Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan atau struktur dari tubuh manusia dan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Struktur tubuh manusia sangat
penting untuk diketahui karena akan berhubungan dengan sesuatu yang terjadi di dalam
tubuh. Bagian-bagian dalam struktur tubuh manusia memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Bagian-bagian tersebut memegang peranan masing-masing untuk mendukung kerja
sistem-sistem yang ada dalam tubuh manusia.

Salah satu struktur atau bagian tubuh yang sangat penting adalah laring. Laring tidak
hanya berperan dalam proses repirasi, laring juga berperan dalam produksi suara, menelan,
dan bersin. Wawasan tentang laring sangat diperlukan dan merupakan ilmu yang penting
yang harus dipahami. Untuk itu, dalam essay ini akan dibahas mengenai anatomi laring.

1
BAB 2

URAIAN

Laring

Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu rangkaian
tulang rawan yang berbentuk corong dan mengalami modifikasi untuk dapat menghasilkan
suara.

Laring berfungsi sebagai produksi suara (fonasi), kegiatan sfingter (batuk, bersin atau
regangngan saat buang air besar), artikulasi dan resonansi, berbicara, pelindung saluran
napas bawah, dan respirasi.

Laring terletak di sebelah ventral faring, berhadapan dengan vertebrata servikalis III-VI.
Laring berada di sebelah kaudal os hioid dan lidah serta berhubungan langsung dengan
trakea. Batas-batas laring sebelah kranial terdapat aditus laringeus yang berhubungan
dengan hipofaring. Di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago krikoid dan
berhubungan dengan trakea. Di sebelah posterior dipisahkan dari vertebrata servikalis oleh
otot-otot prevertebral, dinding, dan cavum laringofaring. Di sebelah anterior ditutupi oleh
fascia, jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral ditutupi oleh otot-otot
sternokleidomastoideus, infrahyoid, dan lobus kelenjar tiroid.

2
Sebelah atas pintu masuk laring membentuk tepi epiglotis, lipatan dari epiglotis aritaenoid
dan pita interaritaenoid, dan sebelah bawah tepi bawah kartilago krikoid. Tepi tulang dari
pita suara asli kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis. Bagian atas disebut supraglotis
dan bagian bawah disebut subglotis.

Posisi laring dipengaruhi oleh gerakan kepala, deglutisi (menelan), dan fonasi (suara yang
dihasilkan oleh pangkal tenggorok). Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan
dinding kartilago tiroid berada di atasnya dan kartilago krikoid berada di bawahnya. Os
hioid dihubungkan dengan laring oleh membran tiroid. Tulang ini merupakan tempat
melekatnya otot-otot dan ligamentum. Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah
kartilago, ligamentum, dan otot-otot.

Kartilago Laring

Kartilago laring dibentuk oleh 3 buah kartilago tunggal, yaitu kartilago tiroid, kartilago
krikoid, dan kartilago epiglotik. Serta 3 pasang kartilago yang terdiri atas kartilago
aritaenoid, kartilago kornikulat, dan kartilago kuneiformis.

o Kartilago Tiroid
Kartilago tiroid merupakan suatu kartilago hyalin yang membentuk dinding
anterior dan lateral laring dan merupakan kartilago yang terbesar. Kartilago tiroid
terdiri atas dua lembaran kartilago yang berbentuk segi empat dan bersatu di
bagian anterior membentuk suatu sudut, kecuali di bagian kranial yang membentuk

3
celah seperti huruf “Y” yang dinamakan insisura tiroidea. Pada usia dewasa, bentuk
sudut ini lebih besar pada wanita daripada pria. Pada pria dewasa, tepi insisura
tiroidea sangat menonjol membentuk prominensia laringealis atau lebih dikenal
sebagai adam’s apple atau jakun.

Sudut ini pada pria dewasa kira-kira 90 derajat dan pada wanita 120 derajat. Di
atasnya terdapat lekukan yang disebut thyroid notch insisura tiroidea, dimana di
belakang atas membentuk kornu superior yang dihubungkan dengan os hioid oleh
ligamentum tiroidea lateralis, sedangkan di bagian bawah membentuk kornu
inferior yang berhubungan dengan permukaan posterolateral dari kartilago krikoid
dan membentuk artikulasio krikoidea. Dengan adanya artikulasio ini
memungkinkan kartilago krikoid dapat terangkat ke atas. Di dalam perisai kartilago
tiroid terdapat bagian dalam laring yaitu pita suara, vetrikel, otot-otot dan
ligamentum, kartilago aritaenoid, kuneiformis, dan kornikulat.

o Kartilago Krikoid
Kartilago ini adalah bagian terbawah dari dinding laring. Kartilago krikoid
merupakan kartilago hyalin yang berbentuk cincin atau stempel (signet ring) dan
terdiri atas dua bagian. Bagian dorsal lebar berbentuk segiempat, disebut lamina
kartilaginis krikoidea. Pada bagian anterior disebut arkus, dengan tepi kaudalnya
terletak horizontal dan tepi kranialnya terletak oblik atau miring. Lumen kartilago
krikoid berbentuk bulat, dihubungkan dengan cincin trakea I oleh ligamentum
krikotrakealis. Kartilago krikoid pada orang dewasa terletak setinggi vertebra
servikalis VI-VII dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III-IV. Kartilago ini
mengalami osifikasi setelah kartilago tiroid.

4
o Kartilago Epiglotik
Kartilago epiglotik berbentuk tipis seperti daun , menonjol, dan berbentuk lancip.
Sedangkan ujung kranial berbentuk besar, bebas, dan menonjol ke arah kranio-
dorsal. Permukaan anterior bagian kranial bebas dan menghadap ke arah lidah dan
dilapisi oleh membrana mukosa. Seluruh permukaan posterior kartilago epiglotik
dilapisi oleh membrana mukosa, sebagian besar permukaan anterior diliputi oleh
membrana mukosa pula, serta membentuk sebagian besar permukaan anterior
vestibulum laringis. Kartilago epiglotik mempunyai fungsi sebagai pembatas yang
mendorong makanan ke sebelah menyebelah laring.

o Kartilago Aritaenoid
Merupakan kartilago hyalin yang terdiri atas sepasang kartilago berbentuk piramid
3 sisi dengan basis berartikulasi dengan kartilago krikoid, sehingga memungkinkan
pergerakan ke medio lateral dan gerakan rotasi. Dasar dari piramid ini membentuk
2 tonjolan yaitu prosesus muskularis yang merupakan tempat melekatnya
M.Krikoaritaenoid yang terletak di posterolateral, dan di bagian anterior terdapat
prosesus vokalis tempat melekatnya ujung posterior pita suara. Bagian pinggir
posterosuperior dari konus elastikus melekat ke prosesus vokalis. Ligamentum
vokalis terbentuk dari setiap prosesus vokalis dan berinsersi pada garis tengah
kartilago tiroid membentuk 3/5 bagian membranosa atau vibratorius pada pita
suara. Tepi dan permukaan atas dari pita suara ini disebut glotis. Karena ujung
posterior pita suara melekat pada prosesus vokalis dari aritaenoid, maka gerakan
kartilago ini menyebabkan terbuka dan tertutupnya glotis.

o Kartilago Kornikulat
Merupakan kartilago fibroelastis, disebut juga kartilago santorini dan merupakan
kartilago kecil di atas aritaenoid serta di dalam plika ariepiglotika.

o Kartilago Kuneiformis
Merupakan kartilago fibroelastis dari wrisberg dan merupakan kartilago kecil yang
terletak di dalam plika ariepiglotika.

5
Ligamentum dan Membrana Laring

Ligamentum Ekstrinsik, terdiri atas :

o Membran Tirohioid
Merupakan lembaran besar yang bagian kaudalnya melekat pada tepi superior
lamina kartilaginis tiroidea. Membran ini menghubungkan tepi atas kartilago
tiroidea dengan tepi atas belakang os hioid yang pada bagian medial dan lateralnya
mengalami penebalan membentuk ligamentum tirohioid lateral dan medial.
Membran ini ditembus oleh A.Laringeus Superior cabang interna N.Laringeus
Superior dan pembuluh limfe.
o Ligamentum Tirohioid
o Ligamentum Tiroepiglotis
o Ligamentum hioepiglotis
o Ligamentum Krikotrakeal

Ligamentum Intrinsik, terdiri atas :

o Membran Kuadrangularis
Merupakan bagian atas dari jaringan ikat longgar elastis laring. Membentang dari
tepi lateral epiglotis ke kartilago aritaenoid dan kartilago kornikulat. Di bagian
inferior meluas ke pita suara palsu. Tepi atasnya membentuk plika ariepiglotika,
sedangkan yang lainnya membentuk dinding diantara laring dan sinus piriformis
morgagni.
o Ligamentum Vestibular
o Membrana Krikotiroidea (Konus Elastikus)
Terdapat di bawah mukosa pada permukaan bawah pita suara sejati, berjalan ke
atas dan medial dari lengkungan kartilago krikoid untuk bersambung dengan kedua
ligamenta vokalis yang merupakan jaringan fibroelastis yang berasal dari tepi atas
arkus kartilago krikoid. Di sebelah anterior melekat pada pinggir bawah kartilago
tiroid dan menebal membentuk ligamentum krikoid medialis yang juga melekat
pada tuberkulum vokalis. Di sebelah posterior konus menyebar dari kartilago
krikoid ke prosesus kartilago aritaenoid (vokalis). Pinggir bebas menebal
membentuk ligamentum vokalis.
o Ligamentum Krikotiroid Media
o Ligamentum Vokalis

6
Otot-Otot Laring

Otot-otot laring terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu otot-otot ekstrinsik dan otot-otot
intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

Otot-Otot Ekstrinsik :

Otot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur di sekitarnya. Kelompok otot ini
berfungsi menggerakkan laring secara keseluruhan. Os hioid dihubungkan dengan laring
oleh membrana hiotiroid, M. Hiotiroideus, dan epiglotis sehingga otot-otot yang
menggerakkan os hioid juga akan menggerakkan laring. Otot-otot ekstrinsik terbagi atas :

o Otot-Otot Suprahioid (Otot-Otot Elevator Laring), yaitu :


- M.Stilohioideus
Mempunyai fungsi utama mengangkat dinding lateral faring, yang berarti
mengangkat laring ke atas pula.
- M.Stiloglossus
Berfungsi menarik kembali lidah setelah
menjulurkan lidah.
- M.Geniohioideus
Berfungsi mengangkat laring.
- M.Genioglosus
- M.Milohioideus
Berfungsi mengangkat laring.
- M.Digastrikus
- M.Hioglosus
o Otot-Otot Infrahioid (Otot-Otot Depresor Laring), yaitu :
Kelompok otot-otot depresor dipersarafi oleh ansahipoglossi C2 dan C3 dan penting
untuk proses menelan (deglutisi) dan pembentuk suara (fonasi). Muskulus
konstriktor faringeus medius termasuk dalam kelompok ini dan melekat pada linea
oblikus kartilago tiroidea. Otot-otot ini penting pada proses deglutisi.
- M.Omohioideus
Menarik laring turun.
- M.Sternokleidomastoideus
Menarik laring turun.

7
- M.Tirohioideus
Mengangkat laring ke kranial jika os hioid difiksasi atau menarik os hioid turun
jika laring yang difiksasi.

Otot-Otot Intrinsik :

Berada di sebelah lateral dan dorsal kartilago laringis. Berfungsi menghubungkan kartilago
satu dengan yang lainnya dan menggerakkan struktur yang ada di dalam laring terutama
untuk membentuk suara dan bernafas. Otot-otot pada kelompok ini berpasangan kecuali
M.Interaritenoideus yang serabutnya berjalan transversal dan oblik. Bila
M.Interaritenoideus berkontraksi, maka otot ini akan bersatu di garis tengah sehingga
menyebabkan adduksi pita suara.

8
Yang termasuk ke dalam kelompok otot intrinsik adalah :

o Otot-Otot Adduktor :
- M.Interaritenoideus Transversal dan Oblik
- M.Krikotiroideus
- M.Krikotiroideus Lateral

Berfungsi untuk menutup pita suara dan vestibulum laringis sehingga mencegah
makanan masuk ke dalam laring pada waktu menelan. Berlangsung secara otomatis
(involunter) dan berada di bawah pengaruh medula oblongata.

o Otot-Otot Abduktor :
- M.Krikoaritenoideus Posterior

Berfungsi untuk membuka pita suara sehingga dapat dilalui oleh udara respirasi.
Berlangsung secara otomatis (involunter) dan berada di bawah pengaruh medula
oblongata.

o Otot-Otot Tensor :
- Tensor Internus : M.Tiroaritenoideus dan M.Vokalis
- Tensor Eksternus : M.Krikotiroideus

Berfungsi untuk mengatur ketegangan pita suara pada waktu berbicara. Pada
orangtua, M.Tensor Internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara
melengkung ke lateral mengakibatkan suara menjadi lebih lemah dan serak. Fungsi
ini berlangsung di bawah pengaruh kehendak (volunter) dan diatur oleh korteks
serebri.

Persendian Laring

o Artikulasio Krikotiroidea
Merupakan sendi antara kornu inferior kartilago tiroid dengan bagian posterior
kartilago krikoidea. Sendi ini diperkuat oleh 3 ligamentum, yaitu ligamentum
krikotiroidea anterior, ligamentum krikotiroidea posterior, dan ligamentum
krikotiroidea inferior. Sendi ini berfungsi untuk pergerakan rotasi pada bidang
tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau fiksasi sendi ini akan mengurangi efek
M.Krikotiroidea yaitu untuk menegangkan pita suara.

9
o Artikulasio Krikoaritenoidea
Merupakan persendian antara fasies artikulasio krikoaritenoidea dengan tepi
posterior cincin krikoidea. Letaknya di sebelah kraniomedial artikulasio
krikotiroidea dan mempunyai fasies artikulasio yang mirip dengan kulit silinder,
yang sumbunya mengarah dari mediokraniodorsal ke laterokaudoventral serta
menyebabkan gerakan menggeser yang sama arahnya dengan sumbu tersebut.
Pergerakan sendi tersebut penting dalam perubahan suara dari nada rendah
menjadi tinggi.

Rongga di dalam Laring

Rongga di dalam laring dibagi menjadi :

o Vestibulum Laringis
Vestibulum Laringis berada di bagian kranial, di sebelah superior dibatasi oleh
aditus laringis dan di sebelah inferior dibatasi oleh rima vestibuli.
- Aditus Laringis
Merupakan pintu masuk ke dalam laring yang dibatasi oleh epiglotis di sebelah
ventral, plika ariepiglotika di sebelah lateral, dan M.Aritaenoid di sebelah dorsal.
- Rima Vestibuli
Merupakan celah antara pita suara palsu.
- Plika ariepiglotika
Dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadrangularis yang berjalan dari kartilago
epiglotik ke kartilago aritaenoid dan kartilago kornikulat. Di sebelah lateral
plika ariepiglotika terdapat resessus piriformis. Resessus ini merupakan bagian
dari “the lateral food channel” atau saluran makan lateral.
- Insisura Inter-Aritaenoid
Tekukan di antara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri.

o Ventrikulus Laringis
Dibatasi oleh rima vestibuli dan rima glotidis. Ventrikulus laringis disebut juga sinus
laringis, mengadakan perluasan ke arah kranial di bagian anterior dan membentuk
apendiks ventrikuli laringis (saccule of the larynx, kantong kecil laring). Di
dalamnya berisi kelenjar mukosa yang membatasi plika vokalis.

10
- Rima Glotidis
Di depan merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang antara prosesus
vokalis dan basis kartilago aritaenoid.
- Plika Ventrikularis (Pita Suara Palsu)
Merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di
tengahnya dan terletak menghadap ke arah kaudo-medial sehingga tidak dapat
menahan benda-benda asing yang masuk ke dalam laring. Pita suara palsu yang
bergerak bersama-sama dengan kartilago aritaenoid untuk menutup glotis
dalam keadaan terpaksa.
- Plika Vokalis (Pita Suara Sejati)
Terdapat di bagian bawah laring, menghadap ke arah kranio-medial, dengan
posisi ini, benda-benda asing yang masuk akan tertahan pada rima glotidis.
o Kavum laringis (Kavum Infraglotikum)
Berada di sebelah kaudal plika vokalis.

Persarafan Laring

Laring dipersarafi oleh cabang N.Vagus yaitu Nn.Laringeus Superior dan Nn.Laringeus
Inferior (Nn.Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.

o Nn.Laringeus Superior
Meninggalkan N.Vagus tepat di bawah ganglion nodosum, melengkung ke depan
dan medial di bawah A.Karotis Interna dan A.Karotis Eksterna yang bercabang dua,
yaitu :
- Cabang Interna : Bersifat sensoris, mempersarafi epiglotis, sinus pyriformis, dan
mukosa bagian dalam laring di atas pita suara sejati.
- Cabang Eksterna : Bersifat motoris, mempersarafi M.Krikotiroid dan
M.Konstriktor Inferior.
o Nn.Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren)
Merupakan cabang N.Vagus setinggi bagian proksimal A subklavia dan berjalan
membelok ke atas sepanjang lekukan antara trakea dan esofagus, selanjutnya akan
mencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroid dan memberikan
persarafan :
- Sensoris : Mempersarafi daerah sub glotis dan bagian atas trakea.
- Motoris : Mempersarafi semua otot laring kecuali M. Krikotiroid.

11
N.Laringeus Inferior mempunyai perjalanan yang panjang dan dekat dengan aorta
sehingga mudah terganggu.

12
BAB III

KESIMPULAN

Laring terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna
vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam
trakea di bawahnya.

Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran.
Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan di depannya terdapat benjolan
yang dikenal sebagai jakun. Laring terdiri atas tulang rawan tunggal yaitu tulang rawan
krikoid terletak di bawah tiroid, kartilago tiroid, dan kartilago epiglotik. Tulang rawan
lainnya ialah sepasang tulang aritaenoid yang menjulang di sebelah krikoid, sepasang
tulang rawan kuneiformis di sebelah kanan dan kiri, dan sepasang tulang rawan kornikulat
yang sangat kecil.

Di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan
membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi sel epitelium berlapis.

Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah
depan sampai di kedua tulang rawan aritaenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan
aritaenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara dapat ditegangkan atau
dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rima glotidis berubah-
ubah sewaktu bernapas dan berbicara.

13

Anda mungkin juga menyukai