Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

Pengertian Komunikasi Efektif Menurut Para Ahli

Saul W. Gellerman, (1983: 66)

Komunikasi bisa disebut efektif jika suara pesan: Diterima oleh pendengar yang

dimaksud. Diinterpretasikan dengan cara yang pada dasarnya sama oleh penerima dan si

penerima. Diingat dalam jangka waktu yang cukup lama, dan Digunakan jika timbul

keadaaan yang tepat. Keempat dari unsur ini penting sekali, dan jika salah satu tidak ada,

maka komunikan tidaklah efektif. Dengan demikian, komunikasi hanya akan efektif jika

memberikan pengaruh bagi perilaku.

Menurut Jimmy Sentoso dalam www. Sinarharapan.co.id, 2003, 9 Febuari

“Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam

satu kata, yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti

merengkuh atau meraih”.

Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect.

Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita.

Dengan sikap ini kita belajar untuk berhenti sejenak agar tidak mementingkan diri

kita sendiri akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan

informasi yang telah disampaikan kita berusaha untuk memahami orang lain dan

menjaga sikap bahwa kita memang butuh akan informasi tersebut.

Hukum kedua adalah Empati

Yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang

dihadapi oleh orang lain. Dalam hal ini kita berusaha untuk memahami sikap
seseorang serta ikut dalam kondisi yang sedang dialami oleh seseorang tersebut,

sehingga hubungan emisional pun akan lebih mudah terjalin. Biasanya orang akan

lebih senang berkomunikasi dengan orang yang bisa membuat perasannya nyaman.

Arti nyaman di sini adalah lebih pada perhatian dan pengertian seseorang dalam

memahami sikap orang lain.

Hukum ketiga adalah Audible.

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.

Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:

Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti

Fokus pada informasi yang penting

Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut

Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda

Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul

Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan(backup). (Ibid, 9 Februari 2007).

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif

memerlukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis, serta

cepat tanggap tehadap situasi dan kondisi yang ada.

Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (Clarity).

Kejelasan dari pesan dibutuhkan adanya simbol atau isyarat, bahasa yang baik,

penegasan kata dsb. Untuk itu agar lebih jelas kita perhatikan uraian di bawah ini.

Cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:

Tentukan goal yang jelas

Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita


Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai

Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan

Pesan yang disampaikan harus fleksibel. (Ibid, 9 Februari 2007)

Berdasarkan uraian bahwa untuk menyampaikan pesan tidak bisa hanya sekali saja,

akan tetapi harus berulang kali, karena sifat dari pesan atau informasi biasanya

informasi yang lama akan kalah dengan informasi yang baru. Agar pesan yang lama

tersebut tidak dilupakan maka perlu diingatkan kembali. Maka dari itu, ketika

menyampaikan sebuah pesan diusahakan semenarik mungkin, sehingga kesan dari

pesan tersebut mampu bertahan lama.

Hukum kelima dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble)

Sikap seperti ini berarti juga tidak sombong, karena dengan kerendahan hati,

seseorang akan lebih menghargai seseorang baik sikap, tindakan serta perkatannya.

Dengan sikap seperti ini juga akan lebih memudahkan seseorang untuk

menyampaikan pesan, karena pada dasarnya sikap seperti ini lebih mengutamakan

kepentingan orang lain dari pada kepentingannya sendiri. Karena sikap ini lebih

kepada bagaimana memahami orang lain, bukannya bagaimana orang lain

memahami kita

Konsep Keluarga

Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan

kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga

(Friedman, 2010). Status sehat atau sakit anggota keluarga akan saling mempengaruhi

keseluruhan keluarga dan interaksinya. Karena itu, pengaruh status sehat atau sakit terhadap

keluarga dan dampak status sehat atau sakit keluarga saling terkait. Keluarga cenderung menjadi
pemicu masalah kesehatan anggotanya dan sekaligus menjadi pelaku dalam menentukan masalah

kesehatannya. Menurut Campbell (2000) cit Friedman (2010), keluarga bepengaruh besar pada

kesehatan fisik anggota keluarganya. Selain itu keluarga cenderung terlibat dalam pengambilan

keputusan dan proses terapi pada setiap tahapan sehat dan sakit anggota keluarga.

Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah

terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan

keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998) :

Mengenal masalah

Membuat keputusan tindakan yang tepat

Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

Fungsi Komunikasi Antar Perawat dengan Keluarga

Meningkatkan interaksi antara perawat, pasien, dan keluarga pasien.

Mengurangi keraguan dan kecemasan keluarga pasien terhadap kondisi pasien, proses

parawatan untuk pasien, proses rawat inap pasien (misal: di unit perawatan intensif), dll.

Misalkan jika ada berita buruk seperti pasien meninggal atau Pada saat awal diagnosis buruk,

perawat secara aktif berpartisipasi dalam memberikan informasi, mengklarifikasi

informasi medis, dan mendengarkan tanggapan pasien dan keluarga mereka mengevaluasi
pilihan pengobatan. Selama perawatan aktif seperti kemoterapi, perawat merupakan kunci

dalam mendengarkan kekhawatiran pasien dan gejala dan pasien pembinaan untuk

berbagi keprihatinan ini. Pada penyakit kambuhan atau stadium akhir atau bagi mereka

mendekati akhir hidup, berkomunikasi tentang keputusan dari keprihatinan yang

signifikan sangat penting.

Dapat memberikan pendidikan atau ilmu tambahan kepada keluarga tentang kesehatan.

Mendukung pasien untuk segera sembuh dari sakitnya.

Tahapan Komunikasi Terapeutik dengan Keluarga Pasien

Dalam komunikasi terapeutik terdapat beberapa tahapan menurut Nasir A dkk (2011)

yaitu:

Prainteraksi

Tahap ini disebut juga tahap apersepsi dimana perawat menggali lebih dahulu

kemampuan yang dimiliki sebelum berhubungan dengan keluarga pasien (Nasir A dkk,

2011). Proses ini membantu menghindari terjadinya stereotip pada keluarga klien dan

membantu perawat untuk berpikir mengenai nilai atau perasaan pribadi (Potter & Perry,

2005).

Orientasi

Pada tahap orientasi perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh keluarga

pasien dan memvalidasinya. Sehingga perawat dituntut memiliki keahlian yang tinggi

dalam menstimulasi keluarga pasien agar mampu mengungkapkan keluhan yang

dirasakan secara lengkap dan sistematis serta objektif (Nasir A dkk, 2011).

Kerja
Pada tahap ini, perawat berupaya untuk mencapai tujuan selama fase orientasi. Perawat

dan keluarga pasien bekerja bersama. Hubungan berkembang dan menjadi lebih fleksibel

ketika keluarga pasien dan perawat memiliki keinginan untuk berbagi perasaan dan

mendiskusikan masalah. Jika fase bekerja berhasil, keluarga pasien dapat bertindak

berdasarkan ide dan perasaan (Potter & Perry, 2005). Pada tahap ini pula perawat

berperan untuk mengatasi kecemasan keluarga pasien (Nasir A dkk, 2011).

Terminasi

Selama fase orientasi, perawat mengatakan pada keluarga klien kapan ia memperkirakan

berakhirnya hubungan. Ketika pemutusan terjadi, keluarga pasien tidak seharusnya

terkejut. Dengan tetap memperhitungkan keberhasilan hubungan, keluarga pasien harus

siap untuk berfungsi secara efektif tanpa dukungan perawat (Potter & Perry, 2005).

Penerapan Komunikasi Efektif pada Keluarga Pasien

Dalam perawatan pasien di rumah sakit tidak hanya terbentuk hubungan antara perawat

dengan pasien saja tetapi juga terdapat hubungan antara perawat dengan keluarga pasien karena

keluarga juga berperan dalam pemulihan kondisi pasien. Dengan demikian maka perlu adanya

komunikasi yang baik antara perawat dengan keluarga pasien yang berhubungan dengan kondisi

pasien.

Banyak jenis kondisi yang dialami pasien dan untuk menyelesaikan kondisi tersebut

sangat diperlukan adanya komunikasi antara perawat, pasien dan keluarga pasien. Disini kami

berikan dua contoh kondisi yaitu untuk pasien jiwa dan pasien end-of-life. Berikut adalah

penjelasannya :

Pasien jiwa
Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan teknik komunikasi pada saat perawat

melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau pemberian pendidikan

kesehatan kepada keluarga juga dilakukan secara bertahap, meliputi tahap :

Permulaan hubungan perawat dengan keluarga

Interaksi perawat – keluarga dimulai dengan perkenalan, membina hubungan saling

percaya, dan dilanjutkan dengan pengkajian pengalaman keluarga dalam merawat pasien

sehingga dapat ditetapkan pendidikan kesehatan keluarga.

Pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga dalam merawat pasien

Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab, simulasi

tentang cara merawat anggota keluarga yang sakit.

Penerapan cara merawat pasien

Pada pertemuan ini dilaksanakan dengan melibatkan keluarga tentang cara merawat

pasien dirumah. Metode yang paling banyak digunakan adalah demonstrasi dan

redemonstrasi.

Peran keluarga merawat pasien di rumah – masyarakat (follow up care)

Jika pasien dan keluarga telah memiliki kemampuan merawat pasien secara mandiri maka

perlu dibuat jadwal kunjungan rumah secara periodik. Misalnya setiap bulan untuk

mengevaluasi kondisi dan kemampuan pasien serta keluarga.

Pasien end-of-life

Persiapan diskusi

Persiapan awal:

Pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakitnya

Tujuan diskusi
Perencanaan waktu, lokasi dan setting:

Memberikan bimbingan kepada pasien/keluarga tentang penyakit pasien sedini

mungkin

Ruangan yang pribadi dan tenang

Orang-orang yang hadir:

Keluarga, teman, staf, interpreter

Sangat penting mengadakan persiapan awal dalam diskusi dan sangat penting juga

memberikan bimbingan kepada pasien/keluarga tentang penyakit pasien sedini mungkin

karena hal tersebut dapat membangun hubungan saling percaya antara perawat dan

pasien/keluarga, dan memberikan waktu kepada pasien untuk mempertimbangkan kebutuhan

dan nilai mereka.

Memahami pasien dan keluarga dengan cara mempunyai informasi tentang proses

penyakitnya. Pasien mungkin mempunyai banyak pertanyaan mengenai terapi dan prognosis

penyakitnya, maka dari itu perawat harus mempunyai banyak informasi tentang hal tersebut.

Memikirkan tindak lanjut penanganan dalam diskusi tersebut, apakah dalam diskusi

tersebut menghasilkan keputusan dari pasien/keluarga untuk tindak lanjut perawatannya

ataukah kita sebagai perawat hanya menyampaikan berbagai informasi mengenai penyakit

pasien sehingga pasien/keluarga berpikir dahulu dan belum memutuskan sesuatu.

Diskusi

Memperoleh pemahaman dan nilai pasien/keluarga

Menggunakan bahasa yang dimengerti pasien/keluarga

Menyelaraskan sudut pandang antara perawat dengan pasien/keluarga


Melakukan pengulangan untuk menunjukkan bahwa kita (perawat) mendengarkan apa

yang telah disampaikan oleh pasien/keluarga

Memahami emosi serta kesulitan pasien/keluarga

Melakukan feedback untuk menunjukkan empati

Bertoleransi

Diskusi dalam tahap ini bertujuan untuk menyelaraskan sudut pandang antara perawat

dengan pasien/keluarga. Jika terdapat perbedaan antara pasien/keluarga dengan perawat, maka

diskusi ditujukan untuk berbagi pemahaman. Dengan menanyakan pengalaman masa lalu

merupakan cara yang baik untuk memulai sebuah komunikasi.

Akhir diskusi

Tercapai pemahaman umum

Jangan meninggalkan pasien/keluarga ketika merasa sepi

Menanyakan kepada pasien/keluarga jika pasien/keluarga tersebut ada yang ingin

ditanyakan

Rencana tindak lanjut:

Kapan Anda akan bertemu lagi?

Bagaimana menghubungi Anda?

Memikirkan bagaimana untuk mengakhiri diskusi sehingga dapat mencapai

pemahaman umum merupakan hal yang penting dalam berdiskusi antara perawat dengan

pasien/keluarga. Selain itu, hal yang penting lainnya adalah menanyakan kepada

pasien/keluarga apakah ada pertanyaan yang ingin ditanyakan dan mengembangkan

rencana untuk tindak lanjut (kapan dan bagaimana jika akan bertemu kembali ketika ada

hal yang ingin didiskusikan lagi).


Dalam hal berkomunikasi dengan keluarga pasien pada pasien yang sedang

mengalami penarikan dukungan kehidupan dalam kaitannya dengan end of life pasien,

maka komunikasi dengan keluarga pasien adalah fokus pada apa yang menjadi keinginan

pasien bukan apa yang diinginkan keluarga untuk pasien sehingga kebutuhan pasien

dapat terpenuhi secara tepat.


Tips Untuk Berkomunikasi dengan Keluarga

Ada beberapa tips untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien. Tips-tips tersebut antara

lain :

Luangkan waktu anda

Jelaskan segala sesuatunya dengan jelas dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti

Minta keluarga pasien untuk mengulang informasi dan instruksi yang telah kita berikan kepada

mereka dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Jika mereka tidak mengerti,

temukan cara lain untuk menjelaskan informasi dan instruksi sampai mereka memahami

apa yang kita sampaikan.

Bila perlu gunakan jasa penerjemah bahasa jika kita tidak mengerti bahasa yang diucapkan

keluarga pasien dan bahasa utama mereka bukan bahasa inggris (tidak mengerti bahasa

inggris).

Gunakan batasan ketika berkomunikasi (berdiskusi) dengan keluarga pasien dengan

menggunakan Ask Me Three , antara lain :

Apa masalah utama saya?

Apa yang harus saya lakukan?

Mengapa penting bagi saya untuk melakukan ini?

Waktu yang Tepat untuk Perawat Berkomunikasi dengan Keluarga Pasien

Jika pasien ada dan memiliki kapasitas untuk membuat keputusan perawatan kesehatan,

penyedia perawatan kesehatan dapat mendiskusikan informasi kesehatan pasien dengan anggota

keluarga, teman, atau orang lain jika pasien setuju atau, ketika diberi kesempatan, tidak

keberatan. Sebagai contohnya, Seorang perawat dapat mendiskusikan status kesehatan pasien
dengan saudara pasien jika dia memberitahu pasien dia akan melakukannya dan pasien tidak

keberatan. Namun seorang perawat tidak dapat mendiskusikan kondisi pasien dengan saudara

pasien jika pasien telah menyatakan dia tidak ingin keluarganya tahu tentang kondisinya.

Jika pasien tidak hadir atau tidak mampu, penyedia perawatan kesehatan dapat berbagi

informasi pasien dengan keluarga, teman, atau orang lain selama menentukan penyedia layanan

kesehatan, berdasarkan penilaian profesional, bahwa itu adalah demi kepentingan terbaik pasien.

Contoh Komunikasi Efektif dalam Hubungan Interpersonal Perawat dengan

Keluarga Pasien

Perkenalan

Seorang perawat diminta untuk memperkenalkan diri di hadapan keluarga pasien. Pasien

saat sakit biasanya ditemani oleh keluarganya. Peran keluarga di sini sebagai perantara.

Tahap pertama untuk mendapatkan komunikasi yang efektif antara seorang perawat

dengan keluarga pasien adalah perawat akan menanyakan status keluarga apakah orang yang

bersama pasien merupakan keluarga pasien.

Kemudian perawat akan memberikan beberapa pertanyaan yang berorientasi seputar

identitas pasien dan ada hubungan apa antara pasien dengan keluarga. Maksudnya adalah apakah

orang yang bersama pasien merupakan orangtua, suami/istri, kakak/adik, dan lain sebagainya.

Keluhan

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif. Perawat pada tahapan ini

memberikan beberapa pertanyaan yang kemudian akan dijawab oleh keluarga pasien apabila

pasien diantar dengan keluarganya. Namun perawat juga dapat menanyakannya langsung dengan

pasiennya apabila pasien tidak mengalami sakit yang parah.


Komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan keluarga pasien ini akan dicatat atau

direkam seputar data-data dari pihak pasien yang kemudian akan dilakukan proses pemeriksaan

oleh dokter. Perawat hanya bertugas membantu dokter dalam bekerja.

Permasalahan

Permasalahan adalah tahap ketiga untuk mencapaik komunikasi yang efektif antara

perawat dengan keluarga pasien. Permasalahan yang dimaksud adalah penyakit yang diderita

oleh pasien. Permasalahan inilah yang menjadi pembahasan utama untuk berkomunikasi dengan

keluarga pasien.

Apabila pasien mengalami permasalahan kesehatan yang cukup berat maka dokter akan

memberikan tindakan untuk mencapai kesembuhan pasien. Perawat akan memiliki peran penting

pada tahap ini. Perawat akan memberikan informasi kepada keluarga psien apabila dibutuhkan

sebuah tindakan dari pihak rumah sakit.


Solusi

Solusi yang diberikan oleh seorang dokter dalam permasalahan pasien adalah

memberikan sejumlah tindakan seperti merawat pasien di ruang inap apabila pasien harus

dirawat intensif. Dokter juga dapat mengandalkan perawat untuk membantunya dalam proses

penyembuhan pasien.

Solusi yang diberikan harus dengan persetujuan pihak keluarga pasien. Komunikasi ini

menjadi lebih efektif karena semua proses maupun tahapan dilakukan dengan menggunakan

prosedur yang telah diberikan dari pihak rumah sakit. Peran perawat untuk berinteraksi dan

mengakrabkan diri ke keluarga pasien.

Memberikan motivasi

Ketika seorang pasien menderita penyakit serius maka seorang perawat bertugas

menenangkan keluarga pasien yang dirundung kecemasan.

Peran perawat lainnya adalah memotivasi seorang pasien yang tengah menderita penyakit

serius itu. Memberikan motivasi positif akan membangkitkan semangat pasien untuk sembuh dan

menenangkan keluarga pasien juga menjadi salah satu bentuk komunikasi efektif antara perawat

dengan keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai

  • Anatomi Dan Fisiologi Sistem Persyarafan PDF
    Anatomi Dan Fisiologi Sistem Persyarafan PDF
    Dokumen28 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi Sistem Persyarafan PDF
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Iptek 2
    Iptek 2
    Dokumen3 halaman
    Iptek 2
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Komkep
    Komkep
    Dokumen3 halaman
    Komkep
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Standar Obat
    Standar Obat
    Dokumen1 halaman
    Standar Obat
    Anty Hipu
    Belum ada peringkat
  • Karakteristik Meningitis
    Karakteristik Meningitis
    Dokumen3 halaman
    Karakteristik Meningitis
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen31 halaman
    Attachment
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Iptek Jepang1
    Iptek Jepang1
    Dokumen12 halaman
    Iptek Jepang1
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Iptek Jepang1
    Iptek Jepang1
    Dokumen12 halaman
    Iptek Jepang1
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Standar Obat
    Standar Obat
    Dokumen1 halaman
    Standar Obat
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Proses Penularan Infeksi Nosokomial
    Proses Penularan Infeksi Nosokomial
    Dokumen4 halaman
    Proses Penularan Infeksi Nosokomial
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen2 halaman
    Meningitis
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Mult
    Komunikasi Mult
    Dokumen5 halaman
    Komunikasi Mult
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • KOLINERGIKidk
    KOLINERGIKidk
    Dokumen5 halaman
    KOLINERGIKidk
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Standar Obat
    Standar Obat
    Dokumen1 halaman
    Standar Obat
    Anty Hipu
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen31 halaman
    Attachment
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen10 halaman
    Attachment
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak
    Askep Anak
    Dokumen6 halaman
    Askep Anak
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Standar Obat
    Standar Obat
    Dokumen1 halaman
    Standar Obat
    Anty Hipu
    Belum ada peringkat
  • Peran+pemeriksaan Jantung
    Peran+pemeriksaan Jantung
    Dokumen25 halaman
    Peran+pemeriksaan Jantung
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen31 halaman
    Attachment
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen2 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen2 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen7 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Farm A Kodi Namik
    Farm A Kodi Namik
    Dokumen12 halaman
    Farm A Kodi Namik
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen7 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen1 halaman
    Faktor
    Ai maesyaroh
    Belum ada peringkat