Anda di halaman 1dari 10

Makalah Perencanaan Pengajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam
memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan
dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu
komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan
pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Selain tujuan, perencanaan pengajaran juga
bermanfaat untuk mendukung pencapaian suatu pengajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Adapun jenis-jenis perencanaan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. (Harjanto,
2006:20)
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk
mampu menyusun dan merumuskan rencana pengajaran secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui
tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang pengertian, tujuan dan pentingnya
perencanaan, manfaat dan jenis-jenis perencanaan pengajaran.. Dengan harapan dapat memberikan
pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dalam merencanakan suatu pengajaran dapat
direncanakan secara baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan berdasarkan undang-
undang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian perencanaan pengajaran?
2. Apa saja tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran?
3. Apa saja manfaat perencanaan pengajaran?
4. Apa saja jenis-jenis perencanaan pengajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian perencanaan pengajaran.
2. Mengetahui tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran.
3. Mengetahui manfaat perencanaan pengajaran.
4. Mengetahui jenis-jenis perencanaan pengajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pengajaran


Perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran
di dalam kelas. Perencanaan program pembelajaran dapat berupa perencanaan dalam kegiatan sehari-
hari, kegiatan mingguan, bahkan rancangan untuk kegiatan tahunan sesuai dengan tujuan kurikulum
yang hendak dicapai. Dengan demikian, isinya bisa terdiri dari tujuan khusus yang spesifik, prosedur
kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran, waktu yang diperlukan, sampai pada bentuk evaluasi yang
akan digunakan. (Prastowo, 2015:34)
Perencanaan memiliki berbagai macam pengertian dari berbagai ahli yang telah mengemukakan.
Pengertian-pengertian tersebut sebenarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Dan penulis akan
memaparkan berbagai pengertian perencanaan pengajaran.
Jika dilihat secara terminologi, perencanaan pembelajaran pada dasarnya tersusun dari dua kata yaitu
perencanaan dan pengajaran. Hamzah B. Uno mengungkapkan bahwa perencanaan adalah suatu cara
yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi, sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pembelajaran adalah kegiatan mengajar yang bukan
sekedar menyampaikan materi pelajaran, melainkan juga sebagai proses mengatur lingkungan supaya
siswa belajar. Dengan kata lain makna kata perencanaan pembelajaran adalah suatu cara yang
memuaskan disertai dengan langkah-langkah antisipatif untuk membuat pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, sehingga dapat membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan kehidupan siswa. Oleh
karena itu, suatu perencanaan bukan hanya harapan yang ada dalam angan-angan yang bersifat
khayalan dan tersimpan dalam benak guru, melainkan harapan dan angan-angan serta bagaimana
langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk pencapaiannya dideskripsikan secara jelas dalam suatu
dokumen tertulis.
Ismawati (2010:1) membagi pengertian perencanaan menjadi dua bagian, yaitu pengertian secara
umum dan pengertian secara khusus. Perencanaan pengajaran secara umum adalah penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang ditentukan. Sedangkan perancanaan pengajaran secara
khusus adalah segala bentukkegiatan yang dibuat, dirancang, dan dipersiapakan untuk mencapai tujuan
proses belajar mengajar secara optimal. Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan
apa yang dilakukan. Perencanaan haruslah mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan
merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan
yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Berpangkal dari pemahaman di atas maka perencanaan mengandung enam pokok pikiran, yakni:
a. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
b. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang,
sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
c. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
d. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beraneka ragam dan merupakan
alternatif yang mungkin ditempuh.
e. Penilaian alternatif yang paling baik, alam arti yang mempunyai efektivitas dan efisiensi yang
paling tinggi perlu dilakukan.
f. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan apabila akan dilaksanakan. (Harjanto,2008:2-3)
Oemar Hamalik dalam bukunya Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (2011)
mengemukakan bahwa perencanaan secara umum adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Sedangkan menurut perencanaan pengajaran secara khusus
yaitu segala bentuk kegiatan yang dibuat, dirancang, dan dipersiapkan untuk mencapai tujuan proses
belajar mengajar secara optimal.
Definisi lain menyebutkan menurut cunningham dalam Uno (2008:1) mengemukakan bahwasannya
perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, asumsi, untuk
masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasi hasil yang diinginkan,
urutan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan
dalam penyelesaian. Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu
perencanaan. Perencanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang
terjadi sehingga kegiatan tersebut bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam
pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dalam hal ini istilah
pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Itulah sebabnya pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana
membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. (Uno, 2008:2)
Jadi dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencaan pengajaran yaitu rencana
yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa
agar tujuan dapat tercapai.
B. Tujuan Dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran
Salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara, mempertahankan, dan mengembangkan bagian
dari tujuan yang menjadi yang menjadi dasar integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan
pengajaran. Perencanaan pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu
para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu, dan
memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu
perencanaan sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati
posisi yang sangat penting dan sangat menentukan.
Menurut Deshimer (dalam Prastowo, 2015:41) ada dua alasan perlunya perencanaan yakni pertama,
hakikat manusia yang memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya.
Kedua, setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
Pentingnya perencanaan pendidikan di indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam
berbagai aspek. Tanpa perencanaan maka banyak masalah pendidikan yang akan tertunda
penanganannya, dan hal ini dapat menambah besarnya permasalahan pada tahun berikutnya. Melalui
perencanaan suasana kritis yang diperlihatkan aspek-aspek pendidikan menjadi berkurang. (Harjanto,
2008:22)
Perlunya perencanaan pengajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. (dalam
Uno, 2008:3) upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan prencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Perencanaan pengajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini
dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran tahapan yang akan dilakukan oleh guru tau dosen,
telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan
pelaksanaan evaluasi yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Dengan pendekatan sistem akan memberikan peluang lebih besar dalam mengintegrasikan semua
variabel yang mempengaruhi belajar.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar. Kualitas
pembelajaran juga banyak bergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat
ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan
karakterisik siswa..
5. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. Inti
dari desain pembelajara yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal
untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan
Menurut Wina Sanjaya (2013:31-32) ada empat alasan mengapa perencanaan pengajaran perlu
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Sesederhana apa pun proses pembeajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga guru yang
melakukan proses pembelajaran dengan menganalisis kasus, maka proses analisis kasus itu adalah
proses yang bertujuan,. Dengan demikian, semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka
semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan
yang harus disusun guru.
b. Pembelajaran adalah proses kerja sama.
Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri
tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki
makna. Bukankah segala upaya guru diarahkan untuk membelajarkan siswa? Apalah artinya guru
sebagai pengelola pembelajaran tanpa siswayang dikelola? Demikian juga halnya siswa tanpa guru
dalam proses pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif, apalagi untuk siswa yang masih
memerlukan bimbingan sepenuhnya pada guru, misalnya siswa pada tingkat pendidikan dasar,
utamanya di SD/MI, maka peran guru sangat diperlukan. Dengan demikian, dalam proses
pembelajaran guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Di sini pentingnya perencanaan
pembelajaran. Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal, di samping guru juga harus merencanakan apa yang
sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai pengelola pembelajaran.
c. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks
Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, melainkan suatu proses
pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang. Siswa
bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang berbeda;
mereka juga memiliki gaya belajara ynag berbeda. Ituah sebabnya proses pembelajaran adalah
proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Kemungkinan ituah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
d. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang
tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu kurangnya
pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia Dibandingkan dengan profesi lain, guru termasuk
profesi yang sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana khususnya dalam
memanfaatkan hasil teknologi. Dewasa ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, begitu
pesatnya kemajuan dan perkembangan hasil tekhnologi yang dapat digun akan oleh guru untukn
menunjang keberhasilan proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran misalnya,
guru dapat memanfaatkan sarana e-learning, bahkan email, blog, dan web site. Dengan teknologi
internet, guru bisa memberikan sumber belajar yang lebih beragam dan mutakhir bagi siswa. Proses
pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu
perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Jadi perencanaan dalam pengajaran sangat penting karena membantu guru dalam proses pencapaian
tujuan.

C. Manfaat Perencanaan Pengajaran


Suatu usaha dikatakan berhasil bila semua pihak yang ikut dalam usaha itu memperoleh
manfaat. Bisa ibaratkan seperti dalam kegiatan perusahaan, yang berarti bahwa pemilik perusahaan
memperoleh keuntungan, pelanggan puas dengan harga dan mutu barang atau jasa yang di tawarkan,
dan karyawan memperoleh gaji yang cukup dan bangga akan hasil kerjanya. Begitupun dengan kita
yang bekerja dalam bidang pendidikan haruslah ada manfaat yang serupa.
Menurut Kemp (1994:20) dalam bukunya Proses Perancangan Pengajaran, ada beberapa
manfaat yang diperoleh oleh pihak-pihak yang bersangkutan, antara lain :
1. Administrator atau pengelola program memerlukan bukti tentang proses belajar yang efektif
dan efisien dalam batas biaya yang wajar atau dapat diterima. (sekarang bukan lagi saatnya
untuk mengatakan,‘ini kelihatanya seperti program yang baik’ atau ‘Program ini dapat
diterima karena siswa menyukainya ‘Kita memerlukan bukti yang terpercaya dalam hal
keberhasilan).
2. Perancang pengajaran membuktikan bukti bahwa program yang dirancangnya memuaskan.
Indikator terbaik adalah pencapaian semua tujuan program oleh siswa dalam batas waktu
yang tepat.
3. Guru ingin melihat siswanya memperoleh semua kemampuan yang diharapkan dan juga
ingin secara pribadi mebina hubungan positif dengan siswa.
4. Siswa ingin berhasil dan juga ingin mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan
dan memuaskan.
Menurut Ismawati (2010) keuntungan perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan kita dapat menganilisis, mengidentifikasi,dan memecahkan
masalah sesuai dengan yang diharapkan.
2. Suatu perencanaan yang sistematik diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal.
Proses semacam ini dapat berjalan dengan baik, karena kita:
a. Merumuskan secara spesifik dan sesuai dengan kebutuhan,
b. Menggunakan logika, setapak demi setapak menuju proses yang diharapkan,
c. Memperhatikan bermacam-macam pendekatan dan memilih yang lebih sesuai
dengan situasi dan kondisi,
d. Menggunakan istilah dan langkah yang jelas, mudah dikomunikasikan dan dipahami
orang lain.

Menurut Wina Sanjaya (dalam Prastowo, 2015:48) mengungkapakan bahwa manfaat perencanaan
pembelajaran meliputi empat macam yaitu: Pertama, melalui proses perencanaan yang matang, kita
akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Kedua, sebagai alat untuk
memecahkan masalah melaui perencanaan yang matang kita akan dengan mudah mengantisipasiniya
sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya. Ketiga, yaitu memanfaatkan berbagai
sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dengan demikian perencanaan yang matang sangat diperlukan yaitu perencanaan akan dapat
membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis, artinya proses pembelajaran tidak akan
berlangsung seadanya akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan teroganisasi.
D. Jenis-janis atau model perencanaan pengajaran.
Harjanto dalam bukunya Perencanaan Pengajaran (2006:20) mengungkapkan bahwa
jenis-jenis perencanaan perencanaan berdasarkan besaran atau magnitude, maka perencanaan
dapat dibagi dalam:
1. Perencanaan Makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan
kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang
dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Seperti mata pelajaran bahasa Arab sudah terencana
dan diatur dalam peraturan Kemenag.
2. Perencanaan Meso. Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian
dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Pada
tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah,
departemen atau unit-unit lainnya. Seperti pengadaan MGMP pada setiap daerah.
3. Perencanaan Mikro. Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan
jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso. Dalam tahap ini, karakteristik-
karakteristik lembaga diperhatikan, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang
ditetapkan oleh perencanaan makro maupun meso. Seperti pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) oleh guru untuk digunakan dalam pengajaran di kelas.
Sedangkan perencanaan jika ditinjau dari telaahnya terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan Strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan,
pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai
pedoman. Misalnya, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di sekolah
oleh guru didasarkan pada kurikulum apa yang hendak digunakan dan sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
2. Perencanaan Manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses
pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Misalnya adanya silabus
untuk pedoman dalam proses pengajaran.
3. Perencanaan Operasional, memusatkan perhatian pada apa yanga akan dikerjakan pada
tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial. Misalnya implemantasi dari
silabus yang akan digunakan.
Perencanaan ditinjau dari jangka waktu maka dibedakan dalam:
1. Perencanaan jangka panjang, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu 10 sampai
dengan 25 tahun.
2. Perencanaan jangka menengah, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4
sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari rencana jangka panjang.
3. Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai
dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka
panjang. Misalnya program tahunan (prota) yang menjelaskan tentang rencana pengajaran
yang akan dicapai selama satu tahun.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Perencaan pengajaran yaitu rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang
akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai. Dengan adanya perencaan pengajaran,
membantu guru dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi.
Perlunya perencanaan pengajaran juga dimaksudkan supaya memperbaiki kualitas pengajaran
perlu diawali dengan prencanaan pengajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pengajaran.

B. Saran
Dengan mengetahui pentingnya perencanaan pengajaran, diharapkan bisa membantu
memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami dan merencanakan segala sesuatu
sebelum kegiatan mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

B.Hamzah, Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.


E Kemp, Jerrold. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.
Hamalik.Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ismawati, Esti. 2010. “Perencanaan Pengajaran Bahasa”. Surakarta: Yuma Pustaka.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. 2013. “Perencanaan dan Desan Sistem Pembelajaran”. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai