan, se­
Teknologi Informasi dangkan 90 % individu yang mengalami kecemasan
Masih ada dari sebagian orang yang belum dapat mengalami depresi. Gejala yang sering dialami oleh
membedakan pengertian antara tehnologi informasi individu dengan gangguan kecemasan adalah gelisah,
dan sistem informasi. Tehnologi informasi dipandang mudah marah, perasaan sedih, impulsif, palpitasi,
sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia, kehilangan energi, penurunan konsentrasi, nyeri dan
salah satu faktor yang menyebabkan tehnologi infor­ ketegangan otot, sakit kepala, bahkan hingga muncul
masi penting dikembangkan di Indonesia adalah ketakutan dan rasa putus asa (Tiller, 2012; 28 ).
bangsa Indonesia lebih senang menggunakan dan Kedua gangguan depresi dan kecemasan tersebut
memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi dapat terjadi secara bersama­sama, dan hal ini
daripada berminat untuk dapat menguasai dan tentunya akan menjadi sulit untuk membedakan atau
mengembangkannya. mengidentifikasi pengobatan dari kedua jenis gang­
Menurut Satyawan (2013, 60) sistem merupakan guan ini. Banyak orang tidak mencari pengobatan
kumpulan dari komponen atau bagian yang memiliki jika mengalami gangguan ini. Mereka beranggapan
hubungan satu dengan yang lain, sedangkan infor­ bahwa pengobatan tersebut tidak cukup efektif untuk
masi diartikan sebagai data. Kedua kata tersebut mengatasi kondisi kegelisahan yang dialaminya.
memberikan makna sistem informasi diartikan seba­ Pendapat ini didukung oleh penelitian (Tiller,2012;
gai suatu sistem yang diciptakan manusia yang terdiri 31) di Australia yang menunjukkan bahwa 40 % dari
dari komponen atau bagian yang bertujuan untuk orang dengan gangguan kecemasan tidak mencari
menyampaikan suatu informasi. Sedangkan tehnologi pengobatan dan hanya 45 % pengobatan yang dita­
informasi merupakan suatu sistem atau tehnologi warkan dapat menguntungkan penderita yang menga­
yang digunakan untuk mengolah data meliputi lami gangguan kecemasan. Melihat dampak yang
kegiatan memproses, mendapatkan, menyusun atau ditimbulkan dari gangguan kecemasan dapat meng­
menyimpan serta memanipulasi data dalam berbagai ganggu aktivitas seseorang menjadi tidak produktif
macam metode yang bertujuan untuk menghasilkan dalam aktivitas sehari­hari dan juga dapat menim­
informasi yang berkualitas yaitu relevan, akurat dan bulkan ketergantungan pada orang lain, maka
tepat waktu sehingga dapat digunakan untuk berbagai pengobatan dan perawatan yang efektif dan tepat
Jurnal Ilmiah Widya 2 Volume 3 Nomor 3 Agustus ­ Desember 2016
Septirina Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan
Rahayu, 1 ­ 5 Intervensi Berbasis Web

pada gangguan ini sangat diperlukan. Permasalahan yang ditemukan dalam pelak­
Penatalaksanaan kecemasan sendiri saat ini tidak sanaan terapi CBT ini adalah sebagian besar dari
hanya cukup diberikan dengan pengobatan psiko­ penderita mengalami ketidakmampuan untuk men­
farmaka saja melainkan juga dapat dilakukan melalui jalani terapi disebabkan karena akses dan biaya serta
tindakan perawatan yang efektif dengan pendekatan kurangnya tenaga terlatih untuk melaksanakan CBT,
psikoterapi. Psikofarmaka atau farmakoterapi lebih sehingga akan memberikan dampak pula terhadap
difokuskan untuk lebih menurunkan aktivitas struktur kualitas pelayanan kesehatan jiwa menjadi tidak
limbik otak (efek bottom up), sedangkan psikoterapi optimal. Berbicara masalah akses berkaitan erat
cenderung dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dengan masalah sistem informasi klinis komputerisasi
area frontal (efek top down). sebagai fasilitas yang dapat memberikan dukungan
Terapi Kognitif (Cognitif Behavior Therapi) layanan secara online. Saat ini sistem informasi klinis
Psikoterapi yang telah efektif digunakan dan komputerisasi banyak tersedia untuk pelayanan
memberikan manfaat besar adalah terapi kognitif kesehatan jiwa dan dapat dijadikan andalan yang
CBT (Cognitif Behavior Therapi). Terapi ini mudah sangat mudah diakses dengan biaya yang relatif
diterapkan dalam praktik keperawatan, prinsip­prin­ murah serta efisien. Salah satu sistem informasi yang
sip yang diterapkan dalam terapi ini adalah mendidik berkembang saat ini adalah world wide web atau
pasien, melatih keterampilan tehnik relaksasi dasar internet. Website saat ini telah dikembangkan kembali
dan mengembangkan keterampilan pasien untuk menjadi responsive web design (RWD), dengan
mengidentifikasi ancaman, merubah fikiran, pera­ menggunakan web responsive pengguna dapat
saan, persepsi dan tingkah laku maladaptif. Terapi ini mengakses dengan mudah website tersebut dengan
memiliki waktu yang terbatas dan mendorong kete­ menggunakan berbagai macam gadget seperti laptop,
rampilan self help, berfokus pada masalah, bersifat smartphone, ataupun tablet (Alatas, 2013 ;116).
induktif dan mengharuskan klien untuk mengem­ Pencegahan Gangguan Kecemasan Melalui
bangkan dan mempraktekan keterampilan dalam Intervensi Berbasis WEB.
kegiatan pekerjaan atau aktivitas yang diberikan. Menurut Christensen (2014;8195). telah mela­
Beberapa hasil penelitian CBT yang telah dila­ kukan uji coba terkontrol secara acak untuk meng­
kukan oleh perawat di Indonesia antara lain penelitian evaluasi efektifitas program pencegahan kecemasan
(Caturini dan Handayani, 2014;43). Hasil penelitian serta faktor­faktor yang dapat meningkatkan kece­
membuktikan adanya perbedaan yang bermakna ke­ masan dengan intervensi berbasis web dengan situs
cemasan, mekanisme koping, dan harga diri rendah active program “e­sova”. Penggunaan intervensi
sebelum dan sesudah pemberian CBT (p value < berbasis web ini dapat menyediakan media pengiri­
0,05). Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang man yang sangat berpotensi dan bermanfaat karena
bermakna pada pasien yang mendapatkan CBT dapat diakses, diterima dan global serta ditemukan
dibandingkan yang tidak mendapatkan CBT. Pene­ secara efektif dalam memberikan psiko­terapi CBT
litian lain yang dilakukan oleh (Keliat, Yulia Wardani, dalam pengaturan klinis terhadap gang­guan depresi
Sudiatmika, 2013;15). Hasil penelitian ditemukan dan kecemasan.
penurunan gejala perilaku kekerasan lebih besar pada Keterlibatan ditingkatkan dengan push faktor
pasien yang mendapatkan CBT daripada yang tidak yaitu faktor­faktor seperti pengingat atau pembinaan.
mendapatkan CBT dan REBT dengan p value < 0,05. Program pencegahan yang dikirim dalam jumlah
Selain psikoterapi CBT, psikoterapi lainnya yang populasi yang cukup besar ini berpengaruh terhadap
dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan ada­ biaya yang dikeluarkan, sehingga kebutuhan akan
lah terapi PMR (Progressive Muscle Relaxation) atau email pengingat dan komunikasi melalui telpon akan
relaksasi otot progresif. Indikasi dari terapi ini adalah mempengaruhi kepatuhan dan efektifitas dari terapi
dilakukan pada seseorang yang mengalami insomnia, yanag diberikan.
mengalami kecemasan dan depresi. Hasil penelitian Intervensi website yang disediakan berupa psiko­
yang dilakukan oleh (Tobing, 2012; 3). ditemukan edukasi, CBT, promosi aktifitas fisik dan latihan re­
bahwa penurunan ansietas dan depresi serta laksasi dengan sebagian besar berfokus pada CBT.
peningkatan kemampuan relaksasi dan memaknai Keempat komponen tersebut disediakan dengan pan­
hidup klien kanker yang mendapatkan PMR dan dangan bahwa dengan menggabungkan keempat in­
logoterapi ( p value < 0,05). tervensi tersebut dapat memberikan dampak yang
Jurnal Ilmiah Widya 3 Volume 3 Nomor 3 Agustus ­ Desember 2016
Septirina Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan
Rahayu, 1 ­ 5 Intervensi Berbasis Web

maksimal serta memberikan kesempatan untuk pen­ kondisi aktif, telepon dibuat setiap minggu untuk me­
derita secara efektif mengurangi kecemasan yang di­ meriksa kemajuan peserta dan untuk mengingatkan
alaminya. Semua intervensi pencegahan yang dita­ mereka menyelesaikan modul dan / atau untuk
warkan tersebut merupakan program berbasis penga­ menyelesaikan program. Pengingat telepon dimak­
turan pengobatan yang dinamakan E­Sofa website sudkan sebagai pengingat murni, tidak ada pemberian
intervensi. terapi, dan dibuat oleh pewawancara telepon. Pang­
Lima intervensi yang dilakukan berlangsung gilan telepon ditulis dan didasarkan pada script email.
dalam periode 10 minggu dengan pembagian kelom­ Jika terdapat masalah teknis disebut Trial Manager.
pok satu (website aktif) menerima intervensi ga­ Panggilan telepon umumnya berlangsung antara
bungan. Kelompok dua (website aktif dengan tele­ 30 detik sampai 2 menit. Panggilan telepon dibuat
pon) menerima program web yang sama ditambah terlepas dari apakah peserta menyelesaikan program
panggilan telepon pengingat mingguan. Kelompok atau tidak. Peserta dalam kondisi aktif ditambah
tiga (website aktif dengan email) yang diterima dengan email pengingat. E­mail pengingat dikirim
program web ditambah otomatis email pengingat setiap minggu sama halnya pada penggunaan telpon
mingguan. Kelompok empat (kontrol) menerima situs juga tidak ada pemberian terapi. Hasil yang diperoleh
plasebo. Kelompok lima (kontrol dengan telepon) semua peserta mengalami penurunan kecemasan pada
menerima situs plasebo ditambah telepon panggilan saat baseline selesai. Program yang paling disukai
pengingat. Dapat menjadi pertimbangan bahwa email dalam situs ini adalah dengan email pengingat dan
pengingat lebih murah dari pengingat telepon. telpon pengingat dengan alasan tarif lebih mudah
Program CBT (Cognitif Behavior Therapi) terjangkau, sedangkan kepatuhan terhadap intervensi
Program terpadu yang diberikan meliputi psiko­ berbeda secara signifikan sesuai dengan kondisi
edukasi (minggu ke 1­2), CBT (minggu ke 3­7), peserta. Peserta dengan kondisi menerima pengingat
relaksasi (minggu ke 8­9), dan promosi aktivitas dapat menyelesaikan 10 modul, sedangkan peserta
fisik (minggu ke 10). Program psikoedukasi (modul 1 yang tidak menerima pengingat hanya mampu
dan 2) memberikan informasi tentang stres, ketaku­ menyelesaikan sepertiga dari modul yang ada.
tan, dan kecemasan, deskripsi pemikiran cemas, di­ Penelitian lain oleh Khanna (2015; 294).tentang
ferensiasi kecemasan dari gangguan kecemasan lain, pelatihan tehnologi web untuk terapis dalam pengem­
faktor risiko kecemasan, komorbiditas dan konse­ bangan kompetensi terapi CBT (Cognitif Behavior
kuensi dari kecemasan dan perawatan yang tersedia. Therapy), hasil penelitian menyatakan pentingnya
Program CBT (modul 3­7) ditujukan pada fikiran metode pelatihan untuk terapis dalam bentuk program
cemas dan kekhawatiran meliputi tindakan yang pelatihan berbasis web untuk menghasilkan terapis
mengkhawatirkan, dan isi dari kekhawatiran. Infor­ yang profesional dalam memberikan terapi CBT
masi ini berasal dari bahan­bahan yang telah dite­ sehingga akan meningkatkan fleksibilitas, aksesibi­
mukan untuk mengurangi kecemasan. Sedangkan litas, efisiensi biaya serta bersifat mendidik dan
program PMR (modul 8) menginstruksikan peserta interaktif. Salah satu faktor utama yang menjadi
tentang cara mengurangi ketegangan dan merilekskan hambatan dalam intervensi kecemasan berbasis web
otot yang bertujuan untuk mendorong relaksasi dan untuk akses pasien CBT adalah kurangnya tenaga
membantu untuk mengidentifikasi kete­gangan. profesional terlatih dalam penggunaan media tersebut
Modul meditasi mindfulness (modul 9) membantu dan tidak bisa dihindari bahwa semua tehnologi yang
peserta dalam keadaan sadar untuk meng­atur nafas ada saat ini menggunakan program berbasis web.
dan gerak tubuh, mengakui fikiran dan gangguan
eksternal tetapi tetap fokus pada fikiran saat ini. PENUTUP
Modul akhir adalah aktivitas fisik (modul 10), Kesimpulan
aktivitas fisik berdasarkan tahapan perubahan teori. 1. Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan
Situs web kontrol adalah versi yang disesuaikan pada yang komplek berkaitan dengan perasaan takut
kondisi kontrol Health Watch yang dikem­bangkan 2. Penatalaksanaan kecemasan tidak hanya cukup
untuk National University di Australia. Web­site ini dengan pengobatan psikofarmaka tetapi juga de­
juga dapat memberikan informasi tentang kesehatan ngan psikoterapi Cognitif Behavior Terapi (CBT)
3. Psikoterapi CBT dapat dilakukan melalui inter­
umum seperti gizi, kesehatan jantung, dan lain­lain.
vensi berbasis web.
Scripted panggilan telepon pengingat dalam
Jurnal Ilmiah Widya 4 Volume 3 Nomor 3 Agustus ­ Desember 2016
Septirina Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan
Rahayu, 1 ­ 5 Intervensi Berbasis Web

Saran Keliat. B.A. et al., Managemen Kasus Gangguan Jiwa : CMHN


1. Perkembangan tehnologi informasi yang terus (Intermediate Course). EGC: Jakarta. 2012
Khanna, S. Muniya. Bringing Technology of Training: Web­based
berkembang dan tidak dapat dihindari ini menjadi Therapist Training To Promote The Development of
tantangan perawat di Indonesia untuk mening­ Competent Cognitif Behavioral Therapist. Published by
katkan program pelatihan berbasis web dalam Elsevier Lid. All Rights Reserved.2015
memberikan asuhan keperawatan berbasis Meimaharani,Rizkysari & Diana Laily. Perancangan E­
Commerce Goody Bag Spunbond Menggunakan QR Code
internet (web).
Berbasis Web Responsif. Prosiding SNATIF Ke­1. ISBN:
2. Psikoterapi CBT yang merupakan salah satu pen­ 2014
cegahan dari gangguan kecemasan yang dapat Rahman. R.J, Wawan Setiawan, Eka Fitrajaya R. Optimalisasi
dilakukan melalui intervensi berbasis web tidak Macromedia Flash untuk Mendukung Pembelajaran
menutup kemungkinan juga dapat diterapkan di Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer
FPMIPA UPI. Jurnal Pendidikan Teknologgi Informasi dan
Negara Indonesia. Komunikasi. Volume 1, Nomor 2. ISSN:1979­9264.2008
3. Media ini sangat berpotensi dan bermanfaat selain Satyawan A.H, Bambang Hariadi, Tan Amelia. Jurnal Sistem
mudah diakses dan di terima juga biaya relatif Informasi. http// jurnal. stikom edu/index php/jsika.2013
mudah terjangkau, sehingga pelayanan kesehatan Tiller, Jhon W.G. Depression And Anxiety. Artikel MJA Suppl 4.
2014 2012
yang berkualitas diharapkan dapat terwujud.
Tobing, L. Duma..Tesis. Pengaruh Progressive Muscle Relaxaion
(PMR) dan Logoterapi Terhadap Perubahan Ansietas,
DAFTAR PUSTAKA Depresi, Kemampuan relaksasi dan kemampuan Memaknai
Alatas, Husein. Responsive Web Design dengan PHP dan Hidup Klien Kanker di Rumah Sakit Dharmais Jakarta.
Bootstrap. Loko Media 2013. Yogyakarta. 2013 Tidak dipublikasikan. 2012
Baco, Syarifudin, M. Swandi, A. Rahman Amal. Rancangan Tranaeus, S., Computer Based Cognitif Behavioral Therapy for
Sistem Informasi Jurnal Ilmu Ilmu Tehnik Berbasis Web Anxiety Disorder or Depresion, http://www.sbu.se/200703e,
Universitas Islam Makasar. Jurnal Iltek Vol.7, No.13. 2007, diunggah tanggal 6 April 2015
2012 Zakiyah. Pengaruh dan Efektifitas Cognitif Behavioral Therapy
Caturini S. Endang & Siti Handayani. Pengaruh Cognitif (CBT) Berbasis Komputer Terhadap Klien Cemas dan
Behavioral Therapy (CBT) Terhadap Perubahan Depresi. E­Jurnal Widya Kesehatan dan Lingkungan,
Kecemasan, Mekanisme Koping, Harga Diri Pada Pasien Volume 1, No.1. ISSN 2338­ 7793. 2014
Gangguan Jiwa Dengan Schizofrenia di RSJD Surakarta.
Jurnal Ilmu Terpadu Kesehatan , Volume 3, No 1. 2014
Christensen, Helen. , Phillip Baterhamm, Andrew M.,Kathleen
M.,Kanupriya K., Justin K.,Kylie B. Prevention of
Generalized Anxiety Disorder Using a Web Intervension, i
chill: Randommized Controlled Trial. Vol 16, No.9
September. University Of New South Wales : Australia.
2014

Jurnal Ilmiah Widya 5 Volume 3 Nomor 3 Agustus ­ Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai