Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MIKOLOGI

IDENTIFIKASI JAMUR PADA ROTI

Oleh :

I.GUSTI AGUNG GEDE DWIKI SINDU RIANDA

17.131.0713

ANALIS KESEHATAN

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2019/2020
A. Tujuan pengamatan
a. Untuk mengetahui jenis jamur pada roti.
b. Untuk mengetahui struktur tubuh jamur pada roti.

B. Dasar teori
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk
benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau
selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari
bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora.
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur
atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur
tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel
yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta
atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-
kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda
dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya
dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup.
Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim
hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi
molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan
oleh inangnya.
Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati
dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan
persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop
berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi
(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron.

C. Alat dan bahan

Alat :

 Pipet tetes
 Gelas beaker
 Mikroskop
 Kaca objek
 Kaca penutup
 Ose

Bahan :

 Air secukupnya
 Roti berjamur
 Media SDA

D. LANGKAH KERJA
 Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.
 Ambilah sedikit sampel jamur dari roti menggunakan ujung ose . Letakkan jamur
tersebut pada kaca objek yang telah disiapkan.
 Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara
pada saat menutup objek kaca.
 Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai tinggi
10-40x.
 Gambarlah hasil pengatanmu.
E. HASIL PENGAMATAN
Mikroskopis Keterangan
 Media SSA
 Warna koloni : hitam
 Warna sebalik koloni : kuning

Mikroskopis Keterangan
 Hifa : berfungsi untuk menyerap
nutrisi dan alat reproduksi.
 Sprora : sebagai alat perbesaran
 Columella : tempat melekatnya
spora

( Aspergilus niger)
F. PEMBAHASAN

Kapang (bahasa Inggris mold) merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan"


Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu
lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas
Ascomycetes. Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme
anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa . Kapang bukan merupakan kelompok
taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum
Glomeromycota,.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri
dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual (Carlile & Watkinson 1994).
Menurut Champe et al. (1981) dan Carlile & Watkinson (1994), spora aseksual dihasilkan
lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora
aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan ringan, sehingga
penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara (Carlile & Watkinson
1994). Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan
mengakibatkan gangguan kesehatan (Curtis et al. 2004).Aspergillus niger van Tieghem

Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah
diidentifikasi dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas
Fungi imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan
secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan berapa enzim
seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat
tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC (maksimum)
dan memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar
berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap
sampai hitam. Kepala konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi
bagian-bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki
dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Aspergillus niger, mempunyai
koloni pada medium Cxapek’s Dox mencapai diameter 4-5 cm dalam 7 hari, dan terdiri
dari suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan
konidofor yang lebat yang berwarna coklat tua hingga hitam. Stipe dari konidiofor
berdinding halus, berwarna hialin, tetapi dapat juga kecoklatan. Vesikula berbentuk bulat
hingga semibulat, dan berdiameter 50-100 m. Fialid terbentuk pada metula dan berukuran
(7,0-9,5) x (3-4) m. Metula berwarna hialin hingga coklat, seringkali bersepta, dan
berukuran (15-25) x (4,5-6,0) . Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berukuran
3,50-5,0, berwarna coklat, memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak
beraturan. Koloni pada medim MEA lebih tipis tetapi bersporulasi lebat
G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat dari pratikum identifikasi jamur pada roti
dengan menggunakan media SDA didapat jamur yaitu Aspergilus niger dengan
koloni pada makroskopis berwarna hitam.

Dosen Pengampu Nilai

(Made Rika Sandayani Kusuma S.Si)


Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/9214613/laporan_pengamatan_jamur
https://www.academia.edu/31625063/LAPORAN_PRAKTIKUM_PENGAMATAN_JAMUR

Anda mungkin juga menyukai