Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Alkohol (C2H5OH) adalah cairan transparan, tidak berwarna, cairan yang mudah
bergerak, mudah menguap, dapat bercampur dengan air, eter, dan kloroform, diperoleh
melalui fermentasi karbohidrat dari ragi (Prihandana dkk., 2007). Menurut Irianto (2006),
menyatakan bahwa setelah air, alkohol merupakan zat pelarut dan bahan dasar paling
umum yang digunakan di laboratorium dan di dalam industri kimia. Etil alkohol dapat
dibuat dari apa saja yang dapat difermentasi oleh khamir. Salah satu pemanfaatan khamir
yang paling penting dan paling terkenal adalah produk etil alkohol dari karbohidrat.
Proses fermentasi ini dimanfaatkan oleh para pembuat bir, roti, anggur, bahan kimia, para
ibu rumah tangga, dan lain-lain

Menurut Davidson, dkk (2004) konsumsi minuman beralkohol sangat merugikan


bagi kesehatan dan kesejahteraan hidup, karena konsumsi dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan biologis parah antara lain kerusakan kelenjar endokrin dan
pankreas, gagal jantung, hipertensi, dan stroke. Selain itu konsumsi minuman berlakohol
dapat menyebabkan kemunduran fungsi-fungsi memori karena bagian otak mengalami
banyak kerusakan. Mengkonsumsi minuman beralkohol sangat berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan data WHO, konsumsi minuman beralkohol menyumbang 2,5 juta kematian
setiap tahunnya di dunia, 320 ribu jiwa diantaranya berusia 15-29 tahun. Konsumsi
minuman beralkohol merupakan penyebab permasalahan kesehatan terbesar ke-3 setelah
kekurangan gizi dan sex bebas pada tahun 2011, hal ini cenderung meningkat dari tahun
ke tahun.

Alkohol juga berpengaruh pada organ tubuh yang lain seperti pada cardiovaskuler
dapat berkibat buruk, konsumsi alkohol berat yaitu iregularitas ritme denyut
jantung(misalnya aritmia) , tekanan darah tinggi dan stroke. Gangguan pada penceranaan
alkohol dapat meningkatkan sekresi asam lambung, namun hanya pada kadar konsumsi
rendah. konsumsi alkohol kronis menyebabkan atrofi mukosa lambung dan penurunan
sekresi cairan lambung sehingga menurunkan kemampan menghancurkan bakteri patogen
dalam makanan.Efek terhadap pankreas dapat menyebabkan pankreatitis atau radang
pada organ pankreas melalui mekanisme perusakan sel pancreas. Organ hati dapat terjadi
Kerusakan akibat konsumsi alkohol kronis dan dapat berlanjut terjadi liver
cirrhosis.Pengaruh pada janin dapat menyebabkan gangguan intelegensi yaitu IQ rendah ,
gangguan intelektual dan keterbelakangan mental.(Adnyana, 2012)

Alasan utama untuk mulai mengkonsumsi minuman beralkohol pada remaja yaitu
sebagian besar melalui identifikasi (modeling) terhadap orang lain (keluarga, teman
sebaya, lingkungan sekitar, ataupun iklan di media-media). Hal tersebut juga terdapat
dalam penelitian Hotton dan Haans (2004) yang diketahui bahwa remaja usia 12 hingga
15 tahun yang mengkonsumsi minuman beralkohol ternyata ada teman sebayanya yang
juga mengkonsumsi minuman beralkohol. Hal ini bisa terjadi karena remaja banyak
menghabiskan waktu dengan teman sebayanya (Santrock, 2004).

Menurut Bela (Joewana, 2011) dengan mengonsumsi minuman beralkohol


tersebut menyebabkan banyak perubahan, ketika mabuk individu tidak mampu
mengendalikan diri sehingga melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hukum,
minuman beralkohol juga dianggap sebagai alat memunculkan keberanian diri. Selain itu,
minuman beralkohol juga dianggap sebagai jamu pegal linu oleh kalangan nelayan di
Indramayu, Jawa Barat. Nelayan selalu mengadakan pesta minuman beralkohol setelah
seminggu melaut untuk menghilangkan rasa pegal di badan, setelah itu para nelayan
biasanya langsung tertidur pulas dan kembali segar saat bangun keesokan harinya, jika
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol rasa pegal setelah seminggu melaut tidak akan
hilang bahkan tidak akan bisa melaut lagi selama seminggu

Menurut (Dasgupta dalam adnyana,2012) kadar alkohol (10 – 19 mg/dl) dalam


darah efek terhadap tubuh masih tampak normal. Sedangkanpada kadar alkohol(110- 129
mg/dl)dalam darah efek yang terjadi yaitu fungsi gerak, bicara, penilaian dan persepsi
seluruhnya sangat terganggu. Bicara cadel sering ditemui, dan seseorang dapat menjadi
marah dan agresif. Pada kadar yang lebih tinggi lagi (300- 400 mg/dl) dalam darah dapat
menyebabkan terjadinya keracunan alkohol berat, koma dan kematian dapat terjadi.

Beberapa faktor penyebab konsumsi minuman beralkohol oleh remaja adalah


faktor genetis, pengaruh keluarga, aspek-aspek tertentu dalam hubungan dengan teman
sebaya, etnis, dan karakteristik kepribadian (Santrock, 2003). Informasi yang diperoleh
remaja melalui proses belajar sosial terhadap lingkungan tentang konsumsi minuman
beralkohol memberikan peranan penting pada perilaku terhadap konsumsi minuman
beralkohol tersebut (Goldman, 1987).
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana Putra , 2012. Pengaruh Akohol Terhadap kesehatan . Semnas F mipa Undiksha
2012

Davidson, Gerald. C., Neale, J. M., Kring, A. M., (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta :
Rajawali Press


Goldman, M. S., Brown, S. A., & Christiansen, B. A. (1987). Expectancy theory:


Thinking about drinking. In H. T. Blane & K. E. Leonard (Eds.), Psychological theories
of drinking and alcoholism (pp. 181-226). New York: Guilford Press.

Hotton, T., Haans, D. (2003). Alcohol and drug use in Early Adolescence. Canada;
Canada Research Data Centre.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Bandung. CV Yrama Widya.


Joewana, B. N. (2011). 70 Persen Kriminalitas akibat Miras. Jumat, 21 Januari 2011;
21:15 WIB. Diakses melalui kompas.com


Prihandana, R. Noerwijari Adnurani, Setyaningsih, Setiadi dan Hendroko. 2007.


Fermentasi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Ubi Jalar (Ipomea batatas L.Sin).
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta.

Santrock, J. W.. (2004). Life Span Development, ed. 9. New York : McGraw-Hill


Anda mungkin juga menyukai