Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3

MINASATENE PADA OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DENGAN


MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KATBAR

ISNI

Abstrak : penelitian ini menggunakan alat peraga KATBAR ( KArTu


aljaBAR) untuk membantu siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene
yang mengalami kesulitan belajar pada konsep penjumlahan,
pengurangan, perkalian bentuk aljabar. Sabjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada semester ganjil tahun
pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 29 orang. Siklus I dilakukan
2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali tes, dan siklus II juga dilakukan
2 pertemuan tatap muka, dan 1 kali tes. Penelitian ini menggunaklan
analisis data kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan tes hasil belajar, observasi aktivitas
siswa,observasi kemampuan guru melaksanakan tindakan dan angket
untuk mengetahui Respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1) Skor rata-rata hasil belajar matematika pada siklus I sebesar 65,95
berada pada kategori “tinggi” dengan standar deviasi 15,1. Sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan serbesar 12,8 dengan skor rata-
rata hasil belajar 78,25 berada pada kategori “tinggi”. (2) Ketuntasan
belajar juga mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 29 siswa
sebanyak 16 siswa atau 55,17 % mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan pada siklus II sebanyak 27 siswa atau 93,10 % mencapai
ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal tercapai. (3) terjadi
peningkatan aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru, keaktifan
dalam kelompok, menjawab atau merespon pertanyaan, mempresen-
tasikan hasil diskusi, siswa yang membantu teman dalam belajar dan
mengerjakan soal latihan dengan mandiri, sedangkan siswa yang
melakukan aktifitas lain pada saat pembelajaran semakin berkurang.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan konsep
operasi bentuk aljabar dengan menggunakan alat peraga KATBAR dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene.

Kata Kunci : Alat peraga KATBAR, hasil belajar siswa,aktivitas siswa, operasi
aljabar

Pendahuluan

Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang


dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias
mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan
respon dan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar
informasi dan saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua
proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan.

1
Sebenarnya setiap guru telah berusaha menciptakan pembelajaran
agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi
kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah, dan
mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat
meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal.

Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan


dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba,
mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya. Pelajaran tidak
hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan
belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terjadi


interaksi edukatif antara guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode,
dan media. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh penggunaan
metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran
yang dipilih dan disiapkan secara teliti dapat memenuhi tujuan
pembelajaran, yaitu : memotivasi peserta didik, melibatkan siswa dalam
pengalaman belajar yang bermakna, melaksanakan pembelajaran
individual, menjelaskan dan menggambarkan materi pelajaran dan
ketrampilan kinerja, serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis
kinerja individual dan perilaku.

Sebelum suatu metode pengajaran diterapkan, terlebih dahulu


harus dipertimbangkan keefektifan, keefisienan, dan kecocokan dengan
materi yang diberikan. Penggunaan metode mengajar yang tepat
merupakan suatu alternatif dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran.
Setiap guru sebaiknya mengembangkan metode mengajar yang tepat guna
mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Intake siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu
yang dimiliki serta keadaan sosial ekonominya juga menjadi pertimbangan
khusus.

Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup


sulit bagi siswa, bahkan menjadi mata pelajaran yang menjadi momok bagi
beberapa siswa. Kenyataan seperti ini berdampak negatif bagi prestasi atau
hasil belajar siswa. Adanya bukti dari hasil evaluasi pelajaran matematika
tiap semester maupun ujian akhir masih sering di bawah standar mata

2
pelajaran lain. Upaya dalam mengatasi keadaan ini adalah mengajak siswa
untuk memahami pelajaran yang diberikan dan tidak merasa terbebani jika
belajar matematika, memiliki semangat untuk belajar matematika serta
menanamkan dalam diri siswa bahwa matematika bukan pelajaran yang
sulit.

Sebagian besar siswa SMP Negeri 3 Minasatene masih


menganggap bahwa pelajaran matematika susah, membosankan sehingga
beberapa diantara mereka hanya datang, duduk dan mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru. Mereka masih membawa kebiasaannya dari
SD yang masih banyak bermain ketimbang serius memperhatikan pelajaran
yang diberikan oleh gurunya, terlebih lagi jika Sang Guru lebih banyak
menerapkan metode pembelajaran konvensional.

Pembelajaran matematika, khususnya di kelas VIII A SMP Negeri


3 Minasatene dengan materi Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar, masih
ditemukan kendala yang serius, seperti kurangnya kemampuan siswa
dalam melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, dan operasi bentuk
aljabar bentuk aljabar. Hal ini dikarenakan rendahnya pemahaman siswa
terhadap materi aljabar yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1) lemahnya siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dan pecahan yang
telah dipelajari pada materi sebelumnya, 2) pelaksanaan pembelajaran
tidak kontekstual sehingga siswa kurang dapat memaknai hakikat simbol-
simbol aljabar dan makna dari operasinya, 3) kurang tepat dalam memilih
dan mengelola media pembelajaran yang sesuai.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mengadakan


penelitian tindakan kelas dalam sub pokok bahasan tersebut dengan cara
melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KatBar

Melihat permasalahan diatas maka penulis mencoba mengadakan


penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A SMP
Negeri 3 Minasatene pada Operasi Hitung Bentuk Aljabar dengan
Menggunakan Alat Peraga KatBar”.

3
Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika sebagai wujud tercapainya tujuan


pengajaran matematika.perubahan tingkah laku adalah tujuan yang ingin
dicapai dari setiap aktivitas belajar, maka perubaha tingkah laku dapat
menjadi salah satu indikator sebagai pedoman untuk mengetahui kemajuan
siswa dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah, kemudian untuk
mengetahui kemajuan berupa penguasaan dari siswa terhadap bidang studi
tertentu, maka dilakukan evaluasi atau penilaian dengan memberikan tes.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, “hasil” diartikan sebagai
sesuatu yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan
sebelumnya. (Poerwadarminta, 1984), selanjutnya dikemukakan oleh Bahri
(1994) bahwa :
“Hasil adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun secara
berkelompok. Hasil tersebut tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Hanya dengan keuletan
dan optimisme dari yang dapat membantu untuk mencapainya, oleh
karena itu wajarlah pencapaian hasil yang optimal harus dengan jalan
keuletan.”
Selanjutnya menurut Abdul Azis, (2012) bahwa hasil belajar
matematika adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan
pelajaran matematika setelah memperolah pengalaman belajar matematika
dalam suatu kurung waktu tertentu.
Menurut (Sardiman ,2001:172) Langkah-langkah yang harus
dilakukan guru untuk menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data hasil belajar siswa :
1) Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran
berlangsung.
2) Pada akhir pelajaran
b. Menganalisa data hasil belajar siswa. Dengan langkah ini guru
akan mengetahui :
1). Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.
2). Keberhasilan atau tidaknya dalam belajar.

4
c. Menggunakan data hasil belajar siswa, dalam hal ini menyangkut :
1) Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu
diketahui guru.
2) Adanya feed back itu maka guru akan menganalisa dengan
tepat follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.
Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar pada
penguasaan bahan pelajaran matematika dalam kurang waktu tertentu.

Alat Peraga Matematika

Alat peraga sangat berguna untuk menanamkan konsep atau


melatih ketrampilan konsep. Semua bermuara untuk mencapai kompetensi
yang akan dicapai. Seperti yang diungkapkan Didi Suryadi (1998: 7.5),
bahwa media ataupun alat peraga mempunyai tiga peranan yaitu :

(1) Untuk membantu proses pemahaman konsep


(2) Untuk membantu menguatkan daya ingat siswa tentang konsep
yang dipelajari
(3) Untuk meningkatkan minat serta apresiasi siswa terhadap konsep
yang dipelajari khususnya serta terhadap matematika pada
umumya.
Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung
atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari .Alat peraga adalah
alat bantu, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar di kelas yang bersifat kongkrit.
Pemilihan alat peraga untuk belajar dan mengajar sangat penting
peranannya, karena itu patut diadakan dan dimanfaatkan. Penggunaan alat
peraga yang tepat akan melipat gandakan hasil belajar dan membuat
proses belajar menjadi menarik dan menyenangkan.
Dalam arti luas media pembelajaran adalah sarana pembelajaran
bergerak yang digunakan secara tidak langsung dan pelengkap penyajian
bahan pelajaran. Arti sempit media pembelajaran adalah sarana
pembelajaran sebagai perantara dengan menggunakan alat penampil baik
dengan suara atau tidak, diam atau bergerak untuk mempertinggi
efektifitas dan efisiensi didalam mencapai tujuan pembelajaran.

5
Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Alat peraga adalah
suatu sarana atau media pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan kulitas mengajar guru, dan dalam penggunaannya
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian alat peraga
sebagai media mempunyai arti yang sangat penting dalam pembelajaran
matematika terutama untuk lebih menjelaskan masalah-masalah komplek
pada peserta didik serta memusatkan perhatian mereka.

KatBar
KatBar adalah istilah untuk KATBAR. KATBAR yang dipergunakan
dalam penelitian ini merupakan model geometri yang digunakan untuk
mengkonkritkan pengertian variabel dan konstanta dalam aljabar yang
bersifat konsep abstrak. Merupakan model geometri karena alat ini berupa
kartu yang berbentuk bangun geometri, yaitu: persegi dan persegipanjang,
dan penggunaan alat ini juga mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam
geometri, yaitu konsep panjang, lebar dan luas.

Alat peraga KATBAR terdiri dari 3 jenis kartu, yaitu:

X2 X 1

-X2 -X -1

Ketentuan

= 0 = 0 = 0

1. Kartu satuan, berupa persegi dengan panjang sisinya satu satuan

panjang atau dengan 1 cm x 1 cm. Pada kartu satuan ini ada dua jenis,

yaitu yang berwarna menunjukkan positif satu (1) dan tidak berwarna

(putih) menunjukkan negatif satu (-1).

6
2. Kartu x, berupa persegi panjang dengan ukuran 2 cm x 1 cm. Pada kartu

ini juga menggunakan dua jenis yaitu yang berwarna menunjukkan

positif x (x) dan tidak berwarna (putih) menunjukkan negatif x (-x).

3. Kartu x2, berupa persegi dengan panjang sisi 2 cm. Pada kartu ini juga

menggunakan dua jenis warna, yaitu berwarna menunjukkan positif x2

(x2) dan tidak berwarna (putih) menunjukkan negatif x2 (-x2).

Berikut ini contoh penggunakan KATBAR dalam penyajian materi Operasi

Hitung pada Bentuk Aljabar :

Soal 1. Sederhanakanlah bentuk 2x - 3 – 3x + 1 dengan menggunakan

KATBAR !

Pembahasan :

Bentuk 2x - 3 – 3x + 1 dapat dimodelkan sebagai berikut :

2x –3 – 3x 1

Model tersebut di atas dapat disederhanakan dengancara mengelompokkan

model-model sejenis. Jika pada pengelompokan itu terdapat pasangan nol,

maka semua pasangan nol yang ada dihapus.

Pasangan nol Pasangan nol Pasangan nol


DIHAPUS DIHAPUS DIHAPUS

7
Yang tinggal hanya atau –x–2

Jadi bentuk sederhan dari 2x - 3 – 3x + 1 adalah – x – 2.

Soal 2. Tentukan hasil dari (x + 2)(x – 3) !

Pembahasan :

Langkah I :

Bentuk (x + 2)(x – 3) dapat dimodelkan sebagai persegi panjang dengan


panjang (x + 2) dan lebarnya (x – 3) sebagai berikut :

x 1 1
x

–1
–1
–1
Langkah II :

Lengkapi kartu sehingga membentuk persegi panjang.


x 1 1
x

Pasangan nol
–1 DIHAPUS
–1
–1 :
Hasilnya adalah x2 – x – 6
x

8
Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action


Research) dengan empat tahapan pelaksanaan meliputi : (a). perencanaan
tindakan, (b). pelaksanaan tindakan, (c). pengamatan (observasi) dan (d).
refleksi. Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 3 Minasatene dengan
subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII A dengan jumlah siswa 29 orang
yang terdiri atas 14 orang laki – laki dan 15 orang perempuan pada
semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Perencanaan Tindakan

Penelitian tindakan ini di rencanakan terdiri atas dua siklus. Kedua


siklus ini merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya
pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dan perbaikan berdasarkan
refleksi dari siklus I. Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan tatap
muka dan 1 kali untuk tes, sedangkan siklus II dilaksanakan 2 kali
pertemuan tatap muka dan 1 kali untuk tes. Perencanaan : Merencanakan
pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran untuk setiap pertemuan, membuat pedoman observasi untuk
melihat bagaimana kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas
berlangsung, menyiapkan contoh alat peraga yang akan di gunakan
kemudian meminta siswa membuat sendiri alat peraga secara berkelompok.

Observasi dan Evaluasi

Selama tindakan siklus I dan siklus II berlangsung, guru dan kolaboran


melakukan observasi Mendokumentasikan pengaruh tindakan yang diberikan
selama pembelajaran berupa pengamatan terhadap kondisi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung

Hasil Tes Akhir Siklus I

Rangkuman statistik tes hasil belajar matematika siklus I adalah


sebagai berikut

9
Tabel 1. Statistik Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri
3 Minasatene pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik


Subjek 29
Nilai Ideal 100
Nilai Tertinggi 87,5
Nilai Terendah 42,5
Rentang Nilai 45
Nilai Rata-rata 65,95
Standar Deviasi 15,1

Jika nilai hasil belajar siswa di atas dikelompokkan dalam lima kategori,
maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel
berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuansi dan Proporsi Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada Siklus I

Persentase
No. Nilai Kategori Frekuensi
(%)
1. 0 - 34 Sangat rendah 0 0
2. 35 - 54 Rendah 7 24,14
3. 55 - 64 Sedang 6 20,69
4. 65 - 84 Tinggi 10 34,48
5. 85 - 100 Sangat Tinggi 6 20,69
Jumlah 29 100

Setelah digunakan ketagorisasi pada Tabel 2 terlihat bahwa dari 29


orang siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene yang dijadikan subjek
penelitian, diperoleh bahwa pada umumnya siswa berada pada kategori tinggi
dengan persentase 34,48 %, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori
sangat rendah. Apabila hasil belajar pada siklus I dianalisis maka persentase
ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga KATBAR dapat dilihat pada tabel berikut.

10
Tabel 3. Deskripsi ketuntasan belajar siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3
Minasatene pada Siklus I

Persentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)

0 – 64 Tidak Tuntas 13 44,83

65 – 100 Tuntas 16 55,17

Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara


klasikal (dengan nilai KKM 65) adalah 55,17 %, yaitu 16 orang dari 29 orang
siswa di Kelas VIII A telah mencapai ketuntasan belajar individual, sedangkan
13 siswa yang lain belum tuntas.

Hasil Tes Akhir Siklus II


Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 78,25 dengan rentang nilai 38,4. Nilai diperoleh tersebar dengan nilai
tertinggi 100 nilai terendah 61,6. Data nilai hasil tes dan analisis selengkapnya
bisa dilihat pada tabel berikut.

TABEL 4. Statistik Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP
Negeri 3 Minasatene pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik


Subjek 29
Nilai Ideal 100
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 61,6
Rentang Nilai 38,4
Nilai Rata-rata 78,25
Standar Deviasi 12,1

Jika nilai hasil belajar siswa di atas dikelompokkan dalam lima kategori,
maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel
berikut :

11
TABEL 5. Distribusi Frekuansi dan Proporsi Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada Siklus II

Persentase
No. Nilai Kategori Frekuensi
(%)
1. 0 - 34 Sangat rendah - -
2. 35 - 54 Rendah - -
3. 55 - 64 Sedang 2 6,90
4. 65 - 84 Tinggi 18 62,07
5. 85 - 100 Sangat Tinggi 9 31,03
Jumlah 29 100

Setelah digunakan ketagorisasi pada Tabel 5 terlihat bahwa dari 29


orang siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatenen yang dijadikan subjek
penelitian, diperoleh bahwa pada umumnya siswa berada pada kategori tinggi
dengan persentase 62,07 % mengalami peningkatan dari siklus I sekitar
37,93 %, dan sudah tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah dan
sangat rendah. Apabila hasil belajar pada siklus I dianalisis maka persentase
ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga KATBAR dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Deskripsi ketuntasan belajar siswa Kelas VIII A SMP Negeri Minasatene
pada Siklus II

Persentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)

0 – 64 Tidak Tuntas 2 6.90

65 - 100 Tuntas 27 93,10

Dari tabel 6 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal


93,10 %, yaitu 27 orang dari 29 orang siswa di Kelas VIII A SMP Negeri 3
Minasatene telah mencapai ketuntasan belajar individual, sedangkan 2 siswa
yang lain belum tuntas.

Berdasarkan beberapa tabel diatas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar


yang dilaksanakan dalam dua siklus mengalami peningkatan dari nilai rata-rata

12
dan jumlah siswa yang tuntas. Hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3
Minasatene melalui pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KatBar.

perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran

Data tentang sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika


dengan menggunakan alat peraga , diperoleh melalui lembar partisipasi
yang ditulis siswa. Adapun deskripsi tentang sikap siswa selama mengikuti
pembelajaran pada siklus I dan siklus II ditunjukkan dalam tabel 7 berikut:

TABEL 7. Lembar Partisipasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan


Siklus II

Siklus I Siklus II
Indikator yang Pert Pert
NO Mean Persen Mean Persen
di amati ke- ke-
 (%)  (%)
1 2 1 2
Siswa yang hadir
pada saat proses
1.
pembelajaran 27 29 28 96,55 29 29 29 100

Siswa yang memiliki


kelengkapan alat
2.
pelajaran. 15 23 19 65,52 28 29 28,5 98,28

Siswa yang aktif pada


3. saat pembelajaran 15 20 17,5 60,34 26 27 26,5 91,38

Siswa yang aktif


4. bekerjasana dalam 18 27 22,5 77,59 20 28 24 82,76
kelompok

Siswa yang
memperhatikan guru
5. dan mencatat pada
saat pembelajaran 17 26 21,5 74,14 26 27 26,5 91,38

13
Siswa aktif menger-
jakan/menyelesaiakn
6. tugas-tugas belajar
pada LKS 21 18 19,5 67,24 25 26 25,5 87,93

Siswa yang memberi


respon pada saat
diajukan pertanyaan
7.
tentang materi
6 12 9 31,03 15 25 20 68,97
pelajaran

Siswa yang menerima


tanggapan atau
8.
masukan dari 12 18 15 51,72 20 22 21 72,41
kelompok lain

Siswa yang mencatat


hasil keputusan
9.
(kesimpulan kelas) 19 25 22 75,86 25 25 25 86,21

Siswa yang
mengerjakan latihan
10.
mandiri atau
19 27 23 79,31 27 28 27,5 94,83
tugas/PR

Berdasarkan hasil analisis deskriftif mengenai perubahan sikap siswa


pada awal siklus I sampai pada akhir siklus II diatas menunjukkan bahwa telah
terjadi perubahan sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran setiap
pertemuan. Perubahan tersebut meliputi semakin meningkatnya persentase
siswa yang memperhatikan penjelasan guru, aktif kerjasama dalam kelompok,
siswa yang membantu temannya dalam belajar dan mengerjakan latihan
dengan mandiri. Selain itu jumlah siswa yang merespon terhadap pertanyaan
guru tentang materi yang belum dipahami mengalami peningkatan.

Aktivitas guru dalam pembelajaran selama pemberian tindakan

Aktivitas guru dalam proses mengajar dan menyajikan materi diamati


melalui lembar observasi seperti yang terlampir. Lembar observasi tersebut

14
terdiri atas 19 item aktivitas guru yang dibagi dalam lima kategori penilaian
yaitu tidak terlaksana, terlaksana tidak baik, terlaksana kurang baik, terlaksana
baik dan terlaksana sangat baik

Aktivitas guru dalam proses mengajar dan menyajikan materi diamati


melalui lembar observasi seperti pada siklus I dan siklus II. Dari hasil observasi
dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
dan kegiatan akhir sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.

Aspek umum pembelajaran juga sudah terlaksana dengan baik. siswa


sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Rencana Pelajaran yang di buat
juga sudah terlaksana dengan baik.

Tanggapan

Pada akhir penelitian penulis memberikan lembar kuesioner siswa


terhadap pembelajaran bentuk aljabar. Hasil tanggapan siswa berdasarkan
lembar kuesioner yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa pada
umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan alat peraga KATBAR yang diberikan. Pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga KATBAR membantu siswa lebih memahami
pelajaran sehingga mereka dapat menyelesaikan soal yang diberikan dan
merasa yakin bahwa jawaban yang diberikan adalah benar. Nilai ulangan
mereka juga menjadi lebih baik. disamping itu juga dengan menggunakan alat
peraga KATBAR minat siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat.

Pembahasan

Dalam upaya mengkongkritkan objek matematika yang abstrak menjadi


reel. Seperti penggunaan dalam materi operasi aljabar koefisien dan nilai-
nilainya diganti dengan katru, Penggunaan alat peraga KATBAR dalam
pembelajaran aljabar memberikan dukungan. Berdasarkan analisis deskriptif
hasil belajar matematika siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene, diperoleh
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada Siklus I adalah 65,95. Jumlah
siswa yang tuntas secara individual dengan KKM 65 adalah 16 orang dari 29
orang siswa, dan 13 orang siswa tidak tuntas. Sedangkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus II adalah 78,25. Jumlah siswa yang tuntas secara

15
individual dengan KKM 65 adalah 27 orang dari 29 orang siswa, dan hanya 2
orang saja siswa tidak tuntas. Dari data tersebut disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan Hasil Belajar Siswa (HBS) seperti yang ditunjukkan dari nilai rata-
rata dan jumlah siswa yang tuntas secara individual. Sehingga secara kuantitatif
diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah penerapan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KATBAR.

Hasil analisis secara kualitatif juga menunjukkan bahwa persentase


siswa yang memperhatikan penjelasan guru, keaktifan dalam kelompok,
menjawab pertanyaan, mempresentasekan hasil diskusi, siswa yang membantu
teman dalam belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri siklus I
sampai siklus II terus mengalami peningkatan. Demikian pula siswa yang
merespon pertanyaan guru tentang materi yang diajarkan mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Di samping itu juga siswa yang
memerlukan bimbingan guru juga mengalami penurunan. Dengan demikian,
secara kualitatif selama siklus I hingga siklus II hasil belajar matematika siswa
Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene melalui pembelajaran dengan alat peraga
KATBAR dapat meningkat. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa Kelas VIII
A SMP Negeri 3 Minasatene secara kualitatif dan secara kuantitatif menunjukkan
bahwa penggunaan alat peraga KATBAR efektif digunakan dalam pembelajaran.
Ini disebabkan oleh karena penggunaan alat peraga KATBAR dalam
pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
matematika. Siswa menganggap dengan adanya alat peraga belajar
matematika seperti bermain, konsep pembelajaran mudah dipahami. Selain itu,
siswa lebih mudah memecahkan masalah-masalah matematika yang diberikan
kepada siswa melaui Lembar Kerja yang dikerja secara berkelompok maupun
latihan mandiri.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Menggunaan alat peraga KATBAR atau KatBar dalam pembelajaran dapat


meningkatkan hasil belajar siswa dengan skor rata-rata hasil belajar
matematika pada siklus I sebesar 65,95 ber ada pada kategori “tinggi”
dengan standar deviasi 15,1. Sedangkan pada siklus II mengalami
peningkatan serbesar 12,8 dengan skor rata-rata hasil belajar 78,25
berada pada kategori “tinggi”.

16
2. Ketuntasan belajar matematika siswa kelas VIII A SMP Negeri 3
Minasatene juga mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 29 siswa
sebanyak 16 siswa atau 55,17 % mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan pada siklus II sebanyak 27 siswa atau 93,10 % mencapai
ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal tercapai.

3. Keaktifan siswa dalam pelaksanaan tindakan juga semakin meningkat


hal ini dapat dilihat bahwa siswa yang memperhatikan penjelasan guru,
keaktifan dalam kelompok, menjawab atau merespon pertanyaan,
mempresentasikan hasil diskusi, siswa yang membantu teman dalam
belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri semakin
meningkat sedangkan siswa yang melakukan aktifitas lain pada saat
pembelajaran semakin berkurang.

4. Menggunaan alat peraga KatBar dapat menumbuhkan minat dan


memotifasi siswa untuk lebih giat lagi belajar, meningkatkan
pemahaman materi dan bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
refleksi siswa yang pada umumnya bersikap dan beranggapan positif
terhadap pelajaran matematika

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diajukan beberapa saran sebagai


berikut :

1. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran matematika akan


lebih baik dalam membantu siswa untuk memudahkan memahami dan
mengerti dari materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa
menganggap bahwa pelajaran matematika bukan merupakan pelajaran
yang menakutkan (unearthly) melainkan pelajaran yang dapat
disesuaikan dengan suasana bermain.
2. Guru matematika hendaknya mamilki keterampilan yang lebih baik
dalam memilih strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang
relevan agar siswa tidak merasa jenuh (surfieted) dan bosan (bored)
untuk mengikuti pelajaran matematika.
3. Kepada pihak sekolah agar menyediakan sarana dan prasarana belajar
yang memadai guna peningkatan kualitas dan kuantitas hasil belajar
siswa.

17
Daftar Pustaka

Azis Abdul. 2012. Penggunaan Media Kerek A Go Go untuk meningkatkan hasil


belajar Operasi Aljabar pada siswa kelas VIIb SMP Negeri 2 Bungoro
Pangkep. Pangkep : MGMP Matematika SMP Reguler Pangkep.

Bahri, 1994. Studi Analisis Fakts Penyebab Rendahnya Kemampuan Siswa


dalam Memecahkan Soal-Soal Fisika Unit Fisika Inti. Skripsi . Gorongtalo
: STKIP Gorongtalo

Haling. 2004. Belajar dan Pembelajaran (Suatu Ringkasan). Makassar. Fakultas


Ilmu Pendidikan UNM

Hudoyo, Herman. 1988. Strategi Belajar mengajar Matematika. Malang : IKIP


Malang.

Sardiman . A.M., 2001. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : CV.
Rajawali Pers

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sriwahyuni, Andi. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika


Realistik di Kelas V (Studi pada SDN Mallengkeri Bertingkat I Makassar).
Skripsi FMIPA UNM Makassar

Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Yahya, Muhammad. 2002. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa


Kelas III SLTP Negeri 1 Tonra Melalui Pemberian Tes Pada Setiap Akhir
Pembelajaran. Skripsi

18

Anda mungkin juga menyukai