Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm.

85-96

SKENARIO PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, DAN


MENYENANGKAN DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT
MELALUI PEMANFAATAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR

Izhar
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
izharhamka@gmail.com

Abstract
The teacher faced problems in teaching about learning scenario contained
active learning, creativity, and pleasure. There where results from some
workshops for enhancing learning quality through learning media. However,
the use of learning media did not effective in elementary level. The teacher
teach in conventional way in teaching their students, the example in teaching
structure, the teacher used conventional board. Wheras, some media were
made and enhanced for learning success, such as using picture card. Through
this media, active, creative and pleasure learning with Islamic valve will be
come true.

Keyword: Picture card, Structure.

1. PENDAHULUAN menyiasati atau memperoleh wawasan


Problema yang sering dihadapi guru terkait penyelenggaraan pembelajaran
di dunia pendidikan saat ini ialah yang efektif. Ketepatan pemilihan media
bagaimana merancang skenario dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran yang di dalamnya harus ada pembelajaran menjadi pertimbangan bagi
nuansa pembelajaran aktif, kreatif, dan para guru dalam melaksanakan perannya
juga harus menyenangkan. Ketiga aspek di kelas.
tersebut dewasa ini menjadi harapan dan Sebenarnya tidak ada media atau
tuntutan bagi para guru dalam metode pembelajaran yang lebih efektif
menyelenggarakan pembelajaran. dari media atau metode pembelajaran
Berbagai lokakarya, bengkel kerja, dan lainnya. Media dan metode pembelajaran
pelatihan sering diselenggarakan guna yang efektif adalah media dan metode

85
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

yang mampu membuat siswa belajar dan dicapai siswa dapat berhasil tercapai
terjadinya perubahan pada diri mereka, dengan baik.
baik perubahan dari segi sikap, Salah satu materi pelajaran yang
pengetahuan, dan keterampilan mereka. dapat disisipi dengan kegiatan
Lingkungan, siswa, dan materi menjadi pembelajaran aktif, kreatif,
hal-hal yang perlu dipertimbangkan guru menyenangkan, dan memiliki nilai-nilai
dalam menggunakan media. Boleh jadi islami pada Sekolah Dasar ialah materi
media yang satu sangat efektif digunakan yang mengharuskan siswa terampil
untuk satu materi dalam satu waktu atau menulis, yakni yang di dalamnya
beberapa waktu, tetapi kurang, bahkan membuat berbagai kalimat, baik kalimat
tidak efektif bila digunakan pada materi informasi, kalimat tanya, atau kalimat
atau situasi pembelajaran lainnya. perintah. Bahkan, pada Kurikulum 2013
Di lembaga pendidikan, khususnya yang diberlakukan, penerapan membuat
Sekolah dasar, penggunaan media sangat kalimat bukan saja tampak pada siswa
penting. Media bukan hanya untuk SD, muatan materi pada siswa SMA pun
mempermudah guru dan siswa dalam diharapkan dapat dikembangkan melalui
mencapai tujuan pembelajaran, tetapi ketiga kalimat tersebut. Hal tersebut
juga dapat meningkatkan keaktifan, dapat dilihat pada Buku Teks Kurikulum
kreativitas, dan membuat suasana belajar 2013 untuk SMA kelas X pada halaman
menjadi menyenangkan. Bahkan, nilai- 42 dan 43.
nilai islami dapat disisipkan. Jadi, dapat Berdasarkan hasil pengamatan di
dikatakan bahwa meski mata pelajaran beberapa sekolah dasar di daerah
yang dibelajarkan adalah bahasa Pasarbaru Kecamatan Kedondong
Indonesia, namun, dapat juga Pesawaran Lampung, penyelenggaraan
dintegrasikan dengan mata pelajaran yang pembelajaran khususnya dalam menulis
lain. Hal tersebut tentunya dapat terwujud kalimat masih menerapkan pola
bagaimana cara guru mengolah skenario pembelajaran lama, yakni pemberian dan
pembelajaran sehingga berbagai aspek penjelasan contoh langsung dengan
dari tuntutan pembelajaran itu sendiri dan menggunakan media papan tulis dan
aspek hasil kemampuan yang akan dilanjutkan dengan pemberian latihan
kepada siswa. Sehingga, suasana

86
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

pembelajaran yang dirasakan ialah pengalaman membelajarkan mahasiswa


suasana pembelajaran yang minim sekali yang tidak terekam secara ilmiah dalam
dengan keaktifan, kekreatifan, ranah penelitian, penulis berharap karya
kesenangan belajar, dan juga terdapat sederhana ini dapat bermanfaat bagi
nilai-nilai islami pada muatan materi pembaca budiman, khususnya para guru
pembelajaran. Apa yang coba dilakukan sekolah dasar dalam mengajarkan
kiranya sedikit sekali meninggalkan menulis atau mengembangkan kalimat.
kesan dan terus teringat pada kognitif Rekam data hasil evaluasi pembelajaran
mereka. Padahal, guru-guru sering melalui pemanfaatan media kartu
memperoleh informasi terkait bergambar yang penulis peroleh
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menunjukkan bahwa media tersebut dapat
menyenangkan. memberikan hasil yang optimal dan
Menyikapi hal tersebut, lebih-lebih mendukung proses pembelajaran yang
pada kurikulum 2013 ini yang menuntut lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.
keseimbangan siswa dari segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik, dengan Penulisan Kalimat
penyelenggaraan pembelajaran yang Menulis merupakan kegiatan
aktif, kreatif, dan menyenangkan, serta mengungkapkan ide, pikiran, sikap, dan
mengandung pendidikan karakter di perasaan dalam bentuk lambang atau
dalamnya, penulis akan mencoba simbol yang disepekati dan maknanya
mengetengahkan skenario pembelajaran diterima dengan baik oleh masyarakat
yang memuat unsur-unsur tersebut. tertentu. Untuk dapat menulis dengan
Penulis akan mencoba menuliskan baik diperlukan pengetahuan tentang
skenario pembelajaran aktif, kreatif, kata, kaidah sintaksis (kalimat) secara
menyenangkan, serta bernilai islami mapan, dan daya nalar kita terhadap apa
dalam mengembangkan kemampuan yang kita pikirkan.
siswa menulis kalimat melalui media Pengetahuan tentang aplikasi
kartu gambar yang sering penulis menyusun kalimat sangat penting sebab
terapkan dalam mata kuliah media kegiatan manusia dalam setiap harinya
pembelajaran di setiap tahunnya. diimbangi dengan banyaknya
Meskipun sifat tulisan berdasarkan pengungkapan maksud melalui kalimat,

87
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

baik kalimat lengkap maupun kalimat mengatakan bahwa kalimat ialah bagian
yang tak lengkap namun dipahami ujaran yang mempunyai struktur minimal
maksudnya oleh penerima pesan. Oleh subjek (S) dan predikat (P) dan
karena komunikasi yang dijalin intonasinya menunjukkan bagian itu
merupakan komunikasi yang tak lepas sudah lengkap dengan makna. Intonasi
dari konteks di mana bahasa tersebut kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan
dipergunakan maka penyusunan kalimat dengan titik, tanda tanya, atau tanda seru.
pun hendaknya memperhatikan siapa Berdasarkan pendapat tersebut dapat
yang berbicara kepada siapa, di mana disimpulkan bahwa bahwa kalimat
pembicaraan terjadi, waktunya kapan, merupakan bentuk bahasa atau ujaran
dan sebagainya. yang minimal tersusun atas subjek dan
Meskipun demikian, penguasaan predikat, digunakan sebagai medium
terhadap kalimat yang berkaidah dengan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan
pola tertentu wajib dikuasai siswa di seseorang yang dilengkapi dengan
sekolah sebagai peranti dalam intonasi. Intonasi itu sendiri berelasi
mengembangkan ide atau gagasan yang dengan makna dan dalam bahasa tulis
menjadi maksud dan tujuannya. Lebih- intonasi tersebut dilambangkan dengan
lebih dalam kurikulum berbasis teks saat titik, tanda tanya, dan tanda seru.
ini yang menuntut segala sesuatu harus Unsur-unsur kalimat tersiri atas: 1)
berbasis data dan fakta. Kalimat penting subyek, yakni bagian kalimat yang
dalam menunjang tulisan siswa. menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
Goris Keraf (1993: 34) mengatakan (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah
bahwa kalimat merupakan suatu bentuk yang menjadi pangkal persoalan, 2)
bahasa yang mencoba menyusun dan Predikat, yakni bagian kalimat yang
menuangkan gagasan-gagasan seseorang memberi tahu atau melakukan tindakan
secara terbuka untuk dikomunikasikan apa atau dalam keadaan bagaimana
kepada orang lain. Pendapat Keraf subjek tersebut, 3) Objek, yakni bagian
mengindikasikan bahwa kalimat mesti kalimat yang melengkapi predikat dan
tersusun dengan baik sehingga mampu umumnya diisi oleh nomina, frasa
mewakili gagasan si pemiliknya. nomina, atau klausa, 4) pelengkap, yakni
Selanjutnya, Nini Ibrahim (2012: 91) bagian kalimat yang melengkapi predikat,

88
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

dan 5) keterangan, yakni bagian kalimat Kalimat berdasarkan Fungsinya


yang menerangkan berbagai hal bagian Berdasarkan fungsinya dalam
kalimat yang lainnya, biasanya diisi oleh komunikasi, kalimat dibedakan atas
keterangan tempat, waktu, dan kalimat berita (kalimat deklaratif),
keterangan tambahan berupa aposisi. kalimat tanya (kalimat interogatif), dan
Contoh dari unsur-unsur kalimat kalimat perintah (kalimat imperatif).
tersebut nampak pada kalimat berikut: Gorys Keraf (1991: 203-208),
(1) Harimau adalah hewan yang ganas mendefinisikan ketiga tipe kalimat itu. Ia
S P mengatakan bahwa kalimat berita
(2) Ibu sedang membeli sayuran di pasar (deklaratif) adalah kalimat yang
S P O K mengandung suatu pengungkapan
(3) Hidup harus berlandaskan Pancasila peristiwa atau kejadian. Kalimat
S P Pel semacam ini biasanya mengandung suatu
Selain itu, ditinjau dari segi pernyataan yang dapat dibuktikan
klausanya, Hasan Alwi dkk. (2003: 39- kebenarannya atau kesalahannya. Kalimat
40) kalimat dibedakan atas kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung
tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat suatu permintaan agar penanya diberi
tunggal ialah kalimat yang proposisinya informasi mengenai suatu hal.
satu dank arena itu predikatnya pun satu. Sedangkan, yang dimaksud kalimat
Sedangkan, kalimat majemuk ialah perintah ialah kalimat yang mengandung
kalimat yang terdiri atas lebih dari satu perintah atau permintaan agar orang lain
proposisi sehingga mempunyai paling melakukan suatu hal yang diinginkan
tidak dua predikat yang tidak dapat oleh orang yang memerintah. Perintah
dijadikan suatu kesatuan. Misalnya: meliputi suruhan yang keras hingga ke
(1) Dia pergi sekolah. permintaan yang sangat halus. Begitu
(2) Ayah pergi ke ladang ketika adik pula suatu perintah dapat ditafsirkan
tidur pulas. sebagai hal mengizinkan seseorang untuk
Kalimat (1) pada contoh di atas mengerjakan sesuatu, malahan sampai
merupakan kalimat tunggal, sedangkan, kepada tafsiran (konotasi) ejekan atau
kalimat (2) merupakan contoh dari sindiran. Perintah dapat pula berbalik dari
kalimat majemuk. menyuruh berbuat sesutau menjadi

89
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

mencegah atau melarang berbuat sesuatu. Media dan Jenisnya


Makna yang didukung oleh kalimat Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad
perintah tersebut, tergantung pula dari (2014:3) mengatakan bahwa media
situasi yang dimasukinya. apabila dipahami secara garis besar
Ketiga tipe kalimat tersebut dapat adalah manusia, materi, atau kejadian
diamati sebagia berikut: yang membangun kondisi yang membuat
(1) Harimau merupakan hewan mamalia. siswa mampu memperoleh pengetahuan,
(2) Harimau biasa hidup berkelompok. keterampilan, atau sikap. Guru, buku
(3) Apakah semua hewan dapat hidup teks, dan lingkungan sekolah merupakan
di hutan? media. Selain itu, Hamidjojo dalam
(4) Di mana saja hewan ciptaan Tuhan Azhar Arsyad (2014), menyatakan bahwa
tinggal? media adalah semua bentuk perantara
(5) Janganlah kita mebang pohon yang digunakan oleh manusia untuk
sembarangan! menyampaikan atau menyebar ide,
(6) Kita harus bisa menjaga lingkungan gagasan, atau pendapat sehingga ide,
atau lingkungan itu sendiri yang gagasan atau pendapat yang dikemukakan
akan merugikan kita itu sampai kepada penerima.
Selanjutnya, Rossie dan Breidle
Kalimat (1) dan (2) pada contoh di dalam Wina Sanjaya (2009)
atas merupakan kalimat berita mengemukakan bahwa media
(deklaratif), yakni berisi tentang harimau. pembelajaran adalah seluruh alat dan
Kalimat (3) dan (4) merupakan kalimat bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tanya (interogatif), kalimat yang meminta tujuan pendidikan seperti radio, televis,
seseorang untuk meberikan informasi buku, koran, majalah, dan sebagainya.
tentang hewan sesuai dengan yang Berdasarkan beberapa pendapat ahli
diminta sipenanya. Kalimat (5) dan (6) di atas, dapat disimpulkan bahwa media
merupakan kalimat perintah untuk selalu ialah segala sesuatu (manusia, materi,
menjaga lingkungan, dan khusus kalimat alat, bahan, atau kejadian) yang
(6) merupakan kalimat perintah bentuk digunakan sebagai perantara atau
majemuk. pembawa pesan untuk mencapai tujuan
pendidikan.

90
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

Pemanfaatan media sangat penting pesan/informasi tanpa ada suara. Media


dalam menunjang pembelajaran. Selain ini dapat berupa film slide, kartu
mempermudah guru dan siswa dalam bergambar, transparansi, gambar, lukisan,
mencapai tujuan pembelajaran, media dsb.; 3) media audiovisual, yakni media
dapat memotivasi dan menambah gairah yang selain memanfaatkan suara sebagai
belajar siswa. Siswa yang tadinya kurang penyampai pesan juga memanfaatkan
aktif dapat menjadi lebih aktif, dan yang tayangan visual. Media ini merupakan
tadinya kurang kreatif dapat termotivasi gabungan dari komponen media audio
untuk lebih kreatif, dan tentunya dan media visual. Media ini dapat berupa
kesenangan proses pembelajaran akan video, televise, slide suara, dsb.
dirasakan oleh siswa.
Media Kartu Gambar
Dalam pemanfaatannya, guru selaku
Media kartu gambar merupakan
agen pembelajaran harus mengetahui
bagian dari media visual, yakni media
secara pasti media yang digunakan, baik
yang memanfaatkan tayangan visual
cara menggunakannya, kelebihan maupun
sebagai penyampai informasi/pesan.
kelemahannya. Pada prinsipnya media
Kartu-kartu yang digunakan dapat berisi
yang digunakan harus tetap
gambar-gambar tentang buah-buahan,
memperhatikan tujuan pembelajaran,
binatang, benda, manusia, dan objek-
sesuai dengan materi ajar, sesuai dengan
objek lainnya. Dengan adanya objek yang
kebutuhan, minat, dan kondisi siswa,
dapat dilihat secara langsung, maka
harus efektif dan efisien, kemampuan
kegiatan pembelajaran dapat
guru dalam mengoperasikannya.
terselenggara dengan baik. Surrachman
Berdasarkan klasifikasinya, media
sebagaimana dikutip oleh Suharti dalam
pembelajaran dapat dibedakan atas: 1)
skripsinya (2009) mengatakan bahwa
media audio, yakni media yang hanya
media kartu bergambar mampu
memanfaatkan suara sebagai penyampai
meningkatkan perhatian, minat,
infromasi/pesan pembelajaran. Media ini
meningkatkan daya kreasi, membuat isi
berupa radio, laboratorium bahasa dan
pelajaran tidak mudah terlupakan, dan
rekaman suara; 2) media visual, yakni
membuat proses belajar atau komunikasi
media yang memanfaatkan tayangan
berjalan lancar.
visual sebagai penyampai

91
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

Prinsip media visual, khususnya (1) Kartu gambar dikocok dan dibagikan
media kartu gambar ialah gambar harus kepada setiap peserta sampai habis,
terlihat jelas, sederhana, dan padu. Jelas, kalau ada sisa diletakkan.
dimaksudkan agar gambar memilki (2) Satu kartu dibuka sebagai dasar
kualitas yang baik saat dilihat oleh permulaan permainan.
seluruh siswa. Sederhana, dimaksudkan (3) Pemain membuka kartu yang
bahwa gambar tidak boleh terlalu rumit dipegangnya sambil mengucapkan
sehingga para siswa mengalami kalimat yang berkaitan dengan kedua
kebingungan akan ditekankan ke grafis gambar.
yang mana ia akan membuat kalimat. (4) Pemain dianggap sah jika kalimat
Sementara itu, padu dimaksudkan bahwa yang dibuat logis, baik dan benar.
jika terdapat beberapa gambar dalam satu (5) Pemain yang kartunya habis terlebih
kartu, maka gambar harus terjalin dengan dahulu dianggap sebagai
baik dan membentuk satu kegiatan atau pemenangnya.
satu tema.
Media kartu bergambar yang penulis 2. PEMBAHASAN
terapkan dalam pembelajaran adalah Dewasa ini, proses pembelajaran
media kartu bergambar yang simetris diarahkan agar siswa memperoleh tiga
berukuran 6x9 cm. Dalam ranah yang seimbang, yakni ranah
pembelajarannya, penulis meminta siswa pengetahuan, ranah keterampilan, dan
menyiapkan sendiri media kartu ranah sikap. Keseluruhan ranah tersebut
bergambar hasil dari menggambar atau harus tampak saat terjadinya atau
hasil dari menempel pada kartu dengan selesainya proses pembelajaran. Untuk
ukuran yang ditentukan. Masing-masing itu, para guru harus benar-benar
siswa menyiapkan minimal 2 atau 3 buah memikirkan dan mendayagunakan
kartu bergambar. Adapun langkah- seluruh potensi yang dimiliki, baik
langkah yang dapat digunakan dengan materi, metode pembelajaran, media
menggunakan media kartu gambar dalam pembelajaran, lingkungan sekolah, dan
menyusun kalimat ialah: instrumen pembelajaran dalam mencapai
tujuan pembelajaran, lebih luasnya tujuan
pendidikan. Guru harus tepat memilih

92
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

dan mengoperasikannya sehingga ketiga kartu yang digunakan dalam


ranah tersebut dapat tercapai secara pembelajaran menyusun kalimat. Kartu
maksimal. gambar nomor (1) adalah kartu gambar
Media kartu gambar merupakan yang dimiliki oleh guru dan akan
media visual yang sederhana dan efisien, dijadikan sebagai dasar permulaan
baik guru maupun siswa dapat permainan. Sementara itu, kartu gambar
menyediakannya. Pembelajaran dengan nomor (2), (3), dan (4) adalah kartu
menggunakan media kartu gambar dapat gambar milik siswa yang berbeda.
membuat siswa aktif, kreatif, Langkah pertama, seraya
diperolehnya kesenangan pembelajaran, menunjukkan kartu gambarnya, guru
dan dapat juga diintegrasikan dengan meminta siswa untuk memperlihatkan
sisipan nilai-nilai islam. Dengan segala kartu gambar yang mereka miliki. Kartu
kesenangan dan kegembiraan yang gambar guru sendiri diperlihatkan dan
terjadi, kelemahan pemanfaatan media dipegang pada tangan kanan.
kartu gambar ini ialah kelas menjadi Langkah ke dua, setelah kartu
sorai. Untuk itu, diperlukan pengondisian gambar milik guru, dan kartu gambar
kelas terlebih dahulu oleh guru untuk miliki siswa telah dilihat secara saksama,
mengantisipasi terganggunya kelas lain. guru mencoba menunjuk secara acak
Adapun skenario pembelajaran siswa untuk membuat kalimat
menggunakan media kartu gambar berdasarkan kartu gambar tersebut. Siswa
penulis deskripsikan melalui tahapan yang mencoba membuat kalimat ialah
sebagai berikut: siswa yang kartu gambarnya diambil oleh
Setelah semua kartu dibagikan dan guru.
diberikan secara acak kepada siswa, guru Langkah ke tiga, guru
meminta siswa untuk memperlihatkan memperlihatkan kepada semua siswa
kartu dengan mengangkat tangan mereka. kartu gambar miliknya dan kartu gambar
Pada tahap pertama guru dapat meminta milik siswa yang ia ambil. Kartu gambar
siswa satu persatu untuk menyusun milik guru dipegang menggunakan
kalimat. Hal tersebut untuk memancing tangan kanan, sementara kartu gambar
keterampilan siswa. Sebagai contoh, 4 milik siswa dipegang menggunakan
gambar di bawah ini adalah contoh kartu- tangan kiri. Kemudian, siswa si pemilik

93
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

kartu gambar tersebut menyusun kalimat hasil tersebut, guru dapat mengaitkannya
dengan menggabungkan kartu gambar dengan nilai-nilai islami mengenai
milik guru dan miliknya. Setiap kartu kejadian dalam kalimat yang dibuat,
gambar yang dipegang di tangan kanan misalnya sikap saling menghargai.
akan menjadi kata atau kalimat pertama
yang kemudian digabungkan dengan kata
atau kalimat berdasarkan hasil terjemahan
kartu gambar di sebelah kiri.
Langkah ke empat, seumpama siswa 1
yang diambil kartu gambarnya (kartu
nomor 2) menyusun kalimat sebagai
berikut: “Bapak guru sedang
menjelaskan pelajaran di kelas
sementara itu Andi tertidur lelap tidak
memperhatikan”. Kemudian guru
2
bertanya kepada para siswa “Betul tidak
kalimat yang disampaikan oleh
temanmu?” Jika siswa menjawab “Betul,
Pak.” Maka, guru dapat melanjutkan
dengan menanyakan subjek, predikat, dan
3
objek pada kalimat tersebut, bahkan,
setelah itu, guru dapat meminta
penjelasan kepada para siswa tentang
bagaimana pendapat mereka jika ada
siswa yang mengantuk atau tertidur saat
proses pembelajaran. Kemudian guru pun 4
dapat meminta pendapat berupa solusi
untuk mengatasi jika hal tersebut benar-
benar terjadi di kelas. Bukan tidak Langkah ke lima, mengingat kalimat
mungkin, para siswa menjadi aktif dan yang dibuat siswa tadi sudah tepat, maka
ide-ide kreatif mereka muncul. Melalui kartu gambar milik guru ditaruh dan kini

94
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

kartu gambar nomor (2) milik siswa yang dengan ujaran kalimat sebagai berikut
berada di sebelah tangan kiri pindah “Setelah membaca koran Adik, bermain
posisi ke tangan kanan. Kemudian guru komputer.”Pertanyaannya ialah jika kita
mencari secara acak kartu gambar siswa amati secara saksama kata “Adik” yang
lain untuk diambil seraya dimaksud oleh siswa bukanlah adik yang
memperlihatkan kartu gambar yang berumur 6 tahun atau 10 tahun tapi adik
dipegang oleh guru. Kedua gambar kini yang masih balita. Tentu saja ia belum
sudah diperlihatkan sejajar, gambar pada bisa bermain komputer. Atas dasar
kartu di tangan kanan ialah seseorang kelogisan inilah meski kalimat tersusun
yang sedang tertidur, sementara gambar secara benar, namun jika tidak logis,
pada kartu di tangan kiri adalah surat maka tidak bisa kita terima. Karena tidak
kabar harian atau koran. Siswa yang terjawab, maka guru mengembalikan
diambil kartunya diminta membuat kartu gambar siswa tersebut dan mencari
kalimat. Kalimat yang dibuat dapat kartu gambar siswa lain untuk dipadukan
berupa kalimat berita tunggal maupun dengan kartu gambar nomor (3).
kalimat berita majemuk. Dapat juga Langkah ke tujuh, seandainya kartu
setelah siswa menjawab tepat kalimat gambar pertama siswa telah selesai
berita. Ia diminta kembali dibuat kalimat seluruhnya, maka guru
mengungkapkan gambar tersebut ke mulai meningkatkan dengan cara
dalam kalimat perintah atau kalimat membuat kalimat secara berkompetisi.
tanya, misalnya, “Janganlah kita tidur Guru mengatakan bahwa kartu siapa yang
ketika guru menjelaskan pelajaran! atau habis terlebih dahulu dengan membuat
Mengapa seseorang tidu? Mengapa kita kalimat yang tepat dan logis itulah
perlu membaca koran? Apakah sebagai pemenangnya dan permainan
manfaatnya?” kartu berakhir.
Langkah ke enam, hal-hal yang Langkah ke delapan, guru
sudah diterapkan pada kartu-kartu memberikan tugas kepada siswa sebagai
gambar sebelumnya dapat diterapkan bentuk pengayaan, yakni membuat
pada kartu-kartu gambar berikutnya. dan beberapa kalimat sebagaimana yang
jika menemui kalimat siswa yang tidak diamanatkan dalam tujuan pembelajaran.
logis, misalnya pada gambar (3) dan (4)

95
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96

Hal tersebut sebagai bahan evaluasi 4. DAFTAR PUSTAKA


keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Azhar Arsyad. (2014). Media
Pembelajaran (edisi revisi).
Jakarta: Rajawali Pers.
3. SIMPULAN
Orang bijak mengatakan bahwa Gorys Keraf. (1991). Tata Bahasa
Rujukan Bahasa Indonesia (untuk
pengalaman adalah guru terbaik. Tingkat Pendidikan Menengah).
Kegiatan pembelajaran yang Jakarta: Grasindo.

diselenggarakan dengan siswa mengalami Hasan Alwi, dkk.. (2003). Tata Bahasa
secara langsung akan lebih berkesan dan Baku Bahasa Indonesia (edisi
ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
melekat pada diri siswa. Sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa Nini Ibrahim. (2012). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (edisi
akan terbentuk secara lebih baik. Mereka revisi). Jakarta: Uhamka Press
akan dengan mudah mengingat apa yang
Suharti. (2009). Media Kartu Bergambar
mereka dengarkan, ungkapkan, dan untuk Meningkatkan Prestasi
mereka kerjakan. Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Anak
Media pembelajaran memainkan Tunagrahita Sedang pada Kelas C1
peranan pendukung dalam menunjang SDLB Negeri Purworejo TP 2008-
2009. Skripsi: FKIP Universitas
keberhasilan pembelajaran, lebih-lebih Sebelas Maret.
dalam Kurikulum 2013 ini. Media tidak
Wina Sanjaya. (2009). Strategi
harus mahal. Hal kecil yang kadang kita Pembelajaran Berorientasi Standar
saksikan orang lain sering memainkannya Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
tanpa kita sadari dapat menjadi media
efektif dalam membuat kalimat. Gairah,
motivasi, dan antusias siswa bertambah.
Bukan saja efek pembelajaran aktif,
kreatif, dan menyenangkan yang didapat,
tetapi nilai-nilai agama juga dapat
disisipkan dalam membentuk karakter
siswa.

96
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai