Anda di halaman 1dari 49

yang bermartabat

Belajar tentang pendidikan kewarganegaraan pada dasamya adalah belaia

tentang ke Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian

Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia

(Narwardani et al, 2016 1) Para mahasiswa yang merupakan kaum intelektual

atau biasa disebut agen perubah (agent of change) sangat perlu untuk memahami

Indonesia, berkepribadian Indonesia, dan memiliki rasa kabanggaan akan tanah

airnya Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang diharapkan

mempunyai sikap kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam

kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang berdasarkan Pancasila dan

UUD NRI 1945

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata

"pendidikan" dan kata "kewarganegaraan". Dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

Ayat (1) definisi pendidikan sebagai berikut: pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).

Menurut Winataputra (Winarno, 2014: 16) pendidikan kewarganegaraan

sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan

nasional Indonesia dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di

sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah
lakikat Pendidikan Kewarganegaraan

bernagara. Pada akhirnya, pengetahuan dan

membentuk suatu karakter atau watak yang baik, sehingga menjadi sikap dan

kebiasaan dalam berbangsa dan bemegara. Karakter atau sikap hidup sehari hari

yang amencerminkan warga negara yang baik adalah mengetalui akan hak dan

undhear eay

kewajibannya sebagai warga negara.

3 Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewargancgaraan.

Landasan'dasar pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di pergunu

tinggi adalah:

t) Landasan Idil, yaitu Pancasila

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Ideologi adalah seperanpkat

nilai yang mengarahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi

disebut juga dengan "a guiding principles" atau prinsip yang menuntun.

Pancasila bertujuan untuk menciptakan individu yang memiliki, keiamanan dan

ketaqwaan (sila ke 1), rasa kemanusiaan (sila ke 2), rasa nasionalisme yang

menciptakan integrasi bangsa (sila ke 3), selalu mengutamakan bermusyawarah

dalam menyelesaikan permasalahan (sila ke 4), dan menjunjung nilai keadilan

(sila ke 5).

2) Landasan Ilmiah

Setiap warga negara diharapkan dapat berperan aktif dalam masyarakat

agar berguna bagi bangsa dan negaranya, serta mampu mengantisipasi

perkembangan dan perubahan zaman di masa yang akan datang. Untuk itu sangat

diperlukan pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan nilai-

nilai keagamanan/spiritual, nilai-nilai moral, nilai kemanusiaan, dan nila


kepribadian budaya bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan UUL

NRI 1945. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk

menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta mermbentuk sikap da

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

bersifat universal.

maupun objek formalnya. Objek

dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu, Sedang

sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut

ck material dari pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang

itan dengan warga negara baik yang empirik maupun non empirik, yaitu

puti wawasan, sikap, dan perilaku warga negara. Sebagai objek formalnya

mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara

(termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara (Kaelan

dan Zubaidi, 2010:4)

Selain itu, sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan

bersifat antar disipliner (antar bidang), bukan mono disipliner, karena kumpulan

pengetahuan yang membangun ilmu pendidikan kewarganegaraan diambil dari

berbagai disiplin ilmu.

Oleh karena itu, upaya pembahasan das

pengembangannya memerlukan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu yang

Jain, yang meliputi ilmu politik, ilmu filsafat, ilmu hukum, ilmu sosiologi, ilmu

ekonomi, ilmu sejarah, dan ilmu budaya (Kaelan dan Ahmad Zubaidi, 2007:4).

3) Landasan Yuridis/Hukum

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945

a) Pasal 31 ayat (5) amandemen ke 4 yang berbunyi "pemerintah


memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung

tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia". Salah satu sarana untuk

mewujudkan tujuan tersebut adalah pendidikan kewarganegaraan.

b) Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak

dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaaan negara". Salah satu cara

kikat Pendidikan Kewarganegaraan

01

yang memiliki kecerdasan (civic inteliegence) baik intelektual, emosional,

sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civic

rau enlou uenfi

negara menjadi warga negara yang baik (to

responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat

Sedangkan tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut Pusat Kurikulum

(2003: 3) memberikan kompetensi sebagai berikut:

1. Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa-bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau

tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal


bangsa Indonesia, program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di

perguruan tinggi harus mampu mencapai tujuan:

I. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi

nilai-nilai moral, etika, dan religius.

2. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan.

3. Memumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada

tanah air.

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

4. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab,

serta mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi

5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

Setelah menelaah dari

an pendidikan kewarganegaraan yang

dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan berorientasi pada pendidikan nilai, moral dan

pengembangan karakter peserta didik.

LATIHAN

Mari menganalisis Pendidikan Kewarganegaraan!

1. Bagilah menjadi 5 kelompok.

2. Masing-masing kelompok berdiskusi tentang:

Apakah pendidikan kewarganegaraan saat ini masih relevan untuk

diajarkan, berikan alasannya?

Apakah pendidikan kewarganegaraan mampu untuk meningkatkan

semangat kebangsaan bagi peserta didik khususnya dan warga negara


Indonesia pada umumnya?

3. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

4. Kemudian kelompak lain bersedia memberikan komentar berupa kritik dan

saran mengenai bahan yang dipresentasikan

po

Bangsa Indonesia adalah bangsa agraris. Sebagaian besar penduduk

Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Sistem kemasyarakatan secars

E di sebagian besar suku-suku di Indonesia adalah sistem

gemmeinschaoft (paguyuban). Suatu sistem kekerabatan dimana masyarakat

datang ke Indonesia merasakan kenyan

Indonesia

mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan kelompokrya etnisnya

Salah satu cara untuk memahami identitas suatu bangsa adalah dengas

cara membandingkan bangsa satu dengan bangsa yang lain dengan cara

mencari sisi-sisi umum yang ada pada bangsa itu. Pendekatan demikian

dapat menghindarkan dari sikap kabalisme, yaitu penekanan yang terlarmpas

berlebihan pada keunikan serta ekslusivitas yang esoterik, karena tidak ad

satu bangsapun di dunia ini yang mutlak berbeda dengan bangsa lain

(Darmaputra, 1988: 1).

Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah. "identita

dan "nasional". Kata identitas berasal dari kata "identity" (Inggris) yang dalam

Oxford Advanced Leamer's Dictionary berarti: (1) (C,U) who or what sb/sth is

(2) (C,U) the characteristics, feelings

beliefs that distinguish people from

others; (3) the state of feeling of being very similar to and able to understand
sbisth. Dalam kamus maya Wikipedia dikatakan "identity is an umbrella term

wed throughout the social sciences to describe a person's conception and

expression of their individuality or group affiliations (such as national identity

and cultural identity). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas

berarti ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri (Nurwardani et.al,

2016:27)

Identitas Nasional

91

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

identitas nasional (mational identiy) adalah kepribadian nasional atau jati diri

nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan

bangsa yang lain.

3. Konsep Bangsa Indonesia.

Identitas nasional berkaitan dengan konsep bangsa. Apakah bangsa itu?

Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian yang berbeda-beda

Bangsa merupakan terjemahan dari kata "nation" (Inggris). Kata nation

bermakna keturunan atau bangsa. Seiring perkembangan zaman, maka

pengertian bangsa juga mengalami perkembangan. Pada awalnya bangsa hanya

diartikan sekelompok orang yang dilahirkan pada tempat yang sama.

Pengertian bangsa, dalam bahasa Inggris, bangsa berasal dari kata nation,

Nation artinya bangsa, wangsa, atau trah (Jawa), Secara umum pengertian

bangsa telah didefinisikan oleh para ahli mereka mengatakan bahwa pengertian

bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa

dan wilayah tertentu di muka bumi. Sedangkan pengertian bangsa memurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang bersamaan asal
keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri,

Nation dalam bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa, yaitu orang-orang

yang bersatu karena kesamaan keturunan. Sebaliknya, dalam arti bahasa Inggris

dapat dicontohkan seperti wangsa, trah (Jawa), dan marga (Batak), misalnya

wangsa Syailendra, trah Mangkunegara, marga Situmorang. Mereka menjadi

satu bangsa karena berasal dari ketuninan yang sama.

Emest Renant dalam bukunya yang berjudul "La Reforme Intellectuelle et

Morale" (1929),

Ernest Renant berpendapat bahwa bangsa adalah kesatuan jiwa.

Jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu, orang-orang merasa diri satu

dan mau bersatu. Dalam istilah Prancis, bangsa adalah Ledesir d'etre ensemble

Bangsa dapat terdiri atas ratusan, ribuan, bahkan jutaan mamusia, tetapi

sebenarnya merupakan kesatuan jiwa. Apabila semua mamisia yang hidup da

dalamnya mempunyai kehendak untuk bersatu maka sudah merupakan sate

(bttps://pengertian-secara-umum.blogspot.com/2017/11/pengertian

bangsa

bangsa-secara-umum-adalah.html, diakses 09 Agustus 2018)

bangsa Indonesia adalah sebagai berikut

1. Adanya persamann nasib, yaitu penderitazan bersama dbawah perjajaham

2 Adamya keinginan bersama untuk merdcka, melepasican diri dari belcngg

3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang imembentang

dari Sabang sampai Merauke.

4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai

suatu bangsa.

Menurut Tilaar (2007:32) seseorang termasuk bangsa Indonesia adalah


seseorang yang memiliki perilaku tertentu yang merupakan perilaku Indonesia,

perasaan-perasaan tertentu yang merupakan jati diri (identitas) bangsa

Indonesia.

4. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Dilbhat dari proses lahirnya identitas nasional, maka identitas nasional itu

sendiri dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Identitas kesukubangsaan (identity cultural unity)

Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau

bangsa dalam arti sosiologis dan antropologis. Cultural smity disatukan oleh

adanya kesamaan ras, suku, agama, adat budaya, keturunan, dan daerah asal.

Unsur-unsur ini menjadi identitas kelompok bangsa yang bersangkutan

sehiogga bisa dibedakan dengan bangsa lain. Identitas yang dimiliki oleh

sebuah cultural unity bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat

alamiah, primer dan etnik. Setiap anggota cultural unity memiliki kesetiaan

atau loyalitas pada identitasnya. Misalnya setia pada suku dan kerabatan

entitas Nasional

deral aatrys fdeatitas ind sering disetnd selagai dentitas kelempex as

Memnt Ands spaksh identitas primordial tersebe

dspat dibenarkan, jeaskan

2 Idet tas kebangsaan (identity political imity)

Political unily menujuk pada bangss dalam pengertian politik, yaitu bangss

angsa. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut urtuk

enegara, namun dewasa ini negara yang relatif homogen yang hanya ferdiri

dari suatu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu menciptakan

identitas yang baru untuk bangsanya yang disebut juga sebagai identitas
nasional Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa

didalamnys. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis dan

nasional, (Budi Juliardi, 2016:36)

Dari pernyataan di atas terdapat dua jenis bentuk identitas, yaitu identitas

primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno, 2013) Identitas primer dinamakan

juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali terjadinya identitas sekunder,

sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi

berdasarkan hasil kesepakatan bersama

Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku

bangsa telah bersepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.

Ident itas etnis yang, terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang

dikembangkan agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional

dan akhirnya menjadi identitas nasional (Nurwardani et.al, 2016:34)

Sedangkan identitas nasional bersifat buatan, dan sek

uatan karena identtas nasional itu dibuat, dibentuk, dan dise

Bersifat

angsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara, Bersifat

dentitas nasional lahir kemudian bilehandingkan d

warea

sukubangsaan yang memang telah diim

h sebelum r

2 Pengertian Integrasi Nasional

Istilah integrasi nasional dalam bahasa Inggris adalah "national

integration". "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata


berasal dari bahasa latin "integer", yang berarti utuh atau menyelum

Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran

hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. "Nafion" artinya bangsa sebagai

bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada

dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik (Nurwardani et.al

2016:55)

Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa

Bahar, 1998)

dengan

pemerintah

wilayahnya

(Saafroedin

"Mengintegrasikan" berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan

menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah-pisah. Menurut Howard Wrigins

(1996), integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu

masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan

masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa.

Tentang integrasi, (Myron Weiner (1971) dalam Ditjendikti, 2012:178)

memberikan lima definisi mengenai integrasi, yaitu:

1. Integrasi memunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan

sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional,

membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan

katan yang Icbih sempit.

2 Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasan

asional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan
elonpok kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

3 Integrasi meunjk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan

yang diperitah Meade

alai pada kelompok elit dan massa.

atkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi da

peran dalam memelibars tertib sosial

diberikan atas

asimilasi, akulturasi, dan pluralis masing-

yang secara gradual berbeda dari yang paling kurang, yang lebih, dan yang

paling besar penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan dalan

masyaraknt, di dalam upaya mewujudkan integrasi nasional tersebut.

) Strategi Asimilasi

Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih

masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan

yang baru itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya.

Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti bahwa

menjadi satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maa

negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-

unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi

tidak lagi menampakkan identitas budaya keiompok atau

strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional

dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal

dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya,

satu dan
budaya lokal. Dengan

asimilasi memang bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi

tertentu dalam masyarakat. Namun bisa juga hal itu merupakan bagian dari

strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya, yaitu

dengan cara melakukan rekayasa budaya agar

integrasi nasional dapat

diwujudkan.

2) Strategi Akulturasi

Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih

sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asfi

pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan

demikian berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak melumat semua

unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini menjadi strategi integrasi

yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara

mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya

identitas

budaya bersama namun tidak menghilangkan selurnh unsur budaya kelompok

Integrasi Nasional

bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja dikendalikan oleh negara. Nanmn

bisa joga akultarasi menjadi bagian dari strategi pemerintah negara dalam

mengintegrasikan tmasyarakatnya. Dihat dari perspektif demolonsi, strategi

integrasi nasional melalai upaya akulturasi dapat dikatakan sebingai cara yang

cukup demokratis dalam mewujaxdkan integrasi nasional, karena masih

menunjukkan penghargaan terhadap unsur-unsur budaya kelompok atau bundaya

lokal
3) Strategi Pluralis

Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya

perbedaan dalam masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewnjufkan

integrasi nasional dengan memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan

yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa

dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional negara memberi

kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama,

budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan

berkembang, serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional

diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam

masyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme, balıwa setiap

unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga masing-

masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.

6. Integrasi Nasional Indonesia

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal

dan dimensi horisontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang

berkenaan dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada

antara elite dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Jadi integrasi

vertikal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjebatani

perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat.. Integrasi nasional dalam

dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan

Integrasi Nasional

SH

tertentu terhadap orang-orang yang menjadi anggotanya. Melalui kehidupan

bernegara dengan pemerintahan yang ada di dalamnya, masyarakat ingin


mewujudkan tujuan-tujuan tertentu

terwujudnya ketenteraman,

ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat. Tanpa melalui organisasi negara

kondisi masyarakat yang semacam itu sulit untuk diwujudkan, karena tidak ada

pemerintahan yang mengatur kehidupan mereka bersama.

Agar pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk mengatur

kehidupan masyarakat tidak bertindak seenaknya, maka ada sistem aturan yang

mengaturnya. Sistem aturan tersebut menggambarkan suatu hierarki atau

tingkatan dari aturan yang paling tinggi tingkatannya sampai pada aturan yang

paling rendah. Aturan yang paling tinggi tingkatannya dalam suatu negara

dinamakan konstitusi atau sering disebut dengan undang-undang dasar. Dengan

konstitusi diharapkan organisasi negara tertata dengan baik dan teratur, dan

pemerintah yang ada di dalamnya tidak bertindak sewenang-wenang terhadap

rakyatnya.

2. Konsep Negara

Secara etimologi, kata negara berasal dari kata staat (Belanda dan

Jerman); state (Inggris); etat (Prancis); statis atau statum (Latin). Dalam setiap

kata tersebut berarti meletakkan dalam keadaan 'berdiri'; 'menempatkan'; atau

membuat berdiri'. Secara historis pengertian negara berkembang sesuai dengan

kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat

negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles (384-522

SM) merumuskan negara dalam bukunya politica yang disebut negara polis,

yang saat itu masih dipahami dalam suatu wilayah terkecil. Dalam pengertian

negara disebut negara hukum yang didalamnya terdapat suatu warga negara yang

Negara dan Konstitusi


negara menurut beberapa ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai

wewenang untuk mengatur bahlkan dapat memaksa perihal yang menyangkut

kepentingan orang banyak serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk

melindungi dan mensejahterakan masyarakatnya.

3. Unsur-Unsur Negara

Dari beberapa pengertian negara sebagaimana tersebut diatas, kita dapat

mengidentifikasi beberapa unsur negara. Secara teoritis, berdasarkan Konvensi

Montevideo tahun 1933 yang diselenggarakan oleh negara-negara Pan Amerika

di kota Montevideo Uruguay, suatu negara harus mempunyai unsur-unsur

terbentuknya negara, unsur negara dapat dibedakan menjadi unsur konstitutif

dan unsur deklaratif. Menurut Dikdik B. Arif (2014:92-95) unsur-unsur

terbentuknya negara sebagai berikut:

1) Unsur Konstitutif

Unsur konstitutif adalah unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar

terbentuk negara. Unsur ini terdiri atas rakyat, wilayah dan pemerintah yang

berdaulat Pertama, rakyat yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di dalam

wilayah suatu negara, tunduk pada kekuasaan negara dan mendukung negara

yang bersangkutan. Rakyat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang

dipersatukan oleh satu rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu

wilayah tertentu. Rakyat merupakan warga negara suatu negara. Warga negara

adalah seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara

tertentu. Rakyat merupakan unsur terpenting dalam suatu negara. Penduduk

(warga negara) merupakan unsur pendukung dalam penyelenggaraan pertahanan

negara. Warga negara memiliki peranan penting dalam menjaga dan


mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah dari berbagai ancaman

terutama yang datang dari dalam negeri. Karena tidak ada suatu negera pun yang

terjadi dengan sendirinya tanpa ada keinginan dan tindakan dari rakyat itu

sendiri. Rakyat sebagai unsur negara harus mempunyai cita-cita untuk bersatu.

Kedua, wilayah yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi

tempat tinggal bagi rakyat negara, Wilayah juga menjadi sumber kehidupan

rakyat negara. Wilayah negara mencakup darat, laut, dan udara. Wilayah

Negara dan Konstitusi

Menurut Ballard perübahan-perubahan sosial juga mempengaruhi

pergeseran fungsi-fungsi negara tersebut.

7. Pengertian Koustitusi

Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap hegara pasti

memiliki konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin

terbentuk. Sebagai hukum dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan

tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi segala

praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan pada konstitusi

dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.

Diskusikan!

Bisakah sebuah negara tidak mnemiliki konstitusi? Berikan

penjelasannya!

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis (Constituer) yang berarti

membentuk Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan

suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara (Srijanti et al,

2008). Rukman Amanwinata (Chaidir, 2007: 21) menjelaskan istilah konstitusi

dalam bahasa Indonesia berpadanan dengan kata "constitution" (bahasa


Inggris), "constitutie" (bahasa Belanda), "verfassung" (bahasa Jerman),

"constitutio" (bahasa Latin), "fundamental laws" (Amerika Serikat).

Konstitusi bisa dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undáng

dasar. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis. Dalam bahasa

Belanda istilah konstitusi di kenal dengan istilah "ground wet" yang di

erjemahkan sebagai undang-undang dasar. Dalam bahasa Indonesia, "wet" di

erjemahkan sebagai undang-undang, dan "ground" yang berarti tanah. Di

egara-negara yang menggunakan bahasa Inggris digunakcan istilah constitution

ang diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi konstitusi. Pengertian

onstitusi dalam praktik mempunyai pengertian lebih huas dari undang-undang

asar.

Istilah konstitusi (constitution) dengan Undang-Undang Dasar (Gmcat

Menurut Ballard perübahan-perubahan sosial juga mempengaruhi

pergeseran fungsi-fungsi negara tersebut.

7. Pengertian Koustitusi

Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap hegara pasti

memiliki konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin

terbentuk. Sebagai hukum dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan

tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi segala

praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan pada konstitusi

dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.

Diskusikan!

Bisakah sebuah negara tidak mnemiliki konstitusi? Berikan

penjelasannya!

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis (Constituer) yang berarti


membentuk Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan

suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara (Srijanti et al,

2008). Rukman Amanwinata (Chaidir, 2007: 21) menjelaskan istilah konstitusi

dalam bahasa Indonesia berpadanan dengan kata "constitution" (bahasa

Inggris), "constitutie" (bahasa Belanda), "verfassung" (bahasa Jerman),

"constitutio" (bahasa Latin), "fundamental laws" (Amerika Serikat).

Konstitusi bisa dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undáng

dasar. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis. Dalam bahasa

Belanda istilah konstitusi di kenal dengan istilah "ground wet" yang di

erjemahkan sebagai undang-undang dasar. Dalam bahasa Indonesia, "wet" di

erjemahkan sebagai undang-undang, dan "ground" yang berarti tanah. Di

egara-negara yang menggunakan bahasa Inggris digunakcan istilah constitution

ang diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi konstitusi. Pengertian

onstitusi dalam praktik mempunyai pengertian lebih huas dari undang-undang

asar.

Istilah konstitusi (constitution) dengan Undang-Undang Dasar (Gmcat

Khusus untuk periode keempat berlaku UUSA

1945 dengan pembagian berikut

1. UUD 1945 yang belum diamandemen

2. UUD 1945 yang sudah diamandemes

(tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, das

tahun 2002)

11. Amandemen atau Perulbahan UUD NRI 1945

Amandemen dalam bahasa Inggris "amandement" artinya perubahan.

Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan yang mana


menjadi hak parlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan

undang-undang dasar. Menurut Taufiqurohman Syahuri, (Winarno, 2007) istilah

perubahan konstitusi itu sendiri mencakup dua pengertian, yaitu amandemen

konstitusi

(constitutional

amandement) dan

pembaruan

konstitusi

(constitutional reform).

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan

addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Antara bagian perubahan

dengan konstitusi aslinya masih terkait. Nilai-nilai lama dalam konstitusi asli

masih tetap ada.

Kaitannya dengan masalah mengapa perlunya dilakukan amandemen

UUD 1945 adalah karena kehidupan manusia yang senantiasa berubah, baik

egara dan Konstitusi

E. MATE

1. Pendahuluan

Warga negara merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu negar

selain adanya wilayah dan pemerintahan yang berdaulat. Semua orang ya

berada di suatu negara tentu perlu mengerti tentang status atau kedudukariny

baik menyangkut hak dan kewajibannya sebagai anggota dari sebuah negara

Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya

Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan dan

kesejahteraan terhadap warga negaranya.


2. Konsep Warga Negara

Warga negara dalam bahasa Inggris disebut "citizen", dalam bahasa

Yuriani "civics" (asal katanya civicus) yang berarti penduduk sipil (citizen)

Merujuk kepada bahasa Yunani kuno "polites" atau Latin "civis", yang

didefinisikan sebagai anggota dari "polis" (kota) Yunani Kuno atau "res

publica" (perkumpulan orang-orang atau masyarakat) Romawi bagi persekutuan

orang-orang di Mediterania kuno, yang selanjutnya ditransmisikan kepada

peradaban Eropa dan Barat (Kalidjernih, 2007).

Hak Asasi Manusia

menurut hukum Amerika Serikat anak tersebut memperoleh status sebagai

warga negara AS. Akan tetapi, jika orangtuanya menghendaki anaknya tetap

berkewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya cukup melalui registrasi

S. Citizenship by incorporation of territo

Adalah proses pewarganegaraan karena terjadinya perluasan wilayah negara.

Misalnya, ketika Timor Timur menjadi wilayah negara Republik Indonesia,

maka proses pewarganegaraan warga Timor Timur itu dilakukan melalui

prosedur yang khusus ini.

Selain mengatur bagaimana cara

memperoleh kewarganegaraan

Indonesia, UU No. 12 Tahun 2006 mengatur pula bagaimana cara-cara

kehilangan kewarganegaraan. Ketentuan tentang hal terkait ini diatur dalam

pasal 23 sebagai berikut:

1) memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;

2) tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang

yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;


3) dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya

send iri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin,

hilang

bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan

kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;

4) masuk kedalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden

(tidak berlaku bagi mereka yang mengikuti program pendidikan dinegara lain

yang mengharuskan wajib militer);

5) secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas

semacam itu di Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan hanya dapat

dijabat okeh WNI;

6) secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada

negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;

7) tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang besifat

ketatanegaraan untuk suatu negara asing;

Hak Asasi Manusia

68dan martabat manusia.

HAM meliputi nilai-nilai ideal yang mendasar, yang tanpa nilai-nilai dasar

itu orang tidak dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

manusia. Penghormatan terhadap nilai-nilai dasar itu memungkinkan individu

dan masyarakat bisa berkembang secara penuh dan utuh. HAM tidak diberikan

oleh negara atau tidak pula lahir karena hukum. HAM berbeda dengan hak biasa

yang lahir karena hukum atau karena perjanjian. Jan Materson, anggota komisi

HAM PBB merumuskan HAM dalam ungkapan berikut: "human rights could

be generally defines as those right which area inherent in our natural and
without we can 't live as human being" atau HAM adalah hak-hak yang melekat

diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia

(Chamin, 2003: 371).

Dikatakan HAM ialah karena hak-hak itu bersumber pada sifat hakikat

manusia sendiri yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Sanusi, 2006: 201).

HAM itu bukan karena diberikan oleh negara atau pemerintah. Karena itu, hak-

hak itu tidak boleh dirampas atau diasingkan oleh negara dan oleh siapa pun.

Dengan demikian, maka HAM bukan sekedar hak-hak dasar yang dimiliki oleh

setiap manusia sejak dilahirkannya ke dunia, tetapi juga merupakan standar

normatif yang bersifat universal bagi perlindungan hak-hak dasar itu dalam

lingkup pergaulan nasional, regional dan global.

16

ak Asasi Manusia

hihp di masyaraknt dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah

eukap lama. Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di Indonesia dibagi

dalam dua periode (Manan dalam Nurwardani et al, 2016:125), yaitu periode

sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah kemerdekaan (1945.

Pemahaman HAM di Ind

sekarang)

& Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia (HAM)

Menurut Didik B. Arif (2014: 133-134) menjelaskan, ada beberapa prinsip

pokok yang terkait dengan penghormatan, pemenuhan, pemajuan, das

perlindungan HAM. Prinsip-prinsip tersebut adaiah:

1. Prinsip universal, bahwa HAM itu berlaku bagi semua orang, apa pun jenie

kelaminnya, statusnya, agamanya, suku bangsa atau kebangsaannya.


2 Prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), yaitu siapapun, dengan alasan

apapun, tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi seseorang

Seseorang tetap mempunyai hak asasinya kendati hukum di negaranya tidak

mengakui dan menghormati hak asasi orang itu atau bahkan melanggar hak

asasi tersebut.

3. Prinsip tidak dapat dipisahkan (indivisible) artinya bahwa hak-hak sipil dan

politik, maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya serta hak pembangunan,

tidak dapat dipisah-pisahkan baik dalam penerapan, pemenuhan, pemantauan

maupun penegakkannya.

4. Prinsip saling tergantung (inter dependent) yaitu bahwa disamping tidak

dapat dipisahkan, hak-hak asasi itu saling tergantung satu sama lainnya,

sehingga pemenuhan hak asasi yang satu akan mempengaruhi pemenuhan

hak asasi lainnya. Oleh karena itu, prinsip ini sekaligus mengakhiri

perdebatan mengenai prioritas pemenuhan dan pemajuan HAM, dimana

Hak Asasi Manusia

96

beberapa negara semula berpandangan bahwa suatu kategori HAM tertentu

harus mendapatkan prioritas terlebih dahulu dibandingkan dengan kategor

HAM lainnya.

5. Prinsip keseimbangan, artinya bahwa perlu ada keseimbangan dan

keselarasan diantara HAM perorangan dan kolektif di satu pihak dengan

tanggung jawab perorangan terhadap individu yang lain, masyarakat dan

bangsa di pihak lainnya. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial, Keseimbangan dan keselarasan antara

kebebasan dan tanggung jawab merupakan faktor


penting dalam

penghormatan, pemajuan, pemenuban, dan perlindungan HAM.

6. Prinsip partikularisme, yaitu bahwa kekhususan nasional dan regional serta

berbagai latar belakang sejarah, budaya, dan agama adalah sesuatu yang

penting dan hanus terus menjadi pertimbangan. Namun, hal ini tidak serta

merta menjadi alasan untuk tidak memajukan dan melindungi HAM, karena

"adalah tugas semua negara, apapun sistem politik, ekonomi, dan budayanya,

untuk memajukan dan melindungi semua HAM.

9. HAM dalam UUD NRI 1945

Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan

pandangan filosofis tentang manusia yang melatar belakanginya. Menurut

Pancasila sebagai dasar dari bangsa Indonesia hakikat manusia adalah tersusun

atas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan dan makhluk

pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai mahluk individu dan makhluk sosial.

Dalam pengertian inilah maka hak-hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan

dengan hakikat kodrat manusia tersebut. Konseksuensinya dalam realisasinya

maka hak asasi manusia senantiasa memilik hubungan yang korelatif dengan

wajib asasi manusia karena sifat kodrat manusia sebaga individu dan mahluk

sosial.

Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia telah lebih dulu

dirumuskan dari deklarasi universal hak-hak asasi manusia PBB, karena

pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasalnya diundangkan pada tanggal 18

Agustus 1945, adapun deklarasi PBB pada tahun 1948. Hal itu merupakan fakta

pada dunia bahwa bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak

16
Hak Asasi Manusia

eSed

dn

asasinya. Adapun tujuan negara yang merupakan tujuan yang tidak pernah

berakhir (never ending goal) adalah sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan selunuh tumpah darah Indonesia.

2. Untuk memajukan kesejahteraan umum.

3: Mencerdaskan kehidupan barngsa.

4 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

oerdamaian abadi dan keadilan sosial

Tujuan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat, formal

maupun material tersebut mengandung kobsekuensi bahwa negara berkewajiban

untuk melindungi seluruh warganya dengan suatu undang-undang terutama

untuk melindungi hak-hak. asasi manusia demi untuk kesejahteraan hidup

Rerdasarkan pada tujuan negara sebagai terkandung dalam pembukaan

UUD NRI 194S tersebut, negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak

casi manusia pada warganya terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan

hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah, antara lain berkaitan dengan hak-

pak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan

gama Berikut menupakan rincian dari hak-hak asasi mamusia yang terdapat

dalam pasal pasal UUD 1945, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.1 HAM dalam UUD NRI 1945

Pasal

Ayat

Penjelasan
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak

Pasal 28 A

mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Setiap orang berhak membentuk keluarga dan

melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah

Pasal 28 B

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbu

dan berkembang serta berhak atas perlindungan da

kekerasan dan diskriminasi

Setiap orang berhak mengembangkan diri mela

Pasal 28 C

pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak menda

pendidikan dan memperoleh manfaat dari E

ceni dan budaya,

np Jnuryen

dalam penyelenggaraan pemerintahan. Walaupun demikian, peryalaras

demokrasi di Indonesia penuh dengan ragam warna yang tidak bisa dilepaska

dari kekuasaan suatu rezim. Karenanya, proses penegakkan nilai-nilai demokrai

(demokratisasi) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Bagaimana praktik sist

n us

didirikan, kita bersepakat mendudukan rakyat sebag

kerapkali mengalami pasang surut.

2. Konsep Demokrasi

Kata demokrasi sudah terbiasa terdengar di kalangan masyarakat umum


Dalam berbagai peristiwa dan konteks. Kita sering menyebutkan kata

demokrasi. Demikian pula dalam bentuk sifatnya, yaitu demokratis kita gunakan

untuk berbagai tingkatan, mulai individu, masyarakat, bangsa maupun negara.

Walaupun demikian, kata demokrasi ataupun sifat demokratis tidak jarang

dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan makna demokrasi itn

sendiri. Seperti ditulis oleh Zamroni (2011:3) yang menyatakan perkataan

demokrasi dan dalam bentuk sifatnya, demokratis, tidak jarang banyak dipakai

dalam berbagai konteks yang pada hakikatnya bertentangan dengan makna

demokrasi itu sendiri. Dikalangan negara komunis, muncul istilah proletar dan

demokrasi rakyat. Namun penggunaan istilah demokrasi itu hanya untuk

menutupi sistem politik yang sesungguhnya yang bersifat diktator. Di Indonesia

pernah muncul terminologi demokrasi terpimpin dan demokrasi Pancasila, tetapi

isi dan praktiknya jauh dari hakikat dan makna Pancasila itu sendiri.

Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari istilah demokratia yang

berarti "Rule of the people", merupakan paduan dari dua kata, demos berarti

Demokrasi

adanya aparat penegak hukum yang tegas dan bijaksana, bebas dari penganh

pemerintahan yang berkuasa, dan berani menghukum siapa saja yang

ketentuan yang berlaku. Untuk mei

bersalah

3) Distribusi pendapatan secara adil

Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan berdasarkan

prinsip keadilarn bersama dan tidak berat sebelah, termasuk di dalam bidang

ekonomi. Semua warga negara berhak memperoleh pendapatan yang layak

5. Demokrasi di Indonesia
Perla dipahami bahwa demokrasi yang berjalan di Indonesia telal

menghasilkan sejumlah kemajuan berarti dari segi prosedural. Pemilu legislatif

pemilu presiden, hingga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dapat berlangsune

dengan bebas, transparan, demokratis, dan paling penting dalam suasana damai

Check and balance di antara lembaga-lembaga eksekutif dengan legislatif juga

berlangsung sangat dinanis. Kebebasan berpendapat dan berserikat jauh lebih

baik dibanding masa orde baru. Hal paling mendasar adalah dibenahinya

beberapa kelemahan dalam pasal-pasal UUD 1945 yang kemudian membuat

wajah, konstitusi kita tampil berbeda dibanding pasal-pasal

UUD 1945

sebelumnya. (As'ad Said Ali, 2009: 99)

Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasila, dimana prinsip-

prinsip demokrasi yang dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai

berikut:

Demokrasi

I. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan

pada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun

sebagai cita-cita.

, Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang

dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan.

Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan

tertinggi ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai okeh nilai-nilai

Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yaitu nilai: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


kerakyatan dan nilai keadilan sangat mendukung demokrasi. Nilai-nilai

Pancasila menentang sistem otoriter atau kediktatoran.

Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah berdasar pada sila keempat

Pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikinat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan. Dengan demikian, demokrasi Pancasila dalam arti

sempit adalah masalah pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan

yang dipimpin oleh hitmat kebijaksanaan. Wujud dari pengambilan keputusan

yang dipimpin oleh hidmat kebijaksanaan adalah dengan musyawarah mufakat

(Dirjendikti, 2012:100).

Dalam sejarah ketatanegaraan negara Republik Indonesia yang telah lebih

dari setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami pasang surut. Praktik

demokrasi Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah

dan berlaku dan sejarah Indonesia. Mirriam Budiardjo (2008:127-128)

menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi

Indonesia sampai masa orde baru dapat dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:

1) Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa

demokrasi konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan partai-

partai dan karena itu dinamakan demokrasi parlementer.

2) Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa demokrasi

terpimpin yang banyak aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional

yang secara formal merupakan landasannya dan menunjukkan beberapa

aspek demokrasi rakyat.

Demokrasi

S. Winanguta, 23001:12). Padh dassar pndidikan demekrasi dapat dilakukan

1. Pandidikn detokrasi secara fbrmal: penliikan yang lewat tatap mks


wopktorto

diskisi timbal balik, presentnsi serta stadi kasus.

2. Pendidian demokrasi secara inormal pendidikan yang kwat tahap

berdemokasi sebagai hasil interaksi terbadap lingkungan sekkarnya dan

angsung dapat dirasakan hasilaya

3. Pendidikan demokrasi secara non formal: perdidikan yang melewati

ngkangan masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah

seperti kelompok masyarakcat, lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lait-

Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk

ip ueyspeprad) pemioguou 0ap unmaad uep exps p) wppd

luar sekolah), dan informal (pergaulan di rumah dan masyarakat) mempunyai

visi sebagai wahana substantit, pedagogis, dan sosial kultural untuk membangun

cita-cita, nilai, konsep, prinsip, silkap, dan keterampilan demokrasi dalam diri

warga negaranya melalui pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi dalam

berbagai konteks (Udin S. Winataputra, 2001:19). Gandal dan Finn (Udin S

Winataputra, 2001) menyatakan "reek only to familtiarize people with the

Itd a oy suacmp aonpoad o esp mg hoowap fo sqdaoaad

independent, inquisitive, and analyaic in their outloo" atau pendidikan bukan

hanya sekedar memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi juga

menghasilkan warga negara yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap

selalu ingin tahu, dan berpandangan jauh ke depan (Budi Juliardi, 2016:102)

memenubi

arga masyarakat akan ketertiban dan lembaga

kemasyarakatan hukum jelas berfungsi sebagai pedoman bertingkah laku,

sebagai alat untuk menjaga keutuhan masyarakat dan sebagi suatu sistem
pengendalian sosial (Soekanto dalam Tukiran Taniredja et al, 2017:134).

2. Pengertian Negara Hukum

Thomas Hobbes dalam bukunya leviathan pernah mengatakan "Homo

homini lupus", artinya manusía adalah serigala bagi manusia lainnya. Manusia

memiliki keinginan dan nafsu yang berbeda-beda antara manusia yang satu dan

yang lainnya. Nafsu yang dimiliki manusia ada yang baik, ada nafsu yang tidak

baik. Inilah salah satu argumen mengapa aturan hukum diperlukan. Kondisi yang

kedua tampaknya bukan hai yang tidak mungkin bila semua masyarakat tidak

memerlukan. aturan hukum. Namun, Cicero pernah menyatakan "Ubi socielas

ibi ius", artinya di mana ada masyarakat, di sana ada hukum. Dengan kata lan,

sampai saat ini hukum masih diperlukan bahkan kedudukannya semakin penting

(Nurwardani, 2016:181).

Gambar 7.2 Cieero menyatakan "Ubi societas ibi ius"

(dímana ada masyarakat, disana ada hukum)

Sumber gambar: http://www.livelaw.in/cicero-greatest-lawyer-times/

Negara Hukum

perlindongan hak asasi manusis yang

miengdung persamsan dalam bidang poiik, hkom, secial, ekonomi, dan

keludayaan, b) peradilan yang bebas dan fidak memihak serta fidak dipengarahi

de sst kekuasaan stau kekuatan spapon, dan ey legalitas dalam segala

tentsknys (Ksnardi dan thrahim dalam Tukiran Taniredja et al, 2017:142)

1. Makna Indonesis Negars Hukom

Negars hkum sdalah regara yang menegakkan sopremasi hukum untuk

menegkkan kebnaTan dan keadilan, dan fidak ada kekuasaan yang tidak

dipertangginejarabkan. Massknya nunusan ini ke dalam UUD NRI 1945,


menipakan salah satu contoh pelaksanaan kesepakatan dasar dalam melakukan

penbaan UUD NRI 1945, yakn kesepakatan ontouk memasukkan hal-hal

nomatif yang ada di dalam penjelasan ke dalam pasalpasal. Masuknya ketentuan

mengenai Indonesia adalah negara hukum ke dalam pasal dimaksudkan untuk

mompertegsh fahars bahwa Indonesia adalah negara hukam, baik dalam

penyelenggaraan negara maupun kehidupan berbangsa dan bernegara (Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2012:67-68)

Bokti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material

lersebt hans dimaknai batrwa megara Indonesia adalah negara hukun dinamis,

atau negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para

penyelengera negara untuk menjalankan togas dan wewenangnya secara luas dan

komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif. Makna negara Indonesia

schagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukom nasional Indonesia harus

tampil akomodatif, adapif dan progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap,

menaigung keingiran masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini

megmharkan fungsinya sehagai pengayom, pelindung masyarakat, Adaptif,

621

Swagrs Holkoum

untuk tampil dalam praktiknya

Hulum dapat meneiptakan kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggnts

masyarakat (Dijendiki, 2012:113)

& Implementasi Hukum di Indonesia sebagai Negara Hukum

Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (Sudikno Mertukusume,

1986:110), menyatakan bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang

selalu harus diperhatikan yaitu: (1) Gerechtigheit, atau unsur keadilan; (2)
Teekmaetsigkeit, atau unaur kemanfaatan; dan 3) Sicherheit, atau unsu

kepastian.

1) Keadilan

Keadilan merupakan unsur yang hanis diperhatikan dalam menegakkan hukum.

Attinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus

bersikap adil. P'elaksanaan hukum yang tidak adil akan mengakibatkan

keresahan masyarakat, sehingga wibawa hukum dan aparatnya akan luntur di

masyarakat. Apabila masyarakat tidak peduli terhadap hukum, maka ketertiban

dan ketentraman masyarakat akan terancam yang pada akhirnya akan

mengganggu stabilitas nasional.

2) Kemaufaatan

Selain unsur keadilan, para aparatur penegak hukum dalam menjalankan

tugasnya harus mempertimbangkan agar proses penegakan hukum dan

pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat. Hukum harus

bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, pelaksanaan hukum atau penegakan

hulaum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi manusia.

3) Kepastian hukum

Unsur ketiga dari penegakan hukum adalah kepastian bukum, artinya penegakan

hukum pada hakikatnya ndalah perlindungan hukum terhadap tindakan

sewenang-wenang. Adanya kepastian hukum memungkinkan seseorang akan

dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan (Nurwardani et al, 2016:190)

Negara HukumAgar negara dapat

melaksanakan tugas dalam bidang ketertiban,

perlindungan warga negara, keadilan, dan kepastian hukum, maka disusunlah

peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum. Peraturan hukum mengatiur


hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, di samping mengatur

hubungan manusia atau warga negara dengan negara, serta mengatur organ-organ

negara dalam menjalankan pemerintahan negara. Ada dua pembagian besar hukum,

yaitu:

1) Hukum Private

Hukum yang mengatur hubungan antarmanusia (individu) yang menyangkut

"kepentingan pribadi" (misalnya masalah jual beli, sewa-menyewa, pembagian

warisan).

2) Hukum Publik

Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan organ negara aau

hubungan negara dengan perseorangan yang menyangkut kepentingan umum.

Misalnya, masalah perampokan, pencurian, pembunuhan, penganiayaan, dan

tindakan kriminal lainnya (Nurwardani et al, 2016:188)

-Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur penegak hukum harus

menunaikan tugas sesuai dengan sumber yang ada dalam hukum. Sumber hukum

digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu:

1) Hukum Material

Hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-

kepentingan dan hubungan-hubungan yang berupa perintah-perintah dan larangan-

larangan. Contohnya: untuk hukum pidana terdapat dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP), untuk Hukum Perdata terdapat dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata/ Burgerlijk Wetboek voor Indonesie (BW). Dalam hukum

material telah ditentukan aturan atau ketentuan bukuman bagi orang yang

melakukan tindakan hukum. Dalam hukum material juga dimuat tentang jenis-jenis

hukuman dan ancaman hukuman terhadap tindakan melawan hukum.


2)

Hukum Formal atau disebut juga Hukum Acara

Peraturan hukum yang mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan

menjalankan peraturan hukum material. Contohnya: hukum acara pidana yang

diatur dałam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan hukum

Negara Hukum

(ovE9102

2 Pengertisn Geopolitik

terarti bami dan "poltik" beracal dari kata politeia, berarti kesatuan masyarke

bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian acas (princi), keadaan, cara, s

cars dan perilaku masyarakat dipenganuhi oleh kondisi gpografi tee

w nE) SREJTG NM gs-epy udeuow p 3aek ms

masyarakat hidup, Selanjutrya gropolitik dipandang sehagai studi atas

(iurwardani et al, 2016.225)

Istilah geopolitik semula diartikan okh Frederic Ratzel (144-19AM)

sebagai ilmu bimi politik (political geagraphy Istilah ini kemud

dikembangkan dan diperluas oleh sarjaan ilmu politik Swedia, Radoiph Kiyles

(1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964) dari Jenan menjadi geographical

politic dan disingkat geopolitik. Perbedaan dari dua istilalh di atas terletak rade

titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang gegrafi ataukah politk

Ims bumi politik (political geography) mempelajari fenomena geografi dai

aspek politik, sedangkan gropolitik mempelajari fenomena politik dari aspek

geografi (Ditjendikti, 2012:115).

Berdasarkan pengertian di atas, geopolitik dapat diartikan sehagai sistem

politik atau peraturan-peraturan dalam wjud kebijaksanaan dan strateg


asional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik

beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah, atau teritorial dalan ar

huas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak

langaung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara (Kaclan dan

Zubaidi, 2007:122)

3. Sejarah Lahirnya Geopolitik

gpopltik adalah ilmu bumi poltik yang membahas masalah politik dalams

egara, ramun beavzbang menjadi ajaran yang melegitimasikan uo

Wawasan Husantara scapi Geopolitik

Indonesia

unpy resa uessstn ad usupng ga g

tooe coa g togens

cara tinjan, atam cara melhat Sementara iha itiah msantara berasal dari kata

yang terletak diantara samadra Pasifk dan sumudra Indonesia, serta diantara

ysoaopay nd-nd ees ep wgund eagn ungass uee3lucu

benua Asia dan berua Australlia

Wawasan mosantara merupakan cara pandang, cara melihat, cara meninjau

bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan ini berkembang

berdasarkan sejarah, badaya, falsafah, keadhan geografis, serta kepentingan

bangsa yang bersangkutan. Wawasan musatara bagi bangsa Indonesia menpakan

pegangan dalam menyikapi permasalahan yang mmenyangkut berbagai aspek

kehidupan nasionalnya. Wawasan musantara sebagai wawasan nasional

Indonesia merupakan perjabaran tujuan nasional yomg telah diselaraskan dengan

šcondisi, posisi, dan geografi indonesia dan merupakan pedoman pola pikir serta

pola tindak dalam rangka mewjadkan cita-cita nasional (Zainul tttihad Amin,
2014).

6. Sifat dan Ciri Wawasan Nusantara

Dijelaskan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional) (Takian

Taniredja et al, 2016:184-186) wawasan nusanara memiliki dua sifat atau ciri

cal maksudnya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam

kehidupan, baik aspek aluminh maupn aspek sesial

bidang wilayah, maksudinya wilayah Republik Indonesia

Os uep unp g3ey ant nqu-oqu

ai Geapolitik

01

lan antara individu dengan

macyarakat

U menyeluruh artinya utuh menyeluruh hagi musantara dan rakyat

hdonesia sehigga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak

dasat dipecah-pecah oleh kekuatan apapun dan baghimanapun, sesuai

dengan satu musa, satu bangsa, dan satu bahasa.

t theser-Unsur Dasar Wawasan Nusantara

thesu-unsur wawasan misatara adalah sebagai berikut:

D Wadah/wilayab (countour), segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia (Pembukaan UUD NRI 1945 alinea IV), yang meliputi:

Wujud wilayah, batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh

tautan yang didalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling

dilubungkan oleh dalamnya perairan.

b. Tata inti organisasi, berdasarkan UUD NRI 1945 yang menyangkut

bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem


pemerintahan dan sistem perwakilan.

e. Tata kelengkapan organisasi, sebagai kesadaran politik dan kesadaran

bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai

politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers serta seluruh

aparatur negara.

2). Isi (content), meliputi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam

Pembukaan UUD NRI 1945, yaitu:

a. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

h Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yug bebas.

c. Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial

Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik

lndonesia

lan antara individu dengan

macyarakat

U menyeluruh artinya utuh menyeluruh hagi musantara dan rakyat

hdonesia sehigga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak

dasat dipecah-pecah oleh kekuatan apapun dan baghimanapun, sesuai

dengan satu musa, satu bangsa, dan satu bahasa.

t theser-Unsur Dasar Wawasan Nusantara

thesu-unsur wawasan misatara adalah sebagai berikut:

D Wadah/wilayab (countour), segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah


darah Indonesia (Pembukaan UUD NRI 1945 alinea IV), yang meliputi:

Wujud wilayah, batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh

tautan yang didalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling

dilubungkan oleh dalamnya perairan.

b. Tata inti organisasi, berdasarkan UUD NRI 1945 yang menyangkut

bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem

pemerintahan dan sistem perwakilan.

e. Tata kelengkapan organisasi, sebagai kesadaran politik dan kesadaran

bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai

politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers serta seluruh

aparatur negara.

2). Isi (content), meliputi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam

Pembukaan UUD NRI 1945, yaitu:

a. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

h Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yug bebas.

c. Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial

Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik

lndonesiamencapai cita-cita tersebut setiap bangsa selalu menghadapi berbagai tartangan,

ancaman, hambatan, dan gangguan. Maka setiap bangsa harus memiliki

kemampuan untuk mengembangkan kekuatan agar dapat memiliki ketahanan

memiliki cita-cita
nasional.

Ketahanan sebuah bangsa sangat penting bagi kelangsungan kehidupan

manusia yang bersangkutan. Ketahanan bangsa merupakan kemampuan suaty

bangsa untuk mempertahankan persatuan dan kesatuannya serta memperkuat

daya dukung kehidupannya. Konsepsi ketahanan bangsa untuk konteks

Indonesia dikenal dengan nama Ketahanan Nasional.

2. Pengertian Ketahanan Nasional

Secara etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa

yaitu tahan yang bearti kuat, tangguh, dan ulet. Kata tersebut juga berarti danat

kekuatan,

menguasai diri, tidak mudah menyerah. Ketahanan berarti

ketangguhan, dan keuletan dalam kerangka kesadaran. Kata nasional berasal dari

kata bahasa Inggris yaitu Nation yang berarti bangsa yang telah menegara. Pada

tahun 1969 lahir istilah ketahanan nasional yang dirumuskan sebagai: "keuletan

dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan

kekuatan nasional yang ditujukan untuk menghadapi segala ancaman yang

membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia" (Tim

Nasional Dosen PKn et al, 2016:196).

Ketahanan nasional merupakan istilah khas Indonesia yang muncul pada

talun 1960 an. Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut

sebagai national resillience. Dalam terminologi barat, terminologi yang kurang

lebih semakna dengan ketahanan nasional, dikenal dengan istilah national pow

(kekuatan nasional) (Ditjendikti, 2012:153).

etahanan Nasional

spek kehidupan bermasyarakat, berbengsa da


bernegara.

Wibawa, artinya ketahanan riasional sebagai hasil pandangan yang bersifat

diwujudkan kewibawaan nasional yang siean

ap euneu

hitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu

Semakin tinggi daya tangkal suatu negara semakin besar puta

Wiawaannya.

Konsultasi dan Kerjasaman, artinya ketahanan nasional indonesia tidak

mengutamakan skap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan

kexuasaan dan kekuatan fisiik semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif

dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada

kekuatan moral dan kepribadian bangsa (Tim Nasional Dosen PKn,

2016.202-203).

4. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional Indonesia

Basrie (2002) mengemukakan balrwa unsur yang diperlukan utuk

membangun katahanan nasional yaitu:

1) Ketahanan individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seorang warga

negara yang sehat jasmani dan rohani.

2) Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri, dan

anak dalam keluarga yang harmonis dalam menciptakan kerukunan dalam

rumah tangga,

3) Ketahanan wilayah, yaitu ketaharan yang dimiliki oleh masyarakat di

daerah dengan menciptakan stabilitas wilayah secara sejahtera dan aman.

4) Ketahanan nasional, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh negara untuk

menciptakan stabilitas nasional.


Menurut Hans Morgenthau (1989:107-219), ada dua faktor yang

memberikan kekuatan bagi suatu negara, yaitu: pertarna, faktor-faktor yang

Felatif stabil (siable factors), terdiri atas geografi dan sumber daya alam dan

etahanan Nasional

Indonesia dinamak an Asta Gatrs

(delapan gatra), yang terdiri dari Tri Gatra (tiga gatra) dan Panca Gatra (lima

gatra). Adapun tri gatra terdiri dari yaitu (1) gatra kedudukan geografi; (2) gatra

keadaan dan kekayaan alam; serta (3) gatra keadaan dan kemampuan penduduk.

Sedangkan panca gatra terdiri dari (1) gatra ideologi; (2) gatra politik; (3) gatra

ekonomi; (4) gatra sosial budaya; serta (5) gatra pertahanan dan keamanan.

5, Ketahanan Nasional Indonesia

Konsepsi ketahanan nasional tidak memandang aspek-aspek asta gatra

secara terpisah, melainkan meninjaunya secara berhubungan, dimana aspek yang

satu senantiasa berhubungan erat dengan lainnya, sedangkan keseluruhannya

merupakan suatu konfigurasi yang menimbulkan daya tahan nasional (Budi

Juliardi, 2016:184).

onal

Gambar 9.3 Ketahanan Nasional Indonesia

1) Ketahanan Nasional dari Aspek Tri Gatra

a. Aspek Kedudukan Geografi

Geografi atau wilayah yang menentukan kekuatan nasional negara, karena

geografi di dalamnnya berupa bentuk, luas, posisi geografis, dan daya

dukung wilayah negara. Apabila secara geografi memiliki potensi yang

besar seperti wilayah luas dan strategis dapat menjadi modal dasar dalam
mendukung ketahanan nasional.

Berkaitan dengan

wilayah negara, pada masa sekarang perlu

dipertimbangankan adanya kemajuan teknologi transportasi, informasi

dan komunikasi. Suatu wilayah yang pada awalnya sama sckali tidak

mendukung kekuatan nasional, karena penggunaan teknologi bisa

Ketahanan Nasional

91kemungkinan menjadi unsur kekiatan nasional negara (Tim Nasional

Dosen PKn, 2016:207)

b. Aspek Kekayaan Alam

Pada dasamya sumber kekayaan alam dalam suatu wilayah, baik kualitas

maupun kuantitasnya sangat diperlukan bagi kehidupan nasional. Oleh

karena itu keberadaannya perla dijaga kelestariannya. Kedaulatan wilayah

nasional, menupakan sarana bagi tersedianya sumber kekayaan alam dan

menjadi modal dasar pembangunan. Selanjutnya pengelolann dan

pengembangan sumber kekaynan alam merupakan salah satu indikator

ketahanan nasional (Tim Nasional Dosen PKn, 2016:209).

Aspek Keadaan dan Kemampuan Penduduk

c.

Masalah penduduk sangat besar pengaruhnya terhadap upaya membina

dan mengembangkan ketahanan nasional Pendaduk yang produktif, atau

yang sering disebut sebagai sumber daya manusia yang berkualitas,

mempunyai korelasi positif dalam pemanfaatan sumber daya alam serta

menjaga kelestarian lingkungan hidup (geografi), baik fisik maupun sosial

(Tim Nasional Dosen PKn, 2016:211)


2) Ketahanan Nasional dari Aspek Panca Gatra

Ketahanan nasional ditinjau dari aspek panca gatra adalah suatu aspek

kehidupan nasional yang menyangkut pergaulan hidup manusia dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bermegara ikatan-ikatan, aturan-aturan dan

norma-norma tertentu. Panca gatra terdiri dari ideologi, politik, ekonomi,

sosial, budaya, dan hankam. Dipilihnya lima aspek tersebut dalam kehidupan

nasional karena adanya tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan

(TAHG) yang dihadapi oleh suatu bangsa selalu ditujukan pada aspek-aspek

tersebut.

Aspek Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata "idea' yang berarti gagasan, korsep,

pengertian dasar dan 'logos' yang berarti ilmu. Kata idea' berasal dari

kata bahasa Yunani 'eidos' yang berarti bentuk. Disamping itu ada kata

idein' yang berarti melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilma

tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, kata

Ketahanan Nasional

"idea' disamakan artinya dengan cita-cita..Cita-cita yang dimaksud adalah

cita-cita yang bersifat tetap yang barus dicapai, sehingga cita-cita yang

bersifat tetap itu sekaligus merupakan suatu dasar, pandangan, atau faham.

Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide,

pengertian dasar, gagasan dan cita-cita (Kaelan dan A. Zubaidi, 2010:152).

Kekuatan ideologi tergantung pada nilai-nilai yang dikandung,

apakah nilai-nilai tersebut mampu memberikan harapan yang lebih baik

kepada mamisia, baik sebagai individu, makhluk sosial dan warga negara.

Ideologi yang tidak mampu memberikan harapan pada masyarakat


maupun bangsa yang menganutnya tidak akan mampu merekatkan, bangsa

tersebut sebagai suatu bangsa yang kuat. Pancasila sebagai ideologi

bangsa Indonesia, bagaimana kita memantapkan penghayatan dan

pengalaman sebagai ideologi bangsa dalam praktik kehidupan berbangsa

bernegara, dan bermasyarakat. Tolak ukur yang utama di sini sebagai

meningkatkan penghayatan agama dari

contoh bagaimana kita

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas dasar kemanusian yang

Adil dan Beradab secara rukun dan saling menghormati antara agama dan

kepercayaan (Zainul Ittihad Amin, 2014)

Gatra ideologi menunjukan pada perangkat ideologis untuk

mempersatukan persepsi dan mempersatukan bangsa, yaitu Pancasila. Hal

ini dikarenakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

keanekaragaman yang tinggi. Keadaan ini mempunyai dua peluang, yakni:

di satu sisi berpotensi perpecahaan, dan di sisi lain sebagai kekayaan

bangsa dan menumbuhkan rasa kebanggaan, Unsur ideologi diperlukan

untuk mempersatukan bangsa yang beragam ini.

b. Aspek Politik

Dalam banyak hal, politik dikaitkan dengan kekuatan dan

kekuasaan. Lain dari itu masalah politik selalu dihubungkan dengan

masalah negara dan kekuasaan negara yang berada di tangan pemerintah.

Selanjutnya, perjuangan untuk memperoleh kekuatan dan kekuasaan

tersebut berubah menjadi perjuangan untuk merebut atau menguasa

pemerintahan. Dalam gatra politik ini yang terpenting adalan

Ketahanan Nasional
kebijaksantan pemer intahan setal dengan tuntutan dan englm rayst

sistem pemerintahan yang demotatls dan politik f egetl yang beb

Ketshann pada aspek politsk diariikan sebapsi kondlet dinamiks

kehidupan politik barpen yang berfti keuletan dan ketangguhan yang

imengandung femampuan mengembangkan ketustan msional dalam

menghadapi dan mengatasi TAHG yang dating dari lur mapin dari

dalam, yang Inngetmg

undne

kelangsungan kebidupan politik bangst dan egars Republik Indoneein

tidak ngming membahayakan

beirdasarkan Pancasils dan Undang-Undang Dasar Negr Republik

Indonesia Tahum 1945

Gatra politik berkaitan dengan kemainpuan mengelols nilai dan

sumber daya bersama agar tidak menimbulkan perpecahan, tetapi stabil

dan konstruktif untuk pembangunan. Politik yang stabil akan memberikan

rasa aman serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, sehingen

pada gilirannya akan memantapkan ketahanan nasional sustu banges

e. Aspek Ekonomi

Dalam gatra ekonomi diarahkan pada landasan yang bertumpi pada

kekuatan pertumbuhan perekonomian, pemerataan,

ekonomi. Inilab pondasi perekonomian nasional yang hans kita bangun,

Pembangunan perekonomian tergantung pada banyak hal, diantaranya

kebijakan yang berkaitan dengan tenaga kerja dan lapangan kerja, modal,

iptek, manajemen, pertanian, perindustrian, dan jasa, prasarana dan sarana,

perdagangan dan moneter, serta neraca pembayaran.


Sektor perekonomian Indonesia berdasarkan UUD NRI 1945 (pasal

33) dikelompokkan ke dalam tiga sektor yaitu, sektor publik (pmble

secior), sektor swasta (privat recter), dan sekfor koperasi (eooperative

sector). Sektor swasta dan sektor publik (BUMN) maju dengan pesatnys

walupun ada diantara sektor publik ini belum efisien atau kurang efisien

Sektor koperasi tertinggal jauh dalam berbagai hal (manajemen, modal,

keterampilan, teknologi) yang harus dipacu dengan konsep "kemitraan

antara ketiga sektor perekonomian negara tersebut Etatisme, free fith

651

Ketahanan Nasional

sekarang ini

ekonomi tentu saja menjadikan negara yang bersangkutan turmbuh sebagai

kekuatan dunia. Contoh Jepang, dan Cina. Setiap negara memiliki sistem

ekonomi tersendiri dalam rangka mendukung kekuatan ekonomi

dan distribusi kebutuhan warga negara.

bangsanya.

d. Aspek Sosial dan Budaya

Dalam aspek sosial budaya, nilai-nilai sosial budaya hanya dapat

berkembang di dalam situasi aman dan damai. Tingginya nilai sosial

budaya biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa, baik fisik

maupun jiwanya. Sebaliknya keadaan sosial yang timpang dengan segala

kontradiksi didalamnya, memudahkan timbulnya ketegangan sacial

Kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia disokong dengan baik ole

seloka Bhinneka Tunggal Ika. Selama seloka ini dijunjung tinggi maka

ketahanan sosiai budaya masyarakata relatif terjaga.


Aspek Pertahanan dan Keamanan

Gatra pertahanan dan keamanan negara merupakan salah satu fungsi

pemerintahan negara. Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya

pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dan kewajiban warga negara

dalam membela negara. Bangsa Indonesia dewasa ini menetapkan politik

pertahanan sesuai dengan Undang Undang No. 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara. Pertahanan negara Indonesia bersifat semesta dengan

menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama

pertahanan, didukung oleh komponen cadangan dan

komponen

pendukung, terutama dalam hal menghadapi bentuk ancaman militer.

Sedangkan dalam

menghadapi ancaman, non militer, sistem pertahanan

menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebaga

unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi.

ahanan Nasional

091

Anda mungkin juga menyukai