1. Pengertian Hotel
Hotel merupakan wadah yang menyediakan sarana tempat tinggal sementara (akomodasi)
bagi umum, yaitu : orang-orang yang datang dengan berbagai ragam tujuan, maksud serta
keperluan ke daerah di mana hotel berdomisili. Hotel memilih domisilinya di tempat-tempat atau
di lingkungan daerah yang memiliki potensi untuk dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat
masyarakat, social, budaya, sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan
pusat kegiatan spiritual dan lain-lain. Hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat
mencerminkan pola kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas. Hotel diharapkan dapat
mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif, serta dapat menciptakan suasana yang
homogeny di tengah-tengah suasana yang heterogen di daerah di mana hotel berlokasi.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang disebut
“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar
40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar
dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang ( roadsideinn ).
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy ) sekitar tahun 1800
s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti
sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal
orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong. Hotel dengan stadard yang lebih baik
pertama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negara terkenal lainnya.
Sebuah penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C.
Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di
Amerika.Sebelumnya, sebuah Flat (Mansion) yang bernama DeLancey pada tahun 1762 telah
berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya
gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika
Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama FranncesTavern.
Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop
dekat Westminsfer di kota London.
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170
kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel. Kemudian menyusul
Boston’sTremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya memberikan
pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi
masyarakat setempat. Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
Thn 1830-1850 berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di
Chicago, Hotel planters di St. Louis.
Thn 1865 berdiri The St. PancrasStationand Hotel di London
Thn 1875 berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel
terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.
Thn 1880 berdiri EllsworthMiltonStatler di New York, yaitu hotel pertama yang
dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel”
pertama di dunia.
Thn 1894 berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang
menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.
Thn 1896 berdiri hotel The WaldorfAstoria di New York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di
Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika
dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station
kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat
diversifikatif sekali.
Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.
Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
Semarang, berdiri Hotel DuPavillion.
Malang, Palace Hotel.
Solo, Slier Hotel.
Yogyakarta, Grand Hotel (sekarang Hotel Garuda) .
Bandung, Hotel SavoyHomann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel (kini Hotel
Panghegar .
Bogor, Hotel Salak.
Medan, Hotel deBoer dan Hotel Astoria.
Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.
Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan pariwisata. Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan di Indonesia dapat dibagi
kepada tiga periode, yaitu masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang dan masa setelah
Indonesia merdeka. Semasa penjajahan Belanda, dapat dikatakan kegiatan pariwisata hanya
terbatas pada orang kulit putih saja. Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal
abad ke-19, dan hanya terbatas pada kota - kota besar dan kota yang berada didekat pelabuhan.
Pada masa pendudukan Jepang, berkobarnya perang dunia ke II dan disusul dengan
pendudukan Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata di Indonesia semakin
terlantar. Ditahun – tahun pihak Jepang akan kalah perang, menyusul setelah jatuhnya bom
Nagasaki dan Hirosyima, terjadilah inflasi di mana – mana yang mengakibatkan usaha
perhotelan sama sekali mati. Pada masa setelah Indonesia merdeka, lahir surat keputusan Wakil
Presiden RI (Dr. Moch. Hatta) yang dikeluarkan di Jogyakarta tentang pendirian suatu badan
atau lembaga yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas – tugas pengusahaan hotel bekas
milik Belanda. Dalam dasawarsa 1970-an, baru muncul hotel – hotel bertaraf internasional yang
dimiliki oleh perusahaan swasta maupun nasional.
https://acillhotelier.wordpress.com/ruang-lingkup-usaha-perhotelan/