Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH “ HASTA HUSADA“

Jl. Bromo 98 – 100 Telp. (0341) 399499 Fax. (0341) 399699


E-mail : husada.hasta@yahoo.com
Kepanjen – Malang 65163

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA


NOMOR :180/029/100.12/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PENARIKAN PERBEKALAN FARMASI DARI PEREDARAN DAN
PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI KADALUARSA
RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA

Menimbang : 1. Bahwa dalam pelayanan kefarmasian harus diberikan dengan


berpedoman peningkatan mutu pelayanan farmasi dan
mengutamakan keselamatan pasien.

2. Bahwa obat dan alat kesehatan kadaluwarsa adalah obat obat dan
alat kesehatan yang sudah memasuki batas waktu kadaluwarsa
yang sudah ditetapkan oleh produsen obat dan alkes tersebut.

3. Bahwa dalam pengelolaan perbekalan farmasi kadaluwarsa


tersebut dibutuhkan kebijakan Rumah Sakit yang mengatur
tentang pemusnahan obat dan alkes kadaluwarsa.

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 Tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1197
/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di
Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun
2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Pengelolaan seluruh obat obat dan alat kesehatan kadaluwarsa atau
rusak di seluruh rumah sakit menjadi tanggung jawab instalasi farmasi.

KEDUA : Penarikan dan pemusnahan obat obat dan alat kesehatan kadaluwarsa
menjadi tanggung jawab instalasi farmasi.

KETIGA : Kepala Seksi Logistik memberikan informasi secara tertulis kepada Kepala
Instalasi Farmasi dan diteruskan ke unit pelayanan apabila perbekalan
farmasi tersebut ditarik dari peredaran atau dihentikan produksinya.

KEEMPAT : Penarikan perbekalan farmasi (obat dan alkes) dilakukan apabila :


a. Rusak yaitu terjadi perubahan warna, bau dan rasa,
konsistensi,keruh, kemasan rusak/sobek atau bocor dan sudah
tidak sesuai dengan mutu yang tercantum pada kemasan.
b. Akan kadaluarsa dalam waktu 6 bulan kecuali untuk vaksin 3
bulan sebelum obat dan alkes tersebut kadaluwarsa
c. Terdapat informasi penarikan dari BPOM (Badan Pengawasan
Obat dan Makanan), instansi yang berwewenang, atau
distributor yang berkaitan mengenai keamanan produk.
KELIMA : Perbekalan farmasi yang rusak dan kadaluarsa yang tidak bisa
dikembalikan ke distributor akan dimusnahkan. Pemusnahan perbekalan
farmasi mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku.

KEENAM : Pemusnahan obat dan alkes yang rusak dan kadaluwarsa dilakukan oleh
bagian umumdengan membuat Berita Acara Pemusnahan (BAP)
disaksikan oleh petugas farmasi, petugas umum dan petugas yang
terkait.

KETUJUH : Untuk pemusnahan obat-obat dan alkes yang tergolong narkotika


didampingi oleh petugas Dinas Kesehatan Kota.
KEDELAPAN : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali.

KESEMBILAN : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan


dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :
DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA
HUSADA

dr. Ninik Pujaningdyah


Lampiran

Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada


Nomor : 180/029/100.12/2016
Tentang Kebijakan Penarikan dan Penanganan Obat Kadaluarsa

KEBIJAKAN PENARIKAN DAN PENANGANAN OBAT KADALUARSA

A. Penarikan dan Penanganan Obat Kadaluarsa


Obat kadaluarsa adalah obat jadi yang berasal dari produksi pabrik obat yang telah
habis masa berlaku (batas waktu pemakaiannya) atau dikenal dengan sudah ED
(expired date). Pencantuman tanda kadaluarsa bisa dicetak dengan tulisan susah untuk
dihapus. Obat kadaluarsa kadang-kadang kalau dilihat dari luar secara organoleptik tampak
masih kondisi baik kemasannya maupun obatnya sendiri. Namun bila diperiksa secara
laboratoris kemungkinan besar sudah di bawah persyaratan kadar Farmakope, dan hasil
peruraian obat (degradan) akan bertambah. Karena kadar zat aktif sangat menurun maka
kemungkinan untuk sembuhnya penyakit menjadi lebih lama lagi.
Prosedur tentang Penanganan Obat Rusak atau Kadaluarsa
 Mengidentifikasikan obat yang sudah rusak atau kadaluarsa.
 Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan di simpan pada terpisah dari
penyimpanan obat lainnya.
 Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa.
 Mendokumentasikan pencatatan tersebut.

B. Cara pembuangan obat kadaluarsa


Obat kadaluarsa bisa dibuang dengan cara dihancurkan terlebih dahulu (dipalu tablet-
kapsulnya, dikeluarkan isinya, direndam isinya dalam air), terutama kalau jumlah obat
kadaluarsa jumlahnya sedikit, atau isinya yang sudah hancur dikeluarkan atau ditanam atau di
bakar ke insenerator. Sehingga tidak diambil pemulung. Jangan lupa dose wadah obat jangan
dibuang dalam keadaan masih utuh, karena bisa digunakan untuk menyimpan obat di PKL
(Pedagang kaki Lima). Bahan obat tersebut akan mengalami degradasi bila sudah tercampur
dengan tanah. Namun bila jumlah obat yang kadaluarsa jumlahnya besar misalnya dari donasi
negara lain tentunya bisa menggunakan insenerator. Untuk alat kesehatan yang berbahaya dan
tajam seperti jarum, wadah ampul, dan botol sebaiknya pakai insenerator. Untuk
pembakarannya di Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada dilakukan di PT.Pria Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai