Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEMINAR

PATOFISIOLOGI

NEOPLASMA

TINGKAT II B

Pembimbing : Dwi Rahayu, S. Kep. Ns. M. Kep

Kelompok 1

1. Hulaifa Adila (201749026)


2. Lia Kurnia Wati (201749034)
3. Nanda Widya Putri Riyadi (201749044)
4. Novinda Adella Putri (201749050)

AKADEMI KEPERWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Jl.penanggungan No.41 kediri

Telp/Fax. (0354) 772628


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuni-
NYA lah kami dapat menyelesaikan makalah Patofisiologi ini tepat pada
waktunya.

Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami


tentang materi Patofisiologi. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami mengharapkan saran yang membangun demi tersusunnya makalah ini


menjadi lebih baik lagi.

Kediri, 21 September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Neoplasma......................................................................3
B. Klasifikasi Neoplasma.....................................................................3
C. Sifat Neoplasma...............................................................................7
D. Etiologi Neoplasma..........................................................................10
E. Pathway Neoplasma.........................................................................13
F. Gambaran Klinik Neoplasma...........................................................14
G. Pendekatan Diagnosis Neoplasma...................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................16
B. Saran.................................................................................................16

Daftar Pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Neoplasma (tumor) terutama yang bersifat ganas (kanker), diketahui
masih mempunyai mortalitas yang tinggi, dan pengobatannya saat ini
belum memuaskan. Menurut WHO, Kanker payudara merupakan salah
satu prevalensi kanker tertinggi di Indonesia, yaitu 50 per 100.000.
Sementara itu, kanker payudara termasuk dalam 10 penyebab kematian
terbanyak pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per
100.000 penduduk.. Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa
pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat
menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan kematian,
serta dapat terjadi pada manusia dari semua kelompok usia dan ras.
Kanker payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini.
Meskipun demikian, kanker payudara dapat dicegah dengan perilaku
hidup sehat, rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
yang dilakukan oleh setiap perempuan dan Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS) oleh tenaga kesehatan terlatih.
Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku
masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat
53,7% masyarakat tidak pernah melakukan SADARI, sementara 46,3%
pernah melakukan SADARI; dan 95,6% masyarakat tidak pernah
melakukan SADANIS, sementara 4,4% pernah melakukan SADANIS.
Dengan melakukan SADARI dan SADANIS secara berkala, kanker
payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka
harapan hidup pada penderitanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Neoplasma?
2. Apa saja klasifikasi Neoplasma?
3. Bagaimana sifat tumor jinak dan tumor ganas?

1
4. Apa saja etiologi Neoplasma?
5. Bagaimana pathway Neoplasma?
6. Bagaimana gambaran klinis Neoplasma?
7. Bagaimana pendekatan diagnosis Neoplasma?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari dibuatnya makalah ini agar mahasiswa tahu dan mengerti
tentang apa yang dimaksud dengan Neoplasma dan mahasiswa/
pembaca dapat berhati-hati atau dapat menghindari neoplasma dari
kesehatan kita.
2. Tujuan Umum
2.1. Mengetahui pengertian Neoplasma.
2.2. Mengetahui klasifikasi Neoplasma.
2.3. Mengetahui sifat tumor jinak dan tumor ganas.
2.4. Mengetahui etiologi Neoplasma.
2.5. Mengetahui pathway Neoplasma.
2.6. Mengetahui gambaran klinis Neoplasma.
2.7. Mengetahui pendekatan diagnosis Neoplasma.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Neoplasma
Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan,
tidakterkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus-menerus
meskipun rangsang yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma
mengalami transformasi, oleh karena mereka terus-menerus membelah.
Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang
yang memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi
neoplastik, yang mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan
tubuh dan bersifat parasitic. Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing
sel atau jaringan normal atas kebutuhan metabolismenya pada penderita
yang berada dalam keadaan lemah. Neoplasma bersifat otonom karena
ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa
neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada jaringan tubuh
membentuk tumor.

B. Klasifikasi Neoplasma
Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua
komponen dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor
yang proliferatif, yang menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi
bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh produksi
kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung parenkim
tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan
pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.
Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :
1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang
bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor
ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut “
Intermediate” .
a. Tumor Jinak ( Benigna )

3
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul.
Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan
tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor
jinak pada umumnya disembuhkan dengan sempurna kecuali
yang mensekresi hormone atau yang terletak pada tempat yang
sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang yang dapat
menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang menekan
jaringan otak.
b. Tumor ganas ( maligna )
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan
merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar
keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering
menimbulkan kematian.
c. Intermediate
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local
tetapi kemampuan metastasisnyakecil.Tumor demikian disebut
tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai
contoh ialah karsinoma sel basal kulit.

2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )


Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor
yaitu:
a. Neoplasma berasal sel totipoten
Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap
jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang
menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad
yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai
sel tidak berdifensiasi, contohnya: Seminoma atau diseger
minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma
embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk
trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma.
Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma.
b. Tumor sel embrional pluripoten
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai
jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis

4
struktur alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya
disebut embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma,
c. Tumor sel yang berdiferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel
alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada
manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.Tata nama tumor ini
merupakan gabungan berbagai faktor yaitu perbedaan antara
jinakdan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi dan gambaran
deskriptif lain.

3. Klasifikasi atas dasar tempat terjadinya


a. Tumor epitel
Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel
kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon. Jika berasal
dari epitel permukaan dan mempunya arsitektur popiler disebut
papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma
skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar ( papiloma
interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel
transisional ). Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini
berasal dari kota yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel
skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel
transisional disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel
yang berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.

b. Tumor jaringan mesenkin


Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya kecil
dan tidak begitu penting. Dan diberi nama asal jaringan (nama latin)
dengan akhiran “oma”. Misalnya tumor jinak jaringan ikat (latin fiber)
disebut “Fibroma”. Tumor jinak jaringan lemak (latin adipose)
disebut lipoma. Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan
kurang dari 1 persendiberi nama asal jaringan (dalam bahasa latin
atau yunani ) dengan akhiran “sarcoma” sebagai contoh tumor
ganas jaringan ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan
lemak diberi nama Liposarkoma.

5
- Tumor campur (mixed Tumor)
Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut
tumor campur (mixed tumor). Sebagai contoh tumor
campur kelenjar liur (adenoma pleomorfik kelenjar liur)
yang terdiri atas epitel kelenjar, jaringan tulang rawan dan
matriks berdegenerasi musin. Contoh lain ialah
fibroadenoma mammae terdiri atas epitel yang membatasi
lumen, atau celah dan jaringan ikat reneging matriks.
- Hamartoma dan koristoma
Hamartoma ialah lesi yang menterupai tumor.
Pertumbuhannya ada koordinasi dengan jaringan individu
yang bersangkutan. Tidak tumbuh otonom seperti
neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya terdiri atas
2 atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan normal
terdapat pada alat tubuh dimana terdapat lesi hamartoma.

- Kista
Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista
belum tentu tumor / neoplasma tetapi sering menimbulkan
efek local seperti yang ditimbulkan oleh tumor / neoplasma.

1) Beberapa yang sering kita jumpai ialah kista :


2) Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus)
3) Neoplastik ( chystadenoma, cystadenocarcinoma ovarium )
4) Parasitic ( kista hidatid oleh echinococcus granulosus )
5) Implantasi ( kista epidermoid pada kulit setelah operasi )

C. Sifat Neoplasma
a. Diferensiasi dan Anaplasia
Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor.
Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor ( parenkim
tumor ). Jaringan asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik
dan fungsi sel tumor. Proliferasi neoplastik menyebabkan
penyimpangan bentuk. Susunan dan sel tumor. Hal ini
menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal jaringan
asalnya. Tumor yang berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel yang

6
menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya,sedangkan tumor
berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran
sel primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan
asalnya. Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik.
Sebagai contoh tumor jinak otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel
tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula lipoma yaitu
tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya terdiri atas
sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak normal.
Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai
kepada yang tidak berdiferensiasi . Tumor ganas yang terdiri dari
sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut anaplastik.
Anaplastik berasal tanpa bentuk atau kemunduran ,yaitu
kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat diferensiasi
rendah. Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran
morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia terkandung 2 jenis
kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik dan kelainan
organisasi posisi.
Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka
ragam bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor berukuran besar
dan kecil dengan bentuk yang bermacam-macam . mengandung
banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik )
Anaplasia posisional menunjukkan adanya gangguan
hubungan antara sel tumor yang satu dengan yang lain. terlihat dari
perubahan struktur dan hubungan antara sel tumor yang abnormal.
b. Derajat Pertumbuhan
Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas
cepat. tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,
kadang-kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor
ganas.karena tergantung pada hormone yang mempengaruhi dan
adanya penyediaan darah yang memadai.
Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan
tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh
lebih cepat daripada tumor jinak.
Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,
yaitu:

7
1) Derajat pembelahan sel tumor
2) Derajat kehancuran sel tumor
3) Sifat elemen non-neoplastik pada tumor

Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran


aktivitas metabolisme inti yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan
anak inti besar berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor.

Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan


pusat-pusat daerah nekrosis / iskemik. Ini disebabkan oleh
kegagalan penyajian daerah dari host kepada sel-sel tumor
ekspansif yang memerlukan oksigen.

c. Invasi Lokal

Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang


kohesif dan ekspansif padatempat asalnya dan tidak mempunyai
kemampuan mengilfiltrasi, invasi atau penyebaran ketempat yang
jauh seperti pada tumor ganas.

Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan-lahan maka


biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau
simpai, yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat
sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat
diluar tumor, karena sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi
tumor. Oleh karena ada simpai makatumor jinak terbatas tegas,
mudah digerakkan pada operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak
berkapsul, ada tumor jinak yang tidak berkapsul misalnya
hemangioma.

Tumor ganas tumbuh progresif, invasive, dan merusak jaringan


sekitarnya. Pada umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan
sekitarnya. Namun demikian ekspansi lambat dari tumor ganas dan
terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada pemeriksaan
histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan cabang–cabang

8
invasi seperti kaki kepiting mencengkeram jaringan sehat
sekitarnya.

Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding


dan alat tubuh berlumen seperti usus, dinding pembuluh darah,
limfe atau ruang perineural. Pertumbuhan invasive demikian
menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat sulit.

Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri, sel tumor


menunjukkan tanda ganas tetapi tidak menembus membrane basal.
Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut akan menembus
membrane basal.

d. Metastasis / Penyebaran

Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan


dengan tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis
sedangkan tumor jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel
kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga
tubuh, kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa
perkecualian semua tumor ganasdapat bermetastasis. Kekecualian
tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan karsinoma sel
basal, keduanya sangat infasif, tetapi jarang bermetastasis.

Umumnya tumor yang lebih anaplastik, lebih cepat timbul


dan padanya kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar.
Namun banyak kekecualian. Tumor kecil berdiferensiasi baik,
tumbuh lambat, kadang-kadang metastasisnya luas. Sebaliknya
tumor tumbuh cepat, tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.

D. Etiologi Neoplasma

9
Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen.
Dan berbagai penelitiandapat diketahui bahwa karsinogen dapat dibagi ke
dalam 4 golongan :

1. Bahan kimia

2. Virus

3. Radiasi (ion dan non-ionisasi)

4. Agen biologic

a. Bahan Kimia
Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen. Yaitu
karsinogen yang memerlukan perubahan metabolis agar menjadi
karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada
DNA, RNA, atau protein sel tubuh.
1) Bekerja secara langsung
Kasinogen lemah, tetapi penting karena sebagian adalah
obat kemoterapi kanker contoh : zat pengalkil
(Siklofusfamid,Klorambusil, Nitrosurea) berhasil
menyembuhkan/ menunda pertumbuhan kanker tertentu
(Leukimia, Limfoma, Karsinoma Ovum).

2) Bekerja secara tak langsung (Aktif à reaksi metabolik)


Contohnya adalah Benza[a]ntrasena menimbulkan kanker
apabila dioleskan ke kulit. Apabila di suntikan secara subkutis
menimbulkan fibrosarkoma.

b. Karsinoen virus

Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Virus DNA


dan RNA dapatmenimbulkan transformasi sel. Mekanisme

10
transformasi sel oleh virus RNA adalah setelah virus RNA diubah
menjadi DNA provirus oleh enzim reverse transeriptase yang
kemudian bergabung dengan DNA sel penjamin. Setelah
mengenfeksi sel, materi genitek virus RNA dapaat membawa bagian
materi genitek sel yang di infeksi yang disebut V-onkogen kemudian
dipindahkan ke materi genitek sel yang lain.

c. Karsinogen Radrasi

Radrasi UV berkaitan dengan terjadinya kanker kulit terutama pada


orang kulit putih. Karenapada sinar / radiasi UV menimbulkan
dimmer yang merusak rangka fosfodiester DNA.

d. Agen Biologik

1) Hormon : bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis

2) Mikotoksin : Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur

3) Parasit : Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker


ialah schistosoma dan clonorchis sinensis.

Faktor-faktor mempengaruhi angka kejadian kanker :

1. Jenis kelamin

2. Umur

3. Keturunan

4. Lingkungan

5. Geografik

6. Herediter

11
E. Pathway Neoplasma

Didapat SEL NORMAL


(lingkungan)
agen perusak Perbaikan DNA
DNA: yang berhasil
1. Bahan kimia
Kerusakan DNA Mutasi diturunkan
2. Virus dalam:
3. Radiasi Perbaikan
- Gen-gen yang
DNA yang
4. Agen biologic menyerang
gagal
perbaikan DNA
Mutasi dalam - Gen yang
genom sel menyerang sel
somatik pertumbuhan atau
apoptosis

Mengaktifkan
Mengganti gen Mengaktifkan gen
onkogen yang
yang mengatur supresor kanker
meningkatkan
pertumbuhan

Memperlihatkan hasil gen yang


sudah diganti dan hasil gen pengatur
yang hilang

Neoplasma

12
F. Gambaran Klinik Neoplasma

Pengaruh tumor pada penderita :

1. Akibat local

Masa jaringan tumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat-


alat penting disekitarnya. Misalnya pembuluh darah, saraf, saluran
visceral, duktus dan alat padat yang menimbulkan berbagai
komplikasi.

2. Akibat umum

Pada umumnya penderita kanker menjadi kurus diikuti oleh badan


lemah, anemia, dan anoreksia.

Koheksi (kumpulan gejala- gejala) disebabkan oleh kelainan


metabolisme ,bukan dari kebutuhan makanan ,melainkan akibat dari
kerja factor terlarut seperti sitoksin yang diproduksi tumor.

3. Aktivitas Fungi

Aktifitas fungi lebih khas pada tumor jinak dari pada tumor ganas /
kanker, karena tumorganas selnya udak berdiferensiasi maka
kemampuannya hilang.

G. Pendekatan Diagnosis Neoplasma

1. Kecurigaan klinis : Kecurigaan diagnosa kanker ialah badan lemah,


anoreksia, berat badan turun. Menegakkan diagnosis dengan adanya
riwayat penyakit.

2. Diagnosis Lab Kanker

Pemeriksaan Histopatologi dan Sitologi

Diagnosis hispatologi adalah cara yang pasti untuk menegakkan


diagnosis neoplasma. Kedua ujung sprektum jinak-ganas memang

13
tidak ada masalah, tetapi diantara keduanya terletak daerah abu-abu
daerah yang sukar dan sebaiknya kita bijaksana dan hati-hati.

3. Diagnosis Dini Kanker

Untuk menemukan stadium dini kanker harus dilakukan pemeriksaan


rutin pada pasien yang tidak menunjukkan gejala.

Beberapa usaha penemuan kanker tingkat dini :

a. Pemeriksaan sitologi serviks ( PAPTES ) rutin tahunan


pada wanita berusia > 35 tahun.

b. Usia 50 tahun atau lebih diadakan pemeriksaan


sigmoideskopi tiap 3-5 tahun,untuk menemukan lesi
pada rectum.

c. SADARI ( memeriksa payudara sendiri ) bulanan,


untuk menemukan benjolan kecil padapayudara sendiri.

d. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala.

e. Agar memperhatikan tanda WASPADA akan kanker

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Neoplasma merupakan suatu abnormalitas darim sel-sel yang berada


dalam tubuhmanusia, dimana sel-sel tersebut terus mengalami pembelahan
secara aktif serta yang menjadi bahaya adalah karena neoplasma ini
bersifat parasit, dalam kata lain menjadi pesaing untuk sel-sel yang sehat,
sehingga apabila pertumbuhannya tidak dihentikan maka akan
mengakibatkan penyakit-penyakit seperti tumor ganas kanker.

B. Saran

Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada ALLAH SWT ,penulis


dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh
dari harapan, oleh karena itu masih perlu kritik dan saran yang
membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.

15
Daftar Pustaka

Kumar, cotran, Robbin, Patologi edisi 7 volume 1 halaman 201. 2007. EGC.
JAKARTA

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.

Pringgoutomo S. Himawan S. Tjarta. Buku Ajar Patologi I (umum). Ed 1. Jakarta:


Sagung Seto. 2006

16

Anda mungkin juga menyukai