Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Sumadi Suryabrata (1998:121) Hasil Belajar adalah nilai
sebagai rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau Hasil
Belajar selama masa tertentu. Sedangkan menurut Siti Pratini (2005: 85) Prestasi
Belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan
belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut
Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan
yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan
bahwa “hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang”. Hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar
atau proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari belajar”.
Menurut pendapat diatas hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh peserta didik sebagai hasil
belajarnya yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan.

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan sebelumnya di SDN Kanigaran 3


Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo Hasil Belajar yang diperoleh
berdasarkan ulangan harian pada pokok bahasan bangun datar masih banyak siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM. KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70
Dengan KKM tersebut siswa yang dapat mencapai nilai diatas KKM hanya 13

1
Orang sedangkan 29 orang siswa memperoleh nilai dibawah KKM. Meskipun
guru telah berupaya melaksanakan pendidikan bagi siswa secara maksimal.
Namun hasil belajar siswa yang diharapkan belum menunjukan hasil yang
memuaskan bagi guru.
Hal yang menyebabkan rendah hasil belajar menurut Chalijah Hasan
(2001:87) dipengaruhi oleh Faktor instrumental, Yang termasuk faktor
instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat
pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran
serta strategi pembelajaran
Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa maka harus ada model
pembelajaran yang baik, tepat, efektif dan efisien, Pembelajaran tidak lagi harus
berpusat pada guru seperti metode ceramah melainkan harus bisa membuat siswa
lebih aktif dan kreatif dalam belajar misalnya dengan metode kerja kelompok dan
tanya jawab. Untuk itu model pembelajaran Kerja kelompok yang lebih tepat
karena dalam model ini peran serta siswa lebih tinggi dalam pembelajaran.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa mengikuti mata Pelajaran Matematika
diantaranya adalah :
1. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah sehingga
materi pelajaran sulit dipahami siswa.
2. Dalam menyajikan materi pelajaran, pembelajaran lebih terpusat pada
guru.
3. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diambil kesimpulan bahwa
dalam menyajikan materi pelajaran guru tidak menggunakan metode Kerja
kelompok yang tepat sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa.

2
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Agar semua permasalahan dapat diatasi dengan baik, selanjutnya penulis
berkeinginan untuk melakukan Penelitian dengan perbaikan upaya-upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode demonstrasi dalam
menjelaskan konsep Matematika di kelas IIII pada materi Bangun Datar
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis menetapkan judul Penelitian ini
adalah : “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Materi Bangun Datar Siswa kelas IIII SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah ‘‘ Apakah dengan menggunakan
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Bangun
Datar siswa kelas IIII SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo Tahun Pelajaran
2018/2019?’’

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa kelas IIII SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan Metode Demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian Pebaikan Pembelajaran


1. Manfaat bagi guru sebagai peneliti yaitu:
a. Menumbuhkan rasa percaya diri guru dan kreatifitasnya.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa yaitu:
a. Siswa tertarik dengan pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah yaitu:
a. Membantu tercapainya visi dan misi sekolah.

3
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Manfaat bagi peneliti yaitu:
a. Sebagai bahan untuk peningkatan profesionalisme guru.
b. Menambah pengetahuan serta wawasan dalam pendidikan di
masa yang akan datang.

4
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil BelajarMatematika
Proses belajar mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laku
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh
pengalaman belajarnya. Dan guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri
siswa.
Suciati (2005), dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum
fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap sudah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Menurut Nasution (1995), belajar merupakan tingkah laku siswa dari tidak
tahu menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan
menggunakan serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik
tingkah laku maupun sifat seseorang dapat dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak
hanya membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu
dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar.Penilaian tersebut dapat
dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes.
Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Ketrampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana 2004:22).

5
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemempuan ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh gurusehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar,
adalah untuk melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam
pengajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba
(1962;310) Bahwa kegiatan yang utama dalam evaluasi meliputi tujuan
pengajaran,jangkauan, perubahan-perubahan terhadap kualitas personal dan
kemampuan siswa. Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar
dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu peristiwa belajar mengajar.
Proses juga berperan untuk melakukan perubahan terhadap tingkah laku dan sikap
anak didik, yang berupa aspek kognitif, yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek efektif yang menyangkut nilai-nilai,
norma-norma yang mencerminkan perilaku anak didik dalam kehidupan sehari-
hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki anak didik
setelah mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.
Menurut Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil
tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk
menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
sangat besar.Hanya dengankeuletan, sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi
dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Biasanya lembaga yang lebih dikenal sebagai lembaga pembelajarana
adalah sekolah, dan dibimbing atau disusun oleh Guru. Menurut Jonassen (1991)
perpektif kontruktIIIesme juga mempunyai pemahaman tentang hasil. Tetapi
proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.
Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan
mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.

6
Hasil belajar merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan
menetapkan sesuatu yang menyangkut maslah belajar. Hasil belajar dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
Menurut teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam belajar adalah
penyesuian pertama yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar
yang terpenting adalah bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi
mengerti apa yang dipelajari. Jadi yang terpenting dalam belajar adalah mengerti
tetang apa yang dipelajari.

B. Metode Demonstrasi
Menurut Syaiful (2008: 210) Metode demonstrasi adalah pertunjukan
tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta
didik secara nyata atau tiruannya.
Mulayani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82, metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada peserta didiksusatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajaribaik dalam bentuk sebenarnyamaupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan,
suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi
peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala
benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang diharapkan.
H. Udin S. Winaputra, dkk (2001) menyimpulkan keunggulan dari
metode demonstrasi yaitu, siswa dapat memahami suatu objek sebenarnya,
mengembangkan rasa ingin tahu, membiasakan kerja secara proses, siswa dapat
mengetahui hubugan srtuktural atau urutan objek dan dapat membandingkan pada
beberapa objek.

7
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok
Roestiyah N.K (1998 : 17 menyebutkan berapa keuntungan dan
kelemahan metode kerja kelompok.
a. Kelebihan metode Kerja Kelompok
1. Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah
2. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau
masalah.
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampailan berdiskusi.
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
5. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
6. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai
pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu
kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.

b. Kekurangan metode Kerja Kelompok


1. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang
mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka
yang kurang.
2. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula
3. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada
kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi


1) Membentuk kelompok

8
Pendidik atau peserta didik, atau pendidik bersama peserta didik
membentuk kelompok-kelompok belajar. Berapa jumlah kelompok dan
berapa jumlah anggota setiap kelompok disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik
menjelaskan tujuan, kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-
kegiatan yang harus dikerjakan oleh kelompok, sehingga peserta didik
menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok-kelompok.
2) Pemberian tugas-tugas kepada kelompok
Pendidik memberikan tugas-tugas peserta didik menurut kelompoknya
masing-masing. Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-
petunjuk mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang
mungkin dilakukan oleh setiap kelompok dalam rangka mewujudkan
hasil kerja kelompok sebagai suatu kesatuan.
3) Masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugasnya
Peserta didik-peserta didik bekerja sama secara gotong royong
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka
mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik
mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa
pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja
kelompok
4) Pendidik bersama peserta didik dilakukan penilaian
bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga
terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya
dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas
sebagai suatu kesatuan.

C. PENERAPAN METODE KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN


Metode Kelompok adalah metode penyajian pelajaran dengan
mengelompokkan siswa dan memberikan materi tentang Bangun Datar, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, kerja
kelompok tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun

9
dalam proses pelaksanaan peran siswa tidak hanya sekedar memperhatikan,
akan tetapi mendiskusikan materi pelajaran lebih konkret.
 KEGIATAN AWAL (5 menit)
 Guru memberikan apersepsi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 KEGIATAN INTI (55 menit)


1. Guru mengajak siswa untuk fokus (2 menit)
2. Siswa berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. (5 menit)
3. Guru menjelaskan materi Pelajaran: (20 menit)
4. Setelah mejelaskan kerja kelompok yang dilakukan guru, siswa
mengerjakan LKS yang sudah disediakan. (10 menit)
5. Guru menunjuk salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas. (13 menit)
6. Kelompok lain menanggapi. (5 menit)
7. Siswa mengerjakan latihan individu. (10 menit)

 KEGIATAN PENUTUP (10 menit)


- Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
- Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.
- Guru melakukan evaluasi.
-
D. HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR DENGAN METODE
MENGAJAR MATERI BANGUN DATAR
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka rencana dan alternative tindakan serta langkah – langkah
perbaikannya diformulasikan dalam suatu hipotesis tindakan yakni, ‘ apabila
dalam memberikan contoh – contoh konkrit dan menkerja kelompokkan, siswa
yang bertanya kepada guru akan meningkat’. Hipotesis selanjutnya adalah, ‘
apabila dalam melanjelaskan pembelajaran dengan mendemonstrasikan materi,

10
kemudian siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan apabila ada materi
yang belum dipahami, akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa’.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Bidang Datar
Jumlah Siswa : 42 Siswa
L = 18 siswa
P = 24 Siswa
2. Tempat Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo.
Yang terletak di Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran Kota
Probolinggo.

3. Waktu Penelitaian
Pra siklus : 3 Mei 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Siklus I : 10 Mei 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Siklus II : 17 Mei 2019

11
Alokasi waktu 2 x 35 Menit

4. Pihak yang Membantu Dalam Penelitian


Supervisor 2
Nama : Suhartini, S.Pd
NIP : 19600725 197907 2 005
Jabatan : Guru Kelas
Kepala Sekolah
Nama : Tri Sukeswati, S.Pd
NIP : 19631001 198303 2 012
Jabatan : Kepala sekolah
B. Desain Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Desain Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas beberapa siklus.
Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:

Permasalahan Perencanaan I Pelaksanaan Pengamatan /


Tindakan I pengumpulan
data

SIKLUS I Refleksi I

Pengamatan / Pelaksanaan Perencanaan


pengumpulan Permasalahan
Tindakan II II
data

12
Refleksi II SIKLUS II

Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

2. Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun prosedur dalam penelitian perbaikan pembeljaran adalah:
a. Pra Siklus
Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2019
Topik Bangun Datar
b. Siklus I
Siklus I terdiri atas tahap
1. Perencanaan
 Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran
 Merencanakan Penerapan Model Pembelajaran
 Merencanakan pembentukan kelompok kecil siswa
 Membuat Instrumen observasi
 Membuat lembar penilian
 Membuat lembar evaluasi Pembelajaran
2. Tindakan
 Guru mengimplentasikan RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran yang ada
 Siswa dalam kelompok kecil melakukan kegiatan belajar bersama
dikelas
3. Observasi
 Tindakan guru mengamati siswa selama proses pembelajaran
 Menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan alat ukur evaluasi
pembelajaran.
4. Refleksi

13
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikonsultasikandengam pembimbing
penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I digunakan sebagai
acuan dalam menyusun perencanaan siklus II
c. Siklus II
Siklus II terdiri atas tahap
1. Perencanaan
 Mengumpulkan data yang diperlukan
Melakukan perbaikan pada RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kerja kelompok
 Membentuk kelompok kecil siswa untuk melakuakan diskusi
 Membuat Instrumen observasi
 Membuat lembar penilian
 Membuat lembar evaluasi Pembelajaran
2. Tindakan
 Guru mengimplentasikan RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kerja kelompok
 Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan diskusi bersama
tentang bangun datar
3. Observasi
 Peneliti melakukan pengamatan selama siswa menjalankan proses
penerapan model pembelajaran kerja kelompok
 Melakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan alat ukur
evaluasi pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi difokuskan kepada ada dan tidaknya peningkatan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika tentang bidang datar. Selain itu
juga pada tahap refleksi ini dilihat efektivitas model pembelajaran yang
telah dilakukan pada siklus II.

14
Apabila pada siklus II sudah terjadi peningkatan dibandingkan
dengan siklus I, maka tujuan penguatan proses pembelajaran yang telah
dilakukan berhasil.
Dasar yang dipakai untuk mengetahui peningkatan khususnya
hasil belajar adalah sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
C. Teknik Analisa Data
Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah:
1. Metode dokumentasi untuk mengambil data siswa
2. Metode tes hasil belajar untuk mengambil data kemampuan siswa
3. Metode observasi untuk mengambil data proses belajar dan keterlaksanaan
pembelajaran
Data dalam penelitian ini berupa angka-angka dan presentase.
Selanjutnya data ini di analisis secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan
dari proses siklus I dan siklus II.
Peneliti mengambil data pada siswa Kelas III SDN Kanigaran 3Kota
Probolinggo dengan jumlah siswa 42. Peneliti mengambil data penelitian pada
setiap pembelajaran dengan memeriksa hasil kerja siswa yang berupa tes tertulis
yang berbentuk isian singkat dengan skor penilai pada setiap soal yang dijawab
benar dikalikan bervariasi. Pengamatan dilakukan dengan observasi yang diamati
oleh supervisor 2 dengan bentuk lembar pengamatan terhadap siswa dan guru.
Teknik analisis data ini dilakukan dengan analisis deskriptif yaitu untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah melaksanakan ulangan harian.

15

Anda mungkin juga menyukai