Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna
demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan
pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didikinya maka akan terjadi
beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi
yang disampaikan pendidik.
Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat
lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna
mendukung metode pembelajaran kelak.
1.2 TUJUAN
1
1.3 MANFAAT
2
BAB II
3
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi :
a. Aspek fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase
perkembangannya
b. Aspek psikis : perubahan imajinasi dan yang fantasi ke realitas.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama
a. Tanda – tanda fisik : lenyapnya kelenjar timus (kelenjar anak-anak)
b. Tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-
kanak dan perilaku impulsif.
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru
a. Tanda-tanda fiski : pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja,
baik primer (mestruasi pada anak wanita dan mimpi basah pada anak laki-
laki), maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh : pinggul dan buah
dada pada wanita; kumis dan jakun pada anak laki-laki)
b. Tanda-tanda psikis : seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang
berhubungan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, moral, dan keyakinan agama.
Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process)
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
3. Perkembangan mengikuti pola dan arah tertentu
Fase-Fase Perkembangan
4
a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis
1) Aristoteles
Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja, pubertas, masa
peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
2) Kretscmer
Tahap I : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; pada fase ini anak kelihatan
pendek dan gemuk.
Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun; pada fase ini anak
kelihatan langsing (memanjang/meninggi)
Tahap III : dari ira-kira 7,0 sampai 13,0 tahun;pada masa ini anak kelihatan
pendek gemuk kembali.
Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; pada periode ini
anak kembali kelihatan langsing.
3) Elizabet Hurlock
Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses
kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
Tahap II : Infancy (orok), mulai sampai usia 10 atau 14hari.
Tahap III : Babyhood (kanak-kanak), mulai 2 minggu sampai usia 2 tahun.
Tahap IV : Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja
(pubertas).
Tahap V : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21
tahun. a) PreAdolesence,pada umumnya anita usia 11-13 tahun sedangkan
pria lebih lambat dari itu; b) Early Adolesence, pada usia 16-17 tahun; c)
Late Adolesence, pada masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia
sekolah di perguruan tinggi.
5
b. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau
instruksional antara lain pendapat dari Comenius dan pendapat Rosseau.
1) Comenius. Dipandang dari segi pendidikan, penddikan yang lengkap bagi
seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu a) sekolah ibu, untuk anak-
anak 0-6 tahun, b) sekolah bahasa ibu, untuk anak-anak 6-12 tahun, c) sekolah
latin, untuk remaja usia 12-18 tahun, d) akademi, untuk pemuda-pemudi usia 18-
24 tahun.
2) Rosseau
Tahap I : 0 sampai 2 tahun, usia asuhan.
Tahap II : 2 sampai 12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca
indera.
Tahap III : 12 sampai 15, periode pendidikan akal.
Tahap IV : 15 sampai 20, periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
6
Kriteria Pentahapan Perkembangan
7
perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah
individu ke dalam masa dewasa.
Teori perkembangan yang diuraikan dalam bab ini adalah sebagai berikut :
1. Teori-Teori Psikoanalisis
2. Teori-Teori Kognitif
3. Teori-Teori Perilaku dan Kognisi Sosial
4. Teori Konstektual Ekologis
5. Suatu Orientasi Teoritis Ekletik
Menurut teori Psikoanalisa struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga struktur
yaitu id, ego, dan super ego.
Kehidupan remaja dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Remaja berusaha
menekan ketegangan yang dialami dengan cara meredam konflik tersebut kedalam
pikiran yang tidak sadar. Perilaku-perilaku yang tampaknya sepele sekalipun,
sebenarnya merupakan segi yang penting apabila kekuatan tidak sadar yang
melatarbelakangi perilaku yang di ungkapkan.
8
Mekanisme pertahanan merupakan metode yang tidak disadari untuk
mendistorsikan realitas, yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya dari
kecemasan yang disebabkan oleh adanya konflik atntara ketiga struktur kepribadian.
Masalah-masalah yang dialami individu bersumber dari pengalaman-pengalaman
awal masa kecil. Menurut Freud, setiap manusia akan mengalami lima tahap
perkembangan psikoseksual dalam hidupnya yaitu tahap oral, tahap anal, tahap falik,
tahap laten dan tahan genital.
Menurut Erikson, motivasi utama manusia bersifat sosial berbeda dengan Freud
yang menyatakan motivasi utama manusia bersifat seksual. Manusia berkembang
sepanjang hidupnya melalui delapan tahap perkembangan. Kedelapan
tahapperkembangan menurut Erikson tersebut adalah integritas versus kekecewaan,
bangkit versus stagmasi, keintiman versus keterkucilan, identitas versu kebingungan
identitas, tekun versus rasa rendah diri, prakarsa versus rasa bersalah, otonomi versus
malu dan ragu-ragu, dan kepercayaan versus ketidakpercayaan.
Teori kognitif menekankan pikiran-pikiran yang disadari ; tiga teori konitif yang
paling penting adalah teori yang ditemukan oleh Piaget, teori kognitif sosial budaya
yang dikemukakan oleh Vygotsky dan teori Pemrosesan Informasi.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitifatas empat tahap yaitu tahap
sensoris, tahap praoperasional, tahapoperasional konkrit, tahapoperasional formal.
Vygotsky menekankan pada bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan
perkembangan kognitif. Sedangkan teori pemrosesan informasi menekankan pada
bagaimana individu memanipulasi, memonitor dan menyusun strategi terhadap
informasi-informasi yang ditemui. Remaja mengembangkan kapasitas yang lebih
besar untuk memproses informasi ; dengan ini mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks.
Teori behaviorisme (skinner) menyatakan bahwa perkembangan itu dipelajari
dan dipengaruhi secara kuat oleh lingkungan; artinya lingkungan berpengaruh cukup
besarterhadap perkembangan individu.
9
Teori ini menyatakan bahwa individu ketika lahir telah membawa sesuatu yang
merupakan heeditas dari kedua orang tuanya. Bandur pencetus teori kognitif sosial
menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan kognisi merupakan faktor yang penting
dalam perkembangan.
Teori konstektual ekologis menekankan pentingnya pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan melalui lima sistem lingkungan yang berkisar dari interaksi
langsung dengan agen-agen sosial budaya yang luas. Broffen Brenner pencetus teori
ini mengemukakan bahwa kelima sistem tersebut adalah mmikrosistem, mesosistem,
ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
Dari semua teori tentang perkembangan, tidak satupun diantaranya dapat
menjelaskan perkembangan manusia secara lengkap dan menyeluruh. Oleh sebab itu
diperlukan pendekatan “eklektif’ dalam mempelajari perkembangan manusia.
Perkembangan emosi pada remaja awal terjadi gejolak emosi yang kadang-
kadang cukup kuat sehingga remaja bisa meledak-ledak. Namum pada remaja akhir
mereka telah mencapai kematangan emosinya. Perkembangan bahasa remaja sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Remaja sering menggunakan bahasa
sendiri untuk kelompok mereka yang disebut dengan bahasa gaul.
10
2.4 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
11
Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yangdasarsampai yang paling
tinggi yaitu (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasaaman, (3) kebutuhan rasa
memiliki dan kasih sayang, (4) kebutuhan penghargaan, (5) kebutuhan rasa ingin
tahu, (6) kebutuhan estetik, (7) kebutuhan prtumbuhan dan (8) kebutuhan aktualisasi
diri.
12
sangat menentukan konsep diri anak adalah lingkungan sekolah. Guru sangat
berperan dalam membentuk konsep diri anda.
Terdapat 3 dimensi konsep diri yaitu dimensi gambaran diri (self image), dimensi
penilaian diri (self evaluation) dan dimensi cita-cita diri (self ideal). Perkembangan
konsep diri anak sekolah dasar mengalami perubahanketika mereka pertama masuk
sekolah. Namun pada perkembangan berikutnya mereka menjadi lebih stabil. Setelah
mereka memahami bagaimana kelebihan dan keistimewaan yang mereka punyai
dalam lingkup pergaulan sosialnya di sekolah.
Konsep diri juga mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar. Di
sekolah anak yang mempunyai konsep diri yang baik biasanya akan memperoleh
prestasi belajar yang baik dan sebaliknya.
13
2.7 PENYESUAIN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Penyesuain diri dapat diartikan sebagai adaptasi, sebagai bentuk konformitas, dan
sebagai usaha penguasaan. Sebagai adaptasi penyesuaian diri berarti kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan termasuk penyesuaian secara
fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri dalam arti konformitas artinya
penyesuaian terhadap norma. Sebagai usaha konformitas, individu mendapat tekanan
dari kelompok untuk selalu mengikuti norma kelompok, ia akan ditolak kalau
berperilaku tidak sesuai dengan norma kelompoknya. Penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan di artikan sebagai kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisir
respon dengan cara tertentu sehingga tidak terjadi konflik dan frustasi. Proses
penyesuaian diri dimulai dengan adanya motivasi.
14
diri atau agresif bahkan dapat memunculkan tingkah laku yang menyimpang secara
soaial, seperti mencuri, merusak, dan ada juga yang mengalami kelainan seks.
Tingkah laku mengundurkan diri dapat berwujud kecenderungan putus asa, merasa
tidak aman, sangat peka, mudah terluka, cepat tersinggung, dan membesarkan
kekurangannya sendiri.
Tawuran atau tubir adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok pelajar terhadap sekelompok pelajar lainnya, yabg secara psikologis
dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja. Faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya tawuran terdiri dari faktor internal yaitu lemahnya pertahanan diri,
kurangnya kemampuan dalam menyesuaikan diri, kurangnya dasar-dasar keimanan di
dalam diri pelajar, faktor eksternal yaitu lingkungan yang tidak kondusif, lingkungan
sekolah seperti faktor guru, fasilitas pendidikan, dan juga faktor geng dan faktor
ekonomi.
15
seyogyanya menerapkan suatu model pendidikan yang memisahkan pria dan wanita
padasaat menjelaskan perkembangan anatomi dan fisiologi.
16
BAB III
3.1 KELEBIHAN
Kelebihan buku Perkembangan Peserta Didik ini yaitu, pertama buku ini
membahas dengan cukup lengkap materi tentang perkembangan peserta didik
sehingga pembaca mendapatkan banyak sekali informasi dari buku ini.
Kedua, buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca
mudah memahami pembahasan dalam buku ini.
Ketiga, buku ini banyak mencantumkan tokoh-tokoh yang memberikan ide dan
gagasan tentang teori-teori yang ada pada materi perkembangan peserta didik.
Keempat, buku ini banyak memberikan contoh dari topik yang dibahas
sehingga pembaca lebih mudah memahami materi yang dibahas
3.2 KELEMAHAN
Kelemahan buku Perkembangan Peserta Didik ini yaitu, pertama buku ini
masih terdapat kata yang salah dalam pengetikan. Hal ini sebenarnya lumrah terjadi.
Tetapi kesalahan pengetikan terkadang membuat pembaca bingung.
Kedua, buku ini masih terdapat kata yang tidak baku.
Ketiga, buku ini masih terdapat tanda baca yang kurang tepat.
Keempat, buku ini terlalu monoton dengan sedikitnya gambar yang tersedia dan
gambarnya tidak berwarna (masih berskala hitam-putih) sehingga pembaca mudah
bosan membaca buku ini.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Buku ini sangat layak digunakan sebagai buku panduan dalam belajar
mengenai materi Perkembangan Peserta Didik karena buku ini memuat informasi
yang sangat lengkap. Buku ini membahas banyak sekali materi tentang
perkembangan peserta didik, mulai dari perkembangan fisik, psikologis, bahasa,
bakat, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya tugas Critical Book Review ini diharapkan kepada peserta
didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Peran serta pemerintah, masyarakat,
orang tua, dan pengajar juga perlu untuk mengawasi perkembangan setiap anak dan
peserta didik sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
4.2 SARAN
Buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi peserta
didik. Tetapi ada baiknya buku ini lebih diperbanyak di bagian aspek pendukungnya
sepeti tabel, diagram, gambar,dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk
memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada dalam buku ini. Pengetikan
dalam buku ini juga masih banyak yang harus di perbaiki. Hal ini dilakukan semata-
mata untuk kenyamanan pembaca dan agar pembaca lebih muda memahami materi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19