Claude. S. Goerge, Jr
Mengatakan proses pengambilan keputusan itü dikerjakan oleh kebanyakan
manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk penimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah altematif.
Horold dan Cyrii ODonnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternative menegnai suatu
cara bertindak. Bila dikaitkan dengan suatu organisasi, keputusan ini disebut dengan
system keputusan. System keputusan ini adalah salah satu bagian dari system
organisasi.
Jenis Keputusan
1. Berdasarkan pada sifat, struktur, dan kejelasan elemen keputusan yang ada di
dalamnya
a. Keputusan terstruktur (Structured decision)
Sifat keputusan ini berulang dan rutin, melibatkan prosedur yang jelas
dalam menanganinya, sehingga tidak diperlakukan seakan—akan masih baru.
Jenis pengambilan keputusan ini mengandung suatu respons otomatik
terhadap kebijaksanaan — kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gambar 1.1
Jenis Keputusan Berdasarkan Sifat, Struktur dan
Kejelasan Elemen di dalamnya
Tidak Perencanaan
penelitian &
terstruktur
pengembangan
Persiapan
anggaran
Semi
Terstruktur
Pengendalian
Terstruktur persediaan,
pencataan
pesanan
Dengan demikian, tipe keputusan ini dapat kita gambarkan pada gambar
dibawah ini.
Agar keputusan yang diambil tepat dan benar, pengambil keputusan perlu
menggunakan metode-metode yang tepat juga. Proses penurunan suatu keputusan
mengandung empat unsur .
a. Model : Model menunjukkan gambaran suatu masalah secara kuantitatif atau
kualitatif.
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam pengambilan keputusan, yaitu;
1) pendekatan kualitatif, dan
2) pendekatan kuantitatif.
Sederahananya, pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif
terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan
keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika
yang dibuat.
b. Kriteria: Kriteria yang dirumuskan menunjukkan tujuan dari keputusan yang
diambil. Jika terdapat beberapa kriteria yang saling bertentangan, maka
pengambilan keputusan harus melalui kompromi (misalnya menambah jasa
langganan dan mengurangi persediaan, maka keputusan mana yang diambil perlu
kompromi).
c. Pembatas: Faktor-faktor tambahan yang perlu diperhatikan dalam memecahkan
masalah pengambilan keputusan. Misalnya dana yang kurang tersedia.
d. Optimalisasi: Apabila masalah keputusan telah diuraikan dengan sejelas jelasnya,
maka manajer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang
diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan ini pengambil keputusan siap untuk
memilih pemecahan yang terbaik atau yang optimal.
Identifikasi situasi yang tcpat tcrhadap kondisi yang diamati serta keakuratan
persepsi terhadap gejala situasi (simptom) adalah syarat utama terciptanya solusi
yang efektif Dengan memperlakukan sebuah keadaan yang kontinyu sebagai
situasi baru dan unik akan berakibat upaya yang mubazir dan tidak efektif Di Sisi
lain, kesalahan persepsi terhadap situasi baru dan unik yang diperlakukan sebagai
hal rutin akan mengakibatkan kesulitan yang lebih besar. Huber dalam Ashar
Kasim (1994) mengatakan ada tiga kecenderungan yang dapat mengganggu
penjajakan masalah:
a. Kecenderungan untuk merumuskan masalah menurut penyelesaian yang
ingin diusulkan. Dengan memfokuskan permasalahan kepada satu
kemungkinan penyelesaian dan mengurangi kesempatan untuk mencari
alternative-alternatif penyelesaian yang lain.
b. Kecenderungan untuk merumuskan masalah secara sempit dan menurut
tujuan-tujuan yang lebih rendah. Hal ini bisa menyebabkan masalah yang
dirumuskan lebih sempit daripada yang seharusnya sehingga tidak
menunjang usaha organisasi secara keseluruhan.
c. Kecenderungan untuk melakukan diagnosis masalah berdasarkan gejala-
gejala yang terlihat (symptoms). Umumnya para manajer cenderung untuk
hanya menyelidiki suatu masalah dalam batas-batas gejala yang terlihat atau
diketahui, mereka terlalu sering menghabisskan waktunya menghadapi
”symptoms” yang sama yang timbul lagi berulang-ulang.
5. Evaluasi manfaat dan biaya (disbenefit) untuk semua alternatif langkah Dalam
konteks pengambilan keputusan, analisis manfaat-biaya merupakan alat tradisional
yang digunakan untuk mengalokasikan sumberdaya di antara seperangkat
aktivitas. Alat tersebut juga dimaksudkan untuk mengetahui besaran
biaya/pengorbanan dan manfaat/perolehan sehubungan dengan suatu altenatif
keputusan.
Tujuan dan Manfaat Analisis Manfaat-Biaya adalah untuk melihat sejauh mana
suatu keputusan memberikan manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
terutama dalam konteks ekonomi. Pada analisis biaya dan manfaat, ada beberapa
metode kantitatif yang digunakan dalam menentukan layak tidaknya proyek.
Adapun metode kuantitatif yang digunakan adalah:
Pemimpin
Manajer perlu menjadi pemimpin yang baik. Manajer harus
mengatur dan merencanakan perubahan dan menggunakan keterampilan
kepemimpinan untuk menginspirasi karyawan untuk menerimanya. Ini
adalah keterampilan yang kompleks. Kepemimpinan adalah istilah yang
luas yang menggabungkan berkomunikasi dan inspirasi orang orang
disekitar Anda untuk merangkul prespektif.
Negosiasi
Seorang negosiator mirip dengan pemimpin. Ketika organisasi
berkembang atau mengalami perubahan, manajer seringkali diperlukan
untuk bernegosiasi dengan jelas dan tabah dengan pesaing, kontraktor,
pemasok, dan karyawan. Seorang manajer harus mampu bernegosiasi dengan
semua pihak tersebut dengan cara yang efektif melayani kepentingan terbaik
organisasi.
Sebagai Figur
Seorang manajer juga perlu bertindak sebagai tokoh organisasi.
Manajemen. Manajer yang membangun hubungan positif dengan pelanggan
dan karyawan akan menciptakan asosiasi positif dari dirinya / dirinya dengan
organisasi pada umumnya.
Penghubung dan Communicator
Manajer efektif mengkomunikasikan visi mereka untuk organisasi,
agar karyawan lebih terlibat dengan pekerjaan mereka dan mengerahkan
dirinya untuk organisasi. Komunikasi adalah inti dari mengelola perubahan
secara efektif. Transparansi dan empati merupakan bagian integral membuat
karyawan sadar dan nyaman dengan perubahan yang terjadi.
Berbagai kemampuan tersebut memang harus dimiliki Oleh manajer.
Mengingat tantangan yang dihadapi manajer tidak ringan, seperti;
1. Tantangan tentang cara birokrasi manangani problem
(b) Kegiatan sosial dan seremonial seperti itü menyita banyak waktu, tenaga,
dan bahkan juga biaya. Akan tetapi sesungguhnya, memainkan peranan
simbolis sangat penting, paling sedikit ditinjau dari segi penciptaan citra
positif organisasi yang bersangkutan
(a) Wirausahawan.
Manajer bertindak sebagi wirausahawan dalam mengusulkan jenisjenis
aktivitas baru, menangani gangguan-ganguan yang muncul dalam organisasi,
mengalokasikan sumber daya kepada para staf yang membutuhkan dan
menegosiasikan konflik serta menjadi penengah antara kelompok-kelompok
yang bertikai.
(b) Perdam ketidaktenangan (disturbance handler)
(c) Penentu alokasi sarana, prasarana, sumber daya manusia dan dana (resource
allocator), serta
(d) Selaku perunding (negotiator).
Peranan terakhir yang penting dan harus dimainkan dengan efektif ialah
selaku perunding bagi organisasi vis a vis berbagai pihak di luar organisasi.
Seorang pemimpin dalam membuat keputusan harus memiliki sifat khusus yaini:
a. Analytical skills yaini kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan
motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
b. Flexibility atau adaptability skills yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya
kepemimpinan yang palin tepat berdasarkan analisis terhadap situasi
c. Communication skills adalah kemampuan untuk menjelaskan kepada
bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang anda terapkan