Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

SIZE REDUCTION

Disusun Oleh :

Merlina Esa P. (116033)

Natalia Ade D. (116035)

Alus Indah Dimas B. (116048)

Yovan Marcell A. (116058)

PRODI D-III TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA
SEMARANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
“SIZE REDUCTION”

Semarang, 2 Desember 2018

Pembimbing Praktikan

(Ir. Sari Purnavita, MT) ( Ade )

( Alus )

( Merlina )

( Yovan )
A. TUJUAN PRAKTIKUM
- Dapat menghitung kebutuhan energi pada proses size reduction biji jagung.

B. DASAR TEORI
Size reduction adalah suatu metode atau cara pemecahan material (partikel)
solid dengan jalan menghubungkan secara langsung antar material yang satu
dengan yang lain atau antara partikel dengan suatubagian alat yang digerakkan
dengan mesin. Tujuan dari proses size reduction adalah :
1. Untuk menghasilkan partikel-partikel solid dengan ukuran tertentu atau
menghasilkan permukaan partikel yang spesifik.
2. Untuk memecahkan bagian-bagian material atau kristal dari senyawa kimia
kompleks dalam bentuk padatan atau ukuran tertentu.
Operasi size reduction digunakan dalam industri yang mengerjakan bahan-
bahan mentah dalam bentuk padat atau bahan padat terfluidisasi. Operasi tersebut
memiliki tujuan untuk mereduksi ukuran suatu padatan agar diperoleh permukaan
yang lebih besar dan untuk mempermudah pada proses selanjutnya. Dengan
memperbesar luas permukaan, diharapkan dapat :
1. Mempercepat pelarutan
2. Mempercepat reaksi kimia
3. Memperbesar kemampuan penyerapan
4. Menambah kekuatan warna
5. Dapat mempermudah pengangkatan
6. Mudah disimpan
7. Mempermudah dalam proses adsorbsi
Dalam operasi size reduction terdapat tiga (3) fine grinder, antara lain :
1. Ball, tube, and rod mill
2. Rollers mill
3. Ring roll pulverizer
Menurut Hukum Kick, keperluan energi untuk menghancurkan atau
menggerus bahan tertentu adalah tetap untuk ratio reduksi yang sama tanpa melihat
ukuran bahan mula-mula. Secara matematis dinyatakan dengan :
D1
N = C x log
D2
Dimana = N : energi yang diperlukan
C : konstanta
D1 : ukuran bahan mula-mula
D2: ukuran bahan hasil penggerusan
Menurut Hukum Rittinger, keperluan energi untuk penghancuran atau
penggerusan sebanding dengan luas permukaan yang terbentuk.hukum ini dapat
dinyatakan dengan persamaan:
1 1
N= Cx −
D1 D2
Pesawat untuk operasi size reduction diklarifikasikan ke dalam 3 golongan,
yaitu :
1. Primary crusher
- Jaw crusher
- Eyratory crusher
- Single roll crusher
- Hammer (impact) crusher
2. Seconding crusher
- Rolls
- Disc crusher
- Hammer mill
- Stamp mill
Proses reduksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Pemecahan (crushing) = memecah padatan hingga ukuran besar
2. Penggilingan (grinding) = untuk mendapatkan hasil yang halus
Cara memperkecil partikel :
1. Kompreesi
Untuk pemecah bahan kasar yang keras, setengah keras, rapuh, dan lunak
dengan menghasilkan sedikit halusan.
2. Impact
Untuk bahan yang keras, rapuh, dan setengah keras dan dihasilkan yang
berukuran kasar, sedang, dan halus
3. Atrisi (goresan)
Untuk bahan yang lunak agar menghasilkan hasilyang sangat halus dari bahan
lunak dan tidak abrasit.
4. Pemotongan
Untuk bahan padat yang lunak, kenyal, dan berserat agar menghasilkan hasil
yang berukuran pasti dengan hanya sedikt atau tidak ada halusan sama sekali.
5. Grinding dan milling
Ukuran size reduction antara lain :
1. Coorse SR
Untuk material yang kasar dengan ukuran feed antara 2-96 inch
2. Intermediate SR
Untuk material yang sedang dengan ukuran feed antara 1-3 inch
3. Fine SR
Untuk material yang halus dengan ukuran feed antara 0,25-0,5 inch
Hal – hal yang dapat mempengaruhi operasi size reduction adalah :
1. Hardness
Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakai mesin, sifat hardness uatu material
disusun berdasarkan skala Mohr.
2. Structure
Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud serat.
3. Mosture content
Kandungan air dalam material sebesar 5-5% akan menyebabkan terjadinya
cake dan menghambat aliran material.
4. Crushing strength
Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan crushing strength
suatu material.
5. Stickness
Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
6. Explosive material
Material tidak boleh banyak mengandung inert atmosphere.

C. METODOLOGI
1. Alat dan Bahan
a. Alat :
- Rangkaian alat size reduction
- Kuas
- Neraca analitis
- Plastik
- Jangka sorong
b. Bahan :
- Biji jagung

2. Prosedur Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Mengukur diameter bahan menggunakan jangka sorong pada 3 sisi yang
berbeda.
- Menghidupkan mesin hammer mill dan ditunggu hingga putarannya konstan
sambil diukur besar arus listrik yang mengalir menggunakan tang ampere.
- Memasukkan bahan kedalam mesin hammer mill sampai bahan habis, selama
proses diukur besar arus listrik yang mengalir menggunakan tang ampere.
- Sebelum mematikan mesin, besar arus listrik diukur kembali menggunakan
tang ampere, kemudian mesin dimatikan.
- Mengumpulkan dan mengayak bahan yang sudah dipecah.
- Menghitung nilai C menggunakan persamaan hukum kick.
- Menghitung nilai N menggunakan persamaan hukum kick.
3. Rangkaian Alat

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
Variabel ukuran kacang hijau
 Biji Kacang Hijau Kecil
Massa sebelum di size reduction : 114 gram
Hasil setelah di size reduction : 110,4 gram
Tidak lolos 40 mesh : 12,86 gram
Tidak lolos 80 mesh : 18,17 gram
Tidak lolos 100 mesh : 36,58 gram
Tidak lolos 150 mesh : 36,58 gram
Hasil : 35,12 gram
 Biji Kacang Hijau Besar
Massa sebelum di size reduction : 105 gram
Hasil setelah di size reduction : 103,69 gram
Tidak lolos 40 mesh : 10,26 gram
Tidak lolos 80 mesh : 13,58 gram
Tidak lolos 100 mesh : 41,19 gram
Tidak lolos 150 mesh : 2,39 gram
Hasil : 35,03 gram
Variabel massa kacang hijau
 Biji Kacang Hijau Massa 150 gram
Massa sebelum di size reduction : 150 gram
Hasil setelah di size reduction : 146 gram
Tidak lolos 40 mesh : 20,51 gram
Tidak lolos 80 mesh : 20,62 gram
Tidak lolos 100 mesh : 51,01 gram
Tidak lolos 150 mesh : 3,92 gram
Hasil : 48,65 gram

 Biji Kacang Hijau Massa 250 gram


Massa sebelum di size reduction : 250 gram
Hasil setelah di size reduction : 245,67 gram
Tidak lolos 40 mesh : 20,34 gram
Tidak lolos 80 mesh : 30,77 gram
Tidak lolos 100 mesh : 93,15 gram
Tidak lolos 150 mesh : 6,76 gram
Hasil : 89,67 gram
2. Pembahasan
Praktikum operasi size reduction ini dilakukan menggunakan mesin
hammer mill untuk memperkecil ukuran dari biji jagung. Proses ini selain untuk
memperkecil ukuran biji jagung juga untuk menegtahui besarnya kebutuhan energi
yang diperlukan selama proses. Perhitungan kebutuhan energi dilakukan
menggunakan persamaan Hukum Kick, dimana tegangan dianggap sebesar 220V
dan arus listrik yang mengalir diukur menggunakan tang ampere. Pengukuran arus
listrik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu awal proses (mesin kosong), proses
pemecahan, dan akhir proses (mesin kosong). Pengukuran pada 3 kondisi yang
berbeda tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan besar arus listrik yang
mengalir pada mesin.
Praktikum pertama dilakukan untuk mencari nilai C (konstanta) pemecahan
kacang hijau sebanyak 100 gram dengan 2 kali yaitu kacah hijau berukuran kecil
dan besar, sedangkan praktikum kedua dilakukan untuk mencari kebutuhan energi
yang diperlukan selama proses dengan variabel massa kacang hijau (150 gram dan
250 gram).
Pada awal proses, diameter biji jagung diukur menggunakan jangka sorong.
Sedangkan pada akhir proses jagung diayak menggunakan screening dengan ukuran
40, 80, 100, dan 150 mesh untuk memisahkan partikel berdasarkan ukurannya,
sehingga diameternya dapat dilihat pada Tabel Tyler Screens.

E. SIMPULAN
Dari praktikum operasi size reduction didapatkan nilai C (konstanta)
pemecahan jagung sebesar watt. Energi yang diperlukan selama proses pemecahan
jagung sebanyak 150 gram sebesar, sedangkan jagung sebanyak 200 gram sebesar
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G. G. 1978. Unit Operation. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Mc Cabe, and Warren, L. 1985. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

A. PERHITUNGAN
1.Kacang Hijau Besar
Diameter 1 (D1)
Diameter Besar (Db)
d1+d2+d3 ∑d rataa−rata
Rumus = d rata − rata = ; Db =
3 10
No d1 (cm) d2 (cm) d3 (cm) d rata - rata (cm)
1 0,63 0,47 0,43 0,41
2 0,745 0,44 0,42 0,535
3 0,61 0,43 0,41 0,48
4 0,65 0,41 0,42 0,49
5 0,525 0,48 0,41 0,47
6 O,67 0,42 0,44 0,53
7 0,62 0,41 0,41 0,48
8 0,65 0,43 0,43 0,50
9 0,61 0,45 0,40 0,48
10 0,64 0,41 0,42 0,49
Db

2. Diameter Kecil (Dk)


d1+d2+d3 ∑d rataa−rata
Rumus = d rata − rata = ; Dk =
3 10
No d1 (cm) d2 (cm) d3 (cm) d rata - rata (cm)
1 0,51 0,35 0,45 0,44
2 0,52 0,37 0,36 0,42
3 0,46 0,37 0,46 0,43
4 0,58 0,36 0,43 0,46
5 0,59 0,37 0,44 0,47
6 0,52 0,35 0,47 0,45
7 0,45 0,38 0,46 0,43
8 0,56 0,33 0,33 0,41
9 0,58 0,37 0,48 0,48
10 0,45 0,35 0,35 0,38
Dk

Anda mungkin juga menyukai