Anda di halaman 1dari 6

163

Lampiran 14

FORMULIR D

MONITORING PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TERAPI

KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK


PERENCANAA TERAPI PELAKSANAAN TERAPI
LANJUT
Tujuan Pelaksanaan Simpulan

Agar klien mampu meningkatkan 1. Tempat, Durasi dan Frekuensi Setelah dilaksanakan terapi sebanyak 10
kemampuan bahasa reseptif pada kata a. Tempat kali pertemuan ditambah 1 kali pertemuan
benda sebanyak 5 item dengan cara Tempat pelaksanaan terapi sesuai evaluasi, maka penulis menyimpulkan
mengambil dengan rencana pelaksanaan yaitu di berdasarkan dengan tujuan jangka pendek
Instansi Rehab Medik Rumah Sakit yang telah ditetapkan yaitu agar klien
Program Cipto Mangunkusumo dan di rumah mampu meningkatkan kemampuan bahasa
klien di jalan Kesatrian X no 21, reseptif pada kata benda sebanyak 5 item
Melatih kemampuan bahasa reseptif pada Jakarta Pusat. dengan cara mengambil, maka dapat
kata benda sebanyak 5 item dengan cara b. Durasi dikatakan bahwa hasil terapi yang diperoleh
mengambil Durasi pelaksanaan terapi sesuai tergolong cukup berhasil dalam
dengan perencanaan terapi yang meningkatkan kemampuan tersebut. Hal ini
dilakukan selama 30-45 menit setiap dapat dilihat dari kemampuan klien sebelum
kali pertemuan. dan sesudah terapi dimana hasil tes awal
klien memperoleh nilai 3, sedangkan pada
tes akhir klien mendapatkan nilai 9
sehingga terjadi peningkatan nilai sebanyak
6. Kategori cukup berhasil sudah penulis
rumuskan pada BAB II.
164

c. Frekuensi
Frekuensi pelaksanaan terapi
dilaksanakan sebanyak 10 kali
pertemuan dan evaluasi 1 kali
pertemuan. Jumlah pertemuan
sebanyak 7 kali. 4 kali pertemuan
dilaksanakan sebanyak 1 sesi dan 3
kali pertemuan dilaksanakan
masing-masing 2 sesi.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan terapi dilakukan dalam Beberapa faktor yang mendukung
10 kali pertemuan ini tidak banyak keberhasilan terapi, yaitu:
mengalami perubahan, terapi 1. Adanya dukungan dari keluarga klien,
dilaksanakan sesuai dengan apa terutama ibu klien yang membantu
yang telah direncanakan oleh penulis penulis dalam pelaksanaan terapi
hanya pada perencanaan terapi di terhadap klien.
pertemuan ke 6, klien tidak lagi 2. Pemberian materi yang sesuai dengan
mempelajari materi piring tujuan harian dan berulang-ulang
dikarenakan klien sudah konsisten 3. Pemilihan materi yang biasa klien
saat diminta mengambil piring gunakan sehari-hari dan dengan
sehingga penulis melanjutkan menggunakan benda konkrit yang
Materi kemateri berikutnya. Dikarenakan Saran
materi terapi dimajukan 1 satu hari
Materi yang digunakan penulis adalah 5 dari perencanaan yang sudah dibuat Berdasarkan hasil terapi yang diperoleh,
item kata benda yaitu kata /baju/, oleh penulis, maka pada pertemuan penulis memberikan saran sebagai berikut:
/celana/, /piring/, /sendok/, /gelas/. ke 10 sudah tidak ada materi terapi 1. Untuk proses pembelajaran di rumah
lagi sehingga pada hari terakhir sebaiknya klien diberi ruangan khusus
165

yang tidak terlalu luas dan tidak


banyak benda-benda agar klien tidak
penulis mengulangi kembali semua
banyak lari dan tetap bisa fokus
materi terapi dari pertemuan pertama
Hasil Terapi 2. Lebih meningkatkan kemampuan
atensi klien
Metode Untuk pemahaman kata benda baju 3. Orang tua terus berusaha melatih anak
Metode yang digunakan oleh penulis dengan cara mengambil, klien tidak untuk berkomunikasi dengan terus
adalah Looking Together yang dikutip dari mengalami peningkatan. Nilai 1 pada melatih pemahaman kata klien akan
buku Child Language Development tes awal, juga diperoleh pada tes akhir. benda-benda disekitarnya
Learning To Talk oleh Sandra Bocher dan Untuk pemahaman kata benda celana Klien melakukan terapi Sensor Integrasi
Jane Jones, Tahun 2005, halaman 63-66. untuk mengurangi gejala hiperaktif pada
dengan cara mengambil, klien
klien
mengalami peningkatan 1 poin. Nilai 0
pada tes awal menjadi nilai 1 pada tes
Alat
a. Kartu gambar baju, celana, piring, akhir. Untuk pemahaman kata piring Tindak Lanjut
sendok, dan gelas. dengan cara mengambil, klien Orang tua lebih bersabar dan tetap
b. Miniatur baju, celana, piring, sendok, mengalami peningkatan 2 poin. Nilai 1 memberikan penanganan terbaik untuk
dan gelas. pada tes awal menjadi nilai 3 pada tes anak. Orang tua juga sebaiknya klien tetap
c. Puzzle baju, celana akhir. Untuk pemahaman kata sendok mengulangi materi yang sudah diberikan
d. Benda asli; baju, celana, piring, dengan cara mengambil, klien oleh penulis dan dengan menambahkan
sendok, dan gelas mengalami peningkatan 2 poin. Nilai 0 materi baru seperti benda yang ada
e. Goodybag pada tes awal menjadi nilai 2 pada tes disekitarnya. Terus dilanjutkan sesuai
Evaluasi akhir. Terakhir untuk pemahaman kata dengan tujuan jangka panjang yang telah
gelas dengan cara mengambil, klien dibuat oleh penulis. Memberikan terapi SI
1. Prosedur (Sensor Integrasi) untuk mengurangi gejala
mengalami peningkatan 1 poin. Nilai 1
Membandingkan kemampuan bahasa hiperaktif klien.
pada tes awal menjadi nilai 2 pada tes
reseptif klien saat mengambil baju,
akhir.
celana, piring, sendok, dan gelas pada
166

saat sebelum terapi dan sesudah


terapi.
2. Cara
Evaluasi dilakukan dengan cara
penulis memperlihatkan 2 benda dan
meminta klien untuk mengambil salah
satu benda sesuai dengan stimulus
pada kata /baju/, /celana/, /piring/,
/sendok/, dan /gelas/.
3. Alat
Alat-alat yang digunakan untuk
evaluasi adalah benda asli berupa
baju, celana, piring, sendok dan gelas.
Selain itu penulis juga menggunakan
alat perekam Pada hasil tes awal, klien memperoleh
nilai 3 dari 5 butir tes dengan 3 kali
4. Kriteria Penilaian kesempatan. Dan pada tes akhir, klien
a. Kriteria Respon: memperoleh nilai 9 dari 5 butir tes
1) Diberi nilai 1 apabila klien dengan 3 kali kesempatan.
mampu menunjuk gambar Perbandingan hasil tes awal dan tes
yang tepat sesuai dengan
akhir ini menunjukkan bahwa secara
stimulus
2) Diberi nilai 0 apabila klien kuantitatif, terapi yang dilakukan untuk
tidak mampu menunjuk kemampuan bahasa reseptif dalam
gambar yang tepat sesuai mengambil benda sesuai stimulus pada
dengan stimulus klien ini mencapai peningkatan sebesar
6 poin. Secara kualitatif, peningkatan 6
b. Kriteria Keberhasilan poin ini menunjukkan bahwa terapi
yang dilakukan cukup berhasil
167

Kriteria keberhasilan dari terapi


ini diperoleh berdasarkan nilai
peningkatan yang dimiliki klien.
Nilai peningkatan diperoleh
dengan cara membandingkan
hasil dari tes awal dan tes akhir.
Sebagaimana prinsip evaluasi
menurut Prof. Dr. Conny R.
Semiawan yang dikutip oleh
Hikmatun Sa’diah, yaitu sebagai
berikut:
Pos
Pre
Perlakuan Tes
Test
t
O1 X O2
(Hikmatun Sa’diah. 2015. 29)
Keterangan:
O1: Sebelum dilakukan terapi.
X : Perlakuan atau kegiatan terapi.
O2: Sesudah terapi.

Untuk menentukan perbandingan


sebelum terapi dan sesudah terapi
dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
O2 – O1 = Jumlah peningkatan

Penentuan rentang nilai untuk kriteria


168

keberhasilan peningkatan, dilakukan


dengan menghitung selisih antara
target nilai maksimal dan tes awal,
sebagaimana rumus berikut:
O = O max – O1
Keterangan:
O1 = Hasil tes awal
O max = Target nilai maksimal
O = rentang nilai peningkatan
Perhitungannya menjadi:
O= O max–O1 = 15 – 3 = 12.

Sehingga kriteria keberhasilan dari tes


ini adalah sebagai berikut:
 Berhasil apabila klien mencapai
peningkatan nilai 9 sampai 12.
 Cukup berhasil apabila klien
mencapai peningkatan nilai 5 sampai
8.
 Tidak berhasil apabila klien mencapai
peningkatan nilai 0 sampai 4.

Anda mungkin juga menyukai