Anda di halaman 1dari 23

I.

Pengenalan Makroekonomi

Ilmu makroekonomi adalah studi tentang perekonomian secara menyeluruh (aggregate).

Untuk menghargai pentingnya ilmu makroekonomi, kita hanya perlu membaca surat kabar atau

mendengarkan berita. Setiap hari kita bisa melihat head lines, seperti pertumbuhan pendapatan

melambat, Bank Sentral terus memerangi inflasi, atau jatuhnya harga saham memicu ketakutan

terhadap resesi. Meskipun terlihat abstrak, peristiwa-peristiwa makroekonomi menyentuh seluruh

kehidupan kita. Para eksekutif bisnis yang meramalkan permintaan untuk produk-produk mereka

harus menilai secepat apa pendapatan konsumen akan tumbuh. Kaum tua yang hidup dengan

pendapatan tetap menduga-duga seberapa cepat harga-harga akan naik. Alumnus perguruan tinggi

yang sedang mencari pekerjaan berharap bahwa perekonomian akan booming dan perusahaan-

perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja. Makroekonomi memiliki kaitan yang erat dengan

mikroekonomi, tapi tentu terdapat beberapa perbedaan antara kedua konsep ilmu tersebut.

II. Perbedaan Mikroekonomi dan Makroekonomi

Mikroekonomi berkaitan dengan perilaku agen-agen di dalam perekonomian, jadi lebih

kepada mempelajari sifat individu per individu. Contohnya perilaku konsumen, perilaku produsen,

dan bagaimana keduanya berinteraksi dalam pasar. Sedangkan makroekonomi merupakan agregasi

dari individu-individu yang ada dalam mikroekonomi. Contohnya total barang dan jasa yang

diproduksi oleh suatu perekonomian, pertumbuhan output, tingkat pengangguran dan inflasi, nilai

tukar, dan neraca pembayaran.

Perbedaan Mikroekonomi dan Makroekonomi

Subjek Demand Supply Price


Mikroekonomi Individual demand Individual supply One commodity
Makroekonomi Aggregate demand Aggregate supply Price index

III. Ruang Lingkup / Permasalahan penting dalam Makroekonomi


Isu-isu yang biasa dibahas dalam makroekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan

output aggregate / pendapatan nasional), ketidakstabilan ekonomi, inflasi, pengangguran, neraca

perdagangan dan neraca pembayaran.

a. Pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan output aggregate / pendapatan agregat pendapatan

nasional)

Output aggregate adalah jumlah nilai seluruh output barang dan jasa yang diproduksi oleh

suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Perkembangan kemampuan memproduksi barang

dan jasa akibat adanya pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh

pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Sehingga pertumbuhan ekonomi lebih

lambat dari potensinya.

b.Ketidakstabilan ekonomi

Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur (bisa mengalami kenaikan dan

penurunan). Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang

dinamakan konjungtur atau business cycle.

c. Inflasi

Secara umum, inflasi adalah kenaikan harga-harga output yang dihitung berdasarkan harga

tahun sebelumnya. Secara matematis, inflasi dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Pt  Pt  1
 
Pt  1

Dimana:

 = inflasi pada tahun t


Pt = indeks harga tahun t

Pt-1=indeks harga tahun sebelumnya

Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk mengukur inflasi, yaitu:

1. GDP deflator
GDP deflator adalah rasio antara Gross Domestic Product (GDP) nominal dengan GDP riil dari

tahun tertentu. GDP deflator menggunakan harga pada tahun dasar.

Contoh: Po= harga tahun dasar

P1=harga pada tahun yang akan dihitung inflasinya

Qo=jumlah output yang dihasilkan pada tahun dasar

Q1= jumlah output yang dihasilkan pada tahun yang akan dihitung inflasinya

GDP no min al
GDP deflator 
GDP riil

GDP deflator 
 P1 x Q1
 P0 x Q1l
2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumers Price Index (CPI)

IHK mengukur inflasi berdasarkan sekumpulan kebutuhan hidup konsumen yang paling

banyak digunakan, dan masing-masing item di dalam bucket tersebut memiliki bobot (weight).

Indonesia menggunakan cara ini untuk mengukur inflasi. Yang dimasukkan ke dalam perhitungan

antara lain sembilan bahan pokok.

Contoh perhitungan

Item Bobot Po P1 %Kenaikan Tertimbang


Beras 45% 50 70 40% 0,18
Baju 20% 50 60 20% 0,04
Cabe 15% 25 35 40% 0,06
Garam 20% 20 25 25% 0,05
Inflasi = 0,33
Keterangan:

( P1  Po)
% kenaikan =
Po

Tertimbang = bobot x kenaikan

Inflasi = jumlah tertimbang

3. IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar)


IHPB mengukur harga-harga barang pada tingkat produsen. Item-item yang masuk ke dalam

perhitungan IHPB yaitu barang mentah dan barang setengah jadi. Sedangkan IHK mencakup barang-

barang jadi yang dikonsumsi konsumen

Faktor penyebab inflasi:

1. Demand pull inflation

2. Cost push inflation

3. Imported inflation

Pengelompokan tingkat inflasi: Inflasi ringan, sedang, tinggi dan hyperinflation

d. Pengangguran

Pengangguran adalah salah satu permasalahan umum yang terjadi pada perekonomian.

Pengangguran tidak diinginkan karena adanya output yang hilang yang seharusnya bisa diperoleh jika

seseorang bekerja. Selain itu juga efek pengangguran juga terjadi pada distribusi pendapatan.

Pengangguran adalah kondisi di mana seseorang tidak bekerja, padahal ia masuk ke dalam

angkatan kerja, dan memang mencari pekerjaan. Dari pengertian ini para pelajar dan mahasiswa yang

sudah cukup umur untuk bekerja tidak dikategorikan sebagai pengangguran karena mereka memang

tidak mencari pekerjaan. Ada 3 jenis pengangguran yaitu:

1. Pengangguran Cyclical(Cyclical unemployment)

Pengangguran cyclical adalah pengangguran yang terjadi akibat kondisi perekonomian yang

mengalami resesi sehingga output berada di bawah level full employment. Full employment

adalah kondisi pada jangka panjang saat seluruh output yang diproduksi merupakan output

optimal yang dapat diproduksi, sehingga dapat dikatakan juga bahwa seluruh faktor produksi,

termasuk tenaga kerja sudah diberdayakan.

2. Pengangguran Struktural

Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi akibat ketidaksesuaian jenis

pekerjaan dengan kapabilitas tenaga kerja. Contoh: pada masa setelah revolusi industri banyak

terjadi pengangguran struktural. Akibat ditemukannya mesin-mesin untuk berproduksi,


kebutuhan tenaga kerja beralih menjadi tenaga kerja yang memiliki skill untuk menjalankan

mesin. Akibatnya tenaga kerja yang berasal dari desa-desa dan tidak memiliki kemampuan

untuk menjalankan mesin terpaksa menganggur.

3. Pengangguran Friksional

Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang pasti ada, meskipun kondisi

perekonomian berada pada tingkat output fullemployment. Penganggur antara lain terjadi

karena dibutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan ( ada proses melamar pekerjaan ) atau

ada orang-orang yang mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan keinginannya sehingga

meninggalkan pekerjaan sebelumnya.

e. Masalah Neraca Pembayaran

Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian penting dalam perekonomian suatu negara.

Keterbukaan suatu perekonomian tidaklah selalu menguntungkan. Impor yang berlebihan dapat

mengurangi kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen dalam negeri tidak menggunakan

produk dalam negeri yang akan berdampak pada pengangguran. Implikasi berikutnya adalah modal

dalam negeri akan mengalir ke luar negeri sehingga akan mengakibatkan ketidakseimbangan neraca

pembayaran.

Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan catatan transaksi-transaksi antara

penduduk suatu negara dengan negara-negara lain di dunia. Ada dua komponen utama dalam neraca

pembayaran yaitu neraca berjalan (current acount) dan neraca modal (capital account). Current

acount mencatat perdagangan barang dan jasa serta pembayaran transfer. Jasa meliputi pengangkutan,

pembayaran royalty, dan pembayara bunga. Sedangkan Capital account mencatat pembelian dan

penjualan aset seperti saham, obligasi dan tanah. Surplus capital account (arus masuk modal netto)

akan terjadi apabila penerimaan dar hasil penjualan saham, obligasi, tanah, deposito-deposito bank dan

aktiva lainnya melebihi pembayaran untuk pembelian aktiva luar negeri.

Surplus neraca pembayaran = surplus current account (neraca barang dan jasa) + surplus capital

account (neraca modal)

IV. Kebijakan Makroekonomi:


A. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang mempengaruhi tingkat output suatu perekonomian

dengan cara mengubah tingkat penerimaan atau pengeluaran pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal

yaitu: pengeluaran pemerintah (government expenditure ) dan pajak (tax). Source of Government

Revenue:

- Pajak (Tax)

- Pinjaman Luar Negeri

- Pinjaman Dalam Negeri melalui Penjualan Obligasi (Bonds)

- Mencetak Uang (Printing Money) dalam hal ini pemerintah berhutang pada Bank Sentral

Peranan kebijakan fiskal:

1. Penstabil otomatis (G dan T akan secara otomatis menciptakan kestabilan dalam kegiatan

ekonomi).

- Jenis penstabil otomatis:

a.pajak proporsional dan pajak progresif

b.asuransi pengangguran

c.kebijakan harga minimum

- Kelemahan penstabil otomatis: tidak mampu menangani masalah inflasi dan pengangguran.

Hanya terbatas pada mengurangi keseriusan masalah ekonomi.

2. Kebijakan fiskal diskresioner yaitu langkah-langkah pemerintah untuk mengubah

pengeluarannya atau pemungutan pajaknya dengan tujuan untuk:

- mengurangi naik turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu

- mencapai kondisi full employment, tidak ada inflasi dan pertumbuhan ek. Tinggi

Beberapa perubahan yang bisa dipilih pemerintah untuk mengurangi pengangguran

1. government expenditure naik dan tax tetap

2. government expenditure tetap dan tax turun

3. government expenditure naik dan tax turun


4. government expenditure naik dan tax naik dalam jumlah yang sama untuk menjaga

pendapatan dan pengeluaran pemerintah tetap seimbang.

Beberapa perubahan untuk mengatasi inflasi

1. government expenditure turun

2. tax naik

3. government expenditure turun dan tax naik

4. government expenditure turun dan tax turun dalam jumlah yang sama

B. Kebijakan Moneter :

Kebijakan moneter adalah pengaturan jumlah uang beredar yang dilakukan oleh pembuat

kebijakan (bank sentral). Ada 3 instrumen untuk mengontrol jumlah uang beredar yaitu open market

operation, the discount rate dan reserve requirement

1. Open market operation, dalam melakukan kegiatan open market operation, bank sentral dapat

menjual dan membeli obligasi pemerintah kepada publik atau menjual dan membeli Sertifikat

Bank Indonesia (SBI) ke bank umum. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar bank sentral

membeli obligasi pemerintah sehingga akan meningkatkan sirkulasi jumlah uang yang beredar.

2. Discount rate adalah tingkat suku bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank sentral terhadap

bank yang meminjam dana dari bank sentral untuk memenuhi kebutuhan cadangan jangka

pendek. Untuk mengurangi money supply, bank sentral meningkatkan Discount rate. Sebaliknya

untuk meningkatkan money supply bank sentral menurunkan Discount rate.

3. Reserve requirement, adalah regulasi yang mengatur jumlah minimum cadangan yang harus

dipegang oleh bank dibandingkan deposit yang mereka miliki. Peningkatan reserve requirement

akan membuat bank-bank yang ada harus memegang cadangan yang lebih banyak sehingga

jumlah pinjaman yang mereka hasilkan akan menurun dari setiap deposit yang mereka miliki

sehingga mengurangi money multiplier sehingga mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya
penurunan reserve requirement akan menambah money multiplier sehingga menambah jumlah

uang beredar.

Kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif jika kebijakan tersebut

meningkatkan jumlah uang beredar. Sedangkan kebijakan moneter kontraktif jika kebijakan tersebut

menurunkan jumlah uang beredar.

V Tujuan Kebijakan Makroekonomi

• Mencapai Keseimbangan Internal

• Mencapai Keseimbangan Eksternal

• Pertumbuhan Ekonomi yang Cukup Tinggi

• Distribusi Pendapatan yang Relatif Merata

Soal-soal:

1. Jelaskan tentang konsep makroekonomi! Jelaskan perbedaan dan persamaan konsep

makroekonomi dan mikroekonomi!

2. Salah satu permasalahan penting dalam makroekonomi adalah inflasi. Apa yang dimaksud

dengan inflasi?

3. Hitunglah inflasi!

Item Bobot P0 P1 % kenaikan Tertimbang


Beras 45% 80 95
Terigu 20% 38 60
Cabe 15% 27 35
BBM 20% 14 21
Inflasi =
4. Sebutkan dan jelaskan tiga jenis pengangguran!

5. Pengangguran adalah permasalahan yang pasti dihadapi di berbagai negara, baik negara maju

maupun negara berkembang. Apakah ada perbedaan karakteristik pengangguran antara negara

maju dan negara berkembang? Jelaskan dan berikan contoh!

6. Jelaskan tentang neraca pembayaran dan kedua komponen utama dalam neraca pembayaran!

7. Jelaskan apa yang disebut dengan kebijakan fiskal dan bagaimana peranannya dalam

perekonomian?
8. Jelaskan apa yang disebut dengan kebijakan moneter? Sebutkan tiga instrumen yang

digunakan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar!

I. Circular Flow of Income (Arus/aliran Melingkar Pendapatan)

Arus melingkar menggambarkan proses transfer uang, barang, dan jasa dalam suatu

perekonomian. Kali ini kita mengasumsikan sebuah perekonomian yang tertutup, artinya tidak ada

ekspor dan impor, dan menghilangkan transfer dari pemerintah berupa pajak dan subsidi. Secara

sederhana, perekonomian hanya terdiri dari rumah tangga dan perusahaan.

Balas jasa
(w, i,r,)

Pasar faktor
produksi
Rumah tangga Perusahaan

Pasar barang

Konsumsi

Gambar di atas mengilustrasikan arus barang dan jasa, faktor produksi, pendapatan serta

pengeluaran dari perusahaan dan rumah tangga. Arus bagian luar menggambarkan arus uang. Tanda

panah yang mengarah ke rumah tangga adalah penerimaan atas pembayaran faktor produksi, yaitu

komponen gaji (w), rent (r), profit(), dan interest (i). Tanda panah yang mengarah ke perusahaan

adalah pembayaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa yang diproduksinya.

Arus bagian dalam menggambarkan arus barang dan jasa. Arus yang menuju ke perusahaan

adalah faktor produksi yang ’dijual’ oleh rumah tangga, yaitu tenaga kerja, sumber daya alam,

kemampuan dan modal. Arus yang menuju ke rumah tangga adalah arus barang dan jasa yang dibeli

oleh rumah tangga.


II. Konsep output aggregat dan pendapatan aggregat

Melalui ilustrasi dari arus melingkar di atas, kita dapat mengamati bahwa ada dua komponen

yang saling berkaitan, yaitu output aggregate dan pendapatan agreagat. Output aggregate adalah

jumlah nilai seluruh output barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam jangka

waktu tertentu. Pendapatan aggregat adalah imbalan yang diterima oleh pihak yang memproduksi

barang dan jasa tersebut yang merupakan balas jasa dari faktor produksi yang digunakan dalam

produksi output. Dapat disimpulkan bahwa output aggregat dan pendapatan aggregat akan memiliki

nilai yang sama besar. Untuk lebih memperjelas hal tersebut, mari kita ilustrasikan suatu

perekonomian yang hanya memproduksi satu jenis barang, yaitu kue. Untuk memproduksi kue

dibutuhkan input modal, tenaga kerja dan sumber daya lainnya seperti pemanggang dan tempat untuk

menjual kue. Selain itu kita tidak melupakan seorang manajer yang mengorganisasikan seluruh

kegiatan tersebut. Setelah kue jadi dan siap dijual, manajer akan menghitung harga jual kue itu sebesar

nilai modal yang digunakan, sewa yang harus dibayar, gaji untuk tenaga kerja dan profit untuk dirinya.

Jika harga kue merefleksikan nilai output aggregat perekonomian, yang sama besar dengan pendapatan

agen produsen dalam perekonomian tersebut, maka dapat kita katakan kesimpulan bahwa nilai output

aggregat dan pendapatan aggregat sama besar adalah benar.

III. Perhitungan Pendapatan Nasional

Salah satu indikator makroekonomi suatu negara yang paling sering digunakan adalah

pendapatan nasional dan pendapatan perkapita. Pendapatan nasional menjadi pembanding tingkat

kesejahteraan antara negara satu dengan negara lainnya. Tetapi yang lebih tepat digunakan adalah

pendapatan perkapita, yaitu pendapatan nasional bersih dibagi dengan jumlah populasi atau penduduk

suatu negara.

Untuk sampai ke perhitungan pendapatan perkapita, kita harus terlebih dahulu menghitung

pendapatan nasional bruto. Untuk menghitung pendapatan nasional bruto suatu negara kita mengenal

dua istilah yaitu Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) dan Produk Nasional Bruto

(Gross National Product)

Definisi GDP dan GNP


1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai output barang

dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi domestik dalam negeri dalam suatu periode

tertentu.

2. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh balas

jasa faktor produksi yang dimiliki oleh suatu negara pada jangka waktu tertentu.

Konsep penting yang membedakan antara GDP dan GNP adalah pada perhitungan GDP, yang

dipakai adalah keseseluruhan barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah negara termasuk

barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan asing dan pekerja yang berkewarganegaraan asing.

Sedangkan dalam perhitungan GNP, yang dimasukkan adalah balas jasa fakktor produksi yang

dimiliki oleh suatu negara, termasuk juga ke dalam perhitungan ini adalah gaji pekerja domestik di

luar negeri dan laba perusahaan domestik di luar negeri.

Dapat dituliskan juga bahwa:

GNP= GDP + NFI

NFI= Net Foreign Investment

= balas jasa faktor produksi DN di LN – balas jasa faktor produksi LN di dalam negeri.

GDP dan NDP

Dalam perhitungan GDP, kita belum memasukkan adanya depresiasi dari aset yang digunakan untuk

berproduksi, Adanya depresiasi ini penting untuk mengetahui nilai sebenarnya barang dan jasa yang

diproduksi di suatu negara pada suatu waktu tertentu. Jadi Net Domestic Product (NDP) adalah GDP

dikurangi depresiasi.

Pendapatan Nasional ( National Income)

Kita tidak boleh melupakan bahwa dalam memproduksi output berupa barang dan jasa, perusahaan

juga membayar pajak kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut harus dikeluarkan dari

perhitungan pendapatan nasional. Jadi Pendapatan nasional adalah NDP dikurangi pajak.

Konsep GNP nominal dan GNP riil


1. GNP nominal mengukur nilai output dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar pada

periode tersebut atau sering disebut current price. Contoh, nilai GNP nominal tahun 2007

mengukur nilai barang-barang yang diproduksi selama tahun 2007 pada harga pasar tahun

2007. GNP nominal dari tahun ke tahun mengalami perubahan karena dua alasan yaitu

berubahnya output fisik dari barang-barang dan berubahnya harga pasar.

2. GNP riil mengukur nilai output dalam suatu periode tertentu menurut harga konstan (

constant price)

Contoh:

GNP nominal 2000 (Rp) GNP nominal 2007 (Rp) GNP riil 2007 (Rp)
15 pisang @ Rp 500=Rp 7500 20 pisang @ Rp1000= Rp 20000 20 pisang @ Rp500 = Rp 10000

50 jeruk @ Rp 700 =Rp35000 60 jeruk @ Rp 800 = Rp 48000 60 jeruk @ Rp 700 = Rp 42000

Rp42500 Rp 68000 Rp 52000


GNP dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000

GNP riil = GNP nominal : indeks harga

GNP riil = GNP nominal : deflator GNP atau

Deflator GNP = GNP nominal : GNP riil

Deflator = harga dari seluruh komponen GNP (C+I+G+X-M) atau

Indeks harga = harga dari sekelompok barang-barang dan jasa-jasa tertentu di pasar (contoh harga

sembako.

Metode- metode perhitungan pendapatan nasional

1. Pendekatan produksi (production approach).

Dalam pendekatan produksi ini, kita menghitung jumlah seluruh produksi barang dan jasa

final yang diproduksi oleh suatu negara selama satu tahun. Secara matematis dapat kita tulis :

 PiQi
i 1
Pi=Harga barang/jasa Qi=Jumlah barang/jasa
Yang perlu kita perhatikan dari perhitungan dengan pendekatan ini adalah kemungkinan terjadinya

perhitungan ganda (double counting) karena output suatu produksi bisa menjadi input bagi proses

produksi yang lain. Oleh karena itu untuk pendekatan produksi, lebih tepat jika menghitung nilai

tambah (value added) suatu input sampai menjadi otput yang dijual ke konsumen.

n
Secara matematis  VAi
i 1

Contoh:

Tahap produksi Hasil Penjualan Value added


gandum 24 24
tepung gandum 30 6
Adonan roti 40 10
Roti 45 5
45

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi mengelompokkan perekonomian

Indonesia ke dalam beberapa sektor agar lebih memudahkan dan menghindari tumpang tindih

perhitungan. Ada 9 sektor perekonomian untuk Indonesia yaitu :

No Sektor
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2 Pertambangan dan penggalian
3 Industri Pengolahan
4 Listrik, gas dan air bersih
5 Bangunan
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa
PDB

2. Pendekatan pendapatan (income approach)

Pendekatan pendapatan yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh data pendapatan atau

balas jasa bruto (belum dipotong pajak) dari faktor produksi yang dipakai dalam waktu satu tahun.

Untuk lebih memahami pendekatan pendapatan kita perlu mengidentifikasikan faktor-faktor produksi

dan balas jasanya:


1. Tenaga kerja, adalah faktor produksi paling dominan dalam perekonomian, balas jasanya

adalah upah/gaji atau wage = w

2. Modal, adalah faktor produksi yang memiliki balas jasa bunga atau interest=i

3. Sumber daya alam adalah faktor produksi yang mendapat balas jasa sewa atau rent = r

4. Keterampilan/ pengusaha memperoleh balas jasa berupa profit=

Pendekatan pendapatan menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi dengan

cara melakukan survey terhadap pemilik faktor produksi. Kelemahan dari pendekatan ini adalah

bahwa pemilik faktor enggan untuk mengungkapkan seberapa besar sebenarnya pendapatn mereka,

sehingga pendekatan pendapatan bukanlah pendekatan yang valid untuk menghitung pendapatan

nasional

3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach).

Pendekatan ini mengumpulkan data pengeluaran dari seluruh sektor perekonomian. Logika

dari pendekatan ini adalah bahwa pengeluaran suatu pihak merupakan pendapatan dari pihak lain.

Contohnya pengeluaran untuk konsumsi seseorang merupakan pendapatan bagi orang lain.

Pengeluaran yang diidentifikasi melalui pendekatan pengeluaran adalah: Y = C + I + G + X - M

Dimana:

Y= Pendapatan nasional (National Income)

C=Konsumsi rumah tangga dan swasta (Household Consumption)

I =Pengeluaran untuk investasi bagi pemilik modal (Investmen)

G=Pengeluaran yang dilakukan pemerintah (Government Expenditure)

X=Pendapatan dari ekspor (Export)

M=Pengeluaran untuk impor (Import)

Kelemahan-kelemahan perhitungan pendapatan nasional

1. Beberapa jenis output tidak dimasukkan ke dalam perhitungan GDP. Contohnya adalah: Jasa

yang diberikan oleh pekerja rumah tangga tidak masuk ke dalam perhitungan GDP. Banyak output

yang dihasilkan oleh perusahaan rumah tangga tidak dimsukkan ke dalam perhitungan GDP.
Ttermasuk juga pendapatan individu yang diperoleh dar kegiatan ilegal seperti menjual narkoba dan

korupsi (underground economy)

2. Aktivitas yang dimasukkan sebagai faktor penambah dalam perhitungan GDP mengandung

akibat buruk, teutama bagi lingkungan dan tidak dimasukkan ke dalam perhitungan GDP. Contoh

nyata adalah polusi dan rusaknya lingkungan akibat penebangan hutan dan pembangunan gedung yang

telah menghabiskan pepohonan di kota-kota besar. GDP yang memasukkan degradasi lingkungan ke

dalam GDP disebut green GDP.

3. Perhitungan GDP juga tidak memasukkan pertambahan nilai dari bertambahnya kualitas

output. Contohnya adalah barang-barang elektronik dan kendaraan bermotor yang semakin tingi

kualitasnya sedangkan harganya semakin murah.

Laju Pertumbuhan ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.

Penekanan pada proses karena mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangan. Oleh

karena itu indikator pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu

( misalnya secara tahunan). Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan

GDP atau GNP dari tahun ke tahun. Adapun salah satu cara menghitung laju pertumbuhan ekonomi

dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut

GNPn  GNPn  1
LPE = x100%
GNPn  1

Soal-soal

1. Jelaskan perbedaan mendasar dari perhitungan GDP dan GNP! Yang manakah yang menurut Anda

lebih baik digunakan untuk Negara Indonesia? Jelaskan!

Essay Berstruktur

1. Balas jasa bagi perekonomian di bagi menjadi empat yaitu...

2. Tiga pendekatan perhitungan pendapatan nasional adalah...


3. Salah satu kelemahan perhitungan pendapatan nasional adalah tidak adanya perhitungan untuk

penyusutan sumber daya alam akibat kegiatan perekonomian. GDP yang memasukkan perhitungan

penyusutan daya guna SDA disebut....

4. Jenis pengangguran yang teradi akibat perubahan dalam karakterstik permintaan kualifiasi tenaga

kerja disebut.....

5. Apabila seseoran menanamkan modal berupa mesin di suatu perusahaan, balas jasa yang akan

didapatkannya adalah.....

Pilihan ganda

1. Dalam suatu perekonomian tercatat transasksi pembelian 200 batik sutra special oleh perusahaan

penerbangan Singapore Airlnes. Bagi Indonesia, transaksi tersebt termasuk dalam....

A. Ekspor B. Impor C.Konsumsi D.Investasi E. Saving

2. Perhitungan GDP memiliki kelemahan antara lain tidak memperhitungkan kegiatan ekonomi yang

bersifat illegal. Jenis kegiatan illegal ini biasa disebut....

A. Green GDP B.Underground economy C.Illegal economy

D. Structual Break E.Recession

3. Apabila surveyor mendata berbagai pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga – rumah tangga

di suatu daerah, ia sedang mengumpulkan data untuk menghitung pendapatan nasional berdasarkan

pendekatan.......

A.Produksi B.Konsumsi C.Pendapatan D. Pengeluaran E.Balas jasa

4. Persoalan yang biasa dibahas dalam makroekonomi adalah....

A. Pengangguran, inflasi, fungsi produksi

B. Tingkat produktivitas, daya saing ekspor, mayoritas pekerjaan

C. Pendapatan nasional, inflasi, dan pengangguran

D. Fungsi konsumsi, karakteristik pasar, upah minimum

E. Kesejahteraan, pendidikan, kesehatan

5. GDP yang telah dikunrangi dengan penysutan disebut

A.FDI B.NFI C.GNP D.Income Perkapita E.NDP

Keseimbangan Pendapatan Nasional


Dalam bagian ini akan dibahas dengan lebih detail mengenai variabel-variabel pendapatan

nasional dan bagaimana masing-masing variabel tersebut mempengaruhi pendapatan nasional. Juga

akan dijelaskan konsep keseimbangan pendapatan dan output nasional, dan bagaimana variael-variabel

tersebut mempengarhi keseimbangan pendapatan nasional dan output nasional. Terdapat juga

penjelasan grafik untuk menggambarkan kondisi keseimbangan tersebut.

I. Komponen pengeluaran aggregat

Setelah kita membahas tentang berbagai cara perhitungan pendapatan aggregat, kini kita akan

membahas bagaimana mengalokasikan pendapatan tersebut diantara berbagai macam kemungkinan

penggunaan. Ada empat pos yang biasa dijadikan acuan untuk pengalokasian pendapatan nasional

yaitu:

1. Konsumsi (C)

Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen rumah tangga. Dibagi ke dalam tiga

subkategori yaitu;

- Nondurable goods adalah barang yang tdak tahan lama, dan habis dalam pemakaian yang relatif

singkat, misalnya pakaian dan makanan

- Durable goods adalah barang yang tahan lama, contohnya mobil dan televisi

- Service/jasa adalah pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh perusahaan atau individu,

contohnya pemeriksaan dokter, dan potong rambut.

2. Investasi (I)

Investasi terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan di masa yang akan datang. Investasi

juga dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Business fixed investment adalah pembelian peralatan oleh perusahaan seperti, mesin, pabrik,

komputer, mobil perusahaan.

b. Residential investment adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga ( baik yang akan

ditinggali oleh pembelinya maupun yang akan disewakan oleh tuan tanah kepada orang lain)

c. Inventory investment adalah pertambahan jumlah stok barang oleh perusahaan (jika inventory

(stok barang) berkurang, inventory investment bertanda negatif)


3. Pengeluaran pemerintah/Government expenditure (G)

Pengeluaran pemerintah adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah, baik pusat maupun

daerah. Dalam kategori ini termasuk peralatan militer, pembangunan infrastruktur, dan gaji pegawai

pemerintah. Dalam kategori ini tidak termasuk transfer uang kepada individu seperti dana jaminan

sosial dan kesejahteraan. Karena transfer pembayaran hanya merelokasi pendapatan dan tidak

digunakan untuk membayar pertukaran barang atau jasa, transfer pembayaran tidak dimasukkan ke

dalam GDP

4. Net Export (export - import)

Net export adalah nilai dari barang dan jasa yang diekspor ke negara lain, dikurangi nilai barang dan

jasa yang diimpor ke dalam negeri. Net export posistif merefleksikan pengeluaran bersih dari luar

negeri atas barang dan jasa kita, yang merupakan pendapatan bersih untuk negara kita. Net export

negatif adalah kebalikannya.

II. Ekuilibrim atau keseimbangan output/pendapatan

Aggregate demand adalah jumlah total barang dan jasa yang diminta dalam suatu

perekonomian. AD dapat dibedakan menjadi demand untuk barang konsumsi, demand untuk barang

investasi, demand yang datang dari pemerintah dan net export sehinga dapat ditulis

AD= C+I+G+NX

Output keseimbangan adalah tingkat keseimbangan saat kuantitas output yang diproduksi sama

dengan kuantitas yang diminta. Sehingga AD=Y= C+I+G+NX

Kita dapat mengetahui tingkat output keseimbangan dan tingkat pendapatan keseimbangan

melalui grafik. Tingkat pendapatan keseimbangan adalah pada saat aggregate demand sama dengan

aggregate output (pendapatan nasional). Garis 45 0 menunjukkan kondisi pada saat aggegate demand

sama dengan aggregate output. Pada tingkat output tersebut pengeluaran yang diencanakan sesuai

dengan jumlah produksi. Pada tingkat pendapatan di bawah Y0, perusahaan mengetahui bahwa

permintaan melebihi output dan inventory berkurang. Dan karenanya perusahaan meningkatkan

produksi. Begitu pula, dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari Y0, perusahaan mengetahui

bahwa permintaan kurang dari output sehinga mereka mengurangi produksi untuk mencegah
bertumpuknya inventory. Titik A0 pada kurva pengeluaran aggregate demand menggambarkan tingkat

pengeluaran otonom yaitu pengeluaran yang dilakukan pada saat tingkat pendapatannya nol.

AD
Y

AD

Co +bY

A0

C0

450
Y
Yo

Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor

Menggunakan Pendekatan Keynes:

• Perekonomian dua sektor terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan

• Hubungan Pendapatan (Y atau Yd) dan konsumsi (C):

- jika pendapatan (Yd = 0 ) maka untuk konsumsi, rumah tangga mengambil saving

masa lalu

- jika pendapatan (Yd) naik maka konsumsi (C) dan tabungan atau saving (S) naik

• Fungsi konsumsi : C = a + bYd

dimana Yd = Disposable Income

a = konstanta
b = MPC (Marginal Propensity to Consume) atau

kecenderungan mengkonsumsi

• MPC yaitu tambahan konsumsi akibat adanya tambahan pendapatan atau

b atau MPC = DC / DYd

• APC = Average Propensity to Consume atau kecenderungan

mengkonsumsi rata-rata

APC = C / Yd

 Fungsi tabungan: S = -a + (1-b)Yd

dimana S = Saving

-a = konstanta

1-b= Marginal Propensity to Save (MPS) atau kecenderungan menabung

• MPS yaitu tambahan menabung akibat adanya tambahan pendapatan atau

MPS = DS / DYd

• APS = Average Propensity to Save = S / Yd

• Hubungan MPC dan MPS , APC dan APS:

- MPC + MPS = 1

- APC + APS = 1

• Keseimbangan pendapatan nasional ditinjau dari saving dan investement yaitu apabila

saving=investment (S = I )

• Keseimbangan pendapatan nasional ditinjau dari pengeluaran yaitu apabila Y=C+I

• Multiplier Effect

k=1/(1-b)

Model Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Perekonomian 3 Sektor


Perekonomian 3 sektor terdiri dari RTK, perusahaan dan pemerintah

• Agregat Expenditure (AE) = C + I + G

• Keseimbangan pendapatan nasional ditinjau dari aliran pengeluaran = Y = C+I+G

• Keseimbangan pendapatan nasional ditinjau dari aliran pendapatan= Y = C+S+T

• Keseimbangan pendapatan nasional : C+I+G = C+S+T atau I+G =S+T

• S+T = Pendapatan yang tidak dikonsumsi merupakan bocoran pendapatan (leakage)

• I+G = pembelanjaan barang akhir yang tidak dikonsumsi merupakan suntikan pendapatan

( injection)

Jenis – jenis pajak:

1.Pajak langsung pajak yang dipungut dari wajib pajak (contoh pajak penghasilan)

2.Pajak tidak langsung pajak yang bebannya bisa dipindahkan ke pihak lain (contoh pajak impor,

pajak penjualan)
Bentuk-bentuk pajak pendapatan

1. Pajak regresif: persentase pungutan pajak menurun jika pendapatan meningkat

2. Pajak proporsional: persentase pungutan pajak tetap pada berbagai tingkat pendapatan

3. Pajak progresif: persentase pungutan pajak meningkat jika pendapatan meningkat

Perhitungan keseimbangan pendapatan nasional

- Yd =Y –T

- Keseimbangan tercapai jika : Y=C+I+G atau Y = C+S+T atau I+G=S+T

- Jika ada pajak berjumlah tetap (lump sum tax) maka :

Y = C+I+G

=a+b(Y-T) +I +G

=a+bY-bT + I + G

Y-bY =a-bT+I+G

Y(1-b) = a-bT +I+G

.. Y = (1/(1-b)) (a-bT +I+G)

Multiplier : 1 / (1-b) merupakan rumus multiplier apabila pajak bersifat lump sum

- Jika ada DG (G naik) maka DY = k . DG

- Jika ada DT (T naik) maka DY = k . (-bDT)

- Jika ada DT (T turun) maka DY = k . (bDT)

Jika ada pajak proporsional: tY

Y = C+I+G

= a+b(Y-tY)+I+G

= a+bY-btY +I+G

Y-bY +btY = a+I+G

Y(1-b+bt) = a+I+G

Y = ( 1 / (1-b+bt)) (a+I+G)

Multiplier : 1 / (1-b+bt)
- Jika ada DT (t naik) maka DY = k . (-bDtY)

- Jika ada DT (t turun) maka DY = k . (bDtY)

Keseimbangan Pendapatan dalam Perekonomian Terbuka (4 sektor)

Y = C + I + G + X –M

Dimana M= M + mY

Y =C+I+G + X –M

Y =a+bY+I+G+X-M-mY

Y-bY+mY =a+I+G+X-M

Y(1-b+m) =a+I+G+X-M

Y =(1/1-b+m)(a+I+G+X-M)

k=(1/1-b+m)=multiplier

Anda mungkin juga menyukai