Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AGEN ANTIMIKROBA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

Nini khaerini G701 17153

Zahra zafira G701 17218

nurhikma sahni G701 17082

Yulianti G70117044

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya yang memberi kesempatan kepada penyusun makalah ini, sehingga dapat tersusun
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan nantinya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang agen antimikroba.
Makalah ini tersusun masih banyak kekurangan dari segi manapun, oleh sebab itu penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan teman-teman yang memberi
sumber materi penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pengajar
yang telah banyak memberi kesempatan dalam penyelesaian makalahini.
Demikianlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua yang ikut
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.....

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian mikrobiostatik, mikrobiosida, dan istilah lain yang berkaitan dengan agen
anti mikroba .............................................................................................................
2.2 Interaksi hospes-mikroba- antomikroba........................................................................
2.3 Senyawa-senyawaantimikroba......................................................................................
2.4 Mekanisme kerja senyawa anti mikroba ....................................................................
2.5 Resistensi mikroba terhadap senyawa antimikroba ..................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Antimikorba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,zat tersebut
memiliki khasiat atau kemampuan untuk mematikan/menghambat pertumbuhan kuman
sedangkan toksisitas terhadap manusia relative kecil.Pernyataan tentang definisi
antimikroba menurut Waluyo (2004), antimikroba merupakan suatu zat-zat kimia yang
diperoleh/dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme, zat tersebut mempunyai daya
penghambat aktifitas mikororganisme lain meskipun dalam jumlah sedikit. Pengertian
antimikroba menurut Entjang (2003) dalam Rostinawati (2009), antimikroba adalah zat
kimiayang dihasilkan oleh suatu mikroba yang mempunyai khasiat antimikroba.

Anti mikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan
manusia. Dalam pembicaraam disini, yang dimaksudkan dengan mikroba terbatas pada
jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.antibiotik ialah zat yang di hasilkan
oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba
jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini di buat secara semi sintetik atau sintetik penuh.
Namun dalam praktek sehari -hari AM sintetik yanpg diturunkan dari produk
mikroba misalnya Sulfonamid dan kuinolon) juga sering di golongkan sebagaiantibiotik
.
obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia ,
ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin . artinya , obat
tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba , tetapi relatif tidak toksik
untuk hospes. sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin tidak akan
diperoleh.

Salah satu dari masalah-masalah utama yang berkaitan dengan pemakaian zat-zat
kemoterapeutik (antimikroba) secara luas ialah terbentuknya resistensi pada
mikroorganisme terhadap obat-obatan ini. Dengan berkembangnya populasi mikroba
yang resisten, maka antibiotik yang pernah efektif untuk mengobati penyakit- penyakit
tertentu kehilangan nilai kemoterapeutiknya.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian mikrobiostatik, mikrobiosida dan istilah lain yang berkaitan dengan
agen antimikroba.?
2. Bagaimana interaksi hospes-mikroba-antimikroba?
3. Apa saja senyawa-senyawa antimikroba?
4. Bagaimana mekanisme kerja senyawa antimikroba?
5. Bagaimana resistensi mikroba terhadap senyawaantimikroba

1.3 Tujuan
1. Untuk mengartahui apa pengertian mikrobiostatik, mikrobiosida dan istilah lain yang
berkaitan dengan agen antimikroba.
2. Untuk mengartahui bagaimana interaksihospes-mikroba-antimikroba
3. Untuk mengartahui apa saja senyawa-senyawaantimikroba
4. Untuk mengartahui bagaimana mekanisme kerja senyawaantimikroba
5. Untuk mengartahui bagaimana resistensi mikroba terhadap senyawaantimikroba
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi mikrobiostatik, mikrobiosida dan istilah lain yang berkaitan dengan agen
antimikroba.

1. Mikrobiostatik danmikrobiosida.
Bahan kimia dan fisika memainkan peranan penting dalam pengendalian mikroba.
Bahan-bahan kimia dan fisika dapat dikelompokan berdasarkan atas pengaruh
yang ditimbulkannya terhadap mikroba. Jika bahan tersebut menyebabkan
hambatan atau penghentian pertumbuhan mikroba, bahan tersebut disebut
mikrobiostatik sedangkan bahan yang dapat mematikan mikroba disebut
mikrobiosida.Dengan demikian bakteriosida merupakan bahan pembunuh bakteri
sedangkan bakteriostatik merupakan bahan penghambat pertumbuhan bakteri.
bahan yang dapat membunuh virus disebut virusida , yang dapat membunuh
fungi disebut fungisida dan yang dapat membunuh alga disebut algasida . Bahan
antimikroba yang dapat membunuh berbagai macam mikroba disebut germisida.

2. Antiseptikum dandisinfektan
Keadaan jaringan yang sakit akibat adanya koloni dan pertumbuhan mikroba
pathogen disebut septis. Untuk mencegah terjadinya septis digunakan antiseptik
dan disinfektan. Antiseptik adalah senyawa kimia yang dapat menurunkan jumlah
mikroba permukaan tubuh. antiseptik sifatnya lebih lama sehingga tidak merusak
jaringan misalnya iodium tinktur, isopropil alkohol merupakan antiseptik yang
sering digunakan untuk mengobati luka pada kulit sedangakn Desinfektan
merupakan senyawa kimia yang dapat mengurangi atau mematikan mikroba yang
terdapat pada benda mati. jadi disinfektan disini sifatnya lebih keras sehingga tidak
digunakan pada permukaan tubuh, senyawa fenol merupakan disinfektan yang
umum digunakan di rumah tangga, laboratorium dan rumah sakit untuk membunuh
mikroba pada meja. dan peralatan yang lain. senyawa fenol sangat eleekti membunuh
berbagai jenis mikroba tetapi penggunaannya harus hati-hati sebab dapat
menyebabkan iritasi pada kulit dan degenerasi pada sistem saran. kadang- kadang
dengan pengenceran yang tinggi disinfektan dapat digunakan sebagaiantiseptik.
3. Disnfeksi, sanitasi, sterilisasi, dan teknikaseptis.
Sanitasi adalah cara untuk mengurangi sejumlah mikroba sampai tidak menimbulkan
kerugian baik secara kimiawi dan fisikawi Sterilisasi adalah suatu proses untuk
menghilangkan atau mematikan semua mikroba pada suatu bahan atau alat.
Prosedur sterilisasi secara rutin dilakukan di laboratorium untuk menghilangkan
kontaminasi mikroba dari media kultur dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam
isolasi dan kultivasi mikroba. Prosedur ini juga dilakukan dirumah sakit pada
peralatan bedah untuk mencegah terjadinya sepsis pasca bedah.Tehnik aseptik
merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mencegah kontaminasi dalam
mempertahankan kemurnian kultur mikroba atau pensterilanbahan

2.2 Interaksihospen-mikroba--antimikroba
1. interkasi Mikrobahospes-
 Patogenesis M sebagai penyebab penyakitH
 Raksi imun untuk mengatasiM.

Seleksi obat-obatan antiikroba :


a. Terapi empirik sebelum indentifikasiorganisme
b. Identifikasi & sensivitasorganisme.
c. Metode identifikasi laboratorium.
d. Efek 14 infeksi dalam terapi pada meningitis .>. baik daribakteriokstatik
e. Statuspasien
Sistem imun, gangguan fungsi ginjsl/ hati, perfu si jelek (makr/ mikro
angiopatin DM),kehamilan,laktasi,umur.
f. Keamananbantibiotik

2. Interaksi Antimikroba-Mikroba
 aktivitas AM membasmim
 Sensitivitas/resistensi M thdAM

3. Interaksiantimikroba-Hoses
 Farmakokinetiaka
 farmakodinamika
2.3 Senyawa yang BersifatAntimikroba
Senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri banyak
terkandung di dalam tumbuhan. Beberapa senyawa antimikroba antara lain yaitu, saponin,
tannin, flavonoid, xantol, terpenoid, alkaloid dan sebagainya (Suerni, dkk, 2013). Selain
senyawa antimikorba yang diperoleh dari tumbuhan ada pula senyawa antimikroba buatan,
contohnya amoxilin. Pada dasarnya setiap senyawa antimikroba memiliki kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara melisiskan dinding sel bakteri.
Berikut adalah beberapa senyawa antimikroba yang ada dalam tumbuhan.
1. Saponin
Merupakan salah satu senyawa yang mempunyai kemampuan untuk melisiskan dinding
sel bakteri apabila berinteraksi dengan dinding bakteri (Pratiwi dalam Karlina, 2013).
Saponin yang diujikan langsung pada bakteri dapat meningkatkan permeabilitas
membrane sel bakteri, sehingga struktur dan fungsi membran sel berubah. Hal tersebut
akan menganggu kestabilan permukaan dinding sel, memudahkan zat antibakteri masuk
ke dalam sel dan mengganggu metabolisme sel yang mengakibatkan terjadinya
denaturasi protein bakteri.

2. Flavonoid
Merupakan senyawa fenol yang mempunyai sifat sebagai desinfektan. Karena
flavonoid yang bersifat polar membuat flavonoid dapat dengan mudah menembus
lapisan peptidoglikan yang juga bersifat polar, sehingga flavonoid sangat efektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Flavonoid mempunyai cara kerja yang
sama seperti saponin dalam hal menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu dengan
mendenarurasi protein bakteri yang menyebabkan terhentinya aktivitas metabolisme sel
bakteri. Terhentinya aktivitas metabolisme mengakibatkankematian padasel.

3. Tannin
Tannin merupakan senyawa yang dapat merusak membran sel bakteri. Pernyataan yang
diungkapkan oleh Pratiwi dan Karlina (2013), senyawa tanin mampu menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara mengkoagulasi protoplasmabakteri.

4. Terpenoid
Senyawa antibakteri jenis terpenoid efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri,
fungi, virus dan protozoa. Seperti pada umumnya mekanisme kerja terpenoid dalam
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengiritasi dinding sel dan
mengumpalkan protein bakteri. Sehingga menyebabkan terjadi hidrolisi dan difusi
cairan sel karena adanya perbedaan tekanan osmosis (Pratiwi dalam Karlina,2013).

5. Xanthone
Senyawa xanthone memiliki fungsi antioksidan tinggi sehingga dapat menetralkan dan
menghancurkan radikal bebas yang memicu munculnya penyakit degeneratif.

6. Alkaloid
Alkaloid mencakup senyawa bersifat bassa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, umumnya berupa asam amino. Alkaloid mempunyai aktivitas antimikroba
yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat
sintesis dinding sel, mengubah permeabilitas membran melalui transport aktif dan
menghambat sintesis protein (Mangunwardoyo, 2009).

7. MinyakAtsiri
Minyak atsiri tersusun dari beberapa senyawa utama, yaitu citral, sitronelol dan
geraniol yang bersifat antibakteri dan memiliki kemamuan untuk membunuh bakteri
(Rahman, dkk, 2013). Selain itu, minyak atsiri mengandung senyawa-senyawa volatile
seperti golongan monoterpen dan sesquiterpen yang termasuk golongan senyawa
bersifat antimikroba (Emamgoreishi, 2005 dalam Dewi,dkk,2013).

2.4 Mekanisme Kerja ZatAntimikroba


Berdasarkan beberapa ahli menyebutkan bahwa mekanisme kerja zat antimikroba
mengganggu bagian-bagian yang peka di dalam sel, yaitu:
1. Antimikroba menghambat metabolismesel
Untuk bertahan hidup dan melangsungkan kehidupan, mikroba membutuhkan asam
folat. Mikroba patogen tidak mendapatkan asam folat dari luar tubuh, sehingga
mikroba perlu mensintesis asam folat sendiri. Zat antimikroba akan mengganggu
proses pembentukkan asam folat, sehingga menghasilkan asam folat yang
nonfungsional dan metabolisme dalam sel mikroba akan terganggu (Setiabudy,
2007).
2. Antimikroba menghambat sintesisprotein
Suatu sel dapat hidup apabila molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam sel
dalam keadaan alamiahnya. Terjadinya denaturasi protein dan asam nukleat dapat
merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali. Suhu tinggi dan konsentrasi pekat dari
beberapa zat kimia dapat mengakibatkan koagulasi ireversibel komponen sel yang
mendukung kehidupan suatu sel (Pelczar, 1988 dalamRahmadani, 2015).
3. Antimikroba menghambat sintesis dindingsel
Bakteri dikelilingi oleh struktur kaku seperti dinding sel yang berfungsi untuk
melindungi membrane protoplasma yang ada dalam sel. Senyawa antimikroba mampu
merusak dan mnecegah proses sintesis dinding sel, sehingga akan menyebabkan
terbentuknya sel yang peka terhadap tekanan osmotik (Waluyo,2004).
4. Antimirkoba menghambat permeabilitas membranesel
Membrane sel berfungsi untuk penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan
pengangkutan aktif dan mengendalikan susunan dalam sel. Membran sel
mempengaruhi konsentrasi metabolit dan bahan gizi di dalam sel dan tempat
berlangsungnya pernafasan sel serta aktivitas sel biosintesis tertentu. Beberapa
antimikorba dapat merusak salah satu fungsi dari membrane sel sehingga dapat
menyebabkan gangguan pada kehidupan sel (Waluyo, 2004).
5. Antimikroba merusak asam nukleat danprotein
DNA, RNA dan protein memegang pernana penting di dalam proses kehidupan sel.
Sehingga gangguan apapun yang terjadi dalam pembentukan atau padafungsi zat-zat
tersebut dalam mengakibatkan kerusakan secara menyeluruh pada sel (Pleczar, 1988
dalam Rahmadaniv, 2015).

2.5 Resistensi Mikroba terhadap SenyawaAntimikroba


Problem resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik mula-mula ditemukan pada
tahun 1980-an dengan ditemukannya kasus multipel resisten pada strain bakteri
Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, dan
Enterococcus faecalis. Semakin tinggi penggunaan antibiotik, semakin tinggi pula
tekanan selektif proses evolusi dan proliferasi strain mikroorganisme yang bersifat
resisten. Mikroorganisme patogen yang resisten terhadap antibiotik sangat sulit
dieliminasi selama proses infeksi, dan infeksi oleh beberapa strain bakteri dapat
berakibat letal (kematian). (Pratiwi, 2008). Secara garis besar kuman dapat menjadi
resisen terhadap suatu Antimikroba melalui 3mekanisme:
1. Obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya di dalam sel mikroba. Pada kuman Gram-
negatif, molekul antimikroba yang kecil dan polar dapat menembus dinding luar dan
masuk ke dalam sel melalui lubang-lubang kecil yang disebut porin. Bila porin
menghilang atau mengalami mutasi maka masuknya antimikroba ini akan terhambat.
Mekanisme lain ialah kuman mengurangi mekanisme transpor aktif yang
memasukkan antimikroba ke dalam sel. Mekanisme lain lagi ialah mikroba
mengaktifkan pompa efluks untuk membuang keluar antimikroba yang ada dalamsel.
2. Inaktivasi obat. Mekanisme ini sering mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap
golongan aminoglikosida dan beta laktam karena mikroba mampu membuat enzim
yang merusak kedua golongan antimikrobatersebut.
3. Mikroba mengubah tempat ikatan antimikroba. Mekanisme ini terlihat pada S.aureus
yang resisten trhadap metisilin. Kuman ini menguban Penicillin Blinding Protein
sehingga afinitasnya menurun terhadap metisilin dan antibiotik beta laktam yanglain.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Antimikorba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,zat
tersebut memiliki khasiat atau kemampuan untuk mematikan/menghambat
pertumbuhan kuman sedangkan toksisitas terhadap manusia relativekecil.

2. Terbentuknya resistensi, yang merupakan fenomena biologis yang mendasar,


menunjukkan bahwa di dalam pemakaian zat-zat kemoterapeutik diperlukan
kehati-hatian yang tinggi. Zat-zat tersebut tidak boleh digunakan sembarangan
atau tanpa pembedaan. Sejalan dengan hal tersebut, jelas bahwa ada kebutuhan
yang terus-menerus untuk mengembangkan obat-obat baru dan berbeda untuk
menggantikan obat-obat yang telah menjadiefektif

III.2 Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi
sempurnanya makalah ini. Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa
dapat memahami tentang pengendalian mikroorganisme . Pada makalah berikutnya
menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai