I. DIVISI 1. UMUM
1. PEKERJAAN HARIAN
1. Papan Nama Proyek
a. Penyedia Jasa wajib membuat (satu) buah papan nama Proyek, yang ditempatkan di
lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah terbitnya Surat Pemenang Pelelangan.
b. Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Ukuran papan 100 x 150 cm harus dibuat dari bahan kayu kamper yang dilapisi
dengan seng BWG. 30.
2. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, sedang sebuah penyokong berukuran
3 x 7 cm dibuatdari bahan kayu kruing atau kayu lainya.
3. Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak setinggi
150 cm dari tanah,bawah tiang penyangga dan penyokong ditanarn dalam lobang-
lobang yang kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40
cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
4. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat
dasar sekali dan catpenutup sekali.
5. Pemborong wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya agar
tetap dalam keadaanbaik sampai dengan penyerahan pekerjaan yangr terakhir
kalinya kepada Direksi.
2. Pengukuran Lokasi
Sebelum melakukan Pengukuran bersama antara Kontraktor, Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan bersama-sama disepakati dan ditentukan titik BM sebagai bahan
acuan kerja dimulainya dasar pengukuran. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan
pemasangan patok sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan patok harus
dipandu oleh juru ukur agar penempatan tata letak dan titik ikat setiap struktur benar-
benar tepat.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini antara lain water pass, theodolith serta total
station dan rambu ukur.
Tahapan pekerjaan :
Koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran (request for work)
Penentuan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi
Pengukuran dikerjakan dengan menggunakan teodolit dan water pass
Pembuatan patok acuan (bouw plank) setiap 50 meter atau sesuai petunjuk/arahan
dari direksi, dibuat dari kayu dan diberi cat warna merah untuk memudahkan
pandangan.
Buat peta situasi beserta cross section dan long section.
Ploting data ukur ke construction drawing
3. Direksi Keet
Fasilitas Direksi Keet ini terdiri dari ruang-ruang kerja, ruang rapat, serta sarana–
sarana pendukung lainnya seperti toilet dan ruang ibadah. Design rencana dari Direksi Keet
akan digunakan untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga dibuat permanen, lebih
kokoh dan dilengkapi dengan perabotan yang lengkap sesuai spesifikasi. Lokasi dari direksi
keet akan ditentukan sesuai dengan persetujuan dari direksi pekerjaan, sementara denah
dan struktur bangunan akan mengacu pada gambar yang telah disediakan.
4. Barak Kerja
Bangunan ini berfungsi untuk tempat beristirahat bagi para pekerja proyek.Barak
pekerja ditempatkan didalam pagar lokasi proyek, untuk memudahkan pengawasan keluar
masuknya para pekerja kedalam lokasi proyek, sekaligus untuk bisa menjaga keamanan
material dan peralatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Bengkel Kerja
Bengkel kerja ini disesuaikan dengan lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Demikian juga untuk pekerjaan kayu sebagai tempat perakitan/pembuatanbekisting dan
gudang tempat multiplek. Penempatan lokasi los kerja dan tumpukan material kerja ini
dibuat sedemikan rupa sehingga memudahkan/mempercepat pengangkutan ke lokasi kerja
dan meminimalkan waktu yang terbuang selamamasa pelaksanaan pekerjaan.
7. Shop Drawing
Shop Drawing adalah Gambar rencana kerja yang di bikin oleh konsultan pengawas untuk
acuan pekerjaan di lapangan mengenai pekerjaan adapun volume pekerjaan dan potongan
detail pekerjaan tersebut terlihat jelas maka bila terjadi perubahan volume atau posisi yang
harus di rubah atau dipindahkan harus membuat rencana pekerjaan dan melaporkanya
kepada Konsultan pengawas dan PPK yang harus wajib mengetahui perubahan-perubahan
Gambar rencana dan Volume yang terdapat di RAB, dan bila rencana gambar tersebut
sudah di setujui oleh pihak Konsultan pengawas dan PPK maka Shop Drawing akan menjadi
Asbuilt Drawing.
8. Asbuilt Drawing
Asbuilt Drawing adalah kesempurnaan dari shop drawing yang menjadi acuan pekerjaan
didalam proyek, dan menjadi penyelesai pekerjaan dalam proyek di tuangkan kedalam
Gambar yang disebut Asbuilt Drawing.
9. Pembersihan Lapangan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, lokasi pekerjaan terlebih dahulu dibersihkan,
dibongkar bagian tertentu, sesuai yang dipersyaratkan dalam gambar kerja.
b. Seluruh kotoran di buang ke luar proyek setiap hari.
2. PENGUKURAN / BOUWPLANK
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan harus dilakukan pengukuran dilokasi proyek
untuk mendapatkan gambar tofografi dan elevasi di lokasi tersebut. Dari hasil pengukuran ini
ditentukan tata letak dan titik ikat dari bangunan-bangunan yang akan dikerjakan kemudian.
Pengukuran dilaksanakan oleh juru ukur yang berpengalaman dibantu oleh tenaga kerja yang
telah dipilih untuk pekerjaan ini. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan
bowplank sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dipandu
oleh juru ukur agar penempatan bangunan benar-benar tepat.
Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup supaya pekerjaan dapat
dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang
akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.
Pekerjaan ini mencakup penggalian tanah lokasi pelebaran jalan dengan menggunakan
galian biasa dan hasil galian dimuat dengan menggunakan dump truck dan selanjutnya
ditimbun pada lokasi yang nantinya membutuhkan timbunan dan ditimbunkan pada lokasi
bahu jalan. Dimensi galian diusahakan berbentuk persegi sesuai dengan dimensi yang
ditentukan dalam gambar rencana. Setelah galian selesai dilakukan sesegera mungkin
lubang galian ditutup dengan buis beton gorong - gorong, untuk menghindari bahaya
kecelakaan pengguna jalan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
- Penggalian secara mekanis
- Dump truck membuang material hasil galian
- Sekelompok pekerja merapikan hasil galian
a. Dump truck
b. Exavator
c. Manual
d. Alat bantu, rambu-rambu lalu lintas
Program Mutu
1. Dimensi galian harus memenuhi ukuran yang telah ditentukan dalam gambar
kerja/volume yang ada.
2. Ketepatan waktu dalam melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
Pada paket ini timbunan digunakan untuk Timbunan dinding penahan tanah dan bahu
jalan. Material untuk timbunan diambil dari quary setempat yang memenuhi
persyaratan teknik dengan jarak ke lokasi pekerjaan ± 5 Km, untuk timbunan dari
sumber galian yang memenuhi syarat sesuai instruksi direksi.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
- Dilokasi galian whell loader / excavator memuat kedalam dump truck
- Dump truck membawa material timbunan pilihan dari quary atau lokasi galian tanah ke
lokasi timbunan
- Material tanah diratakan dengan tenaga manual/motor grader lapis per lapis dengan
ketebalan padat maksimum 20 cm
- Stamper memadatkan tanah dan selama pemadatan tenaga menyiramkan air untuk
memberikan kadar air optimum tau dengan water tangker
a. Dump truck
b. whell loader / excavator
c. Stamper
d. water tangker
e. Alat bantu, rambu-rambu lalu lintas
- Asphalt sprayer
- Compressor
- Rambu-rambu
Pengendalian Mutu :
- Sebelum pekerjaan lapis perekat dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang
ada, maka semua kerusakan diperbaiki terlebih dahulu.
- Debu dan bahan kotoran yang lain dibersihkan terlebih dahulu dari permukaan dengan
compressor.
- Pembersihan dilakukan melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan dilapis.
- Panjang permukaan yang akan disemprotkan diukur dan ditandai dengan cat.
- Semprotan harus rata.
- Jumlah pemakaian bahan aspalt diukur dengan memakai tongkat celup kedalam tangki
distributor/asphalt sprayer dilakukan sebelum dan sesudah penyemprotan.
- Takaran pemakaian harus diukur.
Untuk menjaga penyemprotan agar tidak rusak karena lalu lintas maka sebaiknya dikerjakan
salah satu sisi terlebih dahulu.
- Mandor
- Operator ( Asphalt sprayer dan air compressor )
- Sopir ( dump truck )
- Tenaga harian dan tenaga pengatur lalu lintas
Pada paket ini Latasir Kelas B (SS-B) merupakan tahap akhir dari pekerjaan hotmix atau
pekerjaan terakhir pelapisan aspal pada ruas ini, pengerjaannya setelah lapis perekat -
aspal cair selesai disemprotkan. Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan dengan paving unit. Sumber bahan material agregat ini
berasal dari : material hotmix yang diolah di base camp PT. PANCADARMA PUSPAWIRA
yang berada di Desa Ngasem, Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Metode kerja perkerasan aspal untuk berbagai jenis campuran aspal panas pada prinsipnya tidak
jauh berbeda. Perbedaan-perbedaan pada beberapa jenis campuran aspal adalah pada gradasi
agregat, kadar aspal yang diperlukan, penempatan pada konstruksi perkerasan jalan dan tebal
hamparan. Metode kerja sesuai tahapan sebagai berikut :
- Pekerjaan laboratorium
- Penyediaan material
- Produksi ( suhu, waktu campur, dll )
- Angkutan
- Kerataan dan volume lapis perekat
- Penghamparan
- Pemadatan awal
- Pemadatan akhir
- Control volume ( ketebalan dan kepadatan ), kadar aspal dan gradasi campuran.
1. Dilokasi AMP
- Pengontrolan gradasi agregat halus dan kasar dilakukan pada setiap tumpukan material
baru.
- Pengontrolan Sand Equivalent dilakukan setiap tumpukan pasir sumber material baru.
- Pengontrolan temperature pemanasan agregat pada drayer dan temperature aspal
pada tempat pemanasan dilakukan setiap batch produksi.
- Pengontrolan kadar aspal dalam campuran aspal panas dilakukan pada awal,
pertengahan, dan menjelang akhir produksi dengan cara melakukan ekstraksi.
- Pengontrolan Properties dari campuran aspal panas dilakukan dengan metode Marshall.
2. Dilokasi penghamparan
- Permukaan sudah diberi lapis perekat yang merata.
- Pengontrolan temperatur aspal panas diatas dump truck sebelum dimasukkan ke
finisher.
- Pengontrolan temperature saat pemadatan.
- Pengontrolan ketebalan penghamparan.
- Pengontrolan core drill untuk ketebalan terpasang.
Rencana pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dapat dilihat dalam jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
Pada pekerjaan pasangan batu ini, beberapa yang perlu diperhatikan adalah :
1. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi spesi ( adukan ) dengan konsistensi
campuran.
2. Spesi ( adukan ) dihampar di lokasi pemasangan talud
3. Spesi dipasang setebal 3 cm kedalam lokasi, kemudian di letakkan batu kali sedemikian rupa
agar rapi.
4. Pemasangan batu kali sedemikian rupa sehingga batu yang dipasang terselimuti oleh spesi
atau adukan. Diatur agar tidak terguling batu kali yang dipasang pada lokasi tersebut.
5. Penyusunan batu kali di tata sedemikian rupa agar batu satu dengan yang lainnya tidak
bersentuhan secara langsung dan sela-sela / rongga batu agar terisi spesi atau adukan.
6. Dilakukan pekerjaan penyelesaian dan perapihan
- Concrete mixer
- Water tanker
- Alat bantu ( sekop, cangkul, ember cor, gerobak dorong, dll )
Pengendalian mutu :
- Mandor
- Tukang batu
- Tenaga
1. RENCANA PELAKSANAAN K3
1. Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan K3
Sebagai pedoman pelaksanaan dan ketentuan K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsure
manajemen, sumber daya manusia, mitra kerja, kondisi dan lingkungan yang terintegrasi
dalam rangkamencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta untuk
meningkatkan produktivitas,motivasi, efisiensi dan kenyamanan kerja dan menjamin agar
dalam pelaksanaan proyek tidak terjadikecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Implementasi
a. Petugas Safety membuat Panduan keselamatan dan kesehatan kerja berupa safety Plan
b. Petugas Safety melaksanakan Safety Patrol secara periodik setiap senin Pukul 08.00 dan
membuat :
Tindakan Langsung di lapangan untuk hal- hal yang mebahayakan.
Laporan/record hasil safety patrol untuk dibahas dalam rapat lapangan.
3. Petunjuk Pelaksanaan K3
a. Peraturan Umum
a) Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
memahami danmematuhi peraturan dan kaidah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b) Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk di lingkungan proyek.
c) Pengaturan lalu lintas di lokasi kerja :
Hanya yang mempunyai Surat Ijin Mengemudi dan Mengoperasikan Alat Berat
yangdiijinkan mengemudikan kendaraan di lokasi proyek.
Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang disediakan, bukan
di sembarangtempat di lokasi proyek.
Dalam memarkir kendaraannya, pengemudi harus memastikan bahwa
kendaraan tidakbergerak saat ditinggalkan.
Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang diijinkan.
d) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap akan
bahaya yangmungkin timbul baik bahaya kebakaran atau bahaya lainnya.
e) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap untuk
menjagakerapian dan kebersihan pada lokasi masing-masing.
f) Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya
bahaya.
g) Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar-masuk
pekerja daninspeksi.
h) Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek.
i) Manajemen Proyek atau Penanggung jawab K3 harus menetapkan sanksi atau
hukuman tehadappelanggaran peraturan K3.
j) Harus Teresa data alamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti Rumah
SakitPuskesmas terdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker, Asuransi /
Jamsostek yang mudahdibaca oleh semua orang.
k) Untuk proyek dengan kondisi khusus yang tidak tercakup dalam peraturan ini, maka
ManajemenProyek harus menetapkan peraturan K3 sesuai dengan kondisi proyek.
KASIMO
Direktur