Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA SIKAP WANITA USIA SUBUR (Usia 20-35 Tahun) TERHADAP

PERILAKU PENCEGAHAN SERVISITIS DENGAN PEMERIKSAAN


SKRINING DI KELURAHAN KALIBANTENG KULON
LEBDOSARI SEMARANG TAHUN 2013

THE RELATIONS BETWEEN FERTILE WOMEN ATTITUDE (AGE 20-35 YEARS) TO


CERVICITIS PREVENTION BEHAVIOR WITH SCREENING CHECKUP IN
KALIBANTENG KULON DISTRICT LEBDOSARI SEMARANG

Freya Nazera Iskandar1), Dewi Puspitaningrum2), Lia Mulyanti3)


1)2)3)
Program Studi DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang
Email : b1d4n_unimus06.yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang : Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang
tidak dirawat atau infeksi karena hubangan seksual. Pada beberapa penyakit kelamin seperti gonore, sifilis, ulkus mole,
granuloma inguinal dan tuberculosis dapat ditemukan radang pada serviks. Kasus servisitis menurut data hasil jumlah
grafik penderita IMS yang berobat di rumah sakit kota semarang dari tahun 2005- 2010 berada pada peringkat
pertama sebanyak 5111 jiwa. Puskesmas Lebdosari Kota Semarang memiliki kasus servisitis tertinggi, pada tahun
2012 kasus servisitis sebanyak 356 jiwa (66,9%) sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 129 jiwa (24,24%).
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara sikap wanita usia subur (usia 20 – 35 tahun) terhadap perilaku
pencegahan servisitis dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang.
Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi
sebanyak 532 wanita usia subur dengan sampel 84 responden di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang
RW 2, RW 3 dan RW 4 dengan menggunakan kuisioner wawancara. Teknik sampling yang di gunakan berupa
Probablity Sampling dengan Simple Random Sampling menggunakan metode teknik undian. Analisa data dilakukan
secara univariat dan bivariat.
Hasil : Berdasarkan hasil UjiChi Square di dapatkan nilai X2 sebesar 19,931 dengan p value sebesar (0,000) < α
(0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antar sikap wanita usia subur (usia 20 – 35 tahun)
terhadap perilaku pencegahan servisitis dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari
Semarang.
Kesimpulan : Ada hubungan antara sikap wanita usia subur ( usia 20 – 35 tahun ) terhadap perilaku pencegahan
servisitis dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang.

Kata kunci : Sikap, Perilaku Pencegahan, Servisitis, Wanita Usia Subur

ABSTRACT

Background : Cervicitis is an infection that is caused by little injury of former childbirth or sexual intercourse. In
several venereal disease like gonore, sifilis, ulkus mole, granulomainguinal and tuberculosis are found inflammation
cervix. Based on data graph of IMS these suffer of cervicitis case from 2005 - 2010 there are 5111 people repent in
semarang hospital. The highest cervicitis case in Puskesmas Lebdosari, in 2012 year there are 356 people (66,9%) and
129 people (24,24%) in 2013 year. Purpose : To know the relations between fertile women attitude (age 20 – 35 years)
to cervicitis prevention behavior with screening checkup in Kalibanteng Kulon district Lebdosari Semarang. Method :
This research is analytic research with cross sectional approach. The population are 532 fertile women with sample 84
respondents in Kalibanteng Kulon district Lebdosari Semarang RW 2, RW 3, and RW 4 by interview questionnaire.
Probability sampling is used in this research with simple random sampling by lottery technique sampling. Data anlysis
use univariate and bivariate. Result : Based on Chi Square test gets score X2 19,931 with p value (0,000) < α (0,05). It
means there is relations between fertile women attitude (age 20 – 35 years) to cervicitis prevention behavior with

http://jurnal.unimus.ac.id
screening checkup in Kalibanteng Kulon district Lebdoasari Semarang. Conclusion :There isrelations between fertile
women attitude (age 20 – 35 years) to cervicitis prevention behavior with screening checkup in Kalibanteng Kulon
district Lebdosari Semarang.

Keyword : Attitude, Prevention behavior, Cervicitis, Fertile women

PENDAHULUAN

Servisitis merupakan infeksi pada trikomoniasis (174 juta) (Prawirohardjo, 2005


serviks uteri sering terjadi karena luka kecil : 292).
bekas persalinan yang tidak dirawat atau Berdasarkan laporan Rumah Sakit
infeksi karena hubungan seksual Kota Semarang tahun 2011 terdapat 5
(Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular jenisIMS yang meningkat jumlah kasusnya,
didapat secara seksual dapat menyebabkan yaitu Candidiasis dari 297 menjadi 333
servisitis (Brooker, 2008 : 214). Jika serviks kasus,Condyloma acuminata dari 98 menjadi
sudah terinfeksi maka akan mempermudah 126 kasus, Non Gonococcal Urethritis (NGU)
pula terjadinya infeksi pada alat genitalia dari 19 menjadi 33 kasus,Herpes genitalis dari
yang lebih tinggi lagi seperti uterus, tuba atau 23 menjadi 52 kasus dan Trichomonas
bahkan sampai ke ovarium dan karena itu urethralis dari tidak adakasus menjadi 7
fungsi genitalia sebagai alat reproduksi bias kasus. (Dinas Kesehatan Kota Semarang,
terganggu atau bahkan tidak bias difungsikan 2011).
(Fauziyah, 2012 : 105). Menurut data hasil jumlah grafik
Servisitis disebabkan oleh infeksi penderita IMS yang berobat di rumah sakit
menular seksual (IMS), jamur, dan bakteri kota semarang dari tahun 2005 sampai 2010
(Morgan & Hamilton, 2009 : 250). Pada angka kejadian Servisitis berada pada
beberapa penyakit kelamin, seperti gonore, peringkat pertama sekitar 5111 jiwa,
sifilis, ulkus mole dan granuloma inguinal, Candidiasis 1147 jiwa, Bacteri vaginalis 1058
dan pada tuberculosis, dapat ditemukan jiwa, Condyloma 591 jiwa, Herpes simplex
radang pada serviks(Prawirohardjo, 2010). 473 jiwa, Gonore 403 jiwa, Trichomonas
Faktor risiko untuk terkena antara lain vaginalis 112 jiwa, Non Gonococcal
berganti-ganti pasangan seksual, merokok, Urethritis (NGU) 66 jiwa, Sypilis 29 jiwa,
human papilloma virus ( HPV) atau HIV Penyakit radang panggul 24 jiwa,
(Sinclair,2010 : 553). Buboinguinal 10 jiwa, Clamadia 5 jiwa dan
Penyakit servisitis masuk dalam Cancroid 3 jiwa (Dinas Kesehatan Kota
golongan penyakit infeksi menular seksual Semarang, 2010 ).
(IMS). Infeksi menular seksual berupa Berdasarkan klinik IMS di Kota
masalah kesehatan umum yang bermakna di semarang kasus IMS untuk 3 Klinik IMS
sebagian besar negara seluruh dunia. Angka terjadi penurunan kunjungan kasus IMS pada
kejadian IMS diperkirakan cukup tinggi di Bulan Desember jika dibandingkan dengan
banyak negara dan kegagalan untuk BulanJanuari. Klinik IMS Griya ASA turun
melakukan diagnosis serta pengolahan pada sebesar 13% dari 43% menjadi 30%,Klinik
stadium awal dapat menyebabkan komplikasi IMS Puskesmas Mangkang turun 3% dari
dan gejala sisa yang serius (Prawirohardjo, 22% menjadi 19%. Sedangkan di Klinik IMS
2005 : 291). Menurut WHO tahun 1999 Puskesmas Lebdosari turun 27% dari 41%
diperkirakan 340 juta orang terinfeksi oleh menjadi 14% (Dinas Kesehatan Kota
IMS diantaranya, termasuk gonorea (62 juta), Semarang, 2010).
Klamidia (92 juta), sifilis (12 juta), dan Sebagian besar penderita IMS
berdasarkan laporan rumah sakit kota

http://jurnal.unimus.ac.id
semarang adalah perempuan, hal ini dilakukan sebelum penyakit mempunyai
disebabkan karena perempuan mempunyai manifestasi klinis ( Rajab, 2009 : 157).
risiko lebih besar untuk terkena IMS Dari hasil studi pendahuluan yang
dibanding dengan laki-laki. Sedangkan dilakukan terhadap 10 Wanita Usia Subur
menurut golongan umur kasus terbanyak pada (usia 20 – 35 tahun ) berdasarkan hasil
umur 21 - 30 tahun, hal tersebut dapat wawancara tanggal 15 april 2013 di
dimungkinkan karena aktivitas seksual pada Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari
kelompok umur tersebut cukup tinggi (Dinas Semarang didapatkan bahwa responden
Kesehatan Kota Semarang, 2011). mengerti tentang macam-macam infeksi
Berdasarkan dari beberapa macam menular seksual karena pihak Puskesmas
penyakit IMS yang ditemukan di Kota Lebdosari Semarang sering mengadakan
Semarang,Puskesmas Lebdosari memiliki penyuluhan di klinik Puskesmas Lebdosari.
angka kejadian servisitis tertinggi yang Dibuktikan dengan, wanita usia subur paham
terdapat di Kelurahan Kalibanteng Kulon. mengenai servisitis. Dari 10 responden 6
Angka kejadian servisitis umumnya dialami diantaranya mengerti tentang cara
pada wanita usia subur. Pada tahun 2012 pencegahan servisitis dan 4 responden lainnya
angka kejadian servisitis pada wanita usia tidak mengetahui cara pencegahan servisitis
subur ( usia 20-35 tahun) sebanyak 356 jiwa dan tidak melakukan pencegahan servisitis
(66,9 %) sedangkan pada tahun 2013 angka karena sedikitnya kesadaran dari diri sendiri
kejadian servisitis semakin meningkat. Pada dan tidak adanya keluhan pada alat kelamin.
bulan Maret sampai April ditemukan kasus Pada wanita usia subur (usia 20 -35 tahun)
servisitis 24,24 % dari 532 Wanita Usia yang mengerti cara pencegahan servisitis,
Subur sekitar 129 orang yang terdeteksi. mereka melakukan perilaku pencegahan
Kecenderungan meningkatnya servisitis di servisitis dengan pemeriksaan skrining.
Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Pemeriksaan skrining ini di lakukan
Semarang karena pengaruh dari individu berdasarkan dari kemauan diri sendiri dan
wanita usia subur. Mereka beranggapan ajakan dari temen-temen.
servisitis merupakan hal biasa yang terjadi
pada wanita usia subur (usia 20 – 35 tahun) METODE PENELITIAN
(Puskesmas Lebdosari Semarang,2013).
Wanita usia subur adalah wanita yang
Jenis penelitian analitik dengan
usia baik untuk kehamilan berkisar 20 – 35
tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi pendekatan cross sectional. Variabel bebas
wanita telah berkembang dan berfungsi secara yaitu Sikap wanita usia subur (usia 20 – 35
maksimal, begitu juga faktor kejiwaannya tahun) terhadap servisitis, sedangkan variabel
sehingga mengurangi berbagai resiko ketika terikatnya adalah Perilaku pencegahan
hamil (Gunawan,2010:81). servisitis pada wanita usia subur (usia 20 – 35
Perjalanan penyakit ini bisa ditangkap tahun) dengan pemeriksaan skrining. Populasi
lewat skrining ( KOMPAS , 2010).
dalam penelitian ini adalah 532 wanita usia
Pemeriksaan skrining bukan diagnosis pasti
penyakit melainkan deteksi dini, sehingga subur dengan sampel sebanyak 84 wanita usia
apabila menderita penyakit dapat dilakukan subur. Teknik pengambilan sampling yang
pencegahan agar tidak muncul manifestasi digunakan yaitu simple random sampling
klinis atau bila sudah muncul manifestasi yaitu pengambilan anggota sampel dari
klinis dapat ditangani secara dini (Adnyana, populasi dilakukan secara acak tanpa
2012). Tujuan skrining untuk mendapatkan memperhatikan strata yang dalam populasi
keadaan penyakit dalam keadaan dini untuk
memperbaiki prognosis, karena pengobatan

http://jurnal.unimus.ac.id
(Sugiyono, 2012 : 82). Dan uji statistik yang berada di tengah-tengah dimana pada usia ini
digunakan adalah Chi Square. reproduksi telah bekerja dengan baik. Haid
pada masa ini paling teratur dan siklus pada
HASIL DAN PEMBAHASAN alat genitalia bermakna untuk memungkinkan
kehamilan ( Widyastuti, Rahmawati dan
Karakteristik responden Yuliasti Eka ,2009:23).
1. Umur responden 2. Pendidikan responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden rata-rata mempunyai kisaran umur Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan
termuda adalah 20 tahun dan umur tertua wanita usia subur di Kelurahan Kalibanteng Kulon
Lebdosari Semarang
adalah 35 tahun. Pada tabel 1.1 dapat dilihat
bahwa responden sebagian besar kategori
dewasa tengah berumur 31 – 35 tahun Kategori Pendidikan Jumlah Persentase (%)
sebanyak 33 responden (39,3%), kategori Tidak tamat SD 2 2,4%
dewasa awal berumur 20 – 25 tahun sebanyak Tamat SD 16 19,0%
32 responden (38,1%) sedangkan yang Tamat SMP 41 48,8%
lainnya kategori dewasa muda berumur 26 – Tamat SMA 23 27,4%
30 tahun sebanyak 19 orang (22,6 %). Tamat PT 2 2,4%
Total 84 100%
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur wanita
usia subur di Kelurahan Kalibanteng Kulon Lebdosari Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui
Semarang bahwa sebagaian besar responden
berpendidikan tamat SMP sebanyak 41 orang
Kategori Umur Jumlah Persentase (%) (48,8 %) sedangkan yang lainnya
Dewasa awal 32 38,1 % berpendidikan tamat SMA sebanyak 23 orang
Dewasa muda 19 22,6 % (27,4 %), tamat SD sebanyak 16 orang (19,0
Dewasa tengah 33 39,3% %), tamat Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang
Total 84 100%
(2,4 %) dan tidak tamat SD sebanyak 2 orang
(2,4 %).
Berdasarkan tabel diatas mayoritas
Meskipun sebagian responden tidak
wanita usia subur berumur 31 – 35 tahun
tamatan SMA dan Perguruan Tinggi namun
kategori dewasa tengah yaitu sebanyak 33
sebagian wanita usia subur mendapatkan
responden (39,3%) dari total 84 responden.
pendidikan diluar pendidikan normal seperti
Pada usia dewasa tengah merupakan usia
mendapatkan pendidikan dari adanya
reproduksi yang telah menetap, keadaan
penyuluhan disekitar daerah tempat tinggal,
reproduksinya paling stabil terhadap
dari puskesmas atau lembaga-lembaga lainnya
rangsangan dari luar dan periode fungsi
yang mengadakan penyuluhan dan pengaruh
reproduksinya lebih dari maksimal ( Romauli
media massa. Pengaruh media masa
, 2012 : 47). Sedangkan pada usia 20- 25
mempunyai pengaruh besar dalam
tahun kategori dewasa awal sebanyak 32
pembentukan opini dan kepercayaan sehingga
responden (38,1%) merupakan awal
merupakan bentuk informasi sugesti yang
terjadinya usia reproduksi yang baik. Pada
dapat mengarahkan opini seseorang
usia ini berupa adaptasi awal dari masa
(Azwar,2011:34).
remaja menuju masa dewasa awal dan
penyesuaian diri sangat efektif pada situasi ini Analisis Univariat
(Romauli,2012:47). 1. Sikap Wanita Usia Subur terhadap
Namun pada usia 26 – 30 tahun servisitis
kategori dewasa muda sebanyak 19 responden
(22,6%) merupakan usia reproduksi yang

http://jurnal.unimus.ac.id
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan sikap wanita yang lainnya berperilaku negatif sejumlah 35
usia subur terhadap servisitis orang ( 41,7%).
Sikap Responden Frekuensi Persentase (%)
Dalam penelitian ini wanita usia subur
memiliki perilaku pencegahan sangat baik
Mendukung 43 51,2%
Tidak 41 48,8%
atau tertinggi berupa wanita usia subur selalu
mendukung menjaga kebersihan alat kelamin terutama
Total 84 100% pada saat menstruasi dan setelah hubungan
seksual karena wanita usia subur beranggapan
Berdasarkan tabel 3. frekuensi bahwa menjaga kebersihan serta peduli pada
responden sebagian besar dengan sikap alat kelamin merupakan modal awal dalam
mendukung sebanyak 43 responden (51,2%) menjaga kesehatan alat kelamin agar tetap
sedangkan responden dengan sikap tidak sehat serta di dukung dengan pemeriksaan
mendukung sebanyak 41 responden (48,8%). skrining sewaktu-waktu untuk mendeteksi
Pada penelitian ini sikap wanita usia penyakit lebih awal. Pemeriksaan skrining ini
subur yang tertinggi berupa infeksi leher digunakan sebagai penyaring atau pelacak
rahim sering terjadi karena luka bekas terhadap perubahan sel kearah keganasan
persalinan yang tidak dirawat dan infeksi pada alat kelamin (Widyastuti, Rahmawati
karena hubungan seksual sehingga pada dan Yuliasti Eka,2009:62).
pernyataan ini kebanyakan wanita usia subur Namun ada sebagian wanita usia subur
mengerti tentang sebab terjadinya infeksi memiliki perilaku pencegahan terendah
leher rahim meskipun ada sebagian wanita berupa apabila mengalami gejala disekitar alat
usia subur yang beranggapan lain. Namun ada kelamin, tetap melakukan hubungan seksual
sebagian sikap wanita usia subur yang pada pasangan dengan alasan adanya
terendah berupa pengobatan radang leher keinginan dari individu wanita usia subur dan
rahim tidak dapat dilakukan dengan rasa sakitnya masih dapat diatasi.
pemberian cairan antiseptik pada mulut rahim
sehingga pada pernyataan ini hanya ada Analisis Bivariat
sebagian kecil responden yang menjawab 1. Hubungan antara sikap wanita usia subur
dengan benar dan yakin sebab sikap manusia terhadap perilaku pencegahan servisitis
dalam bereaksi terhadap suatu obyek dengan pemeriksaan skrining
mempunyai kesiapan dengan cara-cara
Tabel 5. Hubungan antara sikap wanita usia subur
tertentu atau berbeda (Azwar,2011:5). terhadap perilaku pencegahan servisitis dengan
pemeriksaan skrining
2. Perilaku pencegahan servisitis pada Wanita
Usia Subur dengan pemeriksaan skrining Variabel Perilaku pencegahan Total %
N % P %
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan perilaku sikap Tidak 7 17,1 34 82,9 41 100
pencegahan servisitis pada wanita usia subur dengan mendu-
pemeriksaan skrining kung
Mendu- 28 65,1 15 34,9 43 100
Perilaku Frekuensi Persentase (%) kung
Responden Total 35 41,7 49 58,3 84 100
Positif 49 58,3% X2 = 19,931 p value = 0,000
Negatif 35 41,7%
Total 84 100% Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui
bahwa jumlah wanita usia subur yang menjadi
Berdasarkan tabel 4. frekuensi perilaku responden adalah wanita usia subur yang
responden dalam pencegahan servisitis mempunyai sikap mendukung berperilaku
sebagian besar berperilaku pencegahan positif positif yaitu sebanyak 15 responden (34,9%)
yaitu sejumlah 49orang (58,3%) sedangkan

http://jurnal.unimus.ac.id
dan yang mempunyai sikap mendukung pencegahan servisitis dengan pemeriksaan
berperilaku negatif sebanyak 28 responden skrining didasari atas sikap yang tidak
(65,1%) sedangkan wanita usia subur yang mendukung terhadap servisitis.
mempunyai sikap tidak mendukung Namun, ada beberapa responden yang
berperilaku positif sebanyak 34 responden mempunyai sikap mendukung terhadap
(82,9 %) dan yang mempunyai sikap tidak servisitis dan tidak berperilaku pencegahan
mendukung berperilaku negatif sebanyak 7 servisitis dengan pemeriksaan skrining. Hal
responden (17,1%). ini mungkin disebabkan oleh faktor
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pendukung lainnya seperti keterbatasan
menunjukkan adanya hubungan antara sikap ekonomi dalam melakukan pemeriksaan
wanita usia subur terhadap perilaku skrining, faktor keluarga dan orang-orang
pencegahan servisitis dengan pemeriksaan yang dianggap dekat yang kurang
skrining. Pada uji Chi Square didapatkan p memberikan dukungan terhadap perilaku
value (0,000) < α (0,05) sehingga dapat pencegahan servisitis dengan pemeriksaan
disimpulkan bahwa ada hubungan yang skrining. Selain itu, ada sebagian wanita usia
signifikan antara sikap wanita usia subur subur yang mempunyai sikap tidak
terhadap perilaku pencegahan servisitis mendukung namun berperilaku positif
dengan pemeriksaan skrining di Kelurahan terhadap pencegahan servisitis dengan
Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang. pemeriksaan skrining. Hal ini mungkin
Hasil analisis yang dilakukan oleh disebabkan karena adanya faktor pengaruh
peneliti menunjukkan bahwa sikap wanita dari saudara, teman maupun tetangga disekitar
usia subur yang mendukung menunjukkan tempat tinggal.
bahwa wanita usia subur berperilaku Hasil penelitian sebelumnya yang
pencegahan positif terhadap servisitis dengan memperkuat yaitu penelitian Menik Purnama
pemeriksaan skrining sedangkan sikap wanita Sari tahun 2011 tentang hubungan
usia subur yang tidak mendukung pengetahuan pasangan usia subur dengan
menunjukkan bahwa wanita usia subur pemeriksaan diri deteksi dini kanker leher
berperilaku negatif terhadap servisitis dengan rahim dengan metode inspeksi visual asam
pemeriksaan skrining. asetat di Kelurahan Penggaron Lor Kota
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat Semarang menunjukkan adanya hubungan
diambil kesimpulan bahwa sikap sangat yang signifikan antarapengetahuan dengan
mempengaruhi perilaku seseorang pemeriksaan diri deteksi dini kanker leher
(Azwar,2011:5). Sikap terhadap suatu rahim dengan metode inspeksi visual asam
perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa asetat.
perilaku akan membawa kepada hasil yang
diinginkan atau tidak diinginkan SIMPULAN
(Azwar,2011:12).
Perilaku wanita usia subur dalam Berdasarkan hasil pembahasan diatas
pencegahan servisitis dengan pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
skrining merupakan suatu kesadaran diri umur responden termasuk dalam kategori usia
dalam melakukan tindakan pencegahan dewasa tengah berumur 31 – 35 tahun
penyakit pada alat kelamin. Pengamatan yang sebanyak 33 responden (39,3%), Pendidikan
telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan responden sebagian besar berpendidikan
wanita usia subur berperilaku pencegahan SMP sebanyak 41 responden (48,8%) dan
terhadap servisitis dengan pemeriksaan sikap responden sebagian besar bersikap
skrining didasari atas sikap yang mendukung mendukung terhadap servisitis sebanyak 43
terhadap servisitis. Demikian pula sebaliknya, responden (51,2%) sedangkan perilaku
wanita usia subur tidak berperilaku pencegahan responden sebagian besar

http://jurnal.unimus.ac.id
berperilaku positif terhadap pencegahan Morgan, Geri dan Carole Hamilton. 2009.
servisitis dengan pemeriksaan skrining Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
sebanyak 49 responden (58,3%). EGC
Ada hubungan antara sikap wanita Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu
usia subur (usia 20 – 35 tahun) terhadap Kandungan . Jakarta : Yayasan Bina
perilaku pencegahan servisitis dengan Pustaka
pemeriksaan skrining di Kelurahan Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu
Kalibanteng Kulon Lebdosari Semarang RW Kandungan . Jakarta : Yayasan Bina
2 RW 3 dan RW 4 dengan nilai p value = Pustaka
0,000 Puskesmas Lebdosari Semarang. 2013 .
Rekapitulasi Hasil Pendataan
Wanita Usia Subur (usia 20- 35
DAFTAR PUSTAKA tahun) di Kelurahan Kalibanteng
Kulon Lebdosari Semarang
Adnyana, Nengah . 2012 . Skrining. Surakarta
Rajab, Wahyudin. 2009 . Buku Ajar
: Akademi Analisis Kesehatan
Epidemiologi untuk Mahasiswa
Nasional Surakarta
Kebidanan . Jakarta : EGC
[internet]http://aaknasional.wordpres
Romauli, Suryati dan Vindari, 2012 .
s.com/2012/03/29/skrining/
Kesehatan Reproduksi Buat
Azwar, Saifuddin . 2011 . Sikap Manusia
Mahasiswa Kebidanan . Yogyakarta
Teori dan Pengukurannya .
: Nuha Medika
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sinclair, Constance . 2010 . Buku Saku
Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia
Kebidanan. Jakarta : EGC
Keperawatan. Jakarta : EGC
Sugiyono . 2012 . Metode Penelitian
Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2011. Profil
Kuantitatif Kualitatif DAN R&D .
Kesehatan Kota Semarang
Bandung : Alfabeta
[internet]http://www.dinkes-
Widyastuti, Anita Rahmawati & Yuliasti Eka
kotasemarang.go.id/?p=halaman_mo
Purwaningrum . 2009. Kesehatan
d&jenis=profil
Reproduksi . Yogyakarta : Fitramaya
__________________________ . 2010. Profil
Kesehatan Kota Semarang
[internet]http://www.dinkes-
kotasemarang.go.id/?p=halaman_mo
d&jenis=profil
Fauziyah, Yulia. 2012 . Infertilitas dan
Gangguan Alat Reproduksi Wanita.
Yogyakarta : Nuha Medika
Gunawan, Surya . 2010 . Mau Anak Laki-laki
atau Perempuan Bisa diatur. Jakarta
: Argomedia Pustaka
KOMPAS,2010[internet]http://health.kompas.
com/read/2010/10/21/13042337/Tiap
.Hari.10.Wanita.Dibunuh.Kanker.Ser
viks?utm_source=WP&utm_medium
=Ktpidx&utm_campaign
Manuaba, Ida Bagus Gde . 2010 . Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

http://jurnal.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai