Proses Produksi: Peleburan Logam
Proses Produksi: Peleburan Logam
Proses
Produksi
Peleburan Logam
03
Teknik Teknik Industri Popy Yuliarty,ST,MT
Abstract Kompetensi
Pada umumnya logam-logam yang dihasilkan dari dalam Mahasiswa memahami proses
tambang masih dalam bentuk batu-batuan dan jarang sekali awal pembentukan logam.
terdapat bebas dalam alam. Biasanya terdapat dalam keadaan
terikat dengan unsur-unsur yang lain seperti : zat asam, zat arang
dsb.Logam-logam tambang tsb belum dapat digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan produk jadi atau WIP. Proses awal
pembentukan logam dilakukan melalui proses penuangan
(pengecoran) bijih logam, sehingga logam-logam itu berbentuk
benda tuang yang disebut ingot, dimana ingot-ingot ini akan diolah
menjadi besi kasar (pig iron) dan akan dibentuk sedemikian rupa
kedalam bentuk lain yang kita kehendaki baik melalui proses
pengecoran (penuangan) maupun proses lainnya seperti
pengerjaan panas (hot working processes) dan pengerjaan dingin
(cold working processes).
Pada umumnya logam-logam yang dihasilkan dari dalam tambang masih dalam
bentuk batu-batuan dan jarang sekali terdapat bebas dalam alam. Biasanya terdapat
dalam keadaan terikat dengan unsur-unsur yang lain seperti : zat asam, zat arang dsb.
Logam-logam tambang tsb belum dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan produk jadi atau WIP. Proses awal pembentukan logam dilakukan melalui
proses penuangan (pengecoran) bijih logam, sehingga logam-logam itu berbentuk
benda tuang yang disebut ingot, dimana ingot-ingot ini akan diolah menjadi besi kasar
(pig iron) dan akan dibentuk sedemikian rupa kedalam bentuk lain yang kita kehendaki
baik melalui proses pengecoran (penuangan) maupun proses lainnya seperti
pengerjaan panas (hot working processes) dan pengerjaan dingin (cold working
processes).
Proses pengolahan logam menjadi bahan baku ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek kebutuhan kualitas produk akhir yang dikehendaki
dimana setiap proses yang dilakukan akan berpengaruh besar terhadap sifat dan
karakteristik logam tersebut.
Agar dapat digunakan untuk keperluan membuat produk, maka terlebih dahulu
harus :
1. Penggalian logam tambang ( biji-biji besi ) dari dalam tanah yang dilakukan dengan
cara diledakkan, digali, dibor dsb.
2. Pekerjaan pendahuluan dari biji-biji besi, misalnya bijih besi yang berbentuk batu
dipecahkan/dikecilkan ukurannya, dicuci dsb dan biji-biji yang berbentuk pasir atau
berbutir-butir halus dibuat sinter atau briket sebelum dimasukkan dalam dapur
tinggi.
3. Pengolahan biji-biji besi di dalam dapur tinggi sehingga didapatkan besi kasar.
4. Pembuatan baja carbon (logam campuran) di dalam dapur-dapur baja seperti :
convertor Thomas atau Bessemer dsb.
Blast furnace merupakan dapur pengecoran logam yang terdiri dari struktur baja,
berbentuk melingkar/silinder yang mengecil, dengan ketinggian berkisar 30 s/d 40
meter, dilapisi dengan batu tahan api/refractory brick, diameter ± 10 meter. Cairan pig
iron dituang setiap 4 s/d 6 jam, dengan kapasitas 1000 s/d 4000 ton per hari.
3.1.2.DAPUR KUPOLA
Dapur kupola termasuk dapur pengolahan baja, dimana dapur ini digunakan untuk
mengolah basi kasar kelabu/besi rongsokan/besi bekas menjadi baja.
Crusibel furnace adalah dapur tertua yang digunakan untuk melebur baja, terbuat
dari campuran grafit dan tanah liat, mudah pecah dalam keadaan biasa, akan tetapi
memiliki kekuatan yang cukup berarti dalam keadaan panas. Dapat dipanaskan
dengan kokas, minyak/gas alam. Baja karbon rendah, baja bekas, arang kayu dan
paduan fero digunakan untuk membuat baja.
Crucible furnace termasuk dapur yang terbalik untuk untuk memproses/membuat
baja dibandingkan dengan dapur-dapur baja yang lainnya. Proses di dalam dapur ini
terjadi didalam ruangan tertutup, sehingga alat-alat perlengkapannya dan proses
pembuatan baja di dalam dapur ini termasuk sangat mahal dan oleh karena itu dapur
ini hanya digunkan untuk membuat atau mengerjakan baja-baja istimewa atau kores.
Proses kerja :
1. Pertama-tama cawan ini diisi baja dan besi kasar, kemudian cawan ditutup dengan
merapatkan tutup dapur cawan dengan dempul tanah liat.
2. Setelah itu cawan diletakkan dalam dapur api. Di dalam dapur api dimasukkan gas-
gas panas sekeliling cawan sehingga cawan-cawan di dalam dapur api menjadi
panas dan mencairkan baja/besi yang berada di dalam cawan dan mereaksikan
unsur-unsur yang terdapat di dalam baja/besi.
3. Setelah proses selesai, maka cairan baja dikeluarkan dari dalam cawan dan
dibawa ke cetakan penuangan baja untuk dijadikan baja-baja kroes atau baja-baja
istimewa.
4. Baja-baja yang dikerjakan dalam dapur cawan adalah baja-baja istimewa karena
bisa didapatkan baja-baja yang sangat murni dengan campuran yang homogen.
Untuk logam-logam yang sangat sulit dicampur secara merata sangat baik
Baja-baja dari cawan ini akan dipakai untuk perkakas tempa, pahat-pahat,
pegas-pegas, baja-baja perkakas, paku keling, pesawat-pesawat pengengkat, kabel-
kabel, dsb. Tetapi karena harganya yang sangat tinggi, maka baja-baja cawan ini
terdesak oleh baja-baja listrik.
Dapur ini digunakan untuk membuat baja, dan untuk menaikkan efisiensi panas,
maka dapur ini dilengkapi dengan regenarasi panas / cheker work menurut sistem
Siemen Martin.
Besi/baja rongsokan makin lama makin banyak di dunia, untuk mengolah
besi/baja rongsokan ini diperlukan suatu dapur yang mempunyai temperature yang
sangat tinggi yaitu ± 3000oC karena diketahui bahwa besi/baja akan cair pada ±
1800oC.
Untuk mengolah besi/baja rongsokan yang memerlukan suhu yang sangat tinggi,
pada tahu 1865, seorang bangsa Perancir bernama Pierra Martin membuat dapur yang
menggunakan sistem regenerator (dinamakan dapur Siemen Martin)
Bahan untuk dapur Siemen Martin ini adalah :
Pada dapur listrik busur cahaya langsung, ruanga dapur dilapisi dengan batu
tahan api jenis basa atau asam.
Dapur berlapis batu tahan api asam, beralaskan serbuk genister dan berdinding
bata silica, digunakan untuk membuat baja karbon rendah dan baja paduan rendah.
Bahan bakunya, besi bekas, harus mempunyai kadar fosfor dan belerang n yang
rendah.
Dapur berlapis batu tahan api basa, beralaskan magnesit, berdinding magnesia
dan batu alumina, digunakan untuk membuat berbagai jenis baja atau baja paduan.
Dapur basa, yang banyak digunakan dapat mengontrol kadar fosfor dengan baik,
disamping itu mengurangi belerang, dan pengendalian suhu serta komposisi sangat
baik. Secara berkala komposisi logam cair ditentukan dan bila perlu ditambahkan
unsur paduan tertentu sehingga sewaktu logam cair dituangkan, komposisi baja akan
memenuhi persyaratan.
Pada dapur listrik busur cahaya tak langsung, busur dipancarka dari dua
elektroda yang terdapat di atas logam. Logam menjadi panas akibat radiasi. Jenis ini
sudah jarang depergunakan karena kurang ekonomis.
Jenis dapur ini ada 2 macam yaitu :
1. Dapur Stessano yang mempergunakan 2 atau 3 elektroda yang disusun mendatar.
2. Dapur Renefelt yang mempergunakan 3 buah elektroda, dimana 2 buah elektroda
disusun mendatar dan sebuah elektroda disusun tegak lurus dan dapur ini
mempergunakan arus yang berputar.
Kedua jenis dapur ini tidak dipergunakan untuk pembuatan baja disebabkan karena :
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul
15 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Temperatura yang dihasillkan tidak merata dalam muatan, dimana yang di bawah
busur cahaya lebih tinggi temperaturenya dari pada tempat yang lainnya.
2. Kesukaran karena elektrodanya panas, bahaya melengkung karena berat elektroda
dan lapisan dapur.
Dapur ini hanya digunakan untuk mengerjakan logam non ferro dan besi tuang.
Daftar Pustaka
A.Schey.John, Proses Manufaktur : Introduction to Manufacturing Process 3rd edition,
2009, Mc.Graw-Hill.Co.
Al-Rasyid.Soepardi.Haroen, Pengetahuan Dasar Pengecoran Logam Besi, 2005,
Bandung.
Surdia.Tata, Teknik Pengecoran Logam, 2002,Pradnya Paramita,Jakarta
Surjana.Hardi,Teknik Pengecoran Logam,2008,Depdiknas