AGAMA Lengkap
AGAMA Lengkap
AGAMA ISLAM
14-2015-074
BANDUNG
2019
BAB I
Otak, indera,
Akal Pemikiran
fakta, info
Manusia Beragama,
Naluri keturunan, Perilaku
eksistensi
Potensi Hidup Perasaan
makan,
Kebutuhan
minum, tidur,
fisik
dll
A. Pengertian Tuhan
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa,
sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,
diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan
termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.
B. Konsep Ketuhanan
Konsep ketuhanan dalam Islam dibagi 3 yaitu:
1. Konsep tauhid (esa, satu), merujuk kepada upaya membangun pengakuan dan keyakinan
bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah AWT dengan segala konsekuensinya. Dikenal
terdapat tauhid rububiyah (pengakuan bahwa Allah pencipta), tauhid uluhiyyah (pengakuan
bahwa Allah saja yang patut disembah), tauhid asma wa sifat (pengakuan bahwa Allah
memiliki Asmaul Husna) dan tauhid mulkiyyah (pengakuan bahwa Allah memiliki hukum
mutlak).
2. Konsep aqidah, mengacu pada upaya membangun keyakinan-keyakinan pokok dan mendasar
yang harus dimiliki manusia, aqidah bermakna ikatan.
3. Konsep iman (keyakinan), upaya membangun keyakinan terhadap pemikiran pokok yang
meliputi keyakinan kepada Allah SWT, malikat, kitab, rasul, hari kiamat, takdir.
D. Konsekuensi keimanan
1. Allah SWT sebagai sandaran dalam melakukan perbuatan.
2. Menerima secara menyeluruh perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Kesungguhan dalam menjalani kehidupan.
BAB III
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an
menyajikan tingkat tertinggi dari kehidupan manusia. Menurut bahasa Al-Qur’an merupakan
nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammada SAW yang menghimpun surat-
surat, dan kisah-kisah, juga perintah dan larangan atau menghimpun intisari kitab-kitab suci
sebelumnya. Al-Quran adalah kumpulan yang terdiri atas ayat-ayat yangsaling menguatkan dan
terdapat kepemimpinan antara ayat satu dengan ayat lainnya. Menurut istilah Al- Quran adalah
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan
secara mutawatir tanpa keraguan ditulis pada mushaf dari surah Al- Fatihah sampai surah An-Nas
dan orang yang membacannya akan memperoleh pahala.
B. Kedudukan Al-Qur’an
Al-Quran merupakan seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah SWT dan Rasulullah SAW
tentang tingkah laku manusia yang dikenai hukum (mukallaf) yang diakui dan diyakini mengikat
semua yang beragama islam.
1. Kedudukan Al-Quran
Al-Quran adalah sumber ajaran islam yang utama. Al-Quran adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Rosul-Nya Nabi Muhammad SAW. Al-Quran ialah nama terbitan dari pada
kata Qa-ra-a, ya-ra-u yang berarti bacaan.
2. Turunnya Al-Quran
Al-Quran adalah hidayah Allah kepada seluruh umat manusia. Dan juga mukjizat yang
menyongkong kerasulah Nabi Muhammad turunnya Al-Quran telah dilakukan secara
berangsur-angsur dalam jangka masa yang agak panjang yaitu 23 tahun.
C. Karakteristik Al-Quran
1. Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab ini yang membedakannya dari kitab samawi
lainnya.elonomi, pertanian,
2. Al-Quran turun sebagai wahyu dari Allah SWT kepada Rasulullah dengan lafaz dan maknanya
sekaligus.
3. Al-Quran menjadi mukjizat bagi Rasulullah
4. Al-Quran disampaikan kepada manusia melalui riwayat yang mutawatir dan dengan jalan
penulisan dari sisi Rosulullah
5. Membaca Al-Quran didalam shalat dan diluar shalat adalah ibadah dan mendapatkan pahala.
Allah mewajibkan kita membaca surah Al-Fatihah dalam sembahyang. Nabi SAW
memberitahu kepada kita bahwa seorang muslim akan diberi balasan pahala bacaannya bagi
setiap huruf dengan sepuluh kebaikan.
D. Kandungan Al-Quran
Kandungan al-quran antara lain adalah :
1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada allah, keimanan kepada malaikaat, rasul-rasul, kitab-
kitab, hari akhir,qodli-qodor, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syariah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan
tetap dalam koridor yang bear bagaimana menjalin hubungan kepada allah (hablun minallah,
ibadah) dan (hablun minannas muamalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat
dosa.
4. Kisah-kisah sejarah seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, naik yang
berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan : astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu
bumi, ekonomi, pertania, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi dan
sebagainya.
E. Keutamaan Al-Quran
Keutaman Al-Quran ditegaskan dalam sabda rasullullah SAW, antara lain :
1. Sebaik-baik orang diantara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Quran dan
mengajarkannya.
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Quran.
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Quran adlah beserta malaikat-malaikat yang suci dan
mulia, sedangkan orang membaca Al-Quran dan kurang fisih lidahnya dan sulit
membetulkannya maka baginya dapat dua pahala.
4. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan allah, maka pelajarilah hidangan allah tsb dengan
kemampuanmu.
5. Bacalah Al-Quran sebab di hari kiamat nanti akan datang Al-Quran sebagai penolong bagi
pembacanya.
F. Fungsi Al-Quran
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu.
4. Sebagai obat
5. Petunjuk pada jalan yang lurus
G. Kedudukan Al-Quran
1. Kitabul Nabu wal akhbar (Berita dan Kabar), QS. an-Naba` (7:1-2)
2. Kitabul Hukmi wa syariat (Kitab Hukum Syariah), QS. al-Maidah (5:49-50)
3. itabul Jihad, QS. al-Ankabut (29-69)
4. Kitabul Tarbiyah, QS. Ali Imran (3-79)
5. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
6. Kitabul ilmi, QS. al-Alaq (96:1-5)
B. Pentadwinan Hadits
1. Fase tadwin masa pertama ( berlangsung selama abad ke-II Hijriah ).
2. Fase tadwin dengan kualifikasi ( berlangsung pada awal abad ke-III Hijriah ).
3. Fase tadwin dengan seleksi.
D. Fungsi As-Sunnah
1. Sebagai pengukuh (ta’kid) terhadap ayat-ayat al-Qur’an
2. Sebagai penjelas terhadap maksud ayat-ayat al-Qur’an
3. Menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an
E. Ilmu-ilmu Hadits
1. Ilmu hadits riwayah : ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang mempelajari perkataan, perbuatan
taqrir (sifat diam) dan sifat-sifat nabi. Dengan kata lain ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang
membahas segala sesuatu yang datang dari nabi baik perkataan, perbuatan ataupun taqrir.
2. Ilmu hadits Dirayah : Ilmu hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah
untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits
dan sifat-sifat perawinya. Oleh karena itu yang menjadi objek pembahasan dari ilmu hadits
dirayah adalah keadaan matan. Sanad dan hadits rawi.
F. Kualitas Hadits
Ditinjau dari segi banyaknya rawi, hadits dibedakan menjadi :
1. Hadits Mutawatir, suatu hadits tanggapan dari panca indera yang diriwayatkan oleh sejumlah
besar rawi yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta.
2. Hadits Ahad, hadits yang di riiwayatkan oleh sejumlah rawi tapi jumlah tersebut tidak sampai
derajat mutawatir. Hadits Ahad dibedakan menjadi Hadits Masyhur, Hadits Azis,Hadits Gharib
Ditinjau dari segi kualitas orang-orang yang meriwayatkan hadits, maka hadits dapat dibedakan
menjadi :
1. Hadits Shahih
2. Hadits Hasan
3. Hadits Dha’if
BAB V
A. Pengertian Ijtihad
Kata ijtihad berasal dari akar kata yang sama dengan jihad yakni jahada(bersungguh-sungguh atau
mengerahkan segenap kemampuan). Selanjutnya dalam perkembangan makna, jihad bermakna
pengerahan kemampuan yang lebih bersifat fisik sedangkan ijtihad mengerahkan kemampuan
yang bersifat pemikiran ilmiah. Sehingga pengertian ijtihad adalah mengerahkan segenap
kemampuan intelektual untuk menetapkan hokum sesuatu yang belum dijelaskan secara detail-
ekplisit di dalam Al-Quran dan Hadis, melalui serangkaian kegiatan menganalisis semua dalil yang
memiliki hubungan tak langsung (implisit) dengan persoalan yang dibahas sehingga sampai
kepada penetapan hukum yang dicari.
B. Urgensi Ijtihad
Ijtihad memiliki urgensi dan peran penting dalam pengembangan hukum islam, di antaranya :
1. Agar hukum islam dapat ditetapkan secara fleksibel,sehingga tidak kaku.
2. Dapat memudahkan penerapan ajaran islam menurut situasi dan kondisi yang ada.
3. Dapat mengembangkan intelektualitas umat islam sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi,dan seni.
4. Dapat meningkatkan dinamika masyarakat islam yang heterogen,namun senantiasa hidup
toleran dengan ukhuwah islamiyah yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman
hidup dan kehidupan.
G. Metode Ijtihad
Terdapat beberapa metode ijtihad yaitu, qiyas, istihsan, Al-mashlahatul mursalah, istishab, dan
‘urf.
1. Qiyas, penyamaan, membandingkan atau pengukuran, menyamakan sesuatu dengan yang
lain Qiyas memiliki 4 rukun yaitu Al-ashlu, Al-fa’ru, hukum Al-ashlu, ‘illah.
2. Istihsan, menganggap baik atau mencari yang baik.
3. Al-mashlahatul mursalah, suatu kemaslahatan yang tidak disinggung oleh syara' dan tidak
pula terdapat dalil-dalil yang menyuruh untuk mengerjakan atau meninggalkannya, sedang
jika dikerjakan akan mendatangkan kebaikan yang besar atau kemaslahatan.
4. Istishab, mencari sesuatu yang ada hubungannya
5. ‘Urf, sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan di kalangan
mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan.
BAB VI
B. Polarisasi akhlak
Akhlak dikatakan juga sebagai tingkah laku dan perbuatan atau aktifitas perilaku melekat pada
seseorang yang dilakukan secara kontinyu dan berulang-ulang secara terus menerus. Sikap
manusia dalam perspektif akhlak terbagi pada empat tingkatan:
1. Mengetahui perbuatan yang baik dan yang buruk.
2. Mampu melaksanakan yang baik dan menghindar dari yang buruk.
3. Meyakini konsekwensi dan akibat perbuatan baik dan buruk.
4. Menghayati dengan keseluruhan jiwa, yang dengannya cenderung untuk melakukan
perbuatan yang condong kepada perbuatan yang baik dan menjauhi yang buruk.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa, akhlak yang baik membimbing setiap perbuatan penuh berkah,
ketentraman dan kesalehan. Tujuan khusus berakhlak muliya adalah:
1. Kebahagiaan dunia akhirat
2. Menjadi manusia yang bermanfaat
3. Mampu mensyukuri semua nikmat dari allah SWT
4. Menjadi Hamba Allah yang soleh
5. Meraih keridhoan dan pemberkatan Allah SWT
6. Mampu menjalankan hak dan kewajiban sesuai fitrah kemanusiaan
Tujuan akhlak secara umum bertujuan agar semua perbuatan manusia dalam kerangka kategori
sebagai berikut:
1. Menjaga semua perbuatan 9. Perilaku adil/ Al Maidah: 8
dijalankan dengan niat ikhlas 10. Tepat janji/ Al Anfaal: 61
2. Menjaga kehormatan manusia/ Al 11. Kesederajatan dan musyawarah
Isra’ :30 12. Keimanan dan amal kemaslahatan/
3. Kerjasama kemanusiaan/ Al Maidah: Al ‘Ashr: 1-8
2 13. Ketaqwaan sebagai perilaku
4. Persaudaraan/ Al Hujurat:13 paripurna sempurna/ Al Baqarah: 1-
5. Toleransi/ Fushilat: 34 10
6. Kasih sayang dan santun 14. Menjauhi perbuatan yang sia-sia,
7. Kemerdekaan sesuai fitrah kemaksiyatan dan kemungkaran
8. Perbuatan penuh budi baik
D. Akhlak, Etika dan Moral
Padanan kata Akhlak dan etika dan Moral. Etika bermakna adat kebiasaan menyangkut prinsip-
prinsip dan tatanan moral yang benar. Sedang moral adalah adat kebiasaan yang sesuai dengan
ide-ide umum yang diterima oleh akal sehat sesuai dengan rumusan kebaikan dan keburukan.
Etika lebih menegaskan teori moral perbuatan, sedang moral lebih melandasi setiap tingkah laku
dan perbuatan.
ILMU PENGETAHUAN
Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi, serta silih bergantinya siang dan malam sebagai tanda-
tanda kebesaran dan keagunganNya. Dengan demikian pertemuan antara iman dan ilmi adalah suatu
keniscayaan yang tidak terbantahkan pada firman Allah Ali Iram ayat 190-191. Menurut Jumlur ulama
mikzizat dapat terbagi kedalam dua bagian yaitu mukzijat yang bersifat inderawi (hissy) sebab kecerdasan
dan pemahaman umat yang belum begitu maju pada saat itu dan untuk membuktikan kebenaran yang
dibawanya diperlukan bukti fisik yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan oleh inderawi dan mukzijat yang
bersifat rasional (aqly) yang diperoleh oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa prinsip dan dasar
dari Al- Quran tentang keniscayaan lahirnya ilmu denan iman :
B. Sumber-Sumber Pengetahuan
1. Al-Quran Sebagai Sumber Pengetahuan
2. Hadits Sebagai Sumber Pengetahuan
3. Hasil Ijtihad sebagai Sumber Pengetahuan
C. Ukhuwah Islamiyah
1. Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah artinya persaudaraan, yang maksudnya adanya perasaan simpati dan empati antara 2
orang atau lebih.
2. Petunjuk Al-Qur’an Tentang Ukhuwah
a. Untuk memantapkan persaudaraan pada arti umum, dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah
SWT mengangkat manusia di muka bumi ini menjadi seorang khalifah.
b. Untuk mewujudkan persaudaraan antar pemeluk agama, dijelaskan dalam QS.Al-Kafirun :6
dan QS.Asy-Syura : 15 serta QS.Ali-Imran : 64.
c. Untuk memantapkan persaudaraan antar sesama muslim, dijelaskan dalam QS.Al-Hujurat:
11-12.
3. Macam-macam Ukhuwah
a. Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau persaudaraan
yang diikat oleh aqidah atau keimanan tanpa membedakan golongan selama aqidahnya sama.
b. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah, persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara
universal tanpa membedakan ras, agama, suku dan aspek-aspek khusus lainnya, pesaudaraan
yang diikat oleh jiwa kemanusiaan.
c. Ukhuwah Wathoniyah, persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa membedakan
agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan aspek lainnya.
4. Urgensi Ukhuwah
a. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan Islam.
b. Islam merupakan agama tertinggi.
c. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.
d. Ukhuwah merupakan banteng dalam menghadapi musuh Islam.
e. Ukhuwah yang solid dapat memudahkan membangun masyarakat madani.
A. Pengertian
Madani berasal dari akar kata yang sama dengan kata kata madina, madaniyah dan tamadun, yang
berarti peradaban. Madinah yang berarti kota berhubungan dan mempunyai akar kata yang sama
dengan tamaddun yang berarti peradaban. Dalam istilah Alquran , kehidupan masyarakat madani
tersebut dikonteks-kan dengan baladatun thayyibatun wa rabbun ghafur yang secara harfiyah
diarti-kan negeri yang baik dalam keridhaan Allah (QS.Ayat 15). Istilah yang digunakan Alquran
sejalan dengan makna masyarakat yang ideal, dan masyarakat yang ideal itu berada dalam
ampunan dan keridahan-Nya. Masyarakat ideal inilah yang dimaksud masyarakat madani.
A. Konsep
1. Pengertian ekonomi islam , system ekonomi islam dan system ekonomi islam
Seorang pakar hokum islam Muhammad Yusuh Mus memberikan definisi, bahwa muamalah
adalah peraturan-pertauran Allah yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk
menjaga kepentingan masyarakat. Secara etimologis, ekonomi berasal dari oikonomia (bahasa
yunani, economic (inggris) yang terdiri dari kata oikonos yang berarti rumah tangga dan nomos
yang berarti aturan. Jadi ekonomi adalah ilmu yang mengatur rumah tangga.
Jadi ekonomi islam merupakan bagian dari system islam yang mencakup hubungan dengan
masalah aqidah dan syariah. Oleh karena itu system ekonomi islam adalah hubungan unsur-unsur
yang ada dalam kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, perdagangan, dan lembaga-
lembaga ekonomi) dalam hubungannya dengan akidah, syariah dan akhlaq sehingga diharapkan
dapat menciptakan keadilan dan pemerataan di bidang ekonomi. Selain system ekonomi islam
ada dua system ekonomi yang mempnyai pengaruh di dunia sekarang ini,yaitu system ekonomi
liberal kapitalis dan system ekonomi sosialisme komunis.
Menurut syarial harta diartikan sebagai sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal
menurut syariat seperti produksi, konsumsi, jual beli, distribusi, dan sebagainya.
Hakikt harta
1. Allah adalah pencipta dan pemilik harta yang hakiki (QS 24:33)
2. Harta adalah fasilitas bagi kehidupan manusia (QS 2:29)
3. Allah menganugerahkan kepemilikan harta kepada manusia (QS 2:188)
Fungsi harta :
Riba adalah tambahan,meningkat, membesar. Jenis riba terbagi menjadi dua yaitu riba fadjl dan riba
nasiah. Hokum riba adalah haram mutlak
BAB XII
A. Pengertian
Sistem politik islam adalah sebuah aturan tentang pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai islam
dengan prinsip-prinsip tertentu yang ditetapkan al-qur’an dan sunnah diantaranya seluruh kekuasaan
alam semesta ada pada Allah SWT dan hukum islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan
Sunnah. Sistem politik islam adalah khalifah.
Asas politik Islam dibagi menjadi 3 yaitu hakimiyaah Ilahiyyah, Risalah dan Khilafah.
Hakimiyaah Ilahiyyah : adalah memberikan kuasa pengadian dan kedaulatan hukum tertinggi
dalam sistem politik islam hanyalah milik Allah yang berarti tauhid kepada Allah SWT sebagai
alasan utama sistem politik Islam
Risalah : adalah hal yang disampaikan, ditafsirkan dan diterjemahkannya segala wahyu Allah SWT
dengan ucapan dan berbuatan yang dilakukan oleh para rasul
Khilafah : berarti perwakilan, yang berarti manusia bukanlah penguasa atau pemilik melainkan
hanyalah khalifah atau wakil Allah SWT yang menjadi pemilik besar
Nilai-nilai dasar yang harus diaplikasikan dan di implementasikan dalam pengembangkan sistem
politik islam diantaranya
Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyampaikan ajaran Allah kepada seluruh umat manusia tanpa
dibatasi oleh wilayah, perbedaan ras dan warna kulit, bahasa dan perbedaan-perbedaan lainnya.
Setiap orang di penjuru dunia manapun yang beriman kepada Allah dalam arti menempatkan al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebagai acuan, paradigma hidupnya, maka orang tersebut adalah umat
Nabi Muhammad SAW. Begitu juga negara manapun yang melandaskan sistem perundang-
undangannya berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, maka negara tersebut
adalah negara Islam. Namun dalam kenyataannya kita juga saling berhubungan dengan negara lain
yang harus di jalin dengan baik dan benar, jadi diperlukan adanya prinsip-prinsip politik luar negeri
dalam Islam.
Hukum Islam, di samping mengatur soal-soal agama, juga mengatur persoalan kemasyarakatan.
Maksudnya, hukum Islam, di samping sebagai dasar-dasar peribadatan, berfungsi pula sebagai dasar-
dasar hukum dan akhlak yang mengatur hubungan antara sesama manusia.Bahkan, hukum Islam
bukan hanya meletakkan dasar hubungan dalam arti yang sempit, tetapi mencakup segala aspek
hidup dan kehidupan yang ada.
Hukum Islam menjunjung tinggi huquq al-insaniyyah tanpa mengenal diskriminasi agama, warna kulit,
dan kebangsaan.Selain itu, hukum Islam juga mengakui hak milik pribadi, namun melarang menumpuk
kekayaan, merampas, dan eksploitasi. Dengan kata lain, hukum Islam mengakui hak milik perorangan,
tetapi kepentingan sosial tidak boleh diabaikan.
BAB XIII
PROBLEMATIKA UMAT ISLAM
A. Pendahuluan
Keadaan masyarakat zaman Rasullah saw. memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan
dengan masyarakat lainnya waktu itu. Karakteristik yang dimaksud dilihat dari sudut keteduhan dan
kepemimpinan Rasullah saw. Keteduhan tersebut terletak pada ketegasan Rasullah saw dalam
menyelesaikan masalah dan memberikan suri tauladan pada masyarakat.
Riwayat Al-Bukhari dan Muslim, mengatakan: “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia pada
generasiku, kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya.” Dalam hasdist tersebut di jelaskan
bahwa ada tiga masa terbaik yaitu masa Nabi Muhammad saw, masa sahabat dan masa tabi’in.
Masa sahabat masa terbaik merupakan komunitas pertama yang langsung bersentuhan dengan
kenabian. Merekalah yang menyaksikan dan mendapat tuntunan langsung Nabi saw.
Masa tabi’in adalah masa terbaik karena mereka saling bersentuhan langsung dengan sahabat.
Mereka mengenal lebih dekat Nabi saw dari sahabat-sahabatnya yang menyaksikan kebenaran
nubuwwah dan wahyu.
Namun kemudian, sepeninggalnya Nabi saw dan para sahabat kebeneran semakin jauh dari
sumbernya, akibatnya fitnahpun mulai terus menghantui kaum muslim. Pada masa inilah keburukan
zaman mulai berdatangan pada kaum muslim.
Pada masa Nabi Muhammad saw (termasuk masa berikutnya yang masih dekat dengan sumber
risalah) memiliki kepastian dalam hidupnya baik berupa sandaran maupun solusi. Namun pada perjalanan
berikutnya setelah 3 masa terbaik, kondisi kaum muslim semakin terpuruk karena dipanggilnya Rasullah
saw oleh Allah swt. Maka muncul persoalan yang tidak bisa dijawab secara tuntas.
Adapun beberapa persoalan yang muncul pasca kepergian Rasullah saw:
1. Masalah Politik
2. Masalah Sosial Budaya
Masalah politik yang muncul adalah berkisar pada sukses kepemimpinan sedangkan masalah sosial
budaya yaitu kaum muslim menyentuh budaya lain dalam inter aksi sosialnya. Mereka disebut kaum
mu’tazilah.
Didalam Al-Qur’an terdapat 95 kata Hub (Cinta) tersebar dalam banyak surat yang menyiratkan
bahwa kata itu sangat penting diperhatikan oleh manusia. Dalam islam MAHABBAH (Cinta)
merupakan norma dasar yang bertolak dari dua sifat yakni baik dan buruk. Sebagai norma ia akan
senantiasa mempengaruhi perilaku manusia karena cinta wujud luarnya ingkah laku atau perbuatan.
B. Pra nikah
Untuk menjaga kesucian cintanya, manusia harus mengikat cinta itu dengan benar yakni melalui
proses pernikahan sesuai syariat islam.
Dalam tahapan pranikah seseorang harus mempersiapkan diri,baik yang menyangkut kesiapan
mental, spiritual, kesejahteraan maupun fisiknya. Untuk mencapai tujuan pernikahan dalam proses
pranikah seseorang seyogyanya melakukan usaha mengenali calon pasangan dengan berusaha
meminimalisir hal-hal yang mendatakangkan dosa. Terkait dengan pentingnya agama sebagai dasar
pertimbangan memilih pasangan rasul menegaskan.
C. Proses Nikah
Untuk proses terlaksananya pernikahan secara syah dipersyaratkan memenuhi ketentuan (rukun
nikah) adanya : pria dan wanita sebagai calon suami istri, wali bagi calon pengantin wanita, ijab Kabul
(dari wali dan calon pengantin pria), dua orang saksi yang muslim, adil dan merdeka. Jjika keempat
syarat rukun telah terpenuhi, maka akad pernikahan dianggap syah menurut syariat islam.
D. Pasca Nikah
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah meruupakan dambaan semua keluarga. Ungkapan do’a
ini didasarkan pada ayat Al-Qur’an (QS. Ar-Rum ;21)
Ada firman Allah yang perlu dibaca berulang-ulang, dibaca pula artinya secara berulang- ulang pula,
kemudian diresapi maknanya untuk diamalkan. (QS. At-Tahrim;6)
Keluarga Nabi Ibrahim As dan keluarga Imran merupakan model ideal keluarga muslim. Nabi Ibrahim
dengan istri-istri dan anak-anaknya semuanya beriman kepada Allah dan RasulNya. Demikian juga
keluarga Imran dengan tokoh-tokohnya yang sangat terkenal : Siti Maryam, ayah dan ibu Siti Maryam,
Nabi Zakariya Asmdan Istrinya, Nabi Yahya As dan Nabi Isa As. Allah SWT telah memilih keluarga Nabi
Irahim As dan keluarga Imran sebagai teladan-teladan dalam berkeluarga. Terdapat dalam QS.Ali
Imran : 33.
Nabi Nuh As dan Nabi Luth As merupakan Nabi dan Rasul pulihan Tuhan. Tapi istri dari kedua Nabi ini
kafir, malah putra Nabi Nuh pun kafir. Terdapat pada QS.Hud;45-46.
Siti Asiah adalah istri dari seorang raja yang kafir dan zalim, sementara dia (Siti Asiah) adalah seorang
yang beriman karena dia menjadi pengikut setia Nabi Musa As.
Model keempat ini mungkin merupakan model suami-istri yang paling banyak didunia. Terdapat
dalam surah QS. Al-Lahab ;1-5.