Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“PATOGENESIS MIKROORGANISME”

DISUSUN OLEH :

1. NURHIKMAH SAHNI G701 17 082


2. ZAHRA ZAFIRA. H G701 17 218
3. NINI KHAERINI G701 17 153
4. YULIANTI G701 17 044

KELAS : C FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata
Kuliah Mikrobiologi.

Selama dalam proses penyelesaian makalah ini, penyusun banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu
Dosen Pengampu Mikrobiologi dan teman-teman mahasiswa/i Jurusan Farmasi.

Penyusun sadar akan kesalahan yang mungkin akan timbul akibat kekhilafan, karena
penyusun sadar bahwa selaku manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Penyusun
berharap besar agar makalah ini dapat berguna bagi orang banyak dikemudian hari,
Aamin.

Palu , 10 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.I Pendahuluan .....................................................................................

I.2 Rumusan masalah............................................................................

I.3 Tujuan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

II.I Definisi Patogenitas Dan Infeksi Mikroba ...................................

a. Definisi patogenits ......................................................................


b. Definisi infeksi mikroba .............................................................
II.2 Prostulat Koch ...............................................................................
a. Definisi........................................................................................
b. Prinsip prostulat ..........................................................................
c. Kriteria prostulat .........................................................................
d. Uji protulat Koch ........................................................................

II.3 Mekanisme Dan Tipe Infeksi Mikroba........................................


a. Mekanisme terjadinya infeksi .....................................................
b. Tipe infeksi mikroba ...................................................................
II.4 Penyakit Infeksi .............................................................................
BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar
kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita
pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal
lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering
terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena
terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari
itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara
bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya.

Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal
terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran
pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran
pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi
banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan.
Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri ada diare, gejala
awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika
terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari
itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.

Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian
kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organism atau
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organism lain. Kemampuan
pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan
patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyakit.
I.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian patogenitas dan infeksi mikroba ?
2. Postulat Koch?
3. Mekanisme dan tipe infeksi mikroba?
4. Penyakit infeksi?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari patogenitas dan infeksi mikroba.
2. Untuk mengetahui posulat Koch.
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan tipe infeksi mikroba.
4. Untuk mengetahui penyakit infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Patogenitas Dan Infeksi Mikroba


a. Definisi Patogenitas
Patogenesitas adalah kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan
reaksi pada host agar secara timbal balik dapat menimbulkan sakit.
Patogenitas mikroorganisme dapat berubah dan tidak sama derajatnya bagi
berbagai host (Alexander lucas, 2016).
b. Definisi infeksi mikroba
Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme
yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi"
mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan
menjadi terganggu) yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang, dan bersifat paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi,
atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat
memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen
mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik,
gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang
terhadap infeksi disebut peradangan. Infeksi terjadi jika mikrorganisme
berumbuh dan mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, jika
mikroorganisme ini merusak tubuh maka disebut pathogen. Suatupatogen
harus berkembang biak dalam tubuh untuk dapat menimbulkan infeksi.
Beberapa mikroorganisme yang menyebakan infeksi dapat memproduksi
toksin. Saat bakteri tumbuh, eksotoksin disekresi dari bakteri. Toksin ini
dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh yang jauh dari infeksi awal karena
toksin ini dapat menyebar (joyce james, 2009).
II.2 Postulat Koch
a. Definisi
Postulat (asumsi/aksioma) atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan
yang benar”, yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau
dibuktikan lebih lanjut, digunakan untuk menurunkan keterangan lain
sebagai landasan awal untuk menarik suatu kesimpulan.

b. Prinsip prostulat
Prostulat mempunyai beberapa prinsip, untuk menjamin kebenaran dari
sebuah prostulat, yaitu:
1. Prinsip Kausalitas adalah keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai
sebab dan dalam situasi yang sama, sebab yang sama menimbulkan efek
yang sama.
2. Prinsip Prediktif Uniformatif mengatakan bahwa sekelompok kejadian
akan menunjukkan derajat hubungan di antara mereka di kemudian hari
sama dengan apa yang mereka perlihatkan pada masa yang lalu atau
sekarang.
3. Prinsip Objektivitas mengharuskan si penyelidik untuk bersikap tidak
memihak mengenai berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus dapat
dihayati dengan cara yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh orang
normal. Maksud dari sikap ini adalah untuk menghilangkan berbagai
unsur subjektif dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan perhatian
kepada hal yang sedang dipelajari.
4. Prinsip Empirisme mendorong si penyelidik untuk menganggap bahwa
kesan dari indranya dapat dipercaya dan bahwa ia dapat mengkonsep
kebenaran dengan menunjukkan fakta-fakta yang telah dialaminya.
Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman, dan eksperimen
dan semua itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran sadar.
5. Prinsip Kehematan atau parsimony mengatakan bahwa oleh karena
banyak hal yang sama seseorang memilih keterangan yang paling
sederhada dan menganggapnya sebagai yang paling benar. Prinsip ini
mengekangadanya keruwetan yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita
terhadap keterangan yang berbelit-belit. Prinsip ini biasanya disebut
“pisau cuk Occam” untuk mengingatkan kita kepada William of Occam,
seorang filsuf Inggris pada abad ke-14 yang mengatakan bahwa kesatuan
tidak boleh digandakan lebih daripada yang diperlukan (entities should
not be multiplied beyond necessary).
6. Prinsip Isolasi atau segregation menghendaki agar fenomena yang
diselidiki itu dipisahkan dari yang lain sehingga dapat diselidiki sendiri.
7. Prinsip Kontrol mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu,
khususnya untuk melakukan eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor
yang berbeda-beda pada waktu yang sama, dan ekperimen tidak dapat
diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen dilakukan, hasilnya
mungkin tidak benar.
8. Prinsip Pengukuran yang Pasti atau exact measurement prinsip ini
menghendaki agar berbagai hasil penyelidikan dapat dijelaskan secara
kuantitatif atau matematik. Ini adalah tujuan ilmu fisika yang
memerlukan berbagai ukuran objektif yang dapat diteliti kebenarannya

c. Kriteria prosturat Koch


Pada tahun 1880, Robert Koch memanfaatkan kemajuan metoda laoratorium
dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan kriteria yang
diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan prosulat Koch yaitu :
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit
yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni
di laboratorium.
3. Biakan murni tesebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisme tesebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut.
Perhatikan gambar 5 berikut ini

Adanya kriteria tesebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab


berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun).
Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menibulkan berbagai penyakit serta
adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari satu mikroorganisme
memerlukan modifikasi dari prostulat Koch.

Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang


menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak
tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh
kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring
bakteri.Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai
ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit
pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.

Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902)dengan
menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut
dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria.
Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air
yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak (Mades
fifendy, 2017).

Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa Koch mengabaikan bagian kedua dari


postulat pertama (organisme penyakit tidak ditemukan pada hewan sehat), ketika
ia menembukan karier asimtomatik atau tak bertanda pada kolera. Kemudian
karier asimtomatik bertambah seiring ditemukannya virus seperti polio, herpes
simpleks, HIV dan hepatitis C. Postulat ketiganya pun tidak selalu terjadi.
Penelitian-penelitian yang dilakukan Koch tidak terbatas pada antraks. Penyakit
lain seperti TBC (tuberculosis) dan kolera turut diteliti pula oleh Koch. Pada
tahun 1883, Koch dikirim ke Mesir sebagai pimpinan Komisi Kolera German
(German Cholera Commission) untuk menginvestigasi penyebaran kolera di
negara tersebut. Meskipun Koch belum membuktikannya dalam berbagai
percobaan, Koch dapat mengidentifikasi bakteri bernama Vibrio bacterium
sebagai penyebab kolera. Sehingga masyarakat umum dapat mengetahui atau
mengidentifikasikan jenis bakteri yang terdapat pada penyakit Kolera
(Aguskrisno, 2011).
d. Uji Prostulat Koch
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Isolat bakteri Pasteurella
multocida yang diisolasi dari kerbau rawa di Hulu Sungai Utara Kalimantan
Selatan, yang disimpan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian
UNLAM. 10 ekor mencit Balb-C yang masing-masing berumur 2 minggu
diinfeksi dengan 100 μl ( 0,1 ml ) kultur yang mengandung 4 x 108 CFU (
1,5 McFarland Scale ) P. multocida secara sub cutan di daerah leher, mencit
diamati setiap 4 jam sampai mati. Mencit yang mati dilakukan nekropsi dan
diamati perubahan – perubahan patologis yang terjadi. Pada saat pemeriksaan
post mortem, diambil juga berbagai sampel seperti paru– paru, lymfoglandula
prescapularis dan submandibularis, cairan oedema, tonsil, sumsum tulang,
limpa, cairan pericardium, cairan ruang perut dan darah jantung. Sesudah
pemeriksaan post mortem, bangkai mencit disimpan pada suhu kamar (tanpa
pengawet) dan sampel serupa seperti diatas diambil kembali pada saat 15 jam
setelah kematian. Sampel paru-paru, tensil, sumsum tulan, limpa, darah
jantung kembali diambil dari bangkai mencit pada waktu 35 dan 59 jam
setelah kematian.

Isolat yang sudah diidentifikasi kemudian diinkubasikan pada suhu 370C


selama satu malam. Dengan ose koloni disentuh, bakteri diinokulasikan pada
media cair brain hearth infusion serum (BHI) cair volume 10 ml diinkubasi
pada suhu 370C selama satu jam, ambil 10 ml campur dengan BHI cair baru
diinkubasi 3 jam sebelum diinjeksikan pada mencit 0,1 ml pada
intramuscular didaerah dada, pengukuran suhu dilakukan 4 jam sekali
sampai mencit mati (Herliani, 2017).
II.3 Mekanisme Dan Tipe Infeksi Mikroba
a. Mekanisme terjadinya infeksi

Mikroba pathogen agar dapat menimbulkan penyakit infeksi harus bertemu


dengan pejamu yang rentan, melalui dan menyelesaikan tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Tahap I
Mikroba pathogen bergerak menuju tempat yang menguntungkan
(pejamu/penderita) melalui mekanisme penyebaran (mode of
transmission). Semua mekanisme penyebaran mikroba pathogen tersebut
dapat terjadi di rumah sakit, dengan ilustrasi sebagai berikut:
 Penularan langsung
Melalui droplet muclei yang berasal dari petugas, keluarga atau
pengunjung dan penderita lainnya.
 Penularan tidak langsung
Penularan tidak langsung dapat terjadi sebagai berikut
- Vehicle-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba pathogen
melalui benda-benda mati (fomite) seperti peralatan medis
(instrument), bahan-bahan/material medis, atau peralatan
makan/minum penderita.
- Vector-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba pathogen
dengan perantara vector seperti lalat. Luka terbuka (open wound),
jaringan nekrotis, luka bakar, dan gangrene adalah kasus-kasus
yang rentan dihinggapi lalat.
- Food-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba pathogen
melalui makanan dan minuman yang disajikan untuk penderita.
- Water-borne, kemungkinan terjadinya penyebaran/penularan
mikroba penyakit infeksi melalui air kecil sekali, mengingat
tersedianya air bersih di rumah sakit sudah melalui uji baku mutu.
- Air-borne, peluang terjadinya infeksi silang melalui media
perantara ini cukup tinggi karena ruangan/bangsal yang relative
tertutup, secara teknis kurang baik ventilasi dan pencahayaannya.
Dari semua kemungkinan penyebaran/penularan penyakit infeksi yang
telah diuraikan di atas, maka penyebab kasus infeksi nosokomial yang
sering dilaporkan adalah tindakan invasive melalui penggunaan
berbagai instrumen medis (vehicle-borne).

2. Tahap II
Upaya berikutnya dari mikroba pathogen adalah melakukan invasi ke
jaringan/organ pejamu (penderita) dengan cara mencari akses masuk
untuk masing-masing penyakit (port dentree) seperti adanya
kerusakan/lesi kulit atau mukosa dari rongga hidung, rongga mulut,
orificium urethrae, dan lain-lain.
 Mikroba pathogen masuk ke jaringan/organ melalui lesi kulit. Hal ini
dapat terjadi sewaktu melakukan insisi bedah atau jarum suntik.
Mikroba pathogen yang dimaksud antara lain virus Hepatitis B (VHB).
 Mikroba pathogen masuk melalui kerusakan/lesi mukosa saluran
urogenital karena tindakan invasive seperti:
- Tindakan kateterisasi, sistoskopi;
- Pemeriksaan dan tindakan ginekologi (curretage);
- Pertolongan persalinan per-vaginam patologis, baik dengan
bantuan instrument medis maupun tanpa bantuan instrument
medis.
 Dengan cara inhalasi, mikroba pathogen masuk melalui rongga hidung
menuju saluran napas. Partikel infeksiosa yang menular berada di
udara dalam bentuk aerosol. Penularan langsung dapat terjadi melalui
percikan air ludah (droplet nuclei) apabila terdapat individu yang
mengalami infeksi saluran napas melakukan ekshalasi paksa seperti
batuk atau bersin. Dari penularan tidak langsung juga dapat terjadi
apabila udara dalam ruangan terkontaminsi.
 Dengan cara ingesti, yaitu melalui mulut masuk ke saluran cerna.
Terjadi pada saat makan dan minum dengan makanan dan minuman
yang terkontaminas. Contoh: Salmonella, Shigella, Vibrio, dan
sebagainya.

3. Tahap III
Setelah memperoleh akses masuk, mikroba pathogen segera melakukan
invasi dan mencari jaringan yang sesuai (cocok). Selanjutnya melakukan
multiplikasi/berkembang biak disertai dengan tindakan destruktif
terhadap jaringan, walaupun ada upaya perlawanan dari pejamu.
Sehingga terjadilah reaksi yang mengakibatkan perubahan morfologis
dan gangguan fisiologis/fungsi jaringan.

Reaksi infeksi adalah proses yang terjadi pada pejamu sebagai akibat dari
mikroba pathogen mengimplementasikan ciri-ciri kehidupannya terhadap
pejamu. Kerusakan jaringan maupun gangguan fungsi jaringan akan
menimbulkan manifestasi klinis yang bersifat sistemik dan manifestasi klinis
yang bersifat khusus (organik).

Manifestasi klinis sistemik berupa gejala (symptom) seperti demam, merasa


lemah dan tidak enak (malaise), nafsu makan menurun, mual, pusing dan
sebagainya. Sedangkan manifestasi klinis khusus akan memberikan
gambaran klinik sesuai dengan organ yang terserang, contoh:
 Bila organ paru terserang, maka aka muncul gambaran klinik seperti
batuk, sesak napas, nyeri dada, gelisah dan sebagainya.
 Bila organ alat pencernaan terserang maka akan muncul gambaran klinik
seperti mual, muntah, kembung, kejang perut dan sebagainya.

Mikroba pathogen yang telah bersarang pada jaringan/organ yang sakit akan
terus berkembang biak, sehingga kerusakan dan gangguan fungsi organ
semakin meluas. Demikian seterusnya, dimana pada suatu kesempatan,
mikroba pathogen keluar dari tubuh pejamu (penderita) dan mencari pejamu
baru dengan cara menumpang produk proses metabolism tubuh atau produk
proses penyakit dari pejamu yang sakit (Darmadi, 2008).
b. Tipe Infeksi Mikroba
Tipe infeksi bakteri antara lain adalah sebagai berikut:
1. Antrax, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
Penyakit anthrax jenis ini menyerang kulit. Bakteri biasanya memasuki tubuh
melalui kulit terbuka atau luka. Benjolan merah kecoklatan yang gatal dan tidak
nyeri muncul 1-12 hari setelah paparan. Kebanyakan benjolan muncul di
daerah wajah, leher, lengan, atau tangan. Benjolan ini membentuk lenting yang
akhirnya pecah dan membentuk koreng hitan (eschar) dengan bengkak di
sekitarnya. Kelenjar getah bening terdekat dapat membesa dan terasa sakit.
Penderita juga terkadang megalami nyeri otot, sakit kepala, demam, mual dan
muntah.
2. Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi.
Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia sp. Terdapat empat
spesies bakteri yang dapat menyebabkan penyakit Lyme pada manusia,
yaitu Borrelia burgderfori, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan
Borrelia garinii. Bakteri Borrelia ditularkan melalui perantara kutu,
sering kali melalui kutu genus Ixodes sp. Atau pada beberapa kasus,
melalui kutu Ambylomma sp. Kutu jenis Ixodes merupakan kutu yang
memiliki kemampuan mengisap darah sebagai makanan, baik darah
manusia maupun darah hewan. Bakteri Borrelia biasanya ditularkan oleh
kutu Ixodes

3. Demam Q, yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii.


Demam Q disebabkan oleh jenis bakteri tertentu yang dibawa oleh
binatang, paling sering domba, kambing dan sapi. Ketika seseorang
menghirup lumbung partikel debu yang terkontaminasi oleh hewan yang
terinfeksi, kemungkinan akan terinfeksi. Kebanyakan orang dengan
demam Q tidak mempunyai gejala awal, namun beberapa mengalami
gejala flu atau mengalamai pneumonia atau hepatitis

4. Demam reumatik, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A.


Demam reumatik adalah komplikasi yang terjadi ketika infeksi akibat
bakteri streptokokus grup A tidak ditangani secara seksama. Contoh
penyakit yang disebabkan oleh streptokokus grup A meliputi radang
tenggorokan serta demam berdarah.

5. Tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.


merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus
bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain
mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb"
atau "MTbc"). Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga
bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar
melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau
menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.

6. Pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae


atau Mycoplasma pneumoniae.
pneumonia adalah penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri,
jamur, dan virus. Jadi, penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan
melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika seseorang yang
terkena kondisi ini bersin atau batuk. Virus dan bakteri penyebab
pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat
bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan
virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.

7. Vaginosis, yang disebabkan oleh bakteri anaerobes.


Vaginosis bakterialis (BV), juga dikenal sebagai bakteriosis vagina atau
Gardnerella vaginitis, merupakan penyakit vagina yang disebabkan oleh
banyaknya bakteri.
8. Meningitis, yang dapat disebabkan oleh beragam bakteri, di antaranya
Streptococcus tipe B, Neisseria meningitidis, dan Listeria
monocytogenes.
Meningitis dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti infeksi bakteri,
virus, jamur, atau parasit. Kondisi-kondisi tertentu, seperti melemahnya
sistem imun tubuh, juga dapat memicu munculnya meningitis.

9. Gonore, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.


Gonore adalah suatu penyakit menular seksual yang umum dan
disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria Gonorrhoeae atau
Gonococcus. Bakteri gonococcus biasanya ditemukan di cairan penis dan
vagina dari orang yang terinfeksi

II.4 Penyakit Infeksi


1. Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis atau yang sering disingkat sebagai TB atau TBC merupakan
penyakit menular yang sangat luas penyebarannya di seluruh dunia. Terlebih
lagi, TB dapat menular dengan mudah melalui sekresi batuk penderitanya
yang menyebar di udara. Penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis ini terbilang cukup ganas dan sulit
disembuhkan. Butuh waktu 6 bulan hingga 1 tahun untuk menjalankan terapi
pengobatan TB yang lengkap dan tanpa putus.
Gejala: Berat badan turun drastis, batuk kronis, demam, kurang nafsu makan
dan berbagai ciri-ciri lainnya seperti berikut: Ciri-ciri tuberkulosis (TBC).
Penyebab: Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar
melalui sekresi batuk penderitanya. Bakteri ini akan menyebar di udara dan
terhirup ke paru-paru orang lain, ketika sistem imun orang tersebut lemah
maka ia akan terinfeksi dan menderita TBC.
2. Tipes
Tipes atau demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
yang menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Penyakit ini
umumnya menyerang anak-anak yang kurang dijaga kebersihan lingkungan
dan makanannya. Anak-anak juga lebih rentan karena belum sempurnanya
sistem imun yang mereka punya.
Gejala: Demam tinggi hingga 40ºC dan bertahan beberapa hari, sakit perut,
sembelit atau diare. Lengkapnya baca: Ciri-ciri dan gejala penyakit tipes.
Pada anak-anak terdapat sedikit perbedaan seperti penjelasan berikut ini:
Gejala tipes pada anak.
Penyebab: Penyakit tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang
menyebar melalui feses atau urin penderitanya. Makanan atau minuman
yang terkontaminasi bakteri dari feses atau urin inilah yang akan memicu
munculnya tipes.
3. Diare
Diare termasuk penyakit yang sering di alami terutama pada anak-anak.
Ditandai dengan sakit perut dan feses atau tinja yang berbentuk encer serta
BAB yang lebih sering. Penyakit ini umumnya dapat diatasi dengan mudah
menggunakan obat diare di apotik atau menggunakan bahan alami seperti
daun jambu biji. Namun perlu perhatian serius jika diare terjadi lebih sering
dan tidak reda dengan pemberian obat diare biasa.
Gejala: nyeri perut, feses lebih lunak atau encer dari biasanya, lebih sering
BAB, dehidrasi.
Penyebab: berbagai penyebab dapat memicu munculnya diare dan yang
cukup sering adalah akibat infeksi bakteri di pencernaan. Masuknya berbagai
jenis bakteri seperti Escherichia coli, Campylobacter, Clostridum difficile,
Salmonella, dan Shigella yang kemudian menginfeksi, dapat memicu diare.
4. Kolera
Kolera merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di saluran
pencernaan yang menyebabkan penderitanya mengalami diare dan dehidrasi
parah. Penyakit ini jika tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal
terutama pada anak-anak.
Gejala: diare secara tiba-tiba dan sering, dehidrasi, mual dan muntah serta
kram perut.
Penyebab: kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae yang
dapat memproduksi toksin CTX. Racun ini akan menyebabkan tubuh sulit
menyerap air, sehingga air lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk diare.
Makanan laun, terutama kerang yang diambil di perairan yang terkontaminasi
dan tidak dimasak hingga matang kerap jadi penyebab penularan utama
penyakit ini.
5. Disentri
Penyakit yang menginfeksi usus dan menyebabkan diare yang disertai darah
dan lendir ini dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa.
Gejala: diare yang disertai darah, mual, muntah dan kram perut.
Penyebab: disentri disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella pada saluran
pencernaan. Terdapat beberapa jenis Shigella yang dapat menyebabkan
disentri, yang paling umum adalah jenis Shigella sonnei, sementara
jenis Shigella dysenteriae menyebabkan disentri yang paling parah.
Kurangnya kebersihan menyebabkan bakteri ini dapat mengontaminasi
melalui makanan atau minuman.
6. Pneumonia
Penyakit yang menyerang paru-paru dan lebih dikenal sebagai penyakit paru-
paru basah ini menyebabkan terjadinya pembengkakan di kantong udara di
ujung saluran paru-paru (alveoli). Alveoli akan berisi cairan atau nanah yang
akan menyebabkan batuk berdahak hingga kesulitan bernafas.
Gejala: batuk kering atau batuk yang disertai dahak berwarna kuning, hijau
atau tercampur darah, nafas pendek, rasa sakit saat menarik nafas dan demam.
Penyebab: infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang menular melalui
udara atau kontaminasi dalam makanan dan minuman.
7. Kusta
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi kulit,
sistem saraf, selaput lendir, otot hingga mata. Penyakit ini terkadang
distigmakan negatif sehingga terkadang penanganannya tidak maksimal,
padahal kusta bisa disembukan.
Gejala: mati rasa, muncul lesi pucat yang tidak terasa sakit, tidak sakit saat
terluka, kelumpuhan otot kaki dan tangan hingga kehilangan jari-jeri tangan.
Penyebab: kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae
yang diduga menular melalui cairan hidung penderitanya saat batuk atau
bersin. Hewan armadilo dan simpanse juga diketahui dapat menularkan kusta
ke manusia.
8. Gonorhoe
Gonoore atau kencing nanah merupakan penyakit menular seksual (PMS)
yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dan gonococcus.
Kebiasaan buruk gonta-ganti pasangan merupakan penyebab utama
munculnya penyakit ini.
Gejala: keluar lendir puti susu atau kuning kehijauan dari penis atau vagina,
sering buang air kecil, pembengkakan kelenjar getah bening dan beberapa
ciri lainnya seperti diulas berikut ini: Penjelasan lengkap penyakit gonore.
Penyebab: berhubungan badan dengan penderita, menggunakan jarum
suntik tidak aman atau diturunkan dari ibu ke anak.
9. Pes
Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang efeknya bisa
berakibat fatal bahkan kematian. Penyakit ini dapat menyerang sistem limfa,
sistem peredaran darah dan paru-paru.
Gejala: Terdapat 3 jenis pes dengan gejala yang berbeda dari masing-masing
jenisnya seperti dijelaskan lengkap berikut ini: Gejala penyakit pes.
Penyebab: gigitan kutu yang terinfeksi, tergigit hewan yang terinfeksi atau
mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran hewan terinfeksi seperti
tikus, marmut, kelinci dan anjing.
10. Antraks
Antraks adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dengan
tingkat bahaya yang cukup tinggi bahkan dapat menyebabkan kematian.
Belum lagi, penyakit ini juga dapat ditularkan oleh hewan yang terinfeksi ke
manusia.
Gejala: mual, pusing, tidak nafsu makan, muntah berwarna hitam atau
coklat, BAB berwarna hitam, sakit perut parah, muncul borok atau koreng di
kulit serta kesulitan bernafas.
Penyebab: bakteri Bacillus anthracis yang menginfeksi hewan ternak atau
hewan liar yang kemudian ditularkan ke manusia melalui kontak dengan
hewan tersebut atau termakan dagingnya.
11. Tetanus
Penyakit tetanus menyebabkan kekakuan otot rahang dan leher bahkan
hingga mengganggu kerja otot pernapasan. Jika tidak ditangani dengan benar
penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat berakibat fatal hingga
menyebabkan kematian.
Gejala: kejang, ekakuan otot rahang, rahang terkunci (lockjaw), kesulitan
menelan.
Penyebab: paparan spora bakteri Clostridium tetani pada luka kulit seperti
luka bakar, terkena paku berkarat atau digigit hewan
12. Pertussis
Pertusis atau biasa disebut sebagai batuk 100 hari merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini
sangat menular dan dapat berakibat fatal jika menginfeksi bayi atau lansia
dengan kekebalan tubuh rendah atau belum di vaksin.
Gejala: tahap awal mirip dengan batuk flu biasa, tahap selanjutnya batuk
akan terjadi lebih sering dengan suara batuk yang lebih tinggi dan diawali
dengan menarik nafas dalam lebih dahulu.
Penyebab: bakteri Ordetella pertussis dapat ditularkan penderita pertusis
melalui udara dari semburan air liur selama batuk.
13. Sifilis
Penyakit menular seksual yang dikenal juga sebagai raja singa ini disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidum. Hampir sebagian besar organ tubuh akan
terpengaruh penyakit ini, namun pada awalnya hanya muncul lesi di area
kelamin atau mulut tempat pertama bakteri masuk dan menginfeksi.
Gejala: muncul lesi dan pembengkakan kelenjar limfa di sekitar area awal
infeksi, serta gejala lanjutan seperti di jelaskan berikut ini: Penjelasan
lengkap penyakit raja singa.
Penyebab: hubungan seksual dengan penderita sifilis, ciuman yang intens
hingga terkontaminasi liur penderita sifilis, berbagi jarum suntik bekas
penderita atau ditularkan pada bayi oleh ibu yang menderita sifilis.
14. Meningitis bakterialis
Meningitis bakterialis adalah kondisi infeksi pada selaput yang melindungi
otak dan saraf tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri. Saat terinfeksi
lapisan meninges akan membengkak dan menekan sel saraf di sekitarnya dan
menyebabkan kerusakan saraf.
Gejala: demam, sakit kepala berkelanjutan, mual dan muntah, sensitif
terhadap cahaya, gejala akan sedikit berbeda jika meningitis terjadi pada bayi
atau anak-anak. Baca penjelasan lengkap gejala meningitis berikut: Ciri-ciri
meningitis yang perlu diwaspadai.
Penyebab: infeksi bakteri Neisseria meningitidis, Streptococcus
pneumoniae, dan Listeria monocytogenes.
15. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Leptospira sp yang mengontaminasi makan atau minuman. Tikus dan anjing
merupakan hewan yang kerap menjadi pembawa bakteri
Leptospira. Umumnya penyakit ini mewabah di area bekas banjir atau area
kumuh yang banyak tikus.
Gejala: mual, muntah, meriang, sakit kepala, nyeri otot, diare, sakit perut,
demam, ruam dan konjungtivitis.
Penyebab: makanan atau minuman yang terkontaminasi urin tikus atau
anjing yang membawa bakteri Leprosis (Darmadi, 2008).
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyakit. Infeksi merupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak
dan berasosiasi dengan jaringan inang
2. Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme
yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya.
3. Postulat (asumsi/aksioma) atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan
yang benar”, yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau
dibuktikan lebih lanjut, digunakan untuk menurunkan keterangan lain
sebagai landasan awal untuk menarik suatu kesimpulan
4. Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, serta
dapat menyerang seluruh organ tubuh. Demam, batuk, hingga tanda
peradangan, seperti nyeri, merupakan beberapa gejala yang dapat dialami
penderita kondisi ini. Penularan bakteri dapat terjadi dengan berbagai cara,
bisa secara langsung seperti percikan ludah orang terinfeksi yang terhirup,
melalui makanan, atau gigitan hewan yang terkontaminasi.
5. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit
penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Penyebab utama
infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organism).
.
DAFTAR PUSTAKA

Aguskrisno.H. 2011. Jenis dan patogenesis Mikroorganisme penyebab diare.


Universitas Indonesia Jakarta

Alexander. L.S, dkk. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbitan ANDI, Anggota
IKAPI. Yogyakarta.

Darmadi, dkk. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika Dan Pengendaliannya. Penerbit


Salemba Medika. jakarta

Fyfendi Mades, Biomed. M. 2017. MIKROBIOLOGI Edisi Pertama. Perpustakaan


Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta.

Herlina, Sulaiman. A, Hidayat. M. 2017. Uji Pathogenitas Bakteri Pasteurella


multocida isolat Lokal Menggunakan Postulat Koch. Fakultas Pertanian Jurusan
Peternakan Unlam. Banjarmasin.

James.Joyce, Barker.C, dan Swain.H. 2009. Prinsip-Prinsip Sains Untuk


Keperawatan. Penerbit Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai