BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Commented [W81]: Tambahkan fenomena yang ada di ruang
krisan..
Jangan lupa dalam penulisan latar belakang harus ada 4 cakupan
yaitu:
Diera globalisasi profesionalisme keperawatan semakin dituntut untuk lebih 1.Pembukaan
2.Justrifikasi (Jurnal)
3.Fenomena
professional. Hal ini bukan sesutu ancaman yang harus dihindari atau ditakuti, tapi 4.Solusi
negara lain. Mewujudkan keperawatan sekarang ini bukan hanya sekedar untuk membela
nasib para perawat yang sudah lama kurang mendapat perhatian. Namun lebih dari itu, upaya
ini untuk memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan asuhan keperawatan yang
professional.
masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan paling dekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan
yang dialami oleh keluarga dan pasien. Hal ini diberikan kepada pasien tanpa kecuali.
Dengan Sistem MAKP Adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur
standar yaitu; standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Jika
perawat tidak memiliki nilai nilai sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen,
maka tujuan pelayanan kesehatan/ keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan
dapat terwujud.
diorganisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana
dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja
melalui anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara
optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya kelola yang memadai, kemauan, dan
kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan
professional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka perawat perlu
1.2 Tujuan
modifikasi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
rencana strategi
Pasuruan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling mengapa obat perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efetifitas dan keamanan yang sama.
3. Merepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluasa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif.
8. Meletakan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Mc Mahon, 1999).
2.4.3 Teknik Pengelolaan Obat (Sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggungjawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan
tentang 5T ( Jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapat salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat
( Nursalam, 2007).
4. Pembagian Obat.
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat; dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter dan kartu obat
yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat dan efek samping. Usahakan tempat/wadah obat kembali ke
perawat setelah obat dikomsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilajutkan) kepada dokter penanggungjawab
pasien (Nursalam, 2007).
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penamabahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat
dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
b. Pada pemberiaan obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masukann obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga pasien dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2007).
6. Obat khusus.
a. Obat yang dikatagorikan khusus apabila sedian memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping
yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat, kegunaan
obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan
wadah obat sebaiknyadiserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah
pemberian obat ( Nursalam, 2007).
Seorang manejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan
cara-cara berikut ini:
Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf;
Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di
dinding;
Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan obat;
Beritahukan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setia
minggu pada waktu pertemuan staf;
Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan
( Mc Mahon, 1999).
DOKTER
Koordinasi dengan Perawat
PASIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTIK
- Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat dari
PASIEN/KELUARGA
Perawat
- Lembar serah terima obat
- Buku Serah Terima /
PP/PERAWAT YANG MENERIMA Masuk Obat
PASIEN/KELUARGA
2. tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
Penyelesaian administrasi Lain -lain
Program HE
Control dan obat nersan
Nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
Monitor
( sebagai program service safty)
Oleh keluarga dan petugas
BAB III
PENGKAJIAN
3.1.1 Sejarah RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Commented [W82]: Masukan bab 2
Ketetapan mengenai Visi dan Misi RSUD Bangil tertuang dalam Keputusan
Bupati Nomer 800/360/HK/424.013/2009, Visi RSUD Bangil adalah ‘Rumah Sakit
BLUD yang Profesional dan berorientasi kepada Pelanggan’. ‘Rumah Sakit
BLUD’ dalam arti RSUD Bangil dapat mencukupi seluruh pembiayaan operasional
pelayanan dengan pendapatan fungsionalnya melalui pengelolaan manajemen dan
pelayanan kesehatan dengan baik. ‘Profesional’ yang berarti pelayanan diberikan
oleh tenaga yang berkompeten di bidangnya, pelayanan yang diberikan tidak
membeda-bedakan jenis pasien serta mengedepankan service excellent dalam
pemberian pelayanan. ‘Berorientasi kepada Pelanggan’ yaitu kepuasan pasien dan
keluarganya serta seluruh stakeholder (eksternal dan internal) harus menjadi fokus
dari seluruh komponen dan fungsi di RSUD Bangil.
Misi RSUD Bangil adalah sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima.
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SPO), Standar Profesi serta Pedoman Diagnosis dan Terapi yang dilaksanakan
oleh SDM yang profesional serta didukung pelayanan informatif yang mudah
dipahami oleh pelanggan.
2. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan SDM rumah sakit.
Seluruh karyawan di rumah sakit telah memiliki kompetensi yang sesuai dengan
tugas masing-masing serta menerima penghargaan sesuai dengan kontribusinya
terhadap kinerja rumah sakit.
3. Meningkatkan Mutu Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
Seluruh sarana dan prasarana rumah sakit selalu disesuaikan dengan
perkembangan teknologi kesehatan/kedokteran dan tetap terjaga dalam keadaan
siap pakai. Mengelola sumber daya rumah sakit secara efektif dan efisien.
Menerapkan prinsip efisiensi dan efektifitas serta pertimbangan ekonomi yang
logis dalam pengelolaan sumber daya rumah sakit menuju peningkatan
kemampuan pembiayaan operasional.
3.1.3 Motto RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Commented [W84]: Masukan bab 2
3.1.4 Tujuan dan Sasaran RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Commented [W85]: Masukan bab 2
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan adalah
‘Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat’.
2. Sasaran
Sasaran yang ingin diwujudkan RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan
meliputi:
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya kunjungan masyarakat.
c. Meningkatnya layanan rawat inap.
d. Meningkatnya mutu layanan ibu dan anak.
e. Meningkatnya mutu pelayanan pada pasien.
3.1.5 Kebijakan RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Commented [W86]: Masukan bab 2
3.1.7.1 Visi :
Kepala Ruang
Dina R, Amd.Kep Hertha W, S.Kep, Ns Titik F, Amd. Kep Kurniawati, Amd. Kep
Katim I Katim II
PA PA PA
1. Sumber Daya Manusia (M1-MAN) Commented [W810]: Inti dari M1 adalah mengetahui
perbandingan antara jumlah perawat dan jumlah pasien dengan
pegaplikasian model asuhan keperawatan yang ada di ruangan
A. Ketenagaan tersebut
Struktur Organisasi
a). Keperawatan
Dina Rochmawati ,
3 April 2014 D III II C
Amd.Kep
Desember
7 Yuni Rafika , Amd.Kep D III
2015
Desember
9 Aden M , Amd.Kep D III
2015
Desember
11 Nunuk Tri , Amd.Kep D III
2014
Mahasiswa 0 minggu
0 org
Kebidanan
Total 47 org
b). Tenaga Non Keperawatan
2 Administrasi 1
4 Ahli Gizi 1
Total 10 10
B. Kebutuhan Tenaga
Presentase total pasien tingkat ketergantungan klien di Ruang krissan berdasarkan pengkajian
1) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari yaitu :
a. Keperawatan Langsung
Jumlah 87 jam
2) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
3) Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
= 13,71
4 jam/pasien/hari × 19 pasien/hari × 365 hari
20 % x 22 = 4,4
7 jam
86 x 19 / 297 = 5,69= 6
– = orang
Prosentase total pasien tingkat ketergantungan klien di Ruang krissan berdasarkan pengkajian
1) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari yaitu :
d. Keperawatan Langsung
2) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
3) Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
20% x 22 = 4,4
86 x 19 / 297 = 5,69= 6
19 – 6 = 13 orang
pengkajian tanggal 14 desember 2016 Commented [W811]: Ini kok tanggal 14 lagi?
6) Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari yaitu :
g. Keperawatan Langsung
7) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
8) Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
20% x 22 = 4,4
7 jam
10) Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu :
86 x 19 / 297 = 5,69= 6
19 – 6 = 13 orang
C. BOR
perhitungan BOR
han
D. Diagnosis Terbanyak
1. CVA Infark = 18
2. Hipertensi =5
3. ICH =4
4. CVA Bleeding = 18
E. Perhitungan Beban Kerja Perawat
Adapun pembagian jam kerja secara normative pada setiap sif pada ruang Krissan
sebagai berikut :
F. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Langsung Pada Sif Pagi Commented [W812]: Ini tidak usah
9. Observasi Px
G. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tidak Langsung Pada Sif Pagi Commented [W813]: Ini tidak usah
3. Toilet
4. Telepon pribadi
Alur Pasien Masuk Ruang Krissan Commented [W814]: Ini lebih tepat masuk di metode di
penerimaan pasien baru
PASIEN
DATANG
REKAM MEDIK
Pulang Sembuh
PINDAH RUANG
Pulang Paksa PERAWATAN
Meniggal
2. Sarana dan Prasana (M2-Material) Commented [W815]: Tabel yang masih kosong tolong di isi
mengambil tempat di ruang Krissan RSUD Bangil. Pengkajian data awal pada tanggal
Pintu masuk
Ruang Bersih
Sekat Tembok
Sekat Tembok
Sekat Tembok
Sekat Tembok
Sekat Tembok
Ruang Krissan A
Sekat Tembok
Ruang Krissan B
u
T B
Gambar 3.3 Denah Ruang Krissan
b. Lingkungan Kerja
S
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13-15 des didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur di ruang Krissan 22 tempat tidur dengan rincian sebagai
berikut:
1. Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang krissan:
Krissan A : 10 bed
Krissan B : 12 bed
Krissan B : 12 bed
2. Inventaris Alat
Tanggal
No Nama Alat Baik Rusak Tambahan Jumlah Terima
Laken (sprei) 30 Kembali
1 ke loundry
2 Perlak 31
Sarung Bantal 30 Kembali
3 ke loundry
5 Sarung Guling 20
6 Stik laken 20
7 Waslap 8
8 Scort kain 12
9 Scort Plastik 6
10 Tutup meja
11 Selimut 22
Korden plisket kecil
12 hijau - - -
Korden plisket besar
13 putih - - -
14 Korden Vitran besar - - -
15 Korden Vitran kecil - - -
16 Kasur spon lama - - -
17 Bantal 10
18 Guling 10
4. Inventaris Alat Pencatatan
6. Fasilitas
a. Fasilitas Pasien
1. Kelas III ( Krissan A)
1 kamar terdapat 10 bed untuk 10 pasien, memiliki fasilitas :
Bed pasien
Meja
AC
Kursi penunggu
Lemari
Sketsel
Jam dinding
2. Kelas III ( Krissan B )
Kamar terdapat 12 bed untuk 12 pasien, masing-masing memiliki fasilitas :
Bed pasien
Meja
AC
Kursi penunggu
Lemari
Sketsel
Jam dinding
b. Fasilitas Petugas Kesehatan
1. Kamar mandi perawat/WC ada 2
2. Nursing station berada di samping ruang Krissan B
3. Komputer dan telephone ada 1
c. Buku Protap dan Acuan
1. Buku Protap Rekam Medik
2. Protap Keperawatan
a. Menyuapi pasien
b. Memberikan kompres
c. Memandikan pasien di tempat tidur
d. Pelayanan kebutuhan privasi rekam medis pasien
e. Membantu pasien membersihkan mulut
f. Prosedur perubahan kelas rawat atau status pasien
g. Penerimaan pasien baru diruangan
h. Timbang terima
i. Pemakaian alkohol
j. Perawatan kateter wanita
k. Perawatan kateter pria
l. Pemasangan jalur intravena umbilikal
m. Injeksi intramuscular
n. Injeksi intravena
o. Injeksi intracutan
p. Pemasangan NGT
q. Pemberian tranfusi darah
r. Injeksi intrasubcutan
s. Tindakan injeksi
t. Nebulezer
u. Perawatan infus
v. pemasangan jalur intravena perifer
w. pemasangan infus
x. melakukan pemasangan monitor EKG
y. Pemakaian GDA stik
z. Merekam EKG
aa. Penerimaan pasien baru diruangan
bb. Permintaan layanan kerohanian pasien dan keluarganya
cc. Persetujuan umum
dd. Pemberian informasi hak-hak pasien atau keluarga
ee. Oral hygiene pasien tidak sadar
ff. Menolong pasien BAB
gg. Mengukur tekanan darah
hh. Mengukur suhu badan per aksila
ii. Menyuapi pasien
jj. Memberikan obat melalui mulut
kk. Jahit luka
ll. Perawatan luka
mm. Pemasangan dower cateter
nn. Protap persiapan pasien pra operasi
3. Buku Jaga Laporan Harian
4. Buku TTV
5. Buku Injeksi
6. Buku Konsultasi
d. Persediaan obat
1. Persedian obat pasien diruang Krissan
No Nama
1 Ceftriaxon
2 Levoflocaxim
2 Citicolin
3 Paracetamol inf
4 Omeprazol
5 Santagesik
6 Diazepam
7 ASA
8 Piracetam
9 Ventolin
10 Antrain/Santagesik
11 Ketorolac
12 Ondansetron
13 Ranitidin
14 Asam Traneksamat
15 Piracetam
16 Dexamentason
17 Mecobalamin
18 Herbezeer
19
4. Alur pengadaan obat Commented [W816]: Ini lebih tepat masuk d metode di bagian
pengelolaan obat
Dokter visite
Dokter memberi resep kepada perawat
Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan pada keluarga
M1 1. Jenis ketenagaan 1. Beban kerja perawat cukup 1. Adanya program 1. Ada tuntutan tinggi dari
a. S-I Kep 3 orang tinggi pelatihan/seminar khusus masyarakat untuk
b. D-III Kep 9 orang 2. Sebagian perawat belum tentang manajemen pelayanan yang lebih
c. Magang 8 orang mengikuti pelatihan MAKP keperawatan dari diklat. professional
d. PNS 4 orang 2. Adanya kesempatan 2. Makin tingginya
e. Mahasiswa profesi 19 melanjutkan pendidikan ke kesadaran masyarakat
orang jenjang yang lebih tinggi akan hokum
f. Mahasiswa praktek 35 3. Adanya kerja sama yang 3. Makin tingginya
orang baik antarmahasiswa kesadaran masyarakat
g. Dokter 7 orang fakultas keperawatan akan pentingnya
h. Administrasi 1 orang dengan perawat kesehatan
i. Ahli gizi 1 orang 4. Adanya kebijakan 4. Persaingan antar RS
j. Cleaning Servic 1 orang pemerintah tentang yang semakin kuat.
2. Masa kerja >2 tahun 9 orang, professionalisasi perawat. 5. Terbatasnya kuota
<1 tahun 1 orang, 1 tahun 2 5. Adanya program akreditasi tenaga keperawatan yang
orang, RS dari pemerintah dimana melanjutkan pendidikan
3. Tersedianya sarana dan MAKP merupakan salah tiap tahun
prasarana untuk tenaga satu nilai
kesehatan seperti tenaga
administratif dan lembar
dokumentasi
2. M2-SARANA PRASARANA
3. M3-METHODE
SENTRALISASI OBAT
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolahan 1. Pelaksanaan sentralisasi obat 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Adanya tuntutan pasien
sentralisasi obat. menggunakan sistem unit keperawatan yang praktik untuk mendapatkan
2. Kepala ruangan mendukung dose dispending (UDD) , manajemen keperawatan. pelayanan yang
kegiatan sentralisasi obat. namun pada praktiknya 2. Kerja sama yang baik antara profesional.
3. Sudah dilaksanakan kegiatan masih one day dose (ODD). perawat dan mahasiswa S-1 2. Makin tinngi kesadaran
sentralisasi obat oleh perawat 2. Belum tersedianya Ruang keperawatan masyarakat akan
berkolaborasi dengan depo khusus sentralisasi obat hukum
farmasi.
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi
obat.
5. Adanya buku injeksi dan obat
oral bekerja sama dengan depo
farmasi.
6. Ada lembar pendokumentasian
obat yang diterima disetiap
status pasien.
SUPERVISI
1. Supervisi telah dilakukan 1. Belum mempunyai format 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Tuntutan pasien sebagai
diruang krissan. yang baku dalam pelaksanaan keperawatan yang praktik konsumen untuk
2. Kepala ruangan mendukung supervisi. manajemen keperawatan. mendapatkan pelayanan
dan melakukan supervisi. 2. Supervisi belum terstruktur 2. Adanya timbal balik bagi yang profesional
dan tidak ada formulir yang melakukan pekerjaan
penilaian yang tetap. dengan baik.
3. Belum adanya dokumentasi 3. Adanya teguran dari kepala
supervisi yang jelas. ruangan bagi perawat yang
tidak melakukan tugas
dengan baik.
4. Hasil supervisi dapat
dilakukan sebagai pedoman
untuk Daftar Penilaian
Prestasi Pegawai ( DP3).
TIMBANG TERIMA
1. Kepala ruangan memimpin
kegiatan timbang terima 1. Adanya mahasiswa S-1
2. Adanya laporan juga setiap Keperawatan yang praktik
shift. 1. Timbang terima sudah manajemen keperawatan. 1. Adanya tuntutan yang
3. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP 2. Adanya kerja sama yang lebih tinggi, dari
merupakan kegiatan rutin yang melaporkan identitas pasien, baik antara mahasiswa S-1 masyarakat untuk
telah dilaksanakan. keluhan utama, DS, DO< keperawatan yang mendapatkan pelayanan
4. Adanya kemauan perawat MK, dan intervensi) tetapi praktikdengan perawat keperawatan yang
untuk melakukan timbang intervensi masih bersifat ruangan. profesional.
terima. umum tidak berdasarkan MK 3. Kebijakan RS ( bidang 2. Meningkatnya
5. Adanya buku khusus untuk dan evaluasi tidak lengkap. Perawatan ) tentang timbang kesadaran
pelaporan timbang terima. 2. Format timbang terima sudah terima. masyarakattentang
mencakup nama dan paraf tanggung jawab dan
perawat pada kedua sif’ tanggung gugat perawat
3. Pelaksanaan timbang terima sebagai pemberi asuhan
masih belum optimal keperawatan.
4. Pelaksanaan timbang terima
tidak selalu tepat waktu
RONDE KEPERAWATAN
1. Adanya Penyuluhan diruangan 1. Adanya tuntutan yang
2. Adanya morning report 5. Ronde keperawatan adalah lebih tinggi dari
3. Adanya pelatihan…………. kegiatan yang belum pernah 1. Adanya pelatihan dan masyarakat untuk
4. Banyaknya khasus yang dilaksanakn diruang krissan seminar tentang manajemen mendapatkan
memerlukan perhatian khusus. 6. Karakteristik tenaga yang keperawatan. pelayanan yang
5. SDM banyak mempunyai memenuhi kualifikasi belum 2. Adanya kesempatan dari professional.
pengalaman dalam bidang merata. kepala ruangan untuk 2. Persaingan antar ruang
keperawatan medis. 7. Jumlah tenaga yang tidak mengadakan ronde semakin kuat dalam
6. Sertifikat perawat sesuai seimbang dengan jumlah keperawatan pada pemberian pelayanan.
keahliannya. tingkat ketergantungan mahasiswa praktik.
pasien.
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
1. Tersedianya sarana dan 1. Tingkat kesadaran
prasarana dokumentasi untuk 1. Dari observasi respon pasien masyarakat ( pasien
tenaga kesehatan ( sarana pasca tindakan kurang 1. Adanya program pelatihan. dan keluarga) akan
administrasi penunjang). terpantau. 2. Peluang perawat untuk tanggung jawab dan
2. Sudah ada sistem 2. SAK dan SOP belum meningkatkan pendidikan ( tanggung gugat.
pendokumentasian SOR. maksimal digunakan. pengembangan SDM). 2. Persaingan RS dalam
3. Format asuhan keperawatan 3. pendokumentasian belum 3. Mahasiswa S-1 memberikan pelayanan
sudah ada. dilakukan secara optimal. Keperawatan praktik keperawatan.
4. Adanya kesadaran perawat manajemen untuk
tentang tanggung jawab dan mengembangkan sitem
tanggung gugat. dokumentasi PIE.
4. Kerja sama yang baik antara
mahasiswa dan perawat.
5. Sistem MAKP yang
diterapkan mahasiswa S-1
keperawatan.
4. M4-MONEY
M4 1. Adanya pendapatan tambahan 1. Administrasi pembayaran 24 1. Adanya kerja sama dengan 1. Adanya tuntutan dari
berupa jasa medik. jam perusahaan asuransi. pasien tentang
2. Pengelolaan RSUD Bangil 2. Ketika hari libur administrasi 2. Tersedianya dana untuk administrasi yang
Pasuruan di kelola oleh libur sehingga urusan pasien operasional ruangan terperinci sesuai
pemerintah daerah Pasuruan. administrasi dirangkap oleh tindakan yang
3. Pengadaan dana dan perawat ruangan. diberikan oleh perawat
operasional ruangan di dan dokter
dapatkan dari RSUD Bangil
Pasuruan bekerjasama dengan
asuransi (BPJS,SPM,
UMUM).
4. Daftar biaya perawatan dan
tarif diruangan Krissan sudah
tertera
1. M5-MUTU
M5 1. Kepuasan pasien terhadap 1. Los yang memanjang karena 1. Mahasiswa S1 keperawatan 1. Adanya peningkatan
pelayanan kesehatan di RS perawatan yang sama praktek manajemen standar masyarakat
sudah terealisasi 2. Kerjasama yang baik antara yang harus dipenuhi
2. Rata-rata BOR cukup baik perawat dan mahasiswa 2. Persaingan RS dalam
3. Adanya variasi karakteristik memberikan pelayanan
dari pasien (UMUM, BPJS keperawatan
&SPM)
4. Sebagai tempat praktek
mahasiswa keperawatan DIII
maupun S1
3. Metode Asuhan Keperawatan (M3-Methode)
3.3.1 Peneraparan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Commented [W818]: Jelaskan MAKP yang ada di ruangan
tersebut tolong lebih di deskripsikan
4. Keuangan (M4-Money)
dari RSUD Bangil Pasuruan, kerjasama dengan asuransi (BPJS, JPS, UMUM).
Tabel 3.1 Daftar Tarif Keuangan Di Ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan
Yang Berlaku Saat Ini
Tabel 3.3 Daftar Jenis Tindakan Serta Biaya Perawatan Yang Berlaku Saat Ini Di
Ruang Krissan
5. Mutu Pelayanan (M5-Mutu) Commented [W825]: Untuk keselamatan pasien (pasien safty)
tolong tambahkan 6 sasaran
A. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Kejadian Dekubitus
Kejadian flebitis dari data yang didapatkan pada kamar A dan B tanggal 13
Desember – 15 Desember 2016 mengalami kejadian flebitis ( 33%) dari total
pasien 22 orang
FORMULA
Angka KTD dalam pemberian obat:
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat
x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris cedera dalam pemberian obat
x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Kejadian kesalahan pengobatan tidak terjadi pada Kamar A dan B pada tanggal
13 Desember – 15 Desember 2016, pemberian obat dilakukan secara benar
dan sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.
B. Perawatan Diri
perawatan
Jumlah pasien yang tidak terpenuhi
FORMULA = Jumlah pasien dirawat dan ketergantungan totalminggu
dan partian care
x 100%
13 Desember – 15 Desember 2016
C. Kepuasan Pasien
FORMULA =
Angka kepuasan =
Jumlah pasien yang menyatakan puas pada layanan kesehatan
x 100%
Jumlah pasien yang dilakukan survey pada periode tertentu
Sebelum dikelola
D. Pengetahuan
No Variabel Tanggal
Pre Post
1 Jumlah pasien yang kurang 3 1
pengetahuan
2 Total pasien 22 22
Angka Pengetahuan
3
Pre = 22 x100% =13,6 %
1
Post = 22 x100% = 4, 54 %
E. Kecemasan
No Variabel Tanggal
Pre Post
1 Jumlah pasien 22 22
Cemas ringan
Cemas sedang 1 1
2 Jumlah pasien yang dirawat 22 22
Angka kecemasan :
1
Pre : 22 x100%= 4,54 %
1
Post : 22 x100%= 4,54%
a. Secara umum
Lama rawat inap pasien di ruang krissan mulai tanggal 13-15 hari dari
total pasien 66 orang.
b. Secara khusus
Lama rawat inap pasien di ruang krissan mulai tanggal 13 Desember-15
Desember CVA infark sebanyak 18 orang, CVA Bleeding sebanyak 18
orang, HT sebanyak 5 orang, ICH 4 Orang,
dari total pasien 66 orang.