Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TAHAP PELELANGAN

2.1 Lelang

2.1.1 Pengertian Pelelangan


Pelelangan adalah serangkaian kegiatan untuk menyediakan
barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara
penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat berdasarkan metode
dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak
yang terkait secara taat azas, sehingga terpilih penyedia terbaik dan
memiliki kompetensi dibidangnya.

Dengan mengandalkan kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi,


peroses pelelangan saat ini sudah mulai mengunakan sistem jaringan
internet yang diatur dalam peraturan Presiden Replublik Indonesia No. 54
Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Sejak tahun
2008 pengadaam barang atau jasa mulai menggunakam sistem layanan
pengadaan secara elektronik (LPSE). Didalam sistem ini, setiap koordinator
bisa mengikuti tender setelah paket lelang dan spesifikasi lelang di
umumkan oleh lambaga terkait sebagai pemilik proyek.

2.1.2 Jenis Pelelangan


Jenis pelelangan berdasarkan kepemilikan dapat di bedakan atas:

A. Pelelangan umum

Pelelangan umum, adalah suatu metode pemilihan Penyedia


Barang/Jasa Pekerjaan Konstruksi untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti
oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat. Pengumumannya
secara luas melalui website LPSE, sehingga semua penyedia Barang/Jasa
yang berminat dan memenuhi syarat dapat mengikutinya.

1
Beberapa tahapan untuk mengadakan pelelangan umum, antara lain:

1. Pengambilan Dokumen Lelang

Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan


kelengkapannya dengan memerinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini
penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal
perusahaan.

2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)

Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang


memiliki kompetensi sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan
estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang

Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya


memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting
yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan / aanwijzing
kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb :

o Bill of Quantity (BoQ)


o Technical Specification (Spek Teknis)
o Drawings (Gambar)
o Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat
Perjanjian, Spek Umum & Khusus)
o Attachments (Lampiran)
o Addendum
o Peraturan terkait

2
4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan

Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting dalam


rangka mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal sbb :

o Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi


o Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama
dengan panitia / owner.
o Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan dll
sehingga proyek ini dapat dilaksankan dengan baik.
o Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut
dibangun, berkaitan dengan hal-hal sbb:

a. Kondisi lingkungan proyek (sosial dan budaya, medan kerja, dll)

b. Akses jalan masuk proyek

c. Kelayakan Jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki

. Keamanan

e. Kondisi tanah

f. Dll

5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang

Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan


dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Kesesuaian dengan gambar, spek dan dokumen lainnya


b. Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket proyek)

Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structur


(WBS) sehingga secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan
yang ada dalam setiap paket proyek, berkaitan dengan hal-hal sbb :

3
• Rincian BQ / WBS (paket pekerjaan)

• Penghitungan Volume Pekerjaan

• Gambar Detail / Sketsa

• Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier.

WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek


yang mengatur dan menetapkan lingkup total dari proyek. Pekerjaan yang
diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti halnya scope statement,
WBS seringkali digunakan untuk mengembangkan atau mengjelaskan
pengertian umum dari lingkup proyek.

6. Survey Lapangan detail

Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara mendalam


setelah mempelajari secara mendalam dokumen lelang seperli diuraikan
pada point 5.

Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode


pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan, mengetahui item-item
pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti perlunya jembatan
sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll.

Pada survei ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data-data


teknis seperti penyelidikan tanag, komposisi material di quary, keberadaan
sumber daya lainnya seperti alat, tenaga, bahan material alam, termasuk
biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan
dll)

7. Perhitungan Volume

Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan


pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang

4
ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang
merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dll.

Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat


serta tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi
kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan. Apabila
ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah dapat ditelusuri
perhitungan mana yang diperlukan koreksi / penyesuaian / perhitungan
ulang atas perubahan tersebut.

Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus


dapat diidentifikasi siapa melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai
gambar / spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi
dengan akurat.

8. Pengajuan penawaran kepada panitia

Penawaran memuat harga pekerjaan yang diajukan oleh kontraktor


kepada pemilik proyek dan bersufat mengikat atas dasar dokumen kontrak
lainnya(hambar,rencana ,spesifikasi,syarat umum kontrak dan risalah
penjelasan pekerjaan).

Surat penawaran harus dilengkapi dengan daftar harga satuan


bahan dan upah, daftar analisa bahan, daftar rinci anggaran biaya, dan
daftar rekapitulasi. Selain harus disertai persyaratan seperti yang telah
disebutkan.perlu juga menyertakan:

a. Neraca perusahaan terakhir, daftar pemilik modal, susunan pengurus


dan akta pendirinya beserta perubahan-perubahannya.
b. Cukup pengalaman dalam usahanya
c. Ijin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan
d. Peralatan yang diperlukan
e. Surat keterangan nomor pokok wajib pajak (NPWP)
f. Referensi bank.

9. Pengumuman pemenang pelelangan

5
Penetapan pemenang pelelangan oleh panitia diumumkan kepada
para peserta dalam suatu pertemuan yang diadakan dalam maksud
tertentu. Atas keputusan penetapan pemenang para peserta dapat
menyatakan keberatan. Untuk itu, harus mengajukan sanggahan yang
diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang pelelangan. Sanggahan palinglambat diajukan
dalam empat hari kerja setelah hari pengumumannya dan hanya dapat
diajukan terhadap pelaksana prosedur pelelangannya.

10. Surat perintah mulai kerja

Surat perintah mulai kerja dikeluarkan setelah masa sanggah


dilewati, dengan ketentuan:

a. Tidak ada sanggahan dari peserta lelang


b. Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang dalam masa
sanggahan ternyata tidak benar. Atau sanggahan diterima melewati
waktu masa sanggahan yang telah ditentukan.

Proses pelelangan proyek pembangunan Jalan Alternatif


Cangkuang-Leles yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga Kabupaten
Garut secara online pada situs website https://lpse.jabar.go.id.

Dari website https://lpse.jabar.go.id untuk pelelangan proyek


pembangunan Jalan Alternatif Cangkuang-Leles di dapatkan pemenang
sebagai berikut:

Nama Perusahaan : PT. PAWESTRI BANGUN PRATAMA

Alamat: Jl.Raya Timur Blk no. 410 Desa Cipakat Kec. Singaparna Kab.
Tasikmalaya.

Di tetapkan sebagai pemenang dengan data administrasi dan teknis


lengkap serta harga penawaran adalah sebesar Rp 5.708.889.000,00- dan
harga terkoreksi adalah sebesar Rp 5.708.889.000,00-

6
B. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas, dapat dilaksanakan apabila dalam hal jumlah
penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas, yaitu
untuk pekerjaan yang kompleks, dengan cara mengumumkan secara luas
melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantum
penyedia barang atau jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi
kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi
kualifikasi.
C. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan dengan membandingkan sebanyak – banyaknya penawaran
sekurang – kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah
lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya
serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Pemilihan
langsung dapat dilaksanakan manakala metoda pelelangan umum atau
pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan.
D. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung, metoda ini dapat dilaksanakan dalam
keadaan tertentu dan keadaan khusus terhadap 1 penyedia barang/jasa.
Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara
melakukan negosiasi, baik secara teknis maupun biaya, sehingga diperoleh
harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

7
2.2 Penyusunan Penawaran

2.2.1 Volume Pekerjaan


Volume pekerjaan ditentukan berdasarkan informasi yang tersedia
dalam gambar rencana. Dari gambar tersebut dapat diperoleh informasi
mengenai struktur perkerasan jalan, harga material dan dimensi pekerjaan.

2.2.2 Harga Satuan Pekerjaan


Untuk menentukan biaya yang diperlukan pada suatu proyek perlu
mengetahui komponen-komponen pembentuk biaya tersebut, yaitu :

a. Biaya Material / Bahan


Materia adalah seluruh bahan yang digunakan dalam
proyek yang pada akhirnya merupakan bagian hasil dari
proyek akhir. Biaya material diperoleh berdasarkan harga
satuan yang dikalikan besarnya volume pekerjaan. Bila data
kuantitas diperoleh dari gambar, maka data kuantitas
diperoleh dari spesifikasi. Pada umumnya harga yang berasal
dari produsen maupun distributor.
b. Biaya Upah
Biaya upah buruh terdiri dari upah langsung dan upah
tidak langsung. Upah langsung merupakan upah yang
dibayarkan kepada buruh pada tiap periode tertentu. Upah
tidak langsung meliputi asuransi dan berbagai macam
tunjangan. Untuk menentukan upah buruh dapat dihitung
dengan menentukan banyak pekerja berdasarkan volume
pekerjaan dan produktivitas buruh. Upah buruh dapat
ditentukan berdasarkan pengalaman proyek terdahulu dengan
berbagai penyesuaian, sehingga dapat dihitung total biaya
upah.
c. Biaya Peralatan
Penentuan jumlah dan jenis alat disesuaikan dengan
volume pekerjaan dan kondisi lapangan. Biaya dapat berupa
biaya kepemilikan, biaya bahan bakar, dan biaya perawatan.

Harga kepemilikan, biaya bahan bakar, dan biaya perawatan pada


umumnya berbeda sesuai dengan jenis dan mutunya (termasuk sumber
daya manusia). Selain itu dipengaruhi oleh keadaan peekonomian
nasional serta kebijaksanaan pemerintah. Dari sisi ekonomi harga dapat
berfluktuasi sesuai supply dan demand. Yang perlu diperhatikan adalah,
kemungkinan kenaikan biaya pada saat konstruksi tidak sesuai
perkiraan saat perencanaan.

8
Setelah penyediaan jasa menganalisis semua komponen-
komponen pembentuk biaya tersebut, barulah penyedia jasa dapat
menjatuhkan penawaran kepada pemilik dalam hal ini Kementerian
Pekerjaan Umum.

2.2.3 Sistem Pengendalian Proyek


Pengendalian suatu proyek merupakan hal yang mutlak harus
dilakukan oleh pelaksana agar proyek sesuai dengan rencana, baik dari
segi waktu pelaksanaan, biaya maupun mutu pelekerjaan. Untuk
mengendalikan waktu pelaksanaan proyek, dibuat suatu perangkat
pengendalian yang biasa disebut dengan Time Schedule. Time Schedule
merupakan suatu rencana dari beberapa bagian pekerjaan atau
keseluruhan. Time Schedule sangat penting dalam suatu proyek untuk
menentukan tahap – tahap pekerjaan sesuai dengan waktu pelaksanaan.
Fungsi dari time schedule adalah sebagai pedoman penyedia jasa untuk
melaksanakan pekerjaan dan sebagai pedoman direksi untuk mengontrol
suatu pekerjaan berlangsung sesuai dengan jadwal atau tidak.

Perangkat pengendalian yang dibuat penyedia jasa dan disetujui


oleh konsultan perencana dan pengawas ini harus tersaji dikantor proyek,
karena merupakan perangkat yang digunakan untuk memonitor kemajuan
pekerjaan sehari – hari. Selain itu dengan adanya perangkat pengendalian
ini, target pekerjaan akan diketahui dengan segera.

Dengan adanya time schedule pekerjaan dapat lebih kontinue,


efisien, dan teratur. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam time schedule
adalah:

 Penelitian dilapangan, sehingga didapat data – data yang diperlukan dalam


pelaksanaan.
 Jenis – jenis pekerjaan dan spesifikasi teknis yang dilaksanakan.
 Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerjaan, hai ini sangat
mempengaruhi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Spesifikasi pekerjaan dan gambar bestek secara lengkap yang sesuai
dengan persyaratan mutu pekerjaan yang ditentukan.
 Batas waktu yang ditentukan.
 Faktor, cuaca juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan, misalnya terjadi
hujan saat pengecoran sehingga hasil pengecoran kurang baik.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, time schedule dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengendalian Waktu
a. Barchart (Kurva Balok)

9
Barchart merupakan salah satu dari time schedule yang
umum dipakai, yaitu suatu chart yang berupa tongkat – tongkat
horizontal sepanjang waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu bagian pekerjaan. Dari barchart tersebut
dapat terlihat apa saja yang harus dimulai serta waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Selain itu
juga dapat diketahui pekerjaan apa saja yang dapat dikerjakan
secara bersamaan. Dengan barchart tersebut dapat diharapkan
agar pekerjaan pekerjaan (bagian – bagian pekerjaan) dapat
diselesaikan tepat waktunya seseuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Dari barchart dapat dibuat suatu grafik yang menyatakan
hubungan antara presentase pekerjaan yang harus diselesaikan
dengan waktu, yang dikenal dengan S Curve (Kurrva S). Kurva S
terdiri dari dua jenis, yaitu Kurva S Rencana dan Kurva S Aktual.
Kurva S Rencana adalah kurva yang menyatakan hubungan
antara persen bobot pekerjaan dengan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, sedangkan Kurva S
Aktual adalah kurva yang menyatakan hubungan antara persen
penyelesaian pekerjaan dan waktu yang telah ditempuh. Persen
bobot pekerjaan didapat dari nilai masing – masing pekerjaan
dibagi nilai total proyek, dikalikan 100%. Persen penyelesaian
pekerjaan didapat dari nilai pekerjaan yang telah diselesaikan
dibagi niali total proyek, dikalikan 100%. Fungsi kurva S adalah
sebgai berikut :
a. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat, sehingga
perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak menganggu
atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan;
b. Memudahkan direksi dalam pemeriksaan, apakah pekerjaan
penyedia jasa lebih atau kurang bila dibandingkan dengan
rencana;
c. Mengontrol waktu dalam pembayaran angsuran menurut
perjanjian yang telah ditetapkan harus diperiksa pada
perincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan;
Keterlambatan pekerjaan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya;
a. Keterlambatan menyerahkan SPMK dari pihak pemilik
kepada pelaksana;
b. Keterlambatan dari perencanaa dalam memberikan koreksi
terhadap rencana yang ada;

10
c.
Kesalahan pelaksanaan, perencanaan yang berubah – ubah
disebabkan adanya hal – hal yang terpikirkan pada waktu
perencanaannya. Biasanya ini merupakan pekerjaan kecil dari
seluruh desain;
d. Keterlambatan akibat gangguan alam, misalnya hujan yang
terus menerus, banjir, gempa bumi, dan lain sebagainya yang
menyebabkan pekerjaan terhenti;
e. Terjadinya peristiwa yang tidak terduga, misalnya kebakaran,
pemogokan pekerjaan dan lain – lain.
Beberapa keuntungan dari Barchart antara lain:
- Mengetahui prestasi kerja yang dicapai.
- Mengetahui besarnya pembayaran angsuransi dari kurva – S
- Mengetahui baik tidaknya distribusi kegiatan pelaksanaan dari
kurva S.
- Dapat dilihat pekerjaan apa saja yang sedang dilaksanakan dari
yang harus dimulai dan yang harus selesai.

Kerugian menggunakan Barchart antara lain:

- Tidak dapat melihat kegiatan-kegiatan yang saling


berhubungan, sehingga pekerjaan tidak dapat diketahui
terlambat dilaksanakan atau tidak.
- Tidak dapat mengetahui lintasan kritis atau Critical Path yaitu
lintasan aktifitas yang mempunyai waktu terpanjang dan tidak
dapat ditunda dari proyek tersebut.
b. Network Planning (Perencanaan Jaringan Kerja)
Network Planning adalah suatu rangkaian aktifitas atau kegiatan
pekerjaan yang memperlihatkan urutan aktifitas, perencanaan waktu
dengan metode lintasan kritis (Critical Path Method/CPM), dimana dapat
diketahui waktu tercepat untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
Network Planning menyajikan proyek dalam bentuk gambar yang
mudah dimengerti, mengungkapkan dengan jelas hubungan yang ada,
aktifitas-aktifitas suatu proyek dan memperhatikan urutan dari masing-
masing aktifitas termasuk saling ketergantungan antara aktifitas-aktifitas
tersebut.
Suatu Network Planning yang baik, akan berakibat baik pula jika
semua aktifitas berjalan sesuai yang direncanakan. Oleh karena itu
disamping berdasarkan pengalaman, tahap-tahap penyusunan suatu
Network Planning berpedoman pada beberapa hal, antara lain:
1. Merinci semua kegiatan-kegiatan dari proyek
2. Menyusun urutan dari kegiatan-kegiatan
3. Menggambarkan diagram Network dengan memperhatikan
ketergantungan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain.

11
4. Menentukan waktu masing-masing kegiatan, serta menghitung waktu
pelaksanaan terhadap waktu awal semua kegiatan sesuai dengan
cabang dari rangkaiannya.
5. Mencari kegiatan-kegiatan kritis dan lintasan kritisnya.
6. Menghitung float dari masing-masing kegiatan (penundaan waktu)

Keuntungan dari Network Planning, yaitu:

- Memudahkan Planning, Scheduling dan Controlling


- Memungkinkan perencanaan proyek yang lebih mendetail
untuk jangka waktu yang cukup panjang untuk
mendokumentasikan data – data serta mengkomunikasikan
masalah – masalah dan tujuan perencanaan proyek.
- Memudahkan diketahuinya akibat – akibat perubahan teknis
dan urutan pelaksanaan berbagai aktivitas schedule / jadwal
proyek.

Kelemahan dari Network Planning yaitu tidak diketahuinya


pekerjaan yang telah dicapai sehingga sulit mengetahui kapan permintaan
angsuran diajukan. Pada Proyek Jalan Cangkuang – Leles digunakan
Kurva S untuk mempermudah dan mengontrol progres pekerjaan dari
suatu proyek.

12

Anda mungkin juga menyukai