Anda di halaman 1dari 6

Kaum nabi ibrahim sulit meninggalkan berhala

Nabi ibrahim as pada akhirnya merasa tidak ada manfaat lagi berdebat dengan kaumnya yang berkepala
batu dan tidak mau menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan
selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mereka tidak akan menyimpang dari acara
persembahan nenek moyang mereka, walaupun oleh Nabi ibrahim as dinyatakan berkali-kali bahwa
mereka dan bapak-bapak mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.

Nabi ibrahim kemudian merancang dan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata
yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung
mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Nabi Ibrahim menghancurkan berhala berhala sesembahan kaumnya

Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan babylon bahwa setiap tahun mereka keluar kota
beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. berhari-hari mereka tinggal di
luar kota di suatu padang terbuka, berkemah dan membawa bekalan makanan dan minuman yang
cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang senang sambil meninggalkan kota kota mereka kosong dan
sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut
beramai ramai menghormati hari hari suci itu. Nabi ibrahim as yang juga turut diajak tetapi ia berpura
pura sakit dan diizinkan tinggal di rumah karena mereka merasa khawatir bahwa penyakit ibrahim as
yang dibuat buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta.

“Inilah dia kesempatan yang ku nantikan,” kata hati nabi ibrahim as tak kala melihat kota sudah kosong
dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-
daun pohon gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi
menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan
hanya deretan pantung-patung yang terlihat diserabi tempat peribadatan itu. Kemudian dipecahkannya
patung patung itu dan dihancurkannya berpotong potong dengan kapan yang berada di tangannya.
Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu oada lehernya dikalungkanlah kapak nabi
ibrahim as itu, kemudian dia pergi.

Kisah mukjizat Nabi Ibrahim – Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, ketika mereka pulang dari
berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan tuhan mereka hancur berantakan
dan menjadi potongan potongan yang berserakan di atas lantai. betanyalah satu kepada yang lain
dengan nada heran : “Siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap
Tuhan-tuhan persembahan ini?” berkata salah seorang di antara mereka : “Ada kemungkinan bahwa
orang yang selalu mengolok-olong dan mengejek persembahan kami yang bernama ibrahim itulah yang
melakukan perbuatan berani ini. “Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata : “Bahkan
dialah yang pasti berbuat,karena ia adalah satu satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua
berada di luar merayakan hari suci dan sakral itu”. Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya terdapat
kepastian yang tidak diragukan lagi bahwa nabi ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-
patung itu. Rakyat kota berama-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau
penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mereka. suaara marah,
jengekl dan kutukan terdengarn dari segala penjuru, yang nenuntut agar si pelaku diminta bertanggung
jawab dalam suatu pengadilan terbuka, dimana seluruh rakyat penduduk kota dapat ikut serta
menyaksikannya.

Dan memang itula yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim as agar pengadilkan dilakukan secara teruma
dimana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau
dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan yang bathil dan sesat itu, seraya
menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa. diantara yang hadir diharapkan masih
bisa terbuka hatinya bagi iman dan tahuid yang diajarkan dan dakwahnya.

Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengunjungi
padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.

Ketika nabi ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin
dengan teriakan kukutan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya pada penyembah berhala terhadap
beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka.

Ditanyakan nabi ibrahim as oleh para hakim : “Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan
merusakkan Tuhan-tuhan kamu?” dengan sikap yang tenang, Nabi ibrahim as menjawab : “patung besar
yang berkaling kapan di lehernya itulah yang melakukannya. Coba tanya saja kepada patung-patung itu
siapakah yang menghancurkannya.” Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu
kepada yang lain dan berbisik-bisik. Kemudian berkata si hakim: “Engkaukan tahu bahwa si patung
patung ituda tidak dapat berbicara dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?
“TIbalah waktunya yang memang dinantikan oleh nabi ibrahim as, maka sebagai jawaban atas
pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang
mereka pertahankan mati matian, semata mata hanya karena adat itu adalah warisa nenek moyang.
Berkata nabi ibrahim as kepada para hakim itu : “Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-
patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat
membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan
kebinasaan? Tidak dapatkah kamu berpikir dengan akal yang sehat bahwa persembahan yang kalu
lakukan adalah pebuatan yang keliru hanya hanya di fahami oleh syaitan. MEngapa kamu tidan
menyembah TUhan yang menciptakan kamu, mencipatakan alam sekeliling kamu dan menguasakan
kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan”

Setelah selesai nabi ibrahim as menguraikan pidatonya, para hakim mengeluarkan keputusan bahwa nabi
ibrahim as harus dibakar hidup hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan mengancurkan
Tuhan-tuhan mereka, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu
“bakarlah ia dan belalah Tuhan tuhanmu, jika kamu benar benar setia kepadanya”

Keputusan mahkamah telah dijatuhkan. Nabi ibrahim as harus dihukum dengan dibakar hidup hidup
dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang aka
disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan
diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong royong
harus mengambil bagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada
Tuhan tuhan persembahan mereka yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim as.

Berduyun-duyulah para penduduk dari segela penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan
dan tanda bakti kepada tuhan mereka. di antaranya terdapat para wanitayang hamil dan orang sakit yang
membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperoleh berokah dari tuhan tuhan mereka
dengan menyembuhkan penyakit mereka dan melindungi yang hamil di kala ia bersalin.

Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim

Setelah berkumpul kayu bakar dilapangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk
serta tersusun laksana sebuah bukit, berduyun duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan
hukuman atas diri nabi ibrahim as. kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dasyat yang
sedang beterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya uap yang ditimbulkan oleh api yang
menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, nabi ibrahim as didatangkan dan dari atas
sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia ke dalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan
iringan firman Allah : “hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi ibrahim” (Qs 21 ; 69)

Kisah mukjizat nabi ibrahim – Sejak keputusan hukuman diajutuhkan sampai saat ia dilemparkan ke
dalam bukti apa yang menyala-nyala itu, nabi ibrahim as tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal
karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi
makanan api dan kurban keganasan orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi
tatkala ia berada dalam perut bukti apa yang dasyat itu ia mereasa dingin sesuai dengan seruan Allah
perlindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengingat tangan dan kakinya yang terbakar
hangus, sedangkan tubuh dan pakaian yang terlekat pada ubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun
tersentuh oleh api, ini merupakan mujizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, nabi
ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-
hambanya Allah yang tersesat itu.

Semua yang hadir pada upacara pembakaran heran tercengang tatkala melihat nabi ibrahim as keluar
dari bukti api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaian yang
tetap berada seperti biasa, tidak ada tanda tanda sentuhan api sedikit pun. Mereka kemudian pergi
meninggalakan lapangan dalam keadaan heran seraya bertanya tanya pada diri sendiri dan di antara satu
sama lain bagaimana hal yang ajaib itu terjadi, padahal menuru anggapa mereka dosa nabi ibrahim
sudah nyata mendurhakai tuhan tuhan yang mereka puja dan sembah. Ada sebagian dari mereka yang
dalam hati kecil mulai meragukan kebenaran agama mreka namun tidak berani membicarakan rasa ragu
ragunya iitu kepada orang lain, sedangkan para emuka dan para pemimpin mereka mereka kecewa dan
malu, karena hukuman yang mereka jatuhkan ke pada nabi ibrahim as dan kesibukan rakyat
mengumpulkan kayu bakar selama berminggu minggu telah berakhir dengan kegagalan sehingga merasa
malu kepada nabi ibrahim as dan para pengikutnya.

Mukjizat yang diberikan oleh Allah swt kepada nabi ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran
dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebagian penduduk terhadap
persembahan dan patung patung mereka dan membuka mata hati. banyak dari mereka memikirkan
kembali ajakan nabi ibrahim as dan dakwahnya, bahkan tidak kurang dari mereka yang ingin menyatakan
imannya kepada nabi ibrahim, namun khawatir akan mendapatan kesukaran dalam kehidupannya akibat
kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang
akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak nabi ibrahim.

Nabi ibrahim selalu menyeru dan mengajak ayahnya agar beriman kepada Allah, dan cepat bertaubat,
sebagaimana tersebut dalam Al qur an :

“Ceritakanlah (hai muhammad) kisah ibrahim di dalam AL kitab (Al qur’an) ini. sesungguhnya ia adalah
seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi. Iangatlah ketika ia berkata kepada bapanya :
“Wahai bapaku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak
dapat menolong kamu sedikitpun?”

Wahai bapaku, sesunguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang
padamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. ”

“wahai bapaku janganlah kamu menyembah syaitan, sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah.

“wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha
Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan” (QS 19 : 41 – 45)

Kemudian ayahnya menjawab, sebagaimana tersebut dalam Al qur an

“berkatalah bapaknya : “Bencikah kamu kapada tuah tuhanku, hai ibrahim? jika kamu tidak berhenti,
maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalah aku buat waktu yang lama”

Sejak saat itulah beliau pindah ke kan an (Palestina) dan disanalah beliau berumah tangga dan
mempunyai keturunan. nabi ibrahim as mempunyai dua orang istri, istri pertamanya adalah siti sarah
dan yang kedua ada siti hajar.

Pada mulanya, nabi ibrahim as tidak memperoleh keturunan dengan istrinya siti sarah kemudian beliau
menikah lagi dengan siti hajar, barulah dari siti hajar nabi ibrahim as memperoleh keturunan yang
bernama islamil.

Setelah usia siti sarah agak lanjut, barulah beliau mendapatkan keturunan yang bernama ishak dan ishak
inilah yang menurunkan anak bernama Ya’qub.

Nabi ibrahim berdebat dengan raja Namrud :

Nambrud berkata : “ibrahim, siapakah yang menjadikan alam ini ?


nabi ibrahim menjawab : “yang menjadikan alam ini adalah dzat yang dapat mengidupkan dan dapat
mematikan dan berkuasa atas segala-galanya.”

“Aku juga berkuasa, barang siapa yang aku perintahkan untuk membunuhnya, maka matilah ia, dan
apabil aku membiarkannya hidup, maka hiduplah dia ” Kata namrud

“Tuhan kami ialah yang menerbitkan matahari dari sebelah timur, maka coblah kamu putar terbitnya dari
sebelah mara” Jawab nabi ibrahim as.

Setelah mendengar perkataan nabi ibrahim as itu, maka tercenganglah namrud dan ia tidak dapat
menjawab

Namrud mengaku sebagai Tuan. “Akulah tuhan yang berhak disembah! akulah maharaja!” ucapnya
dengan angkuh. siapa yang menyembah namrud akan mendapat makanan dan sumber hidup dari
padanya. Dan siapa yang ingkar kepada namrud, tidak akan diberi makanan kepadanya walau sedikitpun

Allah sangat murka kepada namrud. Lalu Allah menurunkan azab berupa ribuan nyamuk yang menyerang
namrud beserta pada pengikutnya dan angin taufak yang memporak porandakan negeri babylon.
Akhirnya raja namrud pun mati akibat azab dari Allah yang maha kuasa.

Anda mungkin juga menyukai