Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna
demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan
pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didikinya maka akan terjadi
beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi
yang disampaikan pendidik.

Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat
lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna
mendukung metode pembelajaran kelak.

1.2 TUJUAN

1. Mengulas isi Pengembangan Peserta Didik


2. Mengetahui informasi yang ada pada buku Pengembangan Peserta Didik
3. Melatih individu agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada di
setiap buku.
4. Meningkatkan motivasi pembacadalam mengenal lebih jauh apakah
perkembangan peserta didik itu.
5. Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari
perkembangan peserta didik.

1
1.3 MANFAAT

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik


2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi sebuah buku.
3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Perkembangan
Peserta Didik dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

1.4 IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik


Penulis : 1) Dra. Rahmulyani,M.Pd
2) Dr. Nasrun, MS
3) Dra. Nurarjani, M.Pd
4) Dra. Pasteria Sembiring,M.Pd.,Kons
5) Dra.Nurmaniah, M.Pd
Penerbit : UNIMED PRESS
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2015
Edisi : Ketiga
Jumlah halaman : 191 Halaman
ISBN : 978-602-7938-39-7

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 HAKEKAT PERKEMBANGAN


Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan – perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibatdari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan dapat
di artikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu atau berkesinambungan
dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.
Yang dimaksud dengan sitematis,progresif, dan berkesinambungan itu adalah
sebagai berikut :
1. Sistematis, berarti perubahan itu bersifat saling kebergantungan atau saling
mempengaruhi antara bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan
satu kesatua yang harmonis.
2. Progresif, berarti perubahan yang bersifat maju, meningkat, dan mendalam (luas)
baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organism itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan, atau
lancar-lancar.

Ciri-ciri perkembangan secara umum adalah sebagai berikut :

1. Terjadinya perubahan dalam :


a. Aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ tubuh lainnya
b. Aspek psikis : semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya
kemampuan berpikir, mengingat, dan menggunakan imajinasi kreatifnya.

3
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi :
a. Aspek fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase
perkembangannya
b. Aspek psikis : perubahan imajinasi dan yang fantasi ke realitas.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama
a. Tanda – tanda fisik : lenyapnya kelenjar timus (kelenjar anak-anak)
b. Tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-
kanak dan perilaku impulsif.
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru
a. Tanda-tanda fiski : pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja,
baik primer (mestruasi pada anak wanita dan mimpi basah pada anak laki-
laki), maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh : pinggul dan buah
dada pada wanita; kumis dan jakun pada anak laki-laki)
b. Tanda-tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang
berhubungan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, moral, dan keyakinan agama.
Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process)
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
3. Perkembangan mengikuti pola dan arah tertentu

Fase-Fase Perkembangan

1. Pengertian dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan


Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah
laku tertentu.

4
a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis
1) Aristoteles
 Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
 Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
 Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja, pubertas, masa
peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
2) Kretscmer
 Tahap I : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; pada fase ini anak kelihatan
pendek dan gemuk.
 Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun; pada fase ini anak
kelihatan langsing (memanjang/meninggi)
 Tahap III : dari ira-kira 7,0 sampai 13,0 tahun;pada masa ini anak kelihatan
pendek gemuk kembali.
 Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; pada periode ini
anak kembali kelihatan langsing.
3) Elizabet Hurlock
 Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses
kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
 Tahap II : Infancy (orok), mulai sampai usia 10 atau 14hari.
 Tahap III : Babyhood (kanak-kanak), mulai 2 minggu sampai usia 2 tahun.
 Tahap IV : Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja
(pubertas).
 Tahap V : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21
tahun. a) PreAdolesence,pada umumnya anita usia 11-13 tahun sedangkan
pria lebih lambat dari itu; b) Early Adolesence, pada usia 16-17 tahun; c)
Late Adolesence, pada masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia
sekolah di perguruan tinggi.

5
b. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau
instruksional antara lain pendapat dari Comenius dan pendapat Rosseau.
1) Comenius. Dipandang dari segi pendidikan, penddikan yang lengkap bagi
seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu a) sekolah ibu, untuk anak-
anak 0-6 tahun, b) sekolah bahasa ibu, untuk anak-anak 6-12 tahun, c) sekolah
latin, untuk remaja usia 12-18 tahun, d) akademi, untuk pemuda-pemudi usia 18-
24 tahun.
2) Rosseau
 Tahap I : 0 sampai 2 tahun, usia asuhan.
 Tahap II : 2 sampai 12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca
indera.
 Tahap III : 12 sampai 15, periode pendidikan akal.
 Tahap IV : 15 sampai 20, periode pendidikan watak dan pendidikan agama.

c. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis


Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam
menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis
mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa
perpindahan dari fase yangsatu ke fase yang lain dalam perkembangannya. Selama
masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa kegoncangan psikis
sebanyak dua kali, yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada
permulaan masa pubertas. Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut,
perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu :
dari lahir sampai masa kegoncangan pertama (tahun ketiga atau keempat yang biasa
disebut masa kanak-kanak, 2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa
kegoncangan kedua yang biasa disebut masakeserasian bersekolah dan 3) dari masa
kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan.

6
Kriteria Pentahapan Perkembangan

a. Masa Usia Prasekolah


1) Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya.
2) Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan masa keindahan.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar,kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun.
2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai umur
12 atau 13 tahun.
c. Masa Usia sekolah Menengah
1) Masa Praremaja (Remaja Awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relative singkat.
Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negative pada si remaja sehingga seringkali
masa ini disebut masa negative dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang
suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.
2) Masa remaja (Remaja Madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman
yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa
mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan
dipujaa-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan),
yaitu sebagai gejala remaja.
3) Masa Remaja Akhir
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya,pada dasarnya telah
tercapailah masa remmaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas

7
perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah
individu ke dalam masa dewasa.

d. Masa Usia Kemahasiswaan


Masa usia kemahasiswaan sebenarnya berumur sekitar 18 sampai 25 tahun.
Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau
dewasamadya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia
mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup. Pada masa ini individu telah
mencapai kematangan untuk memilih calon pasangan hidup, telah mampu
menentukan dan merencanakan karir masa depannya. Walaupun tetap masih
ditemukan mahasiswa yang masih ragu-ragu terhadap jurusan yang dipilihnya.

2.2 TEORI PERKEMBANGAN

Teori perkembangan yang diuraikan dalam bab ini adalah sebagai berikut :

1. Teori-Teori Psikoanalisis
2. Teori-Teori Kognitif
3. Teori-Teori Perilaku dan Kognisi Sosial
4. Teori Konstektual Ekologis
5. Suatu Orientasi Teoritis Ekletik
Menurut teori Psikoanalisa struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga struktur
yaitu id, ego, dan super ego.
Kehidupan remaja dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Remaja berusaha
menekan ketegangan yang dialami dengan cara meredam konflik tersebut kedalam
pikiran yang tidak sadar. Perilaku-perilaku yang tampaknya sepele sekalipun,
sebenarnya merupakan segi yang penting apabila kekuatan tidak sadar yang
melatarbelakangi perilaku yang di ungkapkan.

8
Mekanisme pertahanan merupakan metode yang tidak disadari untuk
mendistorsikan realitas, yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya dari
kecemasan yang disebabkan oleh adanya konflik atntara ketiga struktur kepribadian.
Masalah-masalah yang dialami individu bersumber dari pengalaman-pengalaman
awal masa kecil. Menurut Freud, setiap manusia akan mengalami lima tahap
perkembangan psikoseksual dalam hidupnya yaitu tahap oral, tahap anal, tahap falik,
tahap laten dan tahan genital.
Menurut Erikson, motivasi utama manusia bersifat sosial berbeda dengan Freud
yang menyatakan motivasi utama manusia bersifat seksual. Manusia berkembang
sepanjang hidupnya melalui delapan tahap perkembangan. Kedelapan
tahapperkembangan menurut Erikson tersebut adalah integritas versus kekecewaan,
bangkit versus stagmasi, keintiman versus keterkucilan, identitas versu kebingungan
identitas, tekun versus rasa rendah diri, prakarsa versus rasa bersalah, otonomi versus
malu dan ragu-ragu, dan kepercayaan versus ketidakpercayaan.
Teori kognitif menekankan pikiran-pikiran yang disadari ; tiga teori konitif yang
paling penting adalah teori yang ditemukan oleh Piaget, teori kognitif sosial budaya
yang dikemukakan oleh Vygotsky dan teori Pemrosesan Informasi.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitifatas empat tahap yaitu tahap
sensoris, tahap praoperasional, tahapoperasional konkrit, tahapoperasional formal.
Vygotsky menekankan pada bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan
perkembangan kognitif. Sedangkan teori pemrosesan informasi menekankan pada
bagaimana individu memanipulasi, memonitor dan menyusun strategi terhadap
informasi-informasi yang ditemui. Remaja mengembangkan kapasitas yang lebih
besar untuk memproses informasi ; dengan ini mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks.
Teori behaviorisme (skinner) menyatakan bahwa perkembangan itu dipelajari
dan dipengaruhi secara kuat oleh lingkungan; artinya lingkungan berpengaruh cukup
besarterhadap perkembangan individu.

9
Teori ini menyatakan bahwa individu ketika lahir telah membawa sesuatu yang
merupakan heeditas dari kedua orang tuanya. Bandur pencetus teori kognitif sosial
menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan kognisi merupakan faktor yang penting
dalam perkembangan.
Teori konstektual ekologis menekankan pentingnya pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan melalui lima sistem lingkungan yang berkisar dari interaksi
langsung dengan agen-agen sosial budaya yang luas. Broffen Brenner pencetus teori
ini mengemukakan bahwa kelima sistem tersebut adalah mmikrosistem, mesosistem,
ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
Dari semua teori tentang perkembangan, tidak satupun diantaranya dapat
menjelaskan perkembangan manusia secara lengkap dan menyeluruh. Oleh sebab itu
diperlukan pendekatan “eklektif’ dalam mempelajari perkembangan manusia.

2.3 PERKEMBANGAN REMAJA

Perkembangan fisik remaja menunjukkan perkembangannya cepat baik dari segi


tinggi dan berat badan maupun perkembangan seksual. Perkembangan
intelektual/kognitif remaja berada pada tahap operasional formalartinya mereka telah
dapat berpikir abstrak dan berpikir dengan melihat ke masa depan.

Perkembangan emosi pada remaja awal terjadi gejolak emosi yang kadang-
kadang cukup kuat sehingga remaja bisa meledak-ledak. Namum pada remaja akhir
mereka telah mencapai kematangan emosinya. Perkembangan bahasa remaja sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Remaja sering menggunakan bahasa
sendiri untuk kelompok mereka yang disebut dengan bahasa gaul.

Perkembangan bakat khusus menunjukkan kemampuan yang masih laten


sehingga memerlukan bantuan lingkungan untuk mewujudkannya. Bakat khusus
mencakup kemampuan khusus berupa potensi yang bersifatkhusus misalnya bakat
akademik, bakat musik, dan sebagainya.

10
2.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Dalam perkebangannya, setiap individu mengikuti tahapan perkembangan


dimana setiap fasememiliki serangkaian tugas perkembangan yang harus di
selesaikan dengan baik oleh setiap individu. Kegagalan menyelesaikan tugas
perkembangan padafasetertentu berakibat tidak baik pada kehidupan berikutnya,
demikian sebaliknya. J.Havinghust membagi tugas perkembangan remaja menjadi 10
bagian yaitu (1) mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebayanya (2) mencapai peran sosial pria dan wanita (3) menerima keadaan fisiknya
dan menggunakannya secara efektif (4) mencari kemandirian emosional dari orangtua
dan orangdewasa lainnya (5) mencapai jaminan kebebasan ekonomi (6) memilih dan
menyiapkan lapangan kerja (7) persiapan memasuki kehidupan berkeluarga (8)
mengembangkan keterampilan intelektual (9) mencapai dan mengharapkan tingkah
laku sosial yang bertanggung jawab (10) memperoleh sistem etika sebagai pedoman
hidup. Jelas terlihattugas perkembangan remaja mengantarkan mereka pada
kehidupan dewasapada fase perkembangan berikutnya. Mereka disamping telah
mempersiapkan dan mempertimbangkan pekerjaan, mereka juga telah
mempersiapkan kehidupan berkeluarga.

2.5 KEBUTUHAN DAN PERBEDAANKEBUTUHAN REMAJA

Kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah


laku manusia. Bahkan tingkah laku manusia timbul karena adanya satu kebutuhan,
dan semua tingkah laku manusia diarahkan untuk memenuhi atau memuaskan
kebutuhannya. Begitulah seterusnya setelah terpenuhinya satu kebutuhan maka
muncul lagi kebutuhan berikutnya dan individu berusaha untuk memenuhi atau
memuaskan kebutuhan tersebut.

11
Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yangdasarsampai yang paling
tinggi yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasaaman, (3) kebutuhan rasa
memiliki dan kasih sayang, (4) kebutuhan penghargaan, (5) kebutuhan rasa ingin
tahu, (6) kebutuhan estetik, (7) kebutuhan prtumbuhan dan (8) kebutuhan aktualisasi
diri.

Murray membagi kebutuhan manusia atas 2 kebutuhan yaitu kebutuhan


Viscerogenic yaitu kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, bernafas, dan lainnya
serta Psychogenik adalah kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial merupakan sumbangan
yang sangat berpengaruh hingga saat ini berjumlah 20 kebutuhan. Namun
kemungkinan besar dari 20 kebutuhan tersebut ada 7kebutuhan yang dominan pada
usia remaja yaitu (1) Need for affiliation yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan
orang lain, (2) Need for aggression, (3) Autonomy Need yaitu kebutuhan untuk bebas
dan mandiri, (4) Counteraction yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk, (5) Needs for
Dominance, (6) Exhibition yaitu kebutuhan untuk pamer, dan (7) Sex yaitu
kebutuhan yang bersifat erotis.

Dari segi pemenuhan kebutuhan bagi remaja Indonesia dapat pula


dikelompokkan menjadi 2 yaitu kebutuhan yang menuntut kebutuhannya dariteman
sebaya dan kebutuhan yang menuntut kebutuhannya dari teman remaja itu sendiri.

2.6 PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

Konspep diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya yang


mencakupkeyakinan, pandangan, dan penelitian seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri seseorang dibentuk oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga
dimana seorang anak dibesarkan . bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak
sangat menentukan pembentukan konsep diri negative. Lingkungan berikutnya yang

12
sangat menentukan konsep diri anak adalah lingkungan sekolah. Guru sangat
berperan dalam membentuk konsep diri anda.

Terdapat 3 dimensi konsep diri yaitu dimensi gambaran diri (self image), dimensi
penilaian diri (self evaluation) dan dimensi cita-cita diri (self ideal). Perkembangan
konsep diri anak sekolah dasar mengalami perubahanketika mereka pertama masuk
sekolah. Namun pada perkembangan berikutnya mereka menjadi lebih stabil. Setelah
mereka memahami bagaimana kelebihan dan keistimewaan yang mereka punyai
dalam lingkup pergaulan sosialnya di sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri individu adalah usia kematangan,


penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya dan
kreatifitas.

Konsep diri remaja mengalami perkembangan yang sangat kompleks yang


melibatkan berbagai aspek olwh diri mereka. Karakteristik penting dari
perkembangan diri remaja adalah (a) abstract and idealistic, (b) differentiated, (c)
contradiction within the self, (d) the fluctuating self, (e) real and ideal, true and false
selves, (f) self-concius, (g) self protective, (h) in concius, (i) self-integration.

Konsep diri memegang peranan penting dalam menentukan perilaku seseorang.


Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dalam keseluruhan
perilakunya.

Konsep diri juga mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar. Di
sekolah anak yang mempunyai konsep diri yang baik biasanya akan memperoleh
prestasi belajar yang baik dan sebaliknya.

13
2.7 PENYESUAIN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA

Penyesuain diri dapat diartikan sebagai adaptasi, sebagai bentuk konformitas, dan
sebagai usaha penguasaan. Sebagai adaptasi penyesuaian diri berarti kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan termasuk penyesuaian secara
fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri dalam arti konformitas artinya
penyesuaian terhadap norma. Sebagai usaha konformitas, individu mendapat tekanan
dari kelompok untuk selalu mengikuti norma kelompok, ia akan ditolak kalau
berperilaku tidak sesuai dengan norma kelompoknya. Penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan di artikan sebagai kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisir
respon dengan cara tertentu sehingga tidak terjadi konflik dan frustasi. Proses
penyesuaian diri dimulai dengan adanya motivasi.

2.8 PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA


SEKOLAH MENENGAH

Hampir semua remaja dalam perkembangannya mengalami masalah, hanya saja


masalah itu ada yangwajar, ada yang sedang, dan ada yang berat. Remaja yang
bermasalah wajaradalah tingkah lakunya yang secara psikologis masih dalam batas
ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangannya. Masalah bertaraf menengah adalah
remaja yang mengalami masalah yang juga masih berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangannya. Masalah taraf menengah ini timbul karena ketidakmampuan
remaja menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada perkembangannya dan
adanya tekanan dari lingkungan. Biasanya ditandai dengan tingkah laku agresif atau
witdrowal; mereka merasa tidak aman, melamun, ada kalanya kekanak-kanakan.

Remaja yang mengalami masalah berat/kuat disebabkan oleh dorongan yang


saling bertentangan dalam diri mereka. Mereka menjadi anak yang mengundurkan

14
diri atau agresif bahkan dapat memunculkan tingkah laku yang menyimpang secara
soaial, seperti mencuri, merusak, dan ada juga yang mengalami kelainan seks.
Tingkah laku mengundurkan diri dapat berwujud kecenderungan putus asa, merasa
tidak aman, sangat peka, mudah terluka, cepat tersinggung, dan membesarkan
kekurangannya sendiri.

Tawuran atau tubir adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok pelajar terhadap sekelompok pelajar lainnya, yabg secara psikologis
dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja. Faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya tawuran terdiri dari faktor internal yaitu lemahnya pertahanan diri,
kurangnya kemampuan dalam menyesuaikan diri, kurangnya dasar-dasar keimanan di
dalam diri pelajar, faktor eksternal yaitu lingkungan yang tidak kondusif, lingkungan
sekolah seperti faktor guru, fasilitas pendidikan, dan juga faktor geng dan faktor
ekonomi.

Upaya mencegah dan mengatasi tawuran yaitu menjadikan keluarga sebagai


teladan, aturan yang tegas di sekolah, memberikan pendidikan anti tawuran,
mendeteksi dan menangani pelajar yang berotak kriminal, menjalin komunikasi dan
kerja sama pelajar antar sekolah, membuat program ektrakurikuler tawuran, dan
adanya program pmerintahuntuk mencegah dan menangani masalah tawuran
secaraserius.

2.9 IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH


TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Sebagaimana telah dijelaskan ebelumnya bahwa perkembangan fisik pada usia


remaja terutaman awal (usia SLTP) berlangsung sangat cepat. Dengan
memperhatikan perkembangan fisik anak usia sekolah menengah, pendidikan

15
seyogyanya menerapkan suatu model pendidikan yang memisahkan pria dan wanita
padasaat menjelaskan perkembangan anatomi dan fisiologi.

Pada usia remaja tumbuh keinginan untuk mempelajari dan menggunakan


bahasaasing pada kelompoknya. Remaja mengunakan bahasa asing yang hanya
dipahami oleh anggota kelompok mereka yaitu bahasa sandi ataupun bahasa prokem.
Perkembangan bahasa asing ini membawa implikasi terhadap pendidikan di sekolah.
Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan
perbedaan individual siswa sekolah menengah. Guru sebaiknya menerapkan
pendekatan pembelajaran individual, atau dalam kelompok-kelompok kecil untuk
siswa-siswa yang unggul dan siswa-siswa yang lambat. Guru juga dapat
mengembangkan model pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa unggul
memberikan imbas terhadap siswa yang lambat (semacam tutor sebaya dan
bimbingan teman sebaya).

Karakteristik perilaku sosial siswa menengah adalah adanya kecenderungan


ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk bergaul dengan banyak
teman, dan ambivalensi antara keinginan untuk bebas dari dominasi pengaruh orang
tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tuanya. Dalam aspek
pemahaman moral, usia remaja adalah usia yang kritis untuk menguji kaidah-kaidah,
nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Sedangkan perkembangan dalam aspek agama, anak usia sekolah menengah
memasuki masa kritis dan skeptis.

Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat


mengembangkan kecerdasan emosional, salah satu di antaranya adalah dengan
menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T Grant Consortium tentang
unsure-unsur aktif program pencegahan, yaitu pengembangan keterampilan
emosional, pengembangan keterampilan kognitif, dan pengembangan keterampilan
perilaku.

16
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

3.1 KELEBIHAN
Kelebihan buku Perkembangan Peserta Didik ini yaitu, pertama buku ini
membahas dengan cukup lengkap materi tentang perkembangan peserta didik
sehingga pembaca mendapatkan banyak sekali informasi dari buku ini.
Kedua, buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca
mudah memahami pembahasan dalam buku ini.
Ketiga, buku ini banyak mencantumkan tokoh-tokoh yang memberikan ide dan
gagasan tentang teori-teori yang ada pada materi perkembangan peserta didik.
Keempat, buku ini banyak memberikan contoh dari topik yang dibahas
sehingga pembaca lebih mudah memahami materi yang dibahas

3.2 KELEMAHAN
Kelemahan buku Perkembangan Peserta Didik ini yaitu, pertama buku ini
masih terdapat kata yang salah dalam pengetikan. Hal ini sebenarnya lumrah terjadi.
Tetapi kesalahan pengetikan terkadang membuat pembaca bingung.
Kedua, buku ini masih terdapat kata yang tidak baku.
Ketiga, buku ini masih terdapat tanda baca yang kurang tepat.
Keempat, buku ini terlalu monoton dengan sedikitnya gambar yang tersedia dan
gambarnya tidak berwarna (masih berskala hitam-putih) sehingga pembaca mudah
bosan membaca buku ini.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Buku ini sangat layak digunakan sebagai buku panduan dalam belajar
mengenai materi Perkembangan Peserta Didik karena buku ini memuat informasi
yang sangat lengkap. Buku ini membahas banyak sekali materi tentang
perkembangan peserta didik, mulai dari perkembangan fisik, psikologis, bahasa,
bakat, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya tugas Critical Book Review ini diharapkan kepada peserta
didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Peran serta pemerintah, masyarakat,
orang tua, dan pengajar juga perlu untuk mengawasi perkembangan setiap anak dan
peserta didik sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

4.2 SARAN
Buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi peserta
didik. Tetapi ada baiknya buku ini lebih diperbanyak di bagian aspek pendukungnya
sepeti tabel, diagram, gambar,dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk
memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada dalam buku ini. Pengetikan
dalam buku ini juga masih banyak yang harus di perbaiki. Hal ini dilakukan semata-
mata untuk kenyamanan pembaca dan agar pembaca lebih muda memahami materi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Rahmulyani,dkk. 2016. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Unimed Press.

19

Anda mungkin juga menyukai