Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN HBsAg METODE ICT

A. TUJUAN
Untuk mendeteksi adanya antigen HBsAg yang terdapat dalam serum.

B. PRINSIP
Imunokromatografi dengan prinsip serum /plasma yang diteteskan pada
bantalan sampai bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan anti HBs
(antibody). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membrane untuk
berikatan dengan antibody spesifik pada daerah test (T). sehingga akan menghasilkan
garis warna.

C. DASAR TEORI
Hepatitis adalah suatu keadaan peradangan jaringan hati, yang disebabkan
oleh infeksi atau non infeksi. Salah satu gejala yang dapat terlihat pada pasien
hepatitis adalah kulit dan sklera mata menjadi berwarna kuning (ikterus ). Ikterus
adalah suatu keadaan dimana plasma, kulit dan selaput lendir menjadi kuning yang
diakibatkan pewarnaan yang berlebihan oleh pigmen empedu ( bilirubin ). Ikterus
pertama dilaporkan oleh Hippokrates. Dalam perang dunia ke 2 telah dilaporkan
berbagaiepidemik ikterus, terutama terjadi di Timur Tengah dan Italia ( Noer
HMS, 1996).

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E.


Virus tersebut dapat menyebabkan keadaan hepatitis akut dengan manifestasi
klinis yang bervariasi dari tanpa gejala sampai gejala yang paling berat, bahkan
kematian. Hepatitis A dan E tidak menyebabkan kronisitas, sebaliknya hepatitis B, C,
D dapat menyebabkan keadaan infeksi yang menetap yang akan menjadi hepatitis
kronis, sirosis, dan kanker hati (Noer HMS, 1996).

Dari kelima virus hepatitis tersebut, virus hepatitis B ( HBV ) merupakan virus
hepatitis yang paling penting karena dapat mengakibatkan berbagai macam
manifestasi klinik pertama menyebabkan krosinitas, serta dapat menyerang semua
umur, sehingga pada umur-umur produktif menyebabkan disability. Seorang pengidap
hepatitis kronik dapat menyebabkan sirosis hati maupun karsinoma hati primer yang
permanen bahkan dapat menimbulkan kematian. Virus ini juga masuk melalui darah
ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV.
Hepatitis B hampir 100 kali lebih infeksius dibandingkan dengan virus
HIV ( Johnson and Triger, 1992 ).
Proses penemuan virus hepatitis B diawali oleh Blumberg dkk pada tahun 1965
dengan melakukan pcnelitiannya untuk mencari antibiotik yang timbul terhadap
lipoprotein, mereka mendapatkan pada 2 orang penderita hemofilia yang sering
mendapat tranfusi darah suatu antibodi yang dapat bereaksi dengan suatu antigen yang
didapatkan dari seseorang aborigin dari Australia. Pada waktu itu didapatkan bahwa
antigen tersebut didapatkan pada 20 % penderita hepatitis virus. Antigen ini dulu
dinamakan Australia Antigen dan kemudian dinamakan HbsAg. Pada tahun 1970,
Dane dkk mendapatkan untuk pertama kalinya dibawah mikroskop elektron partikel
HbsAg dan partikel HBV utuh yang kini dinamakan partikel dane (Jawett dkk ).

Saat ini di dunia diperkirakan terdapat 350 juta pengidap hepatitis B. Sebanyak 78 %
terdapat di Asia Tenggara ( Sulaiman A dan Julitasari, 1998 ). Virus hepatitis B
merupakan penyebab utama hepatitis kronik dan karsinoma hepatoseluler ( KHS )
serta menyebabkan 1 juta kematian pada tiap tahunnya (Oswari H, 2000 ).

Di Asia Tenggara dengan tingkat endemitas tinggi, umumnya infeksi virus hepatitis B
didapat pada saat atau pada masa dini kehidupan. Pada keadaan demikian, umumnya
infeksi virus hepatitis B tidak memberikan gejala sehingga sulit untuk diketahui. Hal
ini menyebabkan tingginya penyakit hati kronis dan keganasan pada orang
dewasa ( Atkinson W, dkk 1999 ).

Angka prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi mengingat Indonesia


dengan geografis yang sangat luas, dengan perilaku dan budaya yang beraneka ragam.
Indonesia termasuk daerah Asia Tenggara dengan prevalensi hepatitis tingkat sedang
sampai tinggi ( Sulaiman HA dan Julitasari, 1998 ). Angka kejadian di Indonesia
mencapai 4% - 30% pada orang normal, sedangkan pada penyakit hati menahun dapat
ditemukan angka kejadian 20% - 40%. Apabila seseorang terinfeksi virus ini maka
gejalanya dapat sangat ringan dan berat sekali. Pada orang dewasa dengan infeksi akut
biasanya jelas dan akan sembuh sempurna pada sebagian besar ( 90%) pasien ( Dexa
M, 2006 ).

Hepatitis B merupakan radang hati yang disebabkan oleh karena infeksi Virus
Hepatitis B ( VHB ). Apabila seseorang terinfeksi dengan virus ini maka gejalanya
dapat sangat ringan sampai berat sekali. Ketahanan hidup virus ini sangat tinggi, virus
Hepatitis B sangat berbahaya karena sisa dari serangan virus ini meninggalkan
penyakit yang kronis dan menahun seperti penyakit pengerasan hati dan kanker hati.
Dapat juga menimbulkan kelainan di luar organ hati ( Extra-hepatal )
seperti poliartritis nodosa, membrano - proliferative gromerulo nephritis, essential
mixed cryoglobulinemia, scrum sicknes syndrome ( Dexa M, 2006 ).

Pada orang dewasa dengan infeksi akut biasanya jelas dan akan sembuh sempurna
pada sebagian besar ( 90% ) pasien. Akan tetapi pada anak-anak terutama balita,
sebagian besar dari mereka penyakitnya akan berlanjut menjadi menahun ( Dexa M,
2006 ).

Hingga saat ini belum ada obat yang memuaskan untuk infeksi hepatitis B, karena itu,
pencegahan merupakan cara terbaik, yakni dengan pola hidup sehat, mencegah
perilaku seksual berisiko tinggi, dan imunisasi. Hepatitis B dapat dicegah dengan
imunisasi Hepatitis B pada anak. Vaksin ini, biasanya diberikan sebanyak tiga kali
pada bayi sebelum berusia 1 tahun. Atau menurut Lesmana, vaksin Hepatitis yang
paling baik untuk bayi, adalah 24 jam setelah bayi tersebut dilahirkan. Vaksinasi pada
usia dewasa tindakan paling tepat, karena di Indonesia mempunyai prevalensi yang
tinggi. Dengan vaksinasi ini anda dan keluarga akan terlindung dari tertularnya virus
hepatitis B. Dalam proses awal, seseorang yang akan melakukan vaksinasi hepatitis B
harus menjalani pemeriksaan saring di laboratorium. yaitu untuk mengetahui sejauh
mana keberadaan virus di dalam tubuh dan tindak lanjut yang diperlukan ( Dexa M.
2006 ).

D. ALAT DAN BAHAN


o Tabung reaksi
o Serum
o Strip HBsAg atau strip ACON

E. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Siapkan serum dalam tabung reaksi
3. Keluarkan strip HBsAg dari kemasannya
4. Teteskan 2 tetes menggunakan pipet yang sudah tersedia atau di celupkan ke
dalam tabung dan biarkan selama 15 menit
5. Amati hasil test yang terjadi

F. INTERPRETASI HASIL
 Negatif : Satu garis merah muncul di daerah kontrol ( C ) . Tidak muncul garis
merah atau merah muda di wilayah uji ( T ).
 Positif : Muncul dua garis merah yang berbeda. Satu baris harus dalam daerah
kontrol ( C ) dan garis lain harus dalam daerah tes ( T ).

G. HASIL
No. Gambar Keterangan
1.

Sampel yang digunakan dalam


pemeriksaan HbsAg.

2.

Hasil yang didapat bergaris satu


atau Negatif.

H. PEMBAHASAN
Antigen permukaan virus hepatitis B (hepatitis B surface antigen, HBsAg)
merupakan material permukaan dari virus hepatitis B. Pada awalnya antigen ini
dinamakan antigen Australia karena pertama kalinya diisolasi oleh seorang dokter
peneliti Amerika, Baruch S. Blumberg dari serum orang Australia.

HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang


muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi,
mendahului munculnya gejala klinik serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg
merupakan satu-satunya petanda serologik selama 3 – 5 minggu. Pada kasus yang
sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi sedangkan pada
kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan. HBsAg positif
yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Sekitar
10% penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji dapat tetap
positif selam bertahun-tahun.

Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk


mengidentifikasi antigen hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah
hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah pendonor. Namun,
meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah menurun, angka kejadian hepatitis
B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi virus hepatitis B melalui beberapa
jalur, yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi
terkena infeksi hepatitis B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan,
ketergatungan obat, suka berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi,
hemodialisa, bayi baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B.

BsAg (hepatitis B surface antigten) merupakan suatu tahap secara kualitatif yang
menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg
dalam serum atau plasma membrane yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada
daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel serum atau plasma bereksi
dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi, campuran tersebut akan
meresap sepanjang membrane kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membrane
dan menghasilkan suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis
yang berwarna pada daerah test menunjukan hasil yang negatif Pemeriksaan HBsAg
berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan klinis maupun
epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan pada
evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan
bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan
virus lain.

Pada praktimum yang kami lakukan diperoleh hasil negatif dengan terbentuknya 1
garis control. HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan
infeksi virus hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif
menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif
dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B
kronis dengan replikasi rendah.

I. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil negative atau strip
pemeriksaan hanya bergaris satu dan juga bisa dikatakan bahwa pasien /probandus
tidak terinfeksi virus hepatitis B.

Praktikan Dosen Pengampu

(I.Gst Ag Gede Dwiki Sindu Rianda) (Anggraeni Suarsana, S.ST.

DAFTAR PUSTAKA

http://perlengkapan-wanita.blogspot.com/2013/09/apa-yang-dimaksud-dengan-hbsag-
reaktif.html

http://penyakithepatitisb.com/diagnosis-dan-pencegahan-infeksi-penyakit-hepatitis-b/

http://indomedtech.blogspot.com/2013/12/pemeriksaan-hbsag.html

http://www.academia.edu/8231634/MAKALAH_IMHEM_TES_SEROLOGI_KEL_5
_2B2

Anda mungkin juga menyukai