Kelompok 1
Kelompok 1
KELOMPOK 1
FitriShoufia I1D109203
Daniel Guruh I1D109208
Sella Puteri Ariza I1D109208
WidamayantiCahyani I1D109209
AzharyRamadhan I1D109212
Amalia Aprinda I1D109216
M. DzulkhaidirZailani I1D109222
Nida Ul Azkiya I1D109223
NorlaylaSarifah I1D109225
Noor Aina I1D109229
Heriyadi I1D109231
RizkiAmalia I1D109237
Tutor :
drg. BayuIndraSukmana
Dosen Pakar :
drg. Irnamanda
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah
selesainya makalah ini, diharapkan dapat menjadi referensi baik pada institusi
penyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
Fakultas yang telah memfasilitasi tutorial sehingga terlaksana dengan baik dan lancar.
kajian dalam makalah, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
lokasi abses (abses gingiva, abses periodontal dan abses perikoronal), berdasarkan
jalannya lesi (abses periodontal akut dan abses periodontal kronis) dan
paling sering terjadi.Etiologi terjadinya abses periodontal dapat dibagi atas dua
yaitu abses yang berhubungan dengan periodontitis dan yang tidak berhubungan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai hasil dari Belajar Berdasarkan
Masalah (BBM) dan kuliah pakar.
BAB II
ISI
2010).
Etiologi dari abses periodontal disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang
Sedangkan factor-faktor yang menjadi predisposisi dari kasus ini adalah sebagai
berikut :
host juga dapat membuat lumen poket tidak efisien untuk mengalirkan
peningkatan supurasi.
• Setelah prosedur scalling dimana kalkulus keluar dan menekan jaringan lunak.
• Infeksi dari benda asing seperti dental floss, tulang ikan atau penyebab lain
2.3. Epidemilogi
Prevalensi dari abses periodontal relative tinggi, yang sering menjadi alasan
seseorang pergi ke dokter gigi.Periodontal abses adalah nomor tiga yang paling sering
terjadi dalam kegawatdaruratan gigi setelah infeksi pulpa dan pericoronitis. Diantara
Abses periodontal akut berkembang dalam waktu yang singkat dan bertahan
menggambarkan rasa sakit yang tiba- tiba pada gigi sakit menusuk dan
berdenyut.Gingival menjadi merah, bengkak dan lunak.Pada fase awal, tidak terdapat
2.4. Klasifikasi
a. Berdasarkan Etiologi
al., 2011).
Non-Periodontitis Related Abscess
Ketika infeksi akut berasal dari sumber yang lain. Misalnya, karena adanya
beberapa hari hingga seminggu.Abses yang akut sering muncul disertai rasa sakit
pada saat menggigit dan berdenyut pada gigi dimana pasien cenderung untuk
tidak ada fluktuasi ataupun keluarnya pus, tetapi seiring perjalanan penyakitnya,
pus dan kotoran dari crevice gingiva akan tampak. Mungkin juga akan disertai
Kondisi ini berlangsung lama dan berkembang perlahan.Pada fase kronis, rasa
akan terasa sakit pada saat mengunyah dan terkadang goyang. Pus mungkin akan
keluar dari celah gingiva atau dari sinus pada mukosa gigi yang terkena. Rasa
c. Berdasarkan Jumlahnya
Abses Tunggal
Abses Multipel
Abses berada lebih dari satu gigi (Patel, et al., 2011).
Timbulnya simtom sering kali mendadak disertai dengan sakit waktu menggigit
dan sakit berdenyut-denyut yang hebat.Gigi yang bersangkutan terasa meninggi dan
goyang.Gingival di atasnya memerah, bengkak, dan nyeri tetapi pada mulanya tidak
terlihat fluktuasi atau aliran nanah.terlihat adanya pembesaran glandula limfa yang
periodontal bila simtom mulai reda atau nanah mengalir melalui tulang untuk
jaringan lunak sakit yang hebat akan reda dan abses akan muncul berupa
pembengkakan merah, mengkilat dan sangat nyeri di atas daerah alveolus. Abses ini
biasanya menonjol dan akan pecah mengeluarkan nanah, bila tidak, inflamasi dapat
sering terjadi bila daya tahan tubuh pasien rendah. Bila abses terletak pada rahang
atas, tergantung pada gigi yang terserang, bibir, pipi, bagian samping hidung atau
daerah infra orbital dan kelopak mata bawah akan membengkak (Manson, 2012).
2.6. Patogenesis
perangsang koloni monosit (M-CSF). Kombinasi antara TNF, IL-1, dan faktor
perangsang koloni merupakan mekanisme umpan balik yang kuat yang dimulai
dengan peradangan jaringan. Bila neutrofil dan makrofag menelan sejumlah besar
jaringan nekrotik dan bakteri, pada dasarnya semua netrofil dan sebagian magrofag
akan mati. Sesudah beberapa hari di dalam jaringan yang meradang akan terbentuk
kelenjar yang mengandung rongga berisi jaringan nekrotik, neotrofil mati, makrofag
mati, dan cairan jaringan. Campuran ini akan membentuk pus autolisis dalam
beberapa hari diabsorbsi dalam jaringan sekitarnya dan cairan limpe hingga
a. Pemeriksaan Umum
sistemik, kompetensi dari sistem kekebalan tubuh, usia yang lanjut, dan
kelelahan.
b. Pemeriksaan Ektra Oral
a. Radiografi
Ada beberapa teknik radiografi gigi yang tersedia (periapikals, bitewings dan
OPG) yang bisa menunjukkan adanya tampilan normal dari tulang interdental atau
kehilangan tulang yang jelas melibatkan sebagian besar kasus yang terkena.
Radiografi intra oral, seperti periapikal dan bitewing vertikal, digunakan untuk
mengukur kehilangan tulang marginal dan kondisi perapical gigi yang terlibat (Patel,
et al., 2011).
b. TesVitalitasPulpa
Tes vitalitas pulpa seperti tes termal atau elektrik dapat digunakan untuk
c. Tes Mikroba
Sampel nanah dari sinus/abses atau kotoran yang dihasilkan dari sulkus gingiva
d. Temuan Lab
Tes laboratorium juga dapat digunakan untuk memastikan diagnose. Peninggian
jumlah leukosit darah dan penigkatan neutrophil darah dan monosit mungkin
mengarah pada respon inflamasi tubuh terhadapt racun bakteri dalam abses
e. Lainnya
puasaatauglikosilasitingkathemoglobindiharuskanuntuk
2.8. Pencegahan
a. Memelihara dan menjaga kondisi sistemik seperti pada pasien diabetes dapat
d. Pembersihan karang gigi dengan tepat dan bersih tanpa meninggalkan plak atau
e. Menggunakan peralatan gosok gigi yang lembut tanpa harus melukai gingival,
misalnya bulut sikat yang tidak mengiritasi jaringan pendukung (Richard, 1996).
2.9. Diagnosa Banding
poket periodontal.
Lesi Endo-Perio
Adanya poket yang dalam.
1. Tindakan Lokal
i. Drainase
Manajemen pasien dengan abses peridonal dapat dibagi menjadi tiga stage,
i. Immediate Management
i. Immediate Management
mengancam jiwa dimana mengarah dan menyebar kepada infeksi pada region
tingkat keparahan infeksi dan gejala, pemeriksaan klinis dan initial therapy
Biasanya diberikan untuk manajemen dari abses akut tanpa kelainan sistemik
atau lesi residu setelah pengobatan toksisitas sistemik dan abses periodontal
- Jika berupa lesi kecil dan memiliki akses yang baik, maka scaling dan kuretase
- Jika berupa lesi yang besar dan drainase tidak dapat …., maka scaling/kuretase
dan tindakan pembedahan ditunda hingga tnda-tanda klinis telah diatasi pasca
terapi antibiotik.
- Abses diisolasi.
- Aplikasikan topikal anastesi + lokal anastesi ( di sekitar abses)
- Dengan menggunakan Blade A# 15/ #11, di insisi secara vertikal dari bagian
Terapi ini untuk menembalikan fungsi dan estetik sehingga pasien dapat menjaga
2.11. Prognosis
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
jaringan periodonsium dimana disebabkan oleh suatu infeksi bakteri dalam rongga
melakukan drainase pada area infeksi dimana klinisi mengeluarkan pus dari
tempatnya.
3.2. Saran
Patel PV, Kumar G., Patel A..Periodontal Abscess : A Review. Journal of Clinical
and Diagnosis Research. 2011. Apr, Vol-5(2):404-409.
Manson, J.D., B.M. Eley. 2012. Buku Ajar Peridonti. Edisi 2.Jakarta : Hipokrates.