195 540 1 PB PDF
195 540 1 PB PDF
85-96
Izhar
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
izharhamka@gmail.com
Abstract
The teacher faced problems in teaching about learning scenario contained
active learning, creativity, and pleasure. There where results from some
workshops for enhancing learning quality through learning media. However,
the use of learning media did not effective in elementary level. The teacher
teach in conventional way in teaching their students, the example in teaching
structure, the teacher used conventional board. Wheras, some media were
made and enhanced for learning success, such as using picture card. Through
this media, active, creative and pleasure learning with Islamic valve will be
come true.
85
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
yang mampu membuat siswa belajar dan dicapai siswa dapat berhasil tercapai
terjadinya perubahan pada diri mereka, dengan baik.
baik perubahan dari segi sikap, Salah satu materi pelajaran yang
pengetahuan, dan keterampilan mereka. dapat disisipi dengan kegiatan
Lingkungan, siswa, dan materi menjadi pembelajaran aktif, kreatif,
hal-hal yang perlu dipertimbangkan guru menyenangkan, dan memiliki nilai-nilai
dalam menggunakan media. Boleh jadi islami pada Sekolah Dasar ialah materi
media yang satu sangat efektif digunakan yang mengharuskan siswa terampil
untuk satu materi dalam satu waktu atau menulis, yakni yang di dalamnya
beberapa waktu, tetapi kurang, bahkan membuat berbagai kalimat, baik kalimat
tidak efektif bila digunakan pada materi informasi, kalimat tanya, atau kalimat
atau situasi pembelajaran lainnya. perintah. Bahkan, pada Kurikulum 2013
Di lembaga pendidikan, khususnya yang diberlakukan, penerapan membuat
Sekolah dasar, penggunaan media sangat kalimat bukan saja tampak pada siswa
penting. Media bukan hanya untuk SD, muatan materi pada siswa SMA pun
mempermudah guru dan siswa dalam diharapkan dapat dikembangkan melalui
mencapai tujuan pembelajaran, tetapi ketiga kalimat tersebut. Hal tersebut
juga dapat meningkatkan keaktifan, dapat dilihat pada Buku Teks Kurikulum
kreativitas, dan membuat suasana belajar 2013 untuk SMA kelas X pada halaman
menjadi menyenangkan. Bahkan, nilai- 42 dan 43.
nilai islami dapat disisipkan. Jadi, dapat Berdasarkan hasil pengamatan di
dikatakan bahwa meski mata pelajaran beberapa sekolah dasar di daerah
yang dibelajarkan adalah bahasa Pasarbaru Kecamatan Kedondong
Indonesia, namun, dapat juga Pesawaran Lampung, penyelenggaraan
dintegrasikan dengan mata pelajaran yang pembelajaran khususnya dalam menulis
lain. Hal tersebut tentunya dapat terwujud kalimat masih menerapkan pola
bagaimana cara guru mengolah skenario pembelajaran lama, yakni pemberian dan
pembelajaran sehingga berbagai aspek penjelasan contoh langsung dengan
dari tuntutan pembelajaran itu sendiri dan menggunakan media papan tulis dan
aspek hasil kemampuan yang akan dilanjutkan dengan pemberian latihan
kepada siswa. Sehingga, suasana
86
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
87
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
baik kalimat lengkap maupun kalimat mengatakan bahwa kalimat ialah bagian
yang tak lengkap namun dipahami ujaran yang mempunyai struktur minimal
maksudnya oleh penerima pesan. Oleh subjek (S) dan predikat (P) dan
karena komunikasi yang dijalin intonasinya menunjukkan bagian itu
merupakan komunikasi yang tak lepas sudah lengkap dengan makna. Intonasi
dari konteks di mana bahasa tersebut kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan
dipergunakan maka penyusunan kalimat dengan titik, tanda tanya, atau tanda seru.
pun hendaknya memperhatikan siapa Berdasarkan pendapat tersebut dapat
yang berbicara kepada siapa, di mana disimpulkan bahwa bahwa kalimat
pembicaraan terjadi, waktunya kapan, merupakan bentuk bahasa atau ujaran
dan sebagainya. yang minimal tersusun atas subjek dan
Meskipun demikian, penguasaan predikat, digunakan sebagai medium
terhadap kalimat yang berkaidah dengan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan
pola tertentu wajib dikuasai siswa di seseorang yang dilengkapi dengan
sekolah sebagai peranti dalam intonasi. Intonasi itu sendiri berelasi
mengembangkan ide atau gagasan yang dengan makna dan dalam bahasa tulis
menjadi maksud dan tujuannya. Lebih- intonasi tersebut dilambangkan dengan
lebih dalam kurikulum berbasis teks saat titik, tanda tanya, dan tanda seru.
ini yang menuntut segala sesuatu harus Unsur-unsur kalimat tersiri atas: 1)
berbasis data dan fakta. Kalimat penting subyek, yakni bagian kalimat yang
dalam menunjang tulisan siswa. menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
Goris Keraf (1993: 34) mengatakan (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah
bahwa kalimat merupakan suatu bentuk yang menjadi pangkal persoalan, 2)
bahasa yang mencoba menyusun dan Predikat, yakni bagian kalimat yang
menuangkan gagasan-gagasan seseorang memberi tahu atau melakukan tindakan
secara terbuka untuk dikomunikasikan apa atau dalam keadaan bagaimana
kepada orang lain. Pendapat Keraf subjek tersebut, 3) Objek, yakni bagian
mengindikasikan bahwa kalimat mesti kalimat yang melengkapi predikat dan
tersusun dengan baik sehingga mampu umumnya diisi oleh nomina, frasa
mewakili gagasan si pemiliknya. nomina, atau klausa, 4) pelengkap, yakni
Selanjutnya, Nini Ibrahim (2012: 91) bagian kalimat yang melengkapi predikat,
88
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
89
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
90
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
91
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
Prinsip media visual, khususnya (1) Kartu gambar dikocok dan dibagikan
media kartu gambar ialah gambar harus kepada setiap peserta sampai habis,
terlihat jelas, sederhana, dan padu. Jelas, kalau ada sisa diletakkan.
dimaksudkan agar gambar memilki (2) Satu kartu dibuka sebagai dasar
kualitas yang baik saat dilihat oleh permulaan permainan.
seluruh siswa. Sederhana, dimaksudkan (3) Pemain membuka kartu yang
bahwa gambar tidak boleh terlalu rumit dipegangnya sambil mengucapkan
sehingga para siswa mengalami kalimat yang berkaitan dengan kedua
kebingungan akan ditekankan ke grafis gambar.
yang mana ia akan membuat kalimat. (4) Pemain dianggap sah jika kalimat
Sementara itu, padu dimaksudkan bahwa yang dibuat logis, baik dan benar.
jika terdapat beberapa gambar dalam satu (5) Pemain yang kartunya habis terlebih
kartu, maka gambar harus terjalin dengan dahulu dianggap sebagai
baik dan membentuk satu kegiatan atau pemenangnya.
satu tema.
Media kartu bergambar yang penulis 2. PEMBAHASAN
terapkan dalam pembelajaran adalah Dewasa ini, proses pembelajaran
media kartu bergambar yang simetris diarahkan agar siswa memperoleh tiga
berukuran 6x9 cm. Dalam ranah yang seimbang, yakni ranah
pembelajarannya, penulis meminta siswa pengetahuan, ranah keterampilan, dan
menyiapkan sendiri media kartu ranah sikap. Keseluruhan ranah tersebut
bergambar hasil dari menggambar atau harus tampak saat terjadinya atau
hasil dari menempel pada kartu dengan selesainya proses pembelajaran. Untuk
ukuran yang ditentukan. Masing-masing itu, para guru harus benar-benar
siswa menyiapkan minimal 2 atau 3 buah memikirkan dan mendayagunakan
kartu bergambar. Adapun langkah- seluruh potensi yang dimiliki, baik
langkah yang dapat digunakan dengan materi, metode pembelajaran, media
menggunakan media kartu gambar dalam pembelajaran, lingkungan sekolah, dan
menyusun kalimat ialah: instrumen pembelajaran dalam mencapai
tujuan pembelajaran, lebih luasnya tujuan
pendidikan. Guru harus tepat memilih
92
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
93
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
kartu gambar tersebut menyusun kalimat hasil tersebut, guru dapat mengaitkannya
dengan menggabungkan kartu gambar dengan nilai-nilai islami mengenai
milik guru dan miliknya. Setiap kartu kejadian dalam kalimat yang dibuat,
gambar yang dipegang di tangan kanan misalnya sikap saling menghargai.
akan menjadi kata atau kalimat pertama
yang kemudian digabungkan dengan kata
atau kalimat berdasarkan hasil terjemahan
kartu gambar di sebelah kiri.
Langkah ke empat, seumpama siswa 1
yang diambil kartu gambarnya (kartu
nomor 2) menyusun kalimat sebagai
berikut: “Bapak guru sedang
menjelaskan pelajaran di kelas
sementara itu Andi tertidur lelap tidak
memperhatikan”. Kemudian guru
2
bertanya kepada para siswa “Betul tidak
kalimat yang disampaikan oleh
temanmu?” Jika siswa menjawab “Betul,
Pak.” Maka, guru dapat melanjutkan
dengan menanyakan subjek, predikat, dan
3
objek pada kalimat tersebut, bahkan,
setelah itu, guru dapat meminta
penjelasan kepada para siswa tentang
bagaimana pendapat mereka jika ada
siswa yang mengantuk atau tertidur saat
proses pembelajaran. Kemudian guru pun 4
dapat meminta pendapat berupa solusi
untuk mengatasi jika hal tersebut benar-
benar terjadi di kelas. Bukan tidak Langkah ke lima, mengingat kalimat
mungkin, para siswa menjadi aktif dan yang dibuat siswa tadi sudah tepat, maka
ide-ide kreatif mereka muncul. Melalui kartu gambar milik guru ditaruh dan kini
94
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
kartu gambar nomor (2) milik siswa yang dengan ujaran kalimat sebagai berikut
berada di sebelah tangan kiri pindah “Setelah membaca koran Adik, bermain
posisi ke tangan kanan. Kemudian guru komputer.”Pertanyaannya ialah jika kita
mencari secara acak kartu gambar siswa amati secara saksama kata “Adik” yang
lain untuk diambil seraya dimaksud oleh siswa bukanlah adik yang
memperlihatkan kartu gambar yang berumur 6 tahun atau 10 tahun tapi adik
dipegang oleh guru. Kedua gambar kini yang masih balita. Tentu saja ia belum
sudah diperlihatkan sejajar, gambar pada bisa bermain komputer. Atas dasar
kartu di tangan kanan ialah seseorang kelogisan inilah meski kalimat tersusun
yang sedang tertidur, sementara gambar secara benar, namun jika tidak logis,
pada kartu di tangan kiri adalah surat maka tidak bisa kita terima. Karena tidak
kabar harian atau koran. Siswa yang terjawab, maka guru mengembalikan
diambil kartunya diminta membuat kartu gambar siswa tersebut dan mencari
kalimat. Kalimat yang dibuat dapat kartu gambar siswa lain untuk dipadukan
berupa kalimat berita tunggal maupun dengan kartu gambar nomor (3).
kalimat berita majemuk. Dapat juga Langkah ke tujuh, seandainya kartu
setelah siswa menjawab tepat kalimat gambar pertama siswa telah selesai
berita. Ia diminta kembali dibuat kalimat seluruhnya, maka guru
mengungkapkan gambar tersebut ke mulai meningkatkan dengan cara
dalam kalimat perintah atau kalimat membuat kalimat secara berkompetisi.
tanya, misalnya, “Janganlah kita tidur Guru mengatakan bahwa kartu siapa yang
ketika guru menjelaskan pelajaran! atau habis terlebih dahulu dengan membuat
Mengapa seseorang tidu? Mengapa kita kalimat yang tepat dan logis itulah
perlu membaca koran? Apakah sebagai pemenangnya dan permainan
manfaatnya?” kartu berakhir.
Langkah ke enam, hal-hal yang Langkah ke delapan, guru
sudah diterapkan pada kartu-kartu memberikan tugas kepada siswa sebagai
gambar sebelumnya dapat diterapkan bentuk pengayaan, yakni membuat
pada kartu-kartu gambar berikutnya. dan beberapa kalimat sebagaimana yang
jika menemui kalimat siswa yang tidak diamanatkan dalam tujuan pembelajaran.
logis, misalnya pada gambar (3) dan (4)
95
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 85-96
diselenggarakan dengan siswa mengalami Hasan Alwi, dkk.. (2003). Tata Bahasa
secara langsung akan lebih berkesan dan Baku Bahasa Indonesia (edisi
ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
melekat pada diri siswa. Sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa Nini Ibrahim. (2012). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (edisi
akan terbentuk secara lebih baik. Mereka revisi). Jakarta: Uhamka Press
akan dengan mudah mengingat apa yang
Suharti. (2009). Media Kartu Bergambar
mereka dengarkan, ungkapkan, dan untuk Meningkatkan Prestasi
mereka kerjakan. Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Anak
Media pembelajaran memainkan Tunagrahita Sedang pada Kelas C1
peranan pendukung dalam menunjang SDLB Negeri Purworejo TP 2008-
2009. Skripsi: FKIP Universitas
keberhasilan pembelajaran, lebih-lebih Sebelas Maret.
dalam Kurikulum 2013 ini. Media tidak
Wina Sanjaya. (2009). Strategi
harus mahal. Hal kecil yang kadang kita Pembelajaran Berorientasi Standar
saksikan orang lain sering memainkannya Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
tanpa kita sadari dapat menjadi media
efektif dalam membuat kalimat. Gairah,
motivasi, dan antusias siswa bertambah.
Bukan saja efek pembelajaran aktif,
kreatif, dan menyenangkan yang didapat,
tetapi nilai-nilai agama juga dapat
disisipkan dalam membentuk karakter
siswa.
96
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung