“PATOGENESIS MIKROORGANISME”
DISUSUN OLEH :
KELAS : C FARMASI
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata
Kuliah Mikrobiologi.
Selama dalam proses penyelesaian makalah ini, penyusun banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu
Dosen Pengampu Mikrobiologi dan teman-teman mahasiswa/i Jurusan Farmasi.
Penyusun sadar akan kesalahan yang mungkin akan timbul akibat kekhilafan, karena
penyusun sadar bahwa selaku manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Penyusun
berharap besar agar makalah ini dapat berguna bagi orang banyak dikemudian hari,
Aamin.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal
terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran
pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran
pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi
banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan.
Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri ada diare, gejala
awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika
terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari
itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian
kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organism atau
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organism lain. Kemampuan
pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan
patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyakit.
I.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian patogenitas dan infeksi mikroba ?
2. Postulat Koch?
3. Mekanisme dan tipe infeksi mikroba?
4. Penyakit infeksi?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari patogenitas dan infeksi mikroba.
2. Untuk mengetahui posulat Koch.
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan tipe infeksi mikroba.
4. Untuk mengetahui penyakit infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Prinsip prostulat
Prostulat mempunyai beberapa prinsip, untuk menjamin kebenaran dari
sebuah prostulat, yaitu:
1. Prinsip Kausalitas adalah keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai
sebab dan dalam situasi yang sama, sebab yang sama menimbulkan efek
yang sama.
2. Prinsip Prediktif Uniformatif mengatakan bahwa sekelompok kejadian
akan menunjukkan derajat hubungan di antara mereka di kemudian hari
sama dengan apa yang mereka perlihatkan pada masa yang lalu atau
sekarang.
3. Prinsip Objektivitas mengharuskan si penyelidik untuk bersikap tidak
memihak mengenai berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus dapat
dihayati dengan cara yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh orang
normal. Maksud dari sikap ini adalah untuk menghilangkan berbagai
unsur subjektif dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan perhatian
kepada hal yang sedang dipelajari.
4. Prinsip Empirisme mendorong si penyelidik untuk menganggap bahwa
kesan dari indranya dapat dipercaya dan bahwa ia dapat mengkonsep
kebenaran dengan menunjukkan fakta-fakta yang telah dialaminya.
Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman, dan eksperimen
dan semua itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran sadar.
5. Prinsip Kehematan atau parsimony mengatakan bahwa oleh karena
banyak hal yang sama seseorang memilih keterangan yang paling
sederhada dan menganggapnya sebagai yang paling benar. Prinsip ini
mengekangadanya keruwetan yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita
terhadap keterangan yang berbelit-belit. Prinsip ini biasanya disebut
“pisau cuk Occam” untuk mengingatkan kita kepada William of Occam,
seorang filsuf Inggris pada abad ke-14 yang mengatakan bahwa kesatuan
tidak boleh digandakan lebih daripada yang diperlukan (entities should
not be multiplied beyond necessary).
6. Prinsip Isolasi atau segregation menghendaki agar fenomena yang
diselidiki itu dipisahkan dari yang lain sehingga dapat diselidiki sendiri.
7. Prinsip Kontrol mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu,
khususnya untuk melakukan eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor
yang berbeda-beda pada waktu yang sama, dan ekperimen tidak dapat
diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen dilakukan, hasilnya
mungkin tidak benar.
8. Prinsip Pengukuran yang Pasti atau exact measurement prinsip ini
menghendaki agar berbagai hasil penyelidikan dapat dijelaskan secara
kuantitatif atau matematik. Ini adalah tujuan ilmu fisika yang
memerlukan berbagai ukuran objektif yang dapat diteliti kebenarannya
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902)dengan
menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut
dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria.
Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air
yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak (Mades
fifendy, 2017).
2. Tahap II
Upaya berikutnya dari mikroba pathogen adalah melakukan invasi ke
jaringan/organ pejamu (penderita) dengan cara mencari akses masuk
untuk masing-masing penyakit (port dentree) seperti adanya
kerusakan/lesi kulit atau mukosa dari rongga hidung, rongga mulut,
orificium urethrae, dan lain-lain.
Mikroba pathogen masuk ke jaringan/organ melalui lesi kulit. Hal ini
dapat terjadi sewaktu melakukan insisi bedah atau jarum suntik.
Mikroba pathogen yang dimaksud antara lain virus Hepatitis B (VHB).
Mikroba pathogen masuk melalui kerusakan/lesi mukosa saluran
urogenital karena tindakan invasive seperti:
- Tindakan kateterisasi, sistoskopi;
- Pemeriksaan dan tindakan ginekologi (curretage);
- Pertolongan persalinan per-vaginam patologis, baik dengan
bantuan instrument medis maupun tanpa bantuan instrument
medis.
Dengan cara inhalasi, mikroba pathogen masuk melalui rongga hidung
menuju saluran napas. Partikel infeksiosa yang menular berada di
udara dalam bentuk aerosol. Penularan langsung dapat terjadi melalui
percikan air ludah (droplet nuclei) apabila terdapat individu yang
mengalami infeksi saluran napas melakukan ekshalasi paksa seperti
batuk atau bersin. Dari penularan tidak langsung juga dapat terjadi
apabila udara dalam ruangan terkontaminsi.
Dengan cara ingesti, yaitu melalui mulut masuk ke saluran cerna.
Terjadi pada saat makan dan minum dengan makanan dan minuman
yang terkontaminas. Contoh: Salmonella, Shigella, Vibrio, dan
sebagainya.
3. Tahap III
Setelah memperoleh akses masuk, mikroba pathogen segera melakukan
invasi dan mencari jaringan yang sesuai (cocok). Selanjutnya melakukan
multiplikasi/berkembang biak disertai dengan tindakan destruktif
terhadap jaringan, walaupun ada upaya perlawanan dari pejamu.
Sehingga terjadilah reaksi yang mengakibatkan perubahan morfologis
dan gangguan fisiologis/fungsi jaringan.
Reaksi infeksi adalah proses yang terjadi pada pejamu sebagai akibat dari
mikroba pathogen mengimplementasikan ciri-ciri kehidupannya terhadap
pejamu. Kerusakan jaringan maupun gangguan fungsi jaringan akan
menimbulkan manifestasi klinis yang bersifat sistemik dan manifestasi klinis
yang bersifat khusus (organik).
Mikroba pathogen yang telah bersarang pada jaringan/organ yang sakit akan
terus berkembang biak, sehingga kerusakan dan gangguan fungsi organ
semakin meluas. Demikian seterusnya, dimana pada suatu kesempatan,
mikroba pathogen keluar dari tubuh pejamu (penderita) dan mencari pejamu
baru dengan cara menumpang produk proses metabolism tubuh atau produk
proses penyakit dari pejamu yang sakit (Darmadi, 2008).
b. Tipe Infeksi Mikroba
Tipe infeksi bakteri antara lain adalah sebagai berikut:
1. Antrax, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
Penyakit anthrax jenis ini menyerang kulit. Bakteri biasanya memasuki tubuh
melalui kulit terbuka atau luka. Benjolan merah kecoklatan yang gatal dan tidak
nyeri muncul 1-12 hari setelah paparan. Kebanyakan benjolan muncul di
daerah wajah, leher, lengan, atau tangan. Benjolan ini membentuk lenting yang
akhirnya pecah dan membentuk koreng hitan (eschar) dengan bengkak di
sekitarnya. Kelenjar getah bening terdekat dapat membesa dan terasa sakit.
Penderita juga terkadang megalami nyeri otot, sakit kepala, demam, mual dan
muntah.
2. Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi.
Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia sp. Terdapat empat
spesies bakteri yang dapat menyebabkan penyakit Lyme pada manusia,
yaitu Borrelia burgderfori, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan
Borrelia garinii. Bakteri Borrelia ditularkan melalui perantara kutu,
sering kali melalui kutu genus Ixodes sp. Atau pada beberapa kasus,
melalui kutu Ambylomma sp. Kutu jenis Ixodes merupakan kutu yang
memiliki kemampuan mengisap darah sebagai makanan, baik darah
manusia maupun darah hewan. Bakteri Borrelia biasanya ditularkan oleh
kutu Ixodes
III.1 Kesimpulan
1. Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyakit. Infeksi merupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak
dan berasosiasi dengan jaringan inang
2. Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme
yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya.
3. Postulat (asumsi/aksioma) atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan
yang benar”, yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau
dibuktikan lebih lanjut, digunakan untuk menurunkan keterangan lain
sebagai landasan awal untuk menarik suatu kesimpulan
4. Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, serta
dapat menyerang seluruh organ tubuh. Demam, batuk, hingga tanda
peradangan, seperti nyeri, merupakan beberapa gejala yang dapat dialami
penderita kondisi ini. Penularan bakteri dapat terjadi dengan berbagai cara,
bisa secara langsung seperti percikan ludah orang terinfeksi yang terhirup,
melalui makanan, atau gigitan hewan yang terkontaminasi.
5. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit
penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Penyebab utama
infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organism).
.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander. L.S, dkk. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbitan ANDI, Anggota
IKAPI. Yogyakarta.