Anda di halaman 1dari 8

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), masyarakat sudah tidak asing mendengar tentang kata DPR

namun tidak semua masyarakat tahu apa itu DPR dan apa fungsi DPR. Disini saya menulis
artikel ini akan menjelaskan tentang pengertian, hak-hak dan fungsi DPR.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ialah lembaga tinggi yang ada dalam Negara Indonesia yang
memegang kekuasaan legislative. Pemilihan anggota DPR dipilih melalui pilihan umum atau
rakyat yang telah tertera dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 19 ayat 1,2 dan 3.

Tujuan dibentuknya DPR ialah untuk memegang kekuasaan dalam pembentukan undang-undang
(pasal 20 ayat 1). Jadi DPR memiliki fungsi legislative, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan.
Hal ini sudah tertera pada pasal 20 ayat "2".

>Hak-hak DPR

DPR memiliki Hak yang berhubungan dengan fungsi dan wewenang DPR dalam
pelaksanaannya. Hak-hak DPR yaitu sebagai berikut :

-Hak Interplesi yaitu hak DPR untuk mengambil sebuah keterangan kepada pemerintah yang
strategi serta berdamak positif bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

-Hak angket yaitu Hak DPR yang bertugas penyeledikan terhadap pelaksanaan suatu undang-
undang dan suatu kebijakan pemerintah yang terkait beberapa hal penting, strategis, dan
berdampak luas pada sebuah kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara yang bertentangan
dengan peraturan undang-undang.

-Hak Budget yaitu hak untuk mengesahkan atau menyetujui bentuk sebuah RAPBN menjadi
APBN.

-Hak Bertanya yaitu hak DPR untuk bertanya kepada pemerintah atau presiden dengan cara
tertulis.

>Sedangkan fungsi-fungsi DPR adalah :

-Fungsi Legislasi ialah dimana fungsi ini sebagai pemegang kekuasan pembentukan Undang-
undang.

-Fungsi Anggaran ialah sebagai pembahas dan pemberi persetujuan atau tidaknya kepada
rancangan Undang-undang.

-Fungsi Pengawasan ialah sebagai pengawas pelaksanaan pembuatan Undang-undang dan ABN.
Jadi, fungsi DPR di dalam Negeri ini sangat di butuhkan tugasnya. Karen jika DPR tidak ada
disebuah negeri, tidak ada peraturan-peraturan yang tertulis dan pengawasan untuk pengelola
UUD negara

10 Konstitusi Yang Pernah Berlaku di


Indonesia Secara Berurutan
Menurut bahasa Latin constitution atau contituere artinya dasar susunan badan. Sedangkan menurut
bahasa Prancis constitue artinya membentuk. jadi, konstitusi hukum tertulis dan tidak tertulis yang
dijadikan dasar pembentukan dan penyusunan negara. Artinya di dalam konstitusi terdapat seluruh
aturan negara yang menetapkan tata kehidupan, mulai dari hubungan antara sesama lembaga negara,
hubungan antara lembaga negara dengan rakyatnya, sistem pemerintahan, hubungan antar semua
warga negara, dan segala aspek kehidupan di dalamnya.

Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia merupakan hukum dasar, ia merupakan bentuk yang lebih
luas daripada Undang-Undang Dasar (pokok pikiran dalam pembukaan UUD) Penyimpangan Terhadap
Konstitusi Era Orde Lama dan UUD 1945 di Indonesia). Konstitusi bisa berupa hukum dasar tertulis dan
hukum dasar tidak terulis (konvensi). Dan UUD merupakan bagian dari konstitusi, yaitu hukum dasar
tertulis.

Tujuan dibentuknya konstitusi adalah memberikan batasan dan pengawasan terhadap kekuasaan
pemerintah. Sementara fungsi adanya konstitusi antara lain :

 Sebagai piagam atau akta kelahiran sebuah negara


 Sebagai hukum dasar tertinggi yang menjadi pedoman menuju tercapainya tujuan negara yang dicita-
citakan
 Sebagai pembatas kekuasaan negara
 Sebagai pedoman penyelenggaraan negara dan segenap rakyat di dalamnya
 Sebagai simbol yang membedakan suatu negara dengan negara lain
 Sebagai pelindung dan penjamin hak-hak warga negara

Indonesia, sebagai sebuah negara yang resmi berdiri, 17 Agustus 1945 juga telah mempersiapkan
segala bentuk kebutuhan ketatanegaraan. Persiapan ini telah dilakukan jauh sebelum proklamasi
kemerdekaan. Termasuk bentuk dasar ketatanegaraan tersebut adalah dengan disahkannya Undang-
Undang Dasar 1945 (UUD 1945) pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai konsitusi. Namun, dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia konstitusi mengalami beberapa perubahan. Di bawah ini
mejelaskan beberapa kali perubahan konstitusi di Indonesia secara berurutan.

1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)


Penyusunan naskah Rancangan Undang-Undang Dasar 1945 sudah dimulai sejak pembentukan sidang
kedua BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), 28 Mei 1945.
BPUPKI yang bersidang dua kali (29 Mei 1945 – 1 Juni 1945) dan 10 Juli 1945 – 17 Juli 1945) berhasil
membuat naskah lengkap Rancangan Undang-Undang Dasar.

Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia pada UUD 1945 disahkan 18 Agustus 1945, dengan
beberapa perubahan mendasar pada rancangannya. Di antara perubahan tersebut adalah, isi sila
pertama dari dasar negara Pancasila yang terdapat pada Piagam Jakarta. Bunyi sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya dengan berbagai pertimbangan
diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai berikut:
 Indonesia yang saat itu baru memproklamasikan kemerdekaan, masih berada dalam masa transisi
pemerintahan. Maka belum semua UDD 1945 dapat terlaksana dan terjadi penyimpangan.
Penyimpangan tersebut antara lain :
 Kekuasaan presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif dan penyelenggara tertinggi pemerintahan
sangat luas. Saat itu kekuasaan presiden juga mencakup keluasaan legislatif. Hal ini berlangsung sampai
akhirnya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) diberi tugas kekuasaan legislatif melalui Maklumat
Presiden No. X, 16 Oktober 1945.

Dibentuknya kabinet perlementer yang menteri-menterinya bertanggungjawab pada Badan Perwakilan


Rakyat dan diketuai oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir. Rancangan Undang-Undang Dasar tersebut
meliputi Pembukaan Undang-Undang Dasar (yang di dalamnya berisi pernyataan kemerdekaan, tujuan
negara, dan dasar negara), isi atau batang tubuh Undang-Undang dasar yang terdiri dari 16 Bab, 37
pasal, 4 pasal peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan, dan Penjelasan Undang-Undang Dasar.

2. UUD RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)


Bangsa Indonesia yang sudah merdeka, terus dirongrong oleh Belanda yang ingin menguasai Indonesia
kembali. Pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi di hampir setiap wilayah.
Puncaknya Agresi Milter Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Dua perjanjian
yang berlaku sesudahnya, yaitu Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville, terus dilanggar. PBB ikut
turun tangan dan akhirnya diselenggarakan Konfrensi Meja Bundar(KMB) 23 Agustus 1949 sampai 2
November 1949, di Den Hag, Belanda. KMB dihadiri oleh wakil-wakil dari Indonesia yang diketuai oleh
Mohammad Hatta, wakil dari Negara Boneka buatan Belanda Sultan Hamid II, wakil dari Belanda
dipimpin oleh Mr. Van Marseven, dan dari PBB yang dipimpin oleh Crittchlay.
Hasil pokok KMB yaitu :

 Didirikannnya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)


 Penyerahan kedaulatan kepada Negara Republik Indonesia Serikat
 Berdirinya Uni antara Kerajaan Belanda dengan Negara Republik Indonesia Serikat.
 Dengan berdirinya RIS berarti otomatis UUD 1945 tidak berlaku lagi. Maka, pada kesempatan tersebut
juga disusun UUD RIS. UUD RIS dibuat oleh perwakilan delegasi Indonesia dan perwakilan Negara
boneka buatan Belanda. UUD RIS ini resmi berlaku sejak penyerahan kedaulatan kepada RIS, tanggal
27 Desember 1949.

Beberapa perbedaan dan penyimpangan UUD RIS terhadap UUD 1945 :

 Indonesia berubah menjadi negara serikat, yang kekuasaannya terdapat bada negara-negara bagian.
Negara bagian tersebut adalah negara Republik Indonesia (meliputi Jawa dan Sumatera), Indonesia
Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura, Sumatera Timur, dan Sumatera Selatan.
 Pembubaran RIS tetap dipimpin oleh seorang presiden, yaitu presiden Soekarno. Tetapi presiden hanya
berperan sebagai kepala negara, bukan kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan dipimpin oleh
perdana menteri yang bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (Fungsi DPR). Berarti pada
masa ini juga berlaku kabinet parlementer.

3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


Pada dasarnya rakyat Indonesia mencintai Negara Kesatuan Republik Indonessia (NKRI). Negara-
negara bagian dalam RIS semakin sedikit dan akhirnya pada tahun 1950 semua negara bagian sepakat
untuk kembali kepada NKRI. Pada tanggal 17 Agustus 1950, negara RIS tidak ada lagi.
Seiring dengan hal tersebut UUDS 1950 disusun dan diberlakukan sementara sesuai dengan namanya.
UUD yang baru akan dibuat dan disusun secepatnya oleh Dewan Konstituante yang dibentuk
berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 1955.

Dalam UUDS 1950, negara sudah kembali berbentuk negara kesatuan. Presiden berperan sebagai
kepala negara yang tugasnya tidak dapat diganggu gugat. Presiden tidak bertanggungjawab pada
siapaun dan lembaga manapun. Kepala pemerintahan tetap dipegang oleh perdana menteri dengan
sistem kabinet parlementer.

4. UUD 1945 Masa Sistem Pemerintahan Orde Lama (5 Juli 1959 – 1965)
Setelah beberapa kali melakukan sidang dan musyawarah, Konstitante gagal membuat UUD. Kabinet
sering berganti begitupula dengan perdana menteri. Apabila dirasa kinerja kurang memuaskan, maka
DPR mengganti menteri-menteri. Akibatnya, pembangunan tidak berjalan karena kebijakan yang ikut
berubah. Dengan desakan berbagai pihak, presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Inti dari
dekrit tersebut ada 3, yaitu :

 Konstituante dibubarkan
 Kembali kepada UUD 1945 bagi segenap bangsa Indonesia dan menyatakan tidak berlakunya lagi UUDS
1950
 Membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang anggotanya terdiri atas anggota DPRS
ditambah dengan utusan-utusan daerah dan golongan. Selain itu dibentuk juga Dewan Pertimbangan
Agung Sementara.

Walaupun negara sudah kembali pada UUD 1945, tetapi pada pelaksanaannya masih jauh dari
konstitusi. Banyak penyimpangan terhadap UUD 1945. Di antara penyimpangan terhadap
konstitusi, penyimpangan tersebut adalah :

 Belum terbentuknya MPR, DPR , dan DPA yang sesuai dengan UUD 1945. Semua lembaga yang
dibentuk masih bersifat sementara. Sehingga tugasnya masih belum jelas.
 Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif (bersama DPR) bisa membuat UU tanpa
persetujuan DPR.
 MPRS menetapkan pidato presiden pada tanggal 17 agustus 1959 ynag berjudul Penemuan Kembali
Revolusi Kita yang kemudian dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) menjadi
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang bersifat tetap.
 MPRS mengambil keputusan menjadikan Presiden Soekarno sebagi presiden seumur hidup
 Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri dan presiden sendiri sekaligus menjabat
sebagai ketua DPAS
 Di tahun 1960, karena DPRS tidak menyetujui rancangan anggaran belanja yang diajukan pemerintah,
Presiden membubarkannya dan mengganti dengan Dewan Perwakilan rakyat Gotong Royong (DPR-GR)
Demokrasi pada saat itu disebut sebagai demokrasi terpimpin karena negara dikuasai oleh satu orang
tanpa batas. Kondisi negara semakin buruk dan mengalami puncaknya dengan Pemberotakan G30S PKI
tahun 1965.

5. UUD 1945 Masa Pemerintahan Orde Baru


Berkat kesigapan Angkatan Bersenjata Rakyat Indonesia (ABRI) dan rakyat, Pemberontakan G30S PKI
berhasil digagalkan. Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Pemerintah Sebelas Maret (Supersemar)
kepada Letjend Soeharto. Dengan dikeluarkannya Supersemar, berakhirlah masa pemerintahan Orde
Lama. Pemerintah Orde Baru bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Pada awalnya, pemerintahan orde baru melaksanakan pemerintahan yang berorientasi pada
pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tak lama, dibentuklah GBHN oleh fungsi
MPR sebagai dasar melaksanakan pembangunan. Setelah beberapa lama, terjadi penyimpangan-
penyimpangan UUD 1945 kembali. Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa ini, yaitu
:

 Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, sehingga Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) merajalela,
kesenjangan sosial semakin melebar, hutang luar negeri semakin membengkak, dan krisis multi dimensi
terjadi di mana-mana. Lembaga-lembaga negara yang ada dikendalikan oleh Presiden.
 Pembatasan hak-hak politik rakyat. Hal ini dapat terlihat dengan jumlah fungsi partai politik yang dibatasi
menjadi 3 (PPP, Golkar, PDIP) dan kebebasan pers dibelenggu.
Masa pemerintahan Orde Baru berakhir dengan mundurnya Presiden Soeharto 21 Mei 1998 pasca demo
besar-besaran yang dipelopori mahasiswa dan menuntut reformasi di segala bidang.

6. UUD 1945 Masa Reformasi, berlaku 1998 sampai 1999


Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia memasuki masa reformasi di segala bidang dengan
berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Selama masa ini, mucul banyak desakan untuk perubahan
UUD 1945. UUD 1945 dinilai memiliki banyak kelemahan, antara lain :

 Struktur kekuasaan dalam UUD 1945 menempatkan kekuasaan Presiden menjadi sangat besar.
Kekuasaan Presiden meliputi kekuasaan eksekutif, legislatif bersama DPR, dan memiliki hak
konstitusional khusus, seperti memberi grasi, amnesti, abollisi, dan rehabilitasi. Selain itu, batas masa
kekuasaan Presiden juga menjadi tidak jelas dengan kata-kata “lima tahun dan dapat dipilih kembali”.
 Fungsi dan tugas antar lembaga negara yang tidak mengimbangi. Misalnya, tidak ada pasal yang
menyebutkan bagaimana hukumnya seandainya Presiden menolak mengesahkan Rancangan UU yang
diajukan DPR.
 Penjelasan UUD 1945 tidak konsisten dengan batang tubuh UUD 1945. Bahkan ada beberapa
penjelasan yang seharusnya merupakan batang tubuh UUD 1945
 Hak-hak warga negara dalam UUD 1945 tidak jelas. Seperti mengenai kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan yang dianggap tidak bisa dilaksanakan karena UU
belum terbentuk. Akibatnya pembatasan kebebasan pers yang pernah terjadi.

Tujuan perubahan atau amandemen UUD 1945:

 Menyempurnakan aturan dasar ketatanegaraan Indonesia dan memperkuat tujuan nasional Indonesia
guna mempertahankan NKRI.
 Menyempurnakan aturan dasar yang menjamin hak-hak warga negara.
 Menyempurnakan aturan dasar berbangsa dan bernegara agar sesuai dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan bangsa.

Amandemen UUD 1945 ini, sesuai dengan pasal 37 UUD 1945 mengenai perubahan UUD 1945.
Sebelum amandemen UUD 1945 disepakati beberapa hal yaitu :

 Tidak akan mengubah Pembukaan UUD 1945


 Negara Indonesia tetap berbentuk negara kesatuan dengan kabinet presidentil
 UUD 1945 hasil amandemen tidak akan lagi menggunakan Penjelasan UUD 1945
 Struktur lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen dilakukan dengan cara adendum
(mempertahankan naskah asli dan penjelasan langsung dimasukkan dalam pasal-pasal yang ada)

7. UUD 1945 Hasil Amandemen Pertama Tahun 1999


Amandemen pertama UUD 1945 pertama kali saat Sidang Umum MPR 19 Oktober 1999. Perubahan ini
meliputi 9 pasal dan 16 ayat. Pasal-pasal dan ayat-ayat yang diamandemen, yaitu tentang hak Presiden
untuk mengajukan RUU kepada DPR, pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden, sumpah
Presiden dan Wakil Presiden, pengangkatan dan penempatan Duta, pemberian grasi dan rehabilitasi,
pemberian amnesti dan abolisi, pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan, pengangkatan Menteri,
DPR, dan hak DPR untuk mengajukan RUU.

8. UUD 1945 Hasil Amandemen Kedua Tahun 2000


Amandemen UUD 1945 kedua ditetapkan saat Sidang Umum MPR, 18 Agustus 2000. Terdapat 27 pasal
diamandemen yang tersebar dalam 7 bab. Bab yang diamandemen, yaitu Bab Pemerintahan Daerah,
Dewan Perwakilan Daerah, Wilayah Negara, kedudukan warga Negara dalam negara dan
Penduduk, dasar hukum HAM, Pertahanan dan Keamanan, dan Bab Bendera, Bahasa, Lambang Negara
serta Lagu Kebangsaan.

9. UUD 1945 Hasil Amandemen Ketiga Tahun 2001


Amandemen UUD 1945 ketiga ditetapkan 9 November 2001. Amandemen meliputi 23 pasal yang
tersebar dalam 7 Bab. Bab yang diubah dan isi perubahannya yaitu, Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Bab II
MPR, Bab III Kekuasaan Pemerintah Negara, Bab V Kementrian Negara, Bab VIIA DPR, Bab VIIB
Pemilihan Umum, dan Bab VIIIA BPK.

10. UUD 1945 Hasil Amandemen Keempat Tahun 2002


Amandemen UUD 1945 keempat ditetapkan pada saat Sidang Umum MPR, 10 Agustus 2002. Pada
amandemen keempat ini menetapkan beberapa hal, yaitu:

 UUD 1945 hasil amandemen adalah UUD 1945 yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
 Amandemen tersebut telah diputuskan dalam Rapat Paripurna MPR RI ke-9, 18 Agustus 2000 dan mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
 DPA yang ada pada Bab IV dihapuskan dan diubah subtansinya pada pasal 16, kemudian ditemmpatkan
pada Bab III tentang Kekuasaan Pemerintah Negara.

Kedaulatan ke luar maupun ke dalam diberikan oleh negara bagian kepada negara federal/ negara
serikat. Pemberian kedaulatan atau penyerahan kekuasan itu dengan dengan sebutan limitatif. Ini juga
menegaskan bahwa negara bagian tidak memiliki kedaulatan, tetapi kekuasaan sebenarnya tetaplah
dimiliki oleh negara bagian.

Demikianlah perjalanan konstitusi yang ada di Indonesia. Kita semua berharap dengan pelaksanaan
Amandemen UUD 1945 tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dapat segera
terwujud.
Lambang Pancasila

Arti lambang Pancasila Sila Pertama:

Simbol bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan oleh Tuhan kepada
setiap manusia. Lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah cahaya untuk menerangi Dasar Negara
yang lima (Pembukaan UUD ‘45 alinea 4), Sifat Negara yang lima (pembukaan UUD ’45 alinea 2), dan
tujuan negara yang lima (Pembukaan UUD ’46 alinea 4). Sedangkan latar berwarna hitam menunjukkan
warna alam dan mengandung arti bahwa berkat rahmat Allah adalah sumber dari segalanya.

Arti lambang Pancasila Sila Kedua:

Rantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut
terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan
perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan
perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah
rantai.
Arti lambang Pancasila Sila Ketiga:

Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon beringin melambangkan
pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal ini
mewakili Negara Indonesia yang menjadi tempat berteduh semua rakyat Indonesia. Pohon beringin juga
memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang
menyatu di Indonesia.

Arti lambang Pancasila Sila Keempat:

Kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kepala banteng melambangkan hewan sosial yang
suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan
sesuatu.

Arti lambang Pancasila Sila Kelima:

Padi dan kapas melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap
manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai
dengan tujuan utama d

Anda mungkin juga menyukai