TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Neonatus
a. Pengertian
sesudah lahir. Neonatus dini berusia 0-7 hari dan Neonatus lanjut berusia
7-28 hari. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
1) Pernafasan
40 kali per menit ketika bayi dalam keadaan tidur. Frekuensi respirasi
2) Suhu
lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah, suhu
10
3) Kulit
sedikit sianosis pada kaki dan tangan selama 24 jam pertama (Farrer,
2010).
4) Urine
pertama. Urine sering disekresikan pada saat lahir dan kejadian ini
terjadi dengan sering yaitu sekitar 10-12 kali per hari. Mungkin urine
2010).
5) Feses
hari ke 2-3. Pada hari ke-4 sampai hari ke-5 warna tinja menjadi
6) Tali pusat
Pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur
6-7 hari. Bila tali pusat puput (lepas) maka setiap sesudah mandi tali
membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan daerah
7) Refleks
adalah:
segera membersihkan jalan nafas. Bila bayi setelah 1 menit tidak bisa
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
tetap hangat.
4) Memberi vitamin K
maka semua bayi baru lahir normal diberi vitamin K per parenteral
1) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Adalah bayi baru lahir dengan
penyakit.
4) Cacat bawaan adalah cacat yang dibawa sejak lahir, cacat sejak dalam
kandungan.
1) Faktor Bayi
a) Tetanus Neonatorum
dan fatal yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang dari 28
2009).
c) Asfiksia Neonatorum
lahir dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur,
d) Sepsis Neonatorum
25% bayi dengan BBLR meninggal pada saat baru lahir dan 50%
f) Kelainan Kongenital
2) Faktor Ibu
a) Umur Ibu
ibu yang berusia <18 tahun dan yang berusia > 35 tahun (Kozuci,
2013).
kelahiran prematur, dan IUGR lebih tinggi terjadi pada ibu yang
(Baser, 2013).
anak yang lebih banyak. Ibu yang melahirkan dengan umur di atas
b) Paritas
sekali, atau wanita yang belum pernah melahirkan bayi hidup) dan
berusia < 18 tahun serta ibu yang memiliki paritas > 3 dan berusia
c) Komplikasi Obstetrik
a. Pengertian
surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang
dalam paru. RDS dikatakan sebagai hyalin membrane diseaser (Suriadi &
Yulianni, 2010).
paru dengan unit pernapasan yang kecil dan sulit mengembang dan tidak
distress syndrome adalah suatu bentuk gagal nafas yang ditandai dengan
yang terdiri atas dispnea, frekuensi pernafasan yang lebih dari 60 kali
pulmonal (zat aktif alveoli yang dapat mencegah kolaps paru dan mampu
konus dan diliputi oleh pleura viseralis. Paru-paru terbenam bebas dalam
lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan fisura
hidup bayi baru lahir sebelum usia24 minggu yang disebabkan oleh
alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang
parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar
sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Pada bayi yang
rongga dada dapat menderita paru- paru basah dalam jangka waktu lebih
lama. Dengan sisa cairan di dalam paru –paru dikeluarkan dari paru dan
diserap oleh pembulu limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan
Yulianni, 2010).
c. Etiologi
3) Membran hialin berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap
oleh makrofag.
5) Adanya kelainan di dalam dan di luar paru. Kelainan dalam paru yang
d. Patofisiologi
menyebabkan desquamasi dari epithel sel alveoli type II. Dilatasi duktus
mulai dibentuk pada 36- 72 jam setelah lahir. Proses penyembuhan ini
adalah komplek; pada bayi yang immatur dan mengalami sakit yang
berat dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan chorioamnionitis sering
Yulianni, 2010).
e. Manifestasi klinis
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat maturitas paru. Semakin rendah berat badan dan
timbul yaitu adanya sesak nafas pada bayi prematur segera setelah lahir,
grunting, retraksi dinding dada, dan sianosis, dan gejala menetap dalam
udara.
udara lebih luas. keempat, seluruh thorax sangat opaque (white lung)
Tanda dan gejala yang muncul dari RDS adalah: pernapasan cepat,
pusat
f. Komplikasi
1) Kebocoran alveoli
menetap.
masa gestasi.
5) Retinopathy premature
g. Pemeriksaan Penunjang
a) Tes Biokimia
b) Test Biofisika
3) Radiografi Thoraks
yang adekuat
h. Penatalaksanaan
1) Ventilasi Mekanis
oxygen) yang minimal, serta tekanan ventilator atau volume tidal yang
minimal.
2) Terapi surfaktan
surfaktan sintetis dan surfaktan natural yang berasal dari ekstrak paru-
paru sapi atau dari bilas paru-paru domba atau babi. Surfaktan dapat
Ambarwati, 2014).
lain-lain.
suhu.
1) Kehamilan ganda
lebih, sehingga sebagian besar bayi yang lahir kembar baik gemelli,
lebih besar.
2) Asfiksia
bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir atau
Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau
2011).
akibatnya terjadi gawat janin. Selain itu juga akibat penurunan aliran
darah dan oksigen melalui tali pusat ke bayi, sehingga bayi mungkin
3) Usia Kehamilan
kegawatan nafas terjadi pada bayi <38 minggu, yaitu pada usia
Pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan <38 minggu, maka
sangat jarang pada bayi yang lahir aterm atau 40 minggu (Cloherty,
2008). Clair, et al., (2008) menjelaskan bahwa pada bayi tanpa RDS,
4) Paritas
melahirkan bayi prematur dan 5,2% dengan kondisi berat badan lahir
rendah.
uteri yang kronik seperti hipertensi pada ibu atau toksemia, ketuban
janin.
untuk terjadi gawat nafas seperti asfiksia dan TTN. Selain itu pada pre
pada dinding dada dan jalan nafas tidak ada rangsangan oleh kompresi
lambung.
B. Kerangka Teori
Neonatus
Etiologi RDS
a. Ketidakmampuan paru untuk
mengembang
Kematian Neonatus b. Alveoli masih kecil
c. Membran hialin berisi debris
d. Berat badan bayi lahir
e. Adanya kelainan di dalam dan
di luar paru
Faktor-Faktor Penyebab Kematian f. Bayi prematur
Neonatus:
1. Faktor Bayi
a. Tetanus Neonatorum
b. Sindrom Gawat Napas Respiratory Distress Syndrome
(Respiratory Distress
Syndrome)
c. Asfiksia Neonatoru
d. Sepsis Neonatorum Faktor Risiko Respiratory Distress
e. Berat Badan Lahir Syndrome
f. Kelainan Kongenital 1. Kehamilan ganda
2. Faktor Ibu 2. Asfiksia
a. Umur Ibu 3. Usia Kehamilan
b. Paritas 4. Paritas
c. Komplikasi Obstetrik 5. Hipertensi pada ibu
C. Kerangka Konsep
pustaka. Kerangka konsep menurut teori, dalil atau konsep-konsep yang akan
Etiologi RDS
a. Ketidakmampuan paru untuk
mengembang
b. Alveoli masih kecil
c. Membran hialin berisi debris
d. Berat badan bayi lahir
e. Adanya kelainan di dalam
dan di luar paru
f. Bayi prematur
= diteliti
= tidak diteliti
= arah penelitian
D. Hipotesis
patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
atau salah, bisa diterima bisa ditolak (Notoatmodjo, 2012). Adapun hipotesa
dalam penelitian ini adalah ada hubungan asfiksia, usia kehamilan, paritas dan