Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI JEPANG

jihanviona

3 tahun yang lalu

Artikel ini membahas awal mula bangkitnya negara Jepang dari isolasinya terhadap dunia luar yang
dilakukan pada masa Kesyogunan Tokugawa sampai munculnya Restorasi Meiji dan berlanjut hingga
zaman modern. Paparan lebih rinci dan terfokus pada teknologi dan kebudayaan Jepang yang bisa
berjalan beriringan. Sebagai kesimpulannya, dalam melakukan berbagai kemajuan hampir di segala
bidang dibutuhkan tekad dan kesadaran dari setiap orang akan pentingnya kemajuan IPTEK, namun
bangsa dikatakan maju bila bangsanya tak meninggalkan kebudayaan asli yang telah melekat sejak awal

Pendahuluan

Standar kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari seberapa berkembang dan majunya teknologi yang
mereka ciptakan. Bisa dikatakan teknologi menjadi tolak ukur suatu bangsa. Suatu bangsa bisa
menguasai bangsa lain dengan menggunakan teknologi mereka. Teknologi adalah ilmu pengetahuan dan
seni yang ditransformasikan ke dalam produk, proses, jasa, dan struktur terorganisasi yang pada
dasarnya merupakan seperangkat instrumen ekspansi kekuasaan manusia sehingga dapat menjadi
sumber daya cara baru untuk menciptakan kekayaan melalui peningkatan produktivitas.[1] Beberapa
pengertian teknologi didefinisikan ke dalam segala aspek sehingga pengertian teknologi dewasa ini
menjadi semakin complicated yang seakan-akan mencakup bidang yang tak terbatas.

Penerapan ilmu pengetahuan secara sadar dan sengaja belumlah berlaku pada masa teknologi purba.
Penciptaan teknologi dengan cara coba-coba berlangsung selama jutaan tahun, sampai zaman Renaisans
ketika hubungan timbal balik sirkular masyarakat-sains-teknnologi telah terbangun. Sejak saat itu, sains
selalu mendahului teknologi sehingga proses penciptaan teknologi selalu diawali oleh pengembangan
ilmu pengetahuan. Proses penciptaan teknologi dalam zaman modern ini membentang mulai dari sains
sebagai titik awal kemudian melalui berbagai kegiatan, sampai pada titik ujungnya, yaitu masyarakat
pengguna produk teknologi tersebut.[2]

Teknologi menjadi perhatian yang penting karena hampir semua orang baik tua, muda, kaya, miskin
menggunakan teknologi. Seakan-akan manusia tak dapat hidup tanpa teknologi. Apalagi dengan era
modern ini teknologi seakan menjadi trending topic bahkan dalam bahasa kita banyak yang
menyebutkan gaptekjika mereka tak menguasai teknologi. Nah dari situ bisa dibayangkan teknologi
mengambil peran yang sangat luar biasa, bahkan hampir menyedot perhatian setiap orang di dunia. Yang
menjadi perhatian saya adalah perkembangan teknologi di negeri sakura Jepang. Bagaimana negeri ini
menjadi sejajar dengan bangsa barat pada abad ke 21 padahal dulunya sempat mengalami masa-masa
yang sulit ? Jepang yang sudah tertutup rapat-rapat bagi seluruh dunia selama lebih dari dua abad,
sekarang secara tiba-tiba saja membuka diri terhadap pengaruh-pengaruh yang menyegarkan.[3] Dan
seperti yang kita ketahui saat ini hubungan bilateral antara Indonesia dengan Jepang tak dapat dipungkiri
bahwa saling menguntungkan kedua belah pihak.

Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki
tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya. Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan
Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut memperkerjakan
lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja
nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).[4]

Di bidang teknologi, Jepang tak diragukan lagi namun bagaimana dengan kebudayaan Jepang yang pada
masa Kesyogunan Tokugawa sangat menjunjung tinggi adat tradisi mereka ? bukankah manakala sebuah
negara hendak memodernisasi negaranya, kerangka nilai-nilai kuno dan tradisional harus dibuang atau
sedikit demi sedikit akan mulai luntur berganti dengan kehidupan masyarakat modern?. Sebenarnya
inilah yang menjadi menarik untuk dibahas dan perlu dicontoh untuk Bangsa Indonesia. Gagasan-
gagasan dari Seikyosha (Himpunan Pendidikan Politik) berpendapat bahwa hanya dengan
mempertahankan identitas budaya yang khas, bangsa Jepang dapat merasa berdiri sama tinggi duduk
sama rendah dengan orang Barat, dan menemukan kembali kebanggaan bangsa.[5] Kebudayaan Jepang
sudah merakyat di negeri kita, orang-orang mulai familiardengan masakan Jepang, Kimono, Seni
pertunjukan Jepang dll. Tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi Jepang terkait dengan
kebudayaannya yang ikut juga terbawa.

Kesyogunan Tokugawa Dan Restorasi Meiji

Ketika Kesyogunan Tokugawa memerintah, Jepang melaksanakan politik isolasi terhadap dunia luar
(politik Sakoku). Artinya, Jepang menyatakan menutup diri bagi orang asing, agama asing dan pengaruh
asing. Orang-orang jepang dilarang berpergian ke luar negeri. Orang-orang yang berasal dari luar Jepang
diusir.

Namun selama isolasi itu berlangsung selama hampir 200 tahun lebih, Jepang tidak berhibernasi begitu
saja. Orang-orang Jepang terus-menerus mengamati serta mempelajari budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi barat secara intensif.[6] Pada masa Kesyogunan Tokugawa ini cenderung Jepang mengalami
kesulitan di bidang ekonomi khususnya pendanaan. Beberapa cara yang dilakukan untuk memperbaiki
perekonomiannya itu lebih bersifat kaku dan tidak sedikit masalah sosial dan ekonomi akut yang justru
timbul. Walaupun dalam Kesyogunan Tokugawa ini banyak mengalami berbagai masalah dalam kultur,
ekonomi, maupun politik, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Jepang mampu mempertontonkan
reformasi ekonomi dengan memperkenalkan berbagai konsep murni ekonomi kapitalis modern tanpa
bantuan asing dalam hal ide maupun materi, ini disebabkan karena Konfusianisme yang dipeluk bangsa
Jepang pada zaman Tokugawa mengajarkan interpretasi suatu dunia yang rasional, serta berhasil
menghindarkan pengaruh Budhisme yang ascetic dan abstinent sehingga konfusianisme dapat menerima
kapitalisme. Pada zaman Tokugawa ini pula memiliki suatu ciri khas yaitu dengan tampilnya
bourgeoisieatau lebih dikenal dengan kaum borjuis (kelas menengah) dimana kaum borjuis atau kelas
menengah ini menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi modern Jepang dimasa selanjutnya.

Lantas Jepang meninggalkan politik isolasi. Hal ini ditandai dengan perjanjian Syimoda pada tanggal 30
Maret 1854. Isi dari perjanjian tersebut pelabuhan Syimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan
bangsa asing. Pembukaan tersebut merupakan awal saja karena terjadi lagi tahapan kedua di tahun 1858
dalam Townsend Harris Agreement, yang isinya: Jepang Menyetujui pengangkatan duta Amerika di Yedo
dan konsul-konsul dikota-kota pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing; Jumlah pelabuhan yang
dibuka ditambah; Diadakan perdagangan bebas dan warga Negara Amerika Serikat dibolehkan diam di
Yedo, Osaka dan kota-kota lainnya yang telah dibuka untuk perdagangan asing; Penetapan peraturan bea
impor; dan pertukaran mata uang secara bebas.

Akibat dari perjanjian ini berarti jepang telah terbuka lebar dan politik isolasinya sudah berakhir. Hal ini
menjadi latar belakang terjadinya Restorasi Meiji. Setelah meletakkan dasar-dasar pembangunan, Kaisar
Meiji mulai melakukan pembangunan secara besar-besaran. Pembangunan meliputi segala bidang dan
dilakukan dengan teknologi modern. Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk mengejar ketertinggalan
dari Bangsa Barat. Rencana Pembangunan disusun sangat rapi dan dilaksanakan secara bertahap. Hanya
dalam kurun waktu 50 tahun bangsa ini mampu bangkit kembali bahkan sejajar dengan bangsa Barat
pada abad ke 21.

Ikatan Kekeluargaan, Pendidikan Dan Nasionalis

Tak dapat dipungkiri dalam melakukan modernisasinya, Jepang menemui kerikil-kerikil tajam. Batu
sandungan yang saat itu menimpa Negeri Sakura ini adalah ketika awal masa Meiji terutama
mengendurnya ikatan kekeluargaan, munculnya kelompok-kelompok baru serta mengalirnya kebudayaan
baru secara deras yang sangat berlainan dengan masa ketika dipimpin oleh Kesyogunan Tokugawa.[7]
Permasalahan yang menyita perhatian adalah pada masa Tokugawa keluarga memikul tanggung jawab
utama dalam meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebuah keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu selain sosialisasi juga melatih keterampilan, karena pada
masa Tokugawa ini pada umumnya orang tua berharap anaknyalah yang akan meneruskan pekerjaan
ayahnya.[8] Pemikiran seperti ini terlihat kaku karena setiap individu mempunyai visi misi tersendiri
menyangkut kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa Meiji mengarah pada pengurangan lambang keluarga. Ini
pula disebabkan oleh adanya regenerasi pemuda. Implikasi dari para generasi baru ini cukup krusial,
dimana mereka dibebankan tanggungan negara yang luar biasa. Demi mewujudkan cita-cita bangsanya
yang tidak ingin menjadi budak bangsa manapun. Tekad inilah yang membawa mereka mempunyai jiwa
nasionalis yang tinggi terhadap negerinya. Pada tahun 1871 dibentuk departemen pengajaran. Dalam
beberapa tahun saja Jepang telah berhasil mengubah sistem pengajaran baru menurut sistem Eropa.

Pada masa ini masyarakat beranggapan bahwa cara untuk mencapai kedudukan yang setaraf dengan
bangsa-bangsa barat hanyalah dengan mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di barat. Pendidikan
yang dilakukan jepang yaitu dengan menggunakan sitem pendidikan baru dimana menghapus adanya
kelas karena mereka melihat di negara-negara Eropa mengalami kesuksesan karena salah satu faktornya
yang paling utama yaitu adanya peran atau partisipasi rakyat banyak. Mereka juga mengganggap kunci
dari kemajuan suatu bangsa terletak pada pendidikan. Namun disini ada beberapa kelompok yang pro
dan kontra, mereka memperdebatkan tentang tujuan sistem pendidikan baru yang berkiblat pada
kebudayaan barat. Perdebatan ini tentang masalah majunya negara Jepang dengan atau tanpa
membawa kebudayaan asli Jepang.[9]Pendapat yang saya anggap benar adalah ketika kemajuan suatu
negara turut diimbangi dengan kebudayaan aslinya dimana ia memiliki rasa bangga dengan kepribadian
yang khas yang diwarisinya. Suatu bangsa yang tidak tahu harga diri tidak akan dihormati oleh bangsa
lain.

Dalam sistem baru ini tiap anak yang berumur 6 tahun sudah dikenakan kewajiban belajar dan itu
berlaku bagi semua penduduk.Hal yang terpenting adalah pengiriman pelajar-pelajar keluar negeri untuk
menyempurnakan ilmu pengetahuannya tentang Barat. Mereka ditugaskan untuk mempelajari ilmu
teknik, kedokteran, ekonomi dan lain-lain. Setelah kembali mereka ditugaskan untuk ikut aktif dalam
pembangunan dan modernisasi negaranya. Masyarakat Jepang sangat ambisius. Pada pergantian abad,
Jepang telah berevolusi menjadi masyarakat yang kompleks dan modern dalam waktu singkat (kurang
dari 50 tahun) dengan populasi sekitar 45 juta penduduk.[10]

Memang benar bahwa untuk memajukan suatu bangsa harus dimulai dari segi kualitas pendidikan,
karena dari ranah pendidikanlah yang menghasilkan para ahli eksak, ilmu sosial serta humaniora. Seperti
yang diungkapkan oleh Jenderal Yamada Kengi yaitu“the foundation of strong army is not simply a
matter of giving arms of soldiers but rather to provide an education for the people as a whole, without
distinction between town and country and to give th people throughtout the whole nation knowledge
and learning without discrimination of class or rank.” (passin, 1967: 64-65).

Dalam ucapan Jenderal Yamada Kengi diberitahukan bahwa dasar dari militer yang kuat bukanlah suatu
pesoalan yang simpel yang berada pada wewenang militer tetapi lebih kepada penyediaan pendidikan
pada masyarakat secara keseluruhan tanpa perbedaan antara desa dan kota serta memberikan pda
masyarakat seluruh negara ilmu pengetahuan tanpa diskriminasi kelas atau kelompok. Semuanya
bertumpu pada pendidikan, ini lah yang mendorong Jepang menyadari pentingnya memajukan dan
memodernisasi negaranya lewat jalur perubahan sistem pendidikan.

Dalam bukunya Ardath W. Burks mengemukakan :

Discovery of an advanced, sophisticated culture in China had an immediate effect on japan. what
followed, according to Edwin Reischauer, was the world’s first program of study abroad as Japanese
youth went off to the Chinese capital at Ch’ang-an (modern sian) to study art, science, philosophy,
architecture, law, and administration. the Japanese soon revealed a passion for learning, adopting, and
adapting foreign ideas to their own use.[11]

Mengindikasikan bahwa Jepang juga mempelajari ilmu ke berbagai penjuru termasuk ke Cina, Jepang
mempelajari dan mengadopsi berbagai ilmu yang akhirnya digunakan untuk membangun negerinya.

Sekolah-sekolah baru dengan sistem pendidikan yang baru di masa Meiji ini menjadi alat revolusi budaya
dan sosial. Dan karena sekolah diberikan tugas yaitu menyebarluaskan pengetahuan dan pengertian
tentang kebudayaan barat dan dengan demikian mempersiapkan kaum muda bagi tugas-tugas dalam
suatu masyarakat industri, maka berkuranglah peranan keluarga dalam melatih keterampilan.[12]
Sekolah-sekolah baru itu mengajarkan latihan-latihan yang membuka jalan bagi pekerjaan-pekerjaan
dalam bidang industri, keuangan, kewartawanan, pendidikan, birokrasi, dimana ikatan ekonomi dengan
keluarga lebih lemah dan memungkinkan kehidupan materi yang bebas. Sekolah baru ini pula
mengajarkan tentang adanya pluralitas dalam segi agama, mereka ditempatkan dalam tatanan terbuka
yang mengakui tentang kesamaan derajat manusia. Di masa ini pula terjadi perombakan tingkat-tingkat
status tradisional yang menyamakan kelas di antara orang-orang Jepang, ini terjadi juga karena
lenyapnya kebudayaan aristokratik sesudah tahun 1868. Perubahan sistem pendidikan Jepang yang
tadinya terbilang kuno/klasik yang bertumpu pada keluarga meroket menjadi sistem pendidikan yang
mereferensi kebudayaan barat ternyata menimbulkan beberapa problematika tersendiri untuk negeri
sakura ini.
Dalam dunia pendidikan ini sempat mengalami gejolak dimana para pemuda yang lahir dimasa generasi
Meiji memiliki beban nasional negaranya, yang mana mereka dituntut untuk mengenyam pendidikan ke
negara barat. Sistem pendidikan klasik yang sudah dijalani oleh generasi tua membuat mereka canggung
karena perubahan sistem pendidikan baru yang sukar untuk dicerna di umur mereka. Sehingga yang
paling berperan dalam dunia pendidikan pada masa Meiji yaitu para generasi muda. Peran generasi tua
digantikan oleh generasi muda, mau tidak mau generasi tua harus mengikuti perubahan sistem
pengetahuan yang terjadi. Masalah lain yang timbul yaitu rasa hormat kepada orang yang lebih tua mulai
luntur dan kurang dilakukan oleh para generasi muda.

Pendidikan mengalami perubahan hingga ke akar-akarnya agar mampu menghasilkan tenaga kerja yang
cakap untuk melaksanakan tugas-tugas dalam abad industri. Kurikulum klasik diganti dengan suatu
sistem baru yang mengajarkan bahasa-bahasa asing, berbagai latihan dalam bidang ilmu-ilmu
pengetahuan dan teknik, serta aneka ragam disiplin lain yang dicontoh dari pendidikan barat.

Pendidikan pada Zaman Meiji ternyata tidak mengalami perubahan dengan pendidikan Zaman Edo
dalam hal diskriminasi antara pria dan wanita.[13] Mereka beranggapan bahwa pendidikan tidak penting
untuk kalangan wanita. Bentuk diskriminasi ini disebabkan adanya paham dalam ajaran konfusianisme
dan juga oleh pendidikan dalam rumah yang selalu mendahulukan laki laki daripada perempuan.
Diskriminasi ini terlihat di dalam fasilitas pendidikan dan juga kurikulum, karena kurikulum yang diterima
laki-laki dan perempuan ini berbeda. Kurikulum yang diterima perempuan lebih kepada pengajaran yang
menyangkut kehidupan rumah tangga sedangkan laki-laki dititikberatkan kepada sains dan teknologi.
Masa studi untuk sekolah tingkat menengah juga berbeda yakni wanita 4 tahun dan laki-laki 5 tahun.

Pemerintah berusaha menciptakan wanita jepang yang bisa menjadi ibu yang baik dalam rumah
tangganya, karena mereka beranggapan bahwa ibu yang baik akan melahirkan anak yang baik pula.
Sistem pendidikan wanita ini juga berkiblat kepada Eropa setelah terjadinya revolusi industri. Kondisi
yang dialami wanita pada zaman ini mendapat berbagai kritik dari beberapa tokoh dan ahli pendidikan
Amerika.

Karakteristik Budaya Bangsa Jepang

Karakteristik budaya yang menonjol dari masyarakat Jepang antara lain adalah sangat menghormati
hierarki sosial yang berlaku serta memegang teguh disiplin. Menurut Kronik Cina Wei Chih yang ditulis
sekitar tahun 297 mencatat bahwa masyarakat Jepang saat itu merupakan suatu masyarakat yang
teratur, menegakkan sistem hukum, sampai bersimpuh di tepi jalan untuk menunjukkan penghormatan
kepada atasannya. Bahkan sampai saat ini Jepang masih terkenal dengan adatnya yang khas yang tidak
bisa terlupakan yaitu membungkuk kepada setiap orang untuk menghormati satu sama lain. Ini menjadi
salah satu bukti bagaimana Jepang sangat menjunjung budaya dan adat istiadatnya.

Jepang dalam hal westernisasi, tidak sepenuhnya menggantikan budaya asli Jepang dengan budaya
barat, tetapi hanya menyingkirkan nilai-nilai tradisional yang dianggap menghambat perkembangan
sains, teknologi, serta pembangunan ekonomi, dan menggantinya dengan nilai-nilai barat yang
diperlukan.[14] Nilai-nilai lainnya tetap dipertahankan. Oleh karena itu, bangsa Jepang sampai saat ini
dapat mempertontonkan nuansa budaya timur dalam budayanya yang modern di antara budaya global
yang saat ini sedang berkibar.

Dalam hal kedisiplinan, patutlah kita mengacungkan jempol kepada Jepang. Hal ini dikarenakan jam kerja
yang diberlakukan di Jepang melebihi jam kerja di Indonesia dan negara-negara lainnya. Jepang
tergolong kedalam negara yang memiliki jam kerja terbanyak dan terlama.

Wanita Pada Masa Restorasi Meiji

Kedudukan wanita di Zaman Meiji masih sama dengan pada Zaman Edo, dimana kedudukannnya lebih
rendah dibandingkan laki-laki. Peran wanita pada Zaman Meiji dalam program industrialisasi pemerintah
cenderung rendah dan tidak dihargai.

Ada 3 tipe wanita Jepang yaitu : konsep wanita Dansonjohi (pria dihormati, wanita direndahkan), konsep
yang kedua wanita Danjo Dokenron (persamaan pria dan wanita), ketiga adalah konsep wanita Ryosai
Kenbo (istri yang baik, ibu yang bijaksana).[15]

Wanita ditekankan memiliki sebagian besar tanggung jawab di lingkungan domestik dan pemeliharaan
anak.[16]Gender menghubungkan kekuasaan pria terutama di dalam kebudayaan yang menjalankan
patriarkat dengan otonomi wanita yang dibatasi. Pria yang menguasai pemerintahan, hukum,
pendidikan, ekonomi, menentukan peraturan dan kebijaksanaan suatu masyarakat, wanita dibatasi
untuk bekerja dalam lingkungan domestik karena pria sudah bekerjauntuk mencari nafkah. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Aiko Yosano seorang tokoh wanita yang lahir di Zaman Meiji. Salah satu faktor yang
mengakibatkan hal ini adalah kebudayaan, dimana kebiasaan dan keyakinan masyarakat yang sedari dulu
turun temurun hingga sekarang yang mengakibatkan perbedaan gender ini sangat dirasakan
perbedaannya.

Usaha untuk menyamakan dan mensetarakan kaum wanita dengan laki-laki pda Zaman Meiji sudah
dilakukan namun masih mengalami hambatan. Hingga pada akhir Zaman Meiji muncul pemikiran
sosialisme yang mendasari pemikiran wanita yang ingin melepaskan belengggu dari pemikiran Danson
Johi.Di Zaman Meiji perbedaan antar pria dan wanita diterima sebagai sesuatu yang alamiah dan tidak
dapat dihindari. Wanita sebagai istri dan ibu menciptakan harmoni dan memelihara keberlangsungan
kehidupan rumah tangga. Sebaliknya wanita menjadi tergantung kepada pria untuk memperoleh
kebutuhan hidup.

Sesuai dengan tujuan negara Jepang pada saat itu untuk membangun industrialisasi dan membentuk
militer yang kuat, peran wanita mulai dikembangkan dan semakin diperjelas dengan adanya Ryosai
Kenbo.[17]

Jepang Pada Zaman Modern

Jepang mendirikan partai politik yang dapat dikategorikan sebagai partai politik modern pertama yaitu
pada tahun 1881 dengan nama Riken Jiyuto (constutional Liberal Party) dibawah pimpinann Taisuke
Itagaki dan Shojiro Goto.[18] Bidang ekonomi khususnya pertanian, disini peran wanita semakin jelas
karena hampir 60% tenaga buruh wanita bekerja dalam bidang pertanian ini. Pertanian juga menjadi
industri utama di jepang dan kira-kira 36.000.000 tenaga buruh yang terdapat di Jepang, sebesar 45%
memperoleh kehidupannya melalui pertanian ini. Selain bidang pertanian yang condong kepada padi,
mereka juga melakukan pemberdayaan lain pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Kesukaan rakyat
Jepang akan buah-buahan dan sayur-sayuran melebihi kesukaan mereka akan daging.[19] Jepang juga
dari tahun 1956 telah mengekspor bibit tulip dan lily,ia juga mengekspor bibit sayuran dan bunga. Teh
juga salah satu komoditi ekspor Jepang yang unggul, jepang dalam mengolah teh sudah 95 %
menggunakan mesin dan 5 % menggunakan tangan.

Jepang yang dikelilingi oleh lautan menjadikan kegiatan penangkapan ikan sebagai mata pencaharian
dan sekaligus menjadi salah satu komoditi ekspor. Pertambangan batu bara menduduki tempat yang
paling penting dalam roda perindustrian negeri ini. Pada tahun 1957 terjadi peningkatan permintaan
terhadap batu bara yang mencapai hingga 5 juta ton. Hal ini disebabkan oleh adanya penanaman alat-
alat dalam tahun 1956 yang mencapai angka US$ 2.800.000.[20]
Industri besi dan baja Jepang terhitung yang terbesar di dunia. Setidaknya dalam suatu waktu tertentu
negara ini adalah penghasil besi utama di Asia. Dari struktur perindustrian Jepang, industri besi dan baja
ini menempati kedudukan yang sangat penting, karena 10 % dari seluruh aktivitas perindustrian Jepang
terdiri dari industri ini, yang hanya diatasi oleh industri listrik.[21]Industri besi dan baja ini merupakan
barang modal yang membangun dasar perekonomian nasional dan juga besi dan baja ini sifatnya sebagai
barang ekspor.

Industri pembangkit tenaga listrik. Sejak perang dunia berakhir industri pembangkit tenaga listrik Jepang
telah berkembang secara pesat terutama pada 2 atau 3 tahun terakhir. Pada tahun 1951 dihasilkan 9
pusat tenaga listrik di Hokkaido, Tohoku, Tokyo, Chubu, Hokuriku, Kansai, Chugoku, Shikoku, Kyushu.[22]
Pembangunan dam-dam raksasa untuk dapat memenuhi kebutuhan industrinya akan sumber tenaga
listrik turut menjadi bukti kerja keras jepang.

Kemajuan dibidang teknik engineering telah sangat menakjubkan. Seperti contoh yaitu Bendungan
Sakuma yang menjadi bukti nyata dengan tinggi 150 meter serta 1.088.000 m2 beton. Serta contoh lain
yaitu Dam Mihoro yang menjadi satu-satunya dam yang cara pembuatannya dilaksanakan dengan jalan
mengisi karang (rock-fill). Teknik mesin yang digunakan oleh Jepang sudah sangat maju sehingga dewasa
ini tidak kalah apabila disejajarkan dengan buatan eropa dan Amerika.

Jepang mencoba menggunakan dan mendirikan perusahaan tenaga atom. Perusahaan tenaga atom
pertama didirikan pada tahun 1957. Sejak tahun 1900 di Jepang mulai dibangun perusahaan pengumpul
tenagadiberbagai tempat dengan tujuan untuk menggunakan manfaat sumber-sumber tenaga air,
kegiatan ini dipusatkan pada pembuatan generator.[23]

Industri kendaraan bermotor telah memperoleh kemajuan dalam beberapa tahun terakhir produksi
Jepang yaitu mobil penumpang dan truk mulai mendapat pasaran di dunia. Teknik-teknik pembuatan
mobil Jepang dikatakan telah mencapai tingkatan teknik yang tertinggi di dalam dunia mobil. Pada masa
ini harga pasaran mobil yang murah sedang memasuki pasaran Amerika Selatan dan Asia Tenggara, dan
tampaknya telah berhasil bersaing dengan kendaraan-kendaraann buatan Amerika Serikat dan Eropa.
Dan untuk di Indonesia sendiri perusahaan-perusahaan mobil milik jepang sangat membanjiri pasaran
Indonesia, termasuk dengan konsumennya yang banyak menggunakan produk buatan Jepang.
Pada tahun 1956 Jepang telah dibanjiri pesanan kapal dari berbagai negara. Walaupun pada waktu itu
pembuatan kapal di Jepang telah menurun namun kedudukannya diantara negara-negara pembuat kapal
masih pada bagian teratas.

Sejarah radio di Jepang sudah dimulai sejak tahun 1925 awalnya berupa siaran pemerintah, namun
karena kejemuan masyarakat beralihlah radio menjadi sarana hiburan yang menarik. Tv ini kerap kali ada
pandangan bahwa TV memberikan efek-efek yang beracun bagi pendidikan, kesehatan dan beberapa
anggapan TV itu membawa Jepang kedalam suatu masyarakat yang tidak bertanggung jawab, nah
pemerintah untuk mencegah isu-isu tersebut membuat TV dengan tayangan-tayangan yang bersifat
kebudayaan.

Peran industri tekstil tidak bisa dianggap sepele, karena salah satu industri yang pertama kali muncul
adalah industri tekstil. Jepang telah mampu mengekspor sutra mentah (raw silk) dan tekstil dari benang
kapas (cotton piece goods) dengan harga yang murah. Sesungguhnya jepang merupakan negara pertama
dengan ekspor sutra mentah.

Jepang mulai mengikuti jejak-jejak dunia barat pada bagian kedua abad ke 19 dan semangat baru
ditiupkan ke dalam kesusastraan Jepang yang telah ada pada waktu itu. Kesusastraan modern Jepang
dalam lapangan prosa, sajak, drama, kritik nampakanya berusaha untuk menyatukan filosofi dan teknik
yang telah dicapai di benua eropa sejak perkembangan kemanusiaan beberapa ratus tahun yang lalu.
Penulis Jepang sendiri telah mampu menggali perubahan dan menyesuaikan dengan jiwa dan semangat
serta emosi Jepang.

Sejak Jepang muncul sebagai negara yang modern pada akhir 1860, segala macam musik barat telah
dipopulerkan termasuk komposisi, vocal, dan musik instrument, opera dan ballet.[24]

Teknologi Jepang Dan Faktor Keberhasilannya

Mobil Jepang sekarang sangat populer di Amerika Serikat, penyebabnya adalah karena pemakaian bensin
yang hemat jika dibandingkan dengan mobil-mobil Amerika model besar, selain itu juga karena
konstruksinya yang sangat cermat, dan dikerjakan dengan keterampilan sangat teliti, serta yang tak kalah
penting yaitu harga yang ditawarkan begitu murah jika dibandingkan dengan harga yang bandrol
dipasaran Amerika.[25] Keahlian Jepang yang lain yaitu memadukan proses dan produk. Bakat yang luar
biasa dalam mencampur dan menggabungkan berbagai unsur yang sangat berbeda, sebagaimana yang
terlihat kemampuan Jepang dalam mengkombinasikan unsur-unsur tradisional dan barat dalam
kebudayaannya sendiri yang modern. Bakat luar biasa Jepang dalam memadukan proses dan produk
adalah inti dari teknologinya yang sekarang.[26]

Faktor utama yang memungkinkan Jepang untuk memadukan berbagai teknologi adalah keterbukaan
struktur intern perusahaannya. Pada perusahaan Jepang terjalin komunikasi hubungan kerja antara
orang-orang dari berbagai keahlian dan dari berbagai bagian terjalin sangat lancar, sehingga tercapailah
tingkat kerjasama antar bagian yang tinggi. Ini adalah bukti kemanjuran sistem upah yang diterapkan
oleh perusahaan-perusahaan besar Jepang. Kenyataan bahwa teknisi Jepang luwes dan tidak terikat
pada bidang spesialisai pokoknya, merupakan faktor lain yang memungkinkan mereka terampil dalam
memadukan berbagai teknologi. Kekuatan teknologi Jepang yang lain adalah hubungan yang erat antara
pengembang, desain, dan bidang produksi.[27]

Sebuah keunikan dari Jepang adalah tradisi kebudayaannya tidak terganggu meski mengadopsi beberapa
kebudayaan barat. Jepang selalu memilih produk kebudayaannya sendiri dan yang cocok dengan
tujuannya sendiri, mempelajari dan menyerap yang dianggap saja tanpa menyertakan cara berpikir dan
falsafahnya,sehingga pada zaman modern Jepang telah memperkenalkan teknologi mereka tanpa
mengimpor modal mereka.

Kesimpulan

Perkembangan teknologi Jepang sudah berlangsung lama dan semakin menunjukkan jati diri mereka di
kancah internasional. Teknologi berawal dari sains dan ilmu pengetahuan yang mana Jepang dapatkan
melalui usaha kerasnya mempelajari ilmu pengetahuan negara-negara barat. Jepang tidak main-main
dalam mengubah negaranya yaitu dari politik sakoku yang telah ia jalankan selama hampir 2 abad.
Modernisasi yang dilakukan Jepang tidak semata-mata berjalan dengan lancar, dibalik perubahan
besarnya itu negeri sakura ini mengalami konflik intern, namun tidak membuatnya lantas pesimis dan
menyerah. Dalam melakukan perubahan besar-besaran pastinya ada dampak dan resiko tersendiri,
namun Jepang membuat dunia tercengang dan terpana akan kemajuan yang sangat luar biasa itu.

Faktor utama yang mendorong Jepang melakukan perubahan di segala aspek adalah cerminan dalam diri
setiap warganya yang bertekad tidak ingin menjadi negara jajahan. Sikap nasionalisme yang muncul
inilah yang membuat Jepang kembali bersinar seperti julukannya “negara matahari terbit”. Keberhasilan
modernisasi inipula tidak bisa lepas dari gebrakan baru Jepang yang mengganti sistem pemerintahannya,
yang kita kenal dengan Restorasi Meiji.
Restorasi Meiji inilah yang memulai modernisasi Jepang. Banyak perubahan di segala bidang pada masa
ini, hingga membawa dampak dimasa sekarang. Jepang telah bisa sejajar dengan negara barat, yang
membuatnya semakin dipandang dan dibicarakan hampir di seluruh belahan dunia.

Ketakjuban mengenai Jepang tidak tertuju pada teknologinya saja yang semakin canggih dan banyak
diekspor ke berbagai negara, namun struktur masyarakat dan kebudayaannya juga patut diacungkan
jempol. Tidak hanya berhasil memodernisasi teknologinya, namun Jepang juga berhasil memutuskan
kelas-kelas sosial yang menghambat proses modernisasinya dan ia juga berhasil menjaga keutuhan
budaya yang melekat sedari dulu.

Berbeda dengan kebanyakan negara yang melakukan modernisasi kemudian menghilangkan budaya
aslinya dan terganti oleh budaya yang mereka adopsi, Jepang tidak melakukan hal itu, hingga saat ini
masih memegang adat istiadat dan budaya asli mereka. Inilah yang menjadi point penting mengenai
kemajuan Jepang. Jepang beranggapan bahwa negara yang tidak memiliki jati diri bangsa tidak akan
dihargai dan dihormati negara lain. Bukti bahwa Jepang sangat serius dalam menjaga harkat dan
martabatnya. Budaya Jepang seakan tetap melekat dan menjadi ciri khas negaranya. Jepang memang
sudah menerapkan sistem perubahan yang patut dicontoh oleh Indonesia. Sistem perubahan yang
mengadopsi berbagai ilmu dari barat dengan kombinasi budaya timurnya yang tetap melekat. Karena
Jepang hanya mengambil ilmu-ilmu yang diperlukan saja dalam mencapai modernisasi negaranya,
mengenai pikiran dan falsafah barat tidak diterapkan ke dalam budayanya.

Teknologi yang semakin canggih harus dibarengi dengan kebudayaan asli yang melekat pada suatu
negara. Jepang bisa dikatakan telah berhasil memodernisasi negaranya disumbang dengan bantuan di
bidang pendidikan yang telah berhasil menggebrak sistem pendidikan kuno dan statis.

Anda mungkin juga menyukai