BAB I
PENDAHULUAN
1. DASAR TEORI
1.1. Pengertian Pengukuran Linear
Pengukuran Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensidari suatu benda
kerja yang belum diketahui ukurannya.
Pengukuran Linear Pembacaan Langsung Alat ukur langsung adalah alat ukur yang
mempunyai skala ukur yangtelah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada
skalatersebut.Contoh alat ukur langsung :
a. Mistar Ukur
b. Mistar Ingsut
c. Mikrometer
Jadi, Pengukuran linear pembacaan langsung adalah proses pengukuran dimana hasil pengukuran dapat
dilihat langsung dari skala alat ukur yang dipakai. Pengukuran Linear Pembacaan Tidak Langsung
Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan instrumen pembanding,
maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian
membacanya dengan bantuan alatukur langsung. Pada pengukuran ini, kita melakukan dua kali proses
pengerjaan. Macam-macam alat ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung yaitu
a. Dial Indikator
b. Bore Gage atau Cylinder Gage
c. Caliper Gage
d. Telescoping gage
b. Mistar ingsut
Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana mempunyai skala linier
pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur (disebut rahang ukur
tetap) dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang
ukur(disebut rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada batang ukur.
Cara Pengukuran.
Cara kerjanya ialah benda ukur ditahan padasalah satu sisi permukaannya oleh rahang ukur
tetap, kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya, pada saat
benda ukur dijepit maka orang yang melakuka pengukuran dapat membaca posisi garis indeks pada
skala ukur.
Hal – hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut ialah sebagai berikut :
a) Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan bik tanpa bergoyang,
b) Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara mengatupkan rahang,
c) Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung rahang ukur (harus
agak kedalam), supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda ukur cukup panjang sehingga
terjadi efek pemosisian mandiri yang akan meniadakan kesalahan kosinus,
d) Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang ukur ataupun lidah ukur
kedalaman sehingga mengurangi ketelitian,
e) Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setlah mistar ingsut diangkat dari objek ukur dengan hati –
hati.
c. Mikrometer
Merupkan alat ukur linier yang mempunyai kecermataan yang lebh tinggi dari pada mistar
ingsut, mempunyai kecermatan sebesar 0.01 mm (meskipun namanya “mikrometer”). Jenis khusus
memang ada yang dibuat dengan kecermataan 0.005 mm, 0.002 mm, 0.001 mm dab bahkan sampai
dengan 0.0005 mm.
Pemakaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian mikrometer ialah sebagai berikut :
1. Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi bersih.
3. Sebelum dipakai, kedudukan mikrometer harus diperiksa.
4. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur.
5. Beda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
6. Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu keras sehingga
memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi.
7. Kalibrasi
8. Untuk melakukan kalibrasi mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :
9. Gerakan silinder putar/poros ukur. harus berputar dengan baik, rasakan tidak terjadi goyangan karena
keausan ulir utama.
10. Kedudukan nol apabila. Apabila mulut ukur dirapatkan garis referensi/indeks harus menunjuk nol.
11. Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi gelincir (ratchet) dan pengunci poros ukur.
12. Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor). Karena keausan, muka ukur dapat menjadi
tidak rata dan tidak sejajar sehinggia memungkinkan kesalahan ukur.
13. Kebenaran penunjukan harga pengukuran. Sehingga harga yang ditunjukan oleh mikrometer harus
sesuai dengan ukuran standar yang benar 9 harga nominal dengan toleransi yang diterapkan sesuai
dengan standar)
e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan
dan ke kiri seperti pada gambar 37 sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak
lurus)
f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm.
g) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang replacement
rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage.
Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II :
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76
mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkanreplacement
rod antara anvil dan spindle mikrometer
e) Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
f) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan
dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
g) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
h) Apabila penyimpangan jarum dial gage :
(1) Di sebelah kanan nol: Ǿsilinder = 76 – penyimpangan
(2) Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 + penyimpangan
c. Caliper Gage
Caliper gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter
dengan ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan katup, diameter dalam rocker arm dan
sebagainya.
Pada bagian atas caliper gage terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat kaki (lug) yang dapat
bergerak bebas. Fungsi tombol yang terdapat pada dial gage untuk menggerakkan kaki-kaki. Apabila
tombol ditekan, maka kaki-kaki tersebut akan saling berhimpitan (menyempit). Untuk menset nol dapat
dilakukan dengan memutar outer ring sehingga jarum penunjuk bertepatan dengan angka nol pada skala
pengukuran.
d. Telescoping gage
Telescoping gage atau pengukur T merupakan alat ukur pembanding yang biasa
digunakan untuk mengukur diameter dalam komponen yang agak ke dalam. Hal tersebut
dimungkinkan karena alat ukur ini mempunyai batang ukur yang cukup panjang. Poros ukur
atau sensornya dapat bergerak memanjang sendiri karena adanya pegas didalamnya. Pada
batang pengukur dilengkapi dengan pengunci yang dihubungkan dengan poros ukur sehingga
dengan pengunci tersebut, poros ukur dapat dimatikan gerakannya.
Alat ukur ini biasanya terdiri atas satu set yang berisi beberapa pengukur T yang masing-
masing mempunyai kapasitas pengukuran yang berbeda (lihat gambar 43). Pada batang
ukurnya biasanya sudah dicantumkan kapasitas pengukurannya, misalnya 10 – 25 mm. Ini
berarti ukuran terkecil yang dapat diukur adalah 10 mm dan ukuran maksimumnya 25 mm.
Pengukuran merupakan bagian terpenting yang diperlukan dari proses pemesinan dan
dalam pembuatan peralatan-peralatan teknik, antara lain:
v Pengukuran diperlukan untuk memberikan batas-batas ukuran pada bahan yang akan dikerjakan
sebagai awal dari proses pemesinan.
v Pengukuran digunakan untuk membentuk bahan sesuai dengan ukuran berdasarkan gambar
rancangannya.
v Pengukuran diperlukan untuk memeriksa dimensi suatu benda kerja.
v Pengukuran diperlukan untuk menentukan luas, massa, kekuatan bahan dan toleransi.
Dari data diatas pengukuran sangat diperlukan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama dalam
proses pengerjaan suatu barang. Diharapkan setelah mempelajari makalah ini siswa dapat memahami,
mengetahui dan dapat menggunakan alat ukur secara benar.